All Chapters of AYAH UNTUK DEVAN: Chapter 21 - Chapter 30
126 Chapters
Bab 21
Sinar mentari pagi menyeruak masuk ke kamar penginapan, penampakkan laut pagi ini sangat tenang. Ini hari kedua Akmal dan Helsa di Labuan Bajo. Sesuai janji Akmal, hari ini mereka mulai melakukan trip. Helsa begitu antusias, pagi-pagi sekali gadis itu sudah menggedor pintu kamar kekasihnya."Katanya harus siap pagi banget, dianya nggak ada tanda-tanda buka pintu," gerutu Helsa, kesal."AKMALL," teriak Helsa sekali lagi.Lalu pintu terbuka menampilkan Akmal yang hanya memakai handuk sebatas pinggang. Helsa tidak peduli, sekalipun handuknya jatuh pun bodoh amat."Nggak usah teriak-teriak, sayang," ujar Akmal.Gadis itu lalu masuk ke kamar tersebut, disusul Akmal setelah menutup pintu."Ini kamar atau kapal pecah?" Helsa memandang kamar kekasihnya, sungguh ini memang layaknya kapal pecah. Ranjang berantakan, pakaian dari koper berserakan."Ya udah sih, entar aja beresinnya," seru Akmal. Ia menghampiri Helsa, lalu memeluk gadis itu."Emang ke kapalny
Read more
Bab 22
Labuan Bajo mungkin akan menjadi tempat favorit Helsa. Seharian ini tidak hentinya gadis itu berkeliling ke sekitar hotel. Bermain di dermaga sekitar, dan menikmati makanan khas daerah tersebut.Setelah makan malam sekitar pukul tujuh, Akmal mengajak Helsa duduk di balkon kamarnya. Dinginnya udara malam membuat dua insan itu saling berpelukan. Seharusnya mereka sudah check out sore tadi untuk menginap di kapal, tapi ada beberapa kendala disana."Besok kita check out nya pagi, kan?" tanya Helsa pada Akmal."Iya, makanya nggak usah dibongkar packingan kamu," jawab Akmal.Helsa mengangguk. Lalu diangkatnya tangan kirinya, menatap cincin yang melingkar di jari manisnya. Itu cincin pemberian Akmal saat ia berulang tahun kemarin."Akmal, kira-kira mereka punya usaha apa ya, nyari kita?""Nggak tahu! Dan nggak mau tahu," pungkas Akmal."Arjun apa kabar, ya?" tanya Helsa, lagi."Mungkin dia udah ditemuin. Dia nggak mungkin nggak pulang ke rumah. Arjun ng
Read more
Bab 23
Kepulangan Akmal ke Jakarta disambut orang tuanya. Dua hari yang lalu setelah dihubungi Dila, mereka akhirnya kembali ke Jakarta. Akmal tidak peduli dengan kehadiran mereka, matanya masih sembab karena menangis seharian.  Dasar cengeng. Kalian tahu, alasan Renata tidak menyetujui hubungan Akmal dan Helsa adalah orangtua Akmal yang sudah berpisah sejak dia kecil.  Kata Renata, Akmal berasal dari keluarga yang tidak jelas asal-usulnya. Sakit, bukan?  "Akmal," panggil Dewi, Mamanya. "Ngapain Mama pulang? Masih peduli sama Akmal? Papa juga, ngapain? Kalian kembali atau tidak, nggak akan mengubah keadaan." Akmal beranjak dari sofa ruang tengah, dan kembali ke kamarnya. 
Read more
Bab 24
Pukul delapan malam, Ando, Ranaya, dan Arjun duduk di sebuah cafe yang tidak jauh dari sekolah. Tadinya hanya ada Ando dan Arjun, tapi Ranaya datang menemui mereka. Gadis itu membawa kabar bahwa besok Helsa akan berangkat ke Kanada.  Bella , Diandra, Citra, dan Keke, saat ini datang ke rumah Helsa. Gadis itu mau menemui mereka semua, perpisahan katanya. Ranaya  memang sempat ke sana, namun memutuskan pergi menemui dua laki-laki itu.   Sejak setengah jam yang lalu, mereka mencoba menghubungi Akmal. Sayangnya, tidak dijawab sama sekali oleh pemuda itu. Bahkan chat pun hanya dibaca. Entahlah, sedang apa dan dimana dia.  "Ini si Akmal kenapa nggak jawab telepon kita? Dia mau lepasin Helsa gitu aja?" Manik mata Ranaya bergantian menatap dua pemuda di hadapannya sekarang.  "Usaha apa kek kalian," raung Ranaya, frustasi melihat kedua pemuda itu biasa saja.  "Apa mungkin Akmal bawah kabur Helsa kedua kalinya?" terkah
Read more
Bab 25
 Langit siang terlihat begitu cerah hari ini. Namun, tak secerah hati pemuda yang duduk di kursi pantry dapur rumahnya. Akmal memandang keluar jendela dapur. Rumah ini tampak tidak berpenghuni, tubuh Akmal memang disini, namun hati dan pikirannya berada jauh.  Tidak pernah terduga bahwa hari ini akan datang. Hari ini, Helsa berangkat ke Kanada. Tanpa ada kabar dari siapapun, bahkan dari sahabat-sahabatnya.  "Akmal," seorang gadis memeluk tubuh polosnya  dari belakang. Matanya melotot ketika mengetahui   gadis ini.  "Tau dari mana lo rumah gue?"  "Tau dong, kan rumah calon pacar," celetuk Rania. 
