All Chapters of AYAH UNTUK DEVAN: Chapter 31 - Chapter 40

126 Chapters

Bab 31

Akmal melintasi koridor kelas sebelas. Langkahnya cukup pelan, dengan kedua tangan yang dimasukan ke saku celana abunya. Pemuda itu berhenti di antara para gadis yang sedang menceritakan malam sweet seventeen Rania. Bagaimana tidak, namanya diseret juga. "Kalian mau lihat nggak calon istri gue?" Mereka tersentak, suara Akmal menghentikan aktivitas mereka. "Bukannya kakak pacarnya Rania? Oh, atau udah jadi calon suaminya?" Satu diantaranya menanggapi, dia sedikit tertarik dengan pertanyaan pemuda itu. Pemuda tersebut mengeluarkan ponsel dari saku kemeja sekolah, lalu menampilkan wallpapernya. Foto itu, menggambarkan Akmal yang sedang berbaring diatas sofa dan Helsa yang berbaring di atas tubuhnya. Mereka menatap Akmal yang tersenyum sinis,"cantik banget," lirih salah satu dari mereka."Ini serius, kak? Terus, kenapa dengan malam itu? Kok Rania bilang ke semua orang kalau kakak pacarnya?" Akmal terkekeh, melihat raut wajah adik-adik kelasnya yan
Read more

Bab 32

Helsa menyibak selimut tipis yang dipakainya, dia mungkin akan pulang sekarang. Untuk apa berlama -lama di IGD, sedangkan Akmal pergi meninggalkan sendirian. Biarkan saja dia pergi, biarkan dia menenangkan dirinya sendiri."Suster, saya mau pulang aja ya?! Saya udah nggak apa-apa," ujarnya pada seorang suster yang baru masuk ruangan tersebut. "Saya disuruh rawat nona sampai benar membaik. Tadi, pacarnya minta langsung sama saya," seru perawat ini.Akmal mungkin pergi dengan kemarahannya, namun ia tetap meminta beberapa perawat dìsana mengurus Helsa sampai benar-benar membaik. Helsa berdecak pelan, "saya cuma kena hantaman aja, Sus. Sudah membaik. Antarkan saya ke bagian administrasi sekarang.""Tapi, kalau nona mau pulang katanya nanti saya telpon pacarnya lagi biar dijemput," sela perawat itu.Melihat gadis itu sudah berjalan keluar kamar rawat tersebut, perawat itu mendengus sebal. Gadis keras kepala."Lewat sini, nona," kata perawat itu mengikut
Read more

Bab 33

Sesuai dengan janjinya, hari ini Helsa mau menemani Dito mencari kado untuk orang spesialnya. Padahal laki-laki tersebut sudah mencegah agar   tidak usah pergi bersamanya. Namun, Helsa bersikeras mau menepati janjinya. Masalah Akmal kemarin, Helsa sudah meminta maaf pada pemuda itu. Kata Dito, wajar jika Akmal seperti itu. Laki-laki mana yang senang melihat kekasihnya jalan bersama laki-laki lain, apalagi dengan status Dito adalah mantan kekasih Helsa.Mereka masuk ke salah satu pusat perbelanjaan. Helsa membawa Dito ke salah satu stañd toko yang sering dikunjunginya. Toko tersebut didominasi oleh keperluan perempuan."Sa, feminim banget ini toko," sebut Dito, tangannya mengambil satu boneka berwarna biru. "Kamu sering kesini?" 
Read more

