Semua Bab Pembalasan Ibu Tiri: Bab 71 - Bab 80
91 Bab
Tina
"Kamu masih muda, jangan ikut terlalu dalam, karena kamu akan terjerumus. Biar tante saja, yang melakukan ini, kamu fokus healing dan meraih masa depan," tolak Rima dengana lembut."Apa yang perlu diraih, Tante?" tanya Tina dengan mata yang muali berkabut. "Semua sudah dihancurkan oleh mereka!" imbuh Tina dengan sangat geram.Rima menggenggam tangan Tina dan memintanya duduk di kursi yang sudah ndisediakan oleh pemilik taman, kemudian dia pergi ke mini market yang ada disekitar sana dan membeli minuman juga roti sebagai pengganjal."Minum