Read more
Bab 26
  Dua hari tidak sadarkan diri di rumah sakit, akhirnya Helsa siuman. Manusia pertama yang ia lihat saat membuka mata adalah Mamanya dan seorang pria tampan berjas putih.    Dokter Adryan memeriksa kondisinya pasca siuman. Helsa melengos saat Mamanya mengajak bicara. Ia sangat membenci Renata. Wanita tua itu pasti sedang bahagia karena berani membawanya pulang.   "Kenapa juga harus sadar? Kenapa aku nggak sekalian mati aja, sih," komentar Helsa.    "Jangan bicara seperti itu," sambar Adryan.   "Sa, kenalin dokter Adryan. Dia yang akan merawat kamu disini," ujar Renata memperkenalkan dokter Adryan.  
Read more
Bab 27
  Setelah hampir satu minggu absen, hari ini Akmal kembali ke sekolah. Sebelumnya, dia dipanggil kepala sekolah dan guru BK untuk kasusnya beberapa hari yang lalu. Semua sudah dijelaskan dengan sejujurnya, tidak ada yang Akmal tutupi.   Sekolah tidak memberi skors atau SP. Dia hanya diberikan teguran biasa. Akmal juga sudah mengakui kesalahannya.    "Jadi, Helsa tetap di Jakarta? Tapi, kalian backstreet?" tanya Reno.   "Mamanya Helsa keras juga, Papanya gimana?" Kali ini David yang bertanya.   "Papanya itu selalu percaya anaknya," jawab Akmal. Tangannya sibuk merobek-robek kertas yang sudah mulai hancur berkeping-keping. Pandangan Akmal lurus ke halaman tengah s
Read more
Bab 28
Malam minggu adalah malam panjang bagi beberapa pasangan. Entah di rumah atau diluar rumah. Namun, tidak dengan gadis yang masih terbaring di brankar.Selama satu jam tertidur karena pengaruh darah yang masuk ke tubuhnya, akhirnya Helsa bangun dari tidur. Percayalah, ketika tubuh menerima pasokan darah dari luar, rasa kantuk itu sangat luar biasa.Ketika matanya terbuka, tidak ada satupun orang di kamarnya. Dokter Adryan sudah kembali ke apartemennya sejak gadis itu menerima satu kantong darah terakhir.Helsa menghembus nafasnya gusar, bahkan Akmal tidak ada disini. Tadi, sebelum dokter Adryan pulang, dia sempat menanyakan kabar dari Akmal. Pikirnya, mungkin Akmal membalas pesannya. Namun, tidak ada respon dari pemuda itu.
Read more
Bab 29
Sesuai dengan jadwal, hari ini Helsa kembali ke rumah. Untungnya, petugas dari laboratorium mawar medika mengambil darahnya masih pagi. Jadi, gadis itu pulang lebih awal. Tapi, Helsa belum tahu siapa yang akan menjemputnya di rumah sakit. Akmal, pemuda itu bahkan tidak ada kabar sampai sekarang. Sudah lah, Helsa tidak mau menaruh harapan terlalu tinggi. Dokter Adryan masuk ke kamar rawatnya, membawa serta hasil dari laboratorium. Helsa sedikit tersentak, ketika dokter ganteng itu menyentuh puncak kepalanya. Ia masih mengingat perkataan Suster itu semalam, hal itu membuat Helsa sedikit canggung."Kamu udah siap?" tanya dokter Adryan. Helsa mengangguk, posisinya sudah berdiri menghadap dokter itu. "Gimana hasilnya, dokter?" "HB kamu kembali normal. Tapi, ingat, kamu itu belum sembuh sepenuhnya. Jangan banyak begadang, pikiran, dan capek. Saya nggak segan buat sekap kamu di rumah sakit, kalau kamu ngelawan." Helsa tersenyum simpul. Wajahnya mera
Read more
Bab 30
Bunyi pukulan dan tendangan samsak terdengar menggema ke seluruh penjuru ruangan. Malam ini Akmal memutuskan untuk bermain ke tempat latihannya.Tidak ada jadwal latihan, dia hanya ingin. Ya, pemuda itu salah satu anggota Kickboxing. Seni bela diri itu sudah dia tekuni sejak usia lima belas tahun.Akmal masih dirundung rasa bersalah pada kekasihnya. Meskipun menurutnya Helsa tidak mengetahui video itu, tapi tetap saja perasaannya tidak tenang. Seperti ada sesuatu yang menjanggal. Ini pertama kalinya pemuda itu membohongi kekasihnya."Cerita kalau punya masalah?"Suara berat itu menghentikan pukulannya pada samsak yang tak berdosa. Akmal tersenyum hangat mendapati sosok pria bertubuh besar yang berdiri di belakangnya."Coach," sebutnya lalu mereka saling melakukan first bump.First bump : gerakan adu kepalan tangan yang berfungsi seperti jabat tangan atau tos.Pria yang dipanggil coach oleh Akmal tadi bersandar pada ring. Tatapan intens tertuju pada s
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status