Bab 34

Isakan tangis begitu pilu dari kamar mandi. Gadis bersurai panjang itu duduk pada ubin kamar mandi, dibawah guyuran air dari shower. Menyembunyikan wajahnya di antara lutut. Satu minggu sudah Helsa lalui tanpa Akmal, pemuda itu tidak mengunjunginya setelah kejadian malam itu. Pagi ini kembali lagi tangisan pecah. Dua minggu telat datang tamu bulanan, gadis itu memutuskan untuk membeli testpack dan hasilnya dua garis merah tertera di sana. "Lo nggak boleh ada di rahim gue! Lo harus mati," jeritnya. Memukul berulang kali perutnya yang kini pada rahimnya sudah ada kehidupan. "Lo nggak boleh hidup, lo harus hilang! Gue nggak mau kehadiran lo!" "Akmal, gue nggak mau. Lo jahat sama gue, lo udah nggak sayang gue." *** Sepanjang lorong SMA Diaksa pagi itu terlihat heboh, dengan Rania yang berjalan bergandengan dengan Akmal. Wajahnya berseri-seri karena sudah merasa menang. Malam kemarin Rania dan Akmal resmi berpacaran. Tepat di sebuah cafe
Read more

Bab 35

"Anjing!"Geraman dan umpatan membangunkan gadis disampingnya yang tertidur dengan balutan selimut tebal tanpa busana.Akmal beranjak dari ranjang, mengenakan boxer dan langsung masuk ke kamar mandi."Sayang," panggil gadis itu.Rania, gadis itu menyusul kekasihnya ke kamar mandi. Akmal lupa mengunci pintu, sehingga dengan gampangnya gadis tersebut masuk dengan tanpa busana.Dibawah guyuran shower pemuda itu mandi dengan boxer, mengumpat habis-habisan dirinya sendiri. Tangan halus melingkar di pinggangnya, membuat Akmal melenguh sesaat."Ran, lo pulang sendiri, ya? Gue ada keperluan," ujar Akmal. Ia merasa bersalah dengan gadis itu yang menjadi pelampiasannya, dan lebih lagi ia sudah mengkhianati Helsa."Al, semalam?"Akmal membalikan badan, ia tangkup wajah sendu Rania, "maafin gue.""Maksud kamu?" Rania menatap dalam manik mata pemuda itu. "Akmal, aku sayang sama kamu. Untuk malam tadi, aku nggak apa-apa."Akmal menelan saliva kasar, me
Read more

Bab 36

"Berani lo langgar janji!" Gadis dengan bandana merah itu menatap kesal pada Rania. "Gue nggak pernah melanggar janji. Ini masih bagian dari rencana kita. Karena asal lo tahu aja, ini cara paling ampuh untuk misahin Akmal dan Helsa," sahut Rania. Bohong. Rania sudah tidak peduli dengan rencana mereka. Yah meskipun rencananya itu untuk dirinya sendiri saat ini. "Udah ngapain aja lo sama si brengsek itu?" tanya gadis itu. "Hanya sedikit bermain-main," sahut Rania. "Tidur lo sama dia, hah?" "Itu bukan urusan lo," tukas Rania. "Jangan pernah libatkan perasaan lo ke dalam rencana ini, Rania. Gue udah beri peringatan berulang kali sama lo," kecam gadis itu lagi. "Lo tenang aja, sesuai dengan rencana kita." Gadis itu berdiri, bersiap pergi dari sana. "Jalani sesuai perintah gue!" *** Sudah tiga minggu berlalu Akmal tanpa Helsa, begitupun sebaliknya. Ini terlalu gila bagi pemuda yang saat ini berdiri di pelataran SMA Harapan. Sela
Read more

Bab 37

Semalaman Helsa menunggu di rumah sakit. Membiarkan punggungnya bersandar pada sandaran kursi yang ada di kamar rawat mantan kekasihnya. Helsa bahkan masih mengenakan seragam sekolah. Bella dan Ranaya memutuskan untuk kembali ke rumah. Sebenarnya mereka sudah memaksanya untuk pulang, namun Helsa kekeh untuk tetap di rumah sakit. Sampai pergantian hari pun Dito belum siuman. Entah, pemuda itu terlalu merasakan sakit atau alam bawah sadarnya lebih indah. Hari ini Helsa memutuskan untuk absen sekolah"Selamat pagi," sapa salah satu perawat yang masuk ke kamar rawat itu.Helsa mendongak, guratan lelah pada wajahnya begitu jelas. Dia tersenyum pada perawat itu, dan segera bangkit dari kursi. "Cairan infusnya habis, mau saya pasang yang baru," kata perawat itu, senyumannya tidak luntur."Silahkan, suster."Perawat itu segera mendekati brankar dan mulai melancarkan kegiatannya. Tidak lama kok, dua menit palingan. "Kasihan ya?! Dari kemarin belum sadarkan diri,"
Read more

Bab 38

Satu minggu setelah kepergian Papanya, Helsa dan Mamanya kembali disibukkan dengan rutinitas mereka. Seperti pagi ini, keduanya sarapan bersama. Suasana tampak hening, hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar. "Ma-," Helsa memecah keheningan. "Ia sayang. Kamu butuh sesuatu?" "Mama baik-baik aja, kan?" tanya Helsa. Renata tersenyum, "Mama baik sayang," jawab wanita tersebut. "Kamu cepat makannya, biar nanti ke sekolahannya bareng Mama," kata Renata lagi. Setelah kepergian Yuda, Renata yang akan mengurus perusahaan mereka. Lalu menunggu Helsa selesai pendidikannya, dan bersama membangun perusahaan tersebut. Rambut yang digerai, seragam pramuka yang rapi, Helsa berangkat bersama Mamanya pagi ini. Setelah mengantar anak gadisnya, Renata langsung menuju kantor. "Helsa-," Lima gadis itu menghampirinya, memberi pelukan belasungkawa sekali lagi. "Lo nggak sendiri, lo punya kita," cetus Ranaya. "Kita semua sayang lo," lanjut
Read more

Bab 39

Satu minggu setelah kejadian Akmal memutuskan hubungannya dengan Helsa, pemuda itu sering terlihat bersama Rania. Gadis itu kini memiliki Akmal sepenuhnya. Seperti yang dilihat Arjun dari pintu rumah sekarang, gadis yang sudah tidak perawan itu sedang bermanja-manja diatas pangkuan Akmal. "Bajingan! Playing victim," teriak Arjun. Rania dan Akmal melihat ke arah pintu masuk, Arjun datang dengan wajah marahnya. "Lo yang selingkuh, bangsat! Kenapa jadi lo yang tuduh Helsa?" "Minggir lo!" Pragg!! Rania terjatuh ke lantai hanya dengan satu dorongan kecil dari Arjun. Melihat itu Akmal dengan sigap membantu pacarnya itu. "Mabuk lo?" tanya Akmal. Arjun tertawa miris, sudah ketahuan tapi Akmal masih terlihat santai. "Sakit lo," tunjuk Arjun tepat pada wajah sahabatnya, "otak lo kemana? Lo selingkuhin Helsa terang-terangan kayak gini." "Lo ngebelain cewek murahan itu?" Arjun tersulut emosi mendengar Akmal mengatakan bahwa Helsa cewek murahan
Read more

Bab 40

"Kenapa sih lo kuat banget? Kali ini aja bantu gue," ujar Helsa, bicara pada janin yang ada di rahimnya.Sudah puluhan cara Helsa lakukan untuk menggugurkan janin itu, namun semuanya gagal. Usia kandungannya sudah memasuki bulan keempat, perutnya sudah besar.Helsa berusaha menutupi kehamilannya, dengan dibantu Ranaya. Soal kehamilannya, hanya Ranaya yang mengetahuinya. Sedangkan Diandra, Bella, Keke, dan Citra, tidak mengetahui apapun."Gue salah karena mau lenyapin lo, tapi ini semua karena laki-laki brengsek itu," curhatnya lagi.Malam semakin larut, Helsa belum bisa tertidur karena merasa kurang nyaman."Ma, apa Mama bisa terima kenyataan ini kalau seandainya Helsa jujur? Helsa takut Mama sakit, Helsa cuma punya Mama," lirihnya.Hubungannya bersama Akmal sudah selesai. Pemuda itu bahkan sering tampil beberapa kali di hadapan Helsa bersama Rania.Helsa kembali menangis, mengingat bagaimana dengan manis Akmal memperlakukan Rania. Katakan Helsa cemb
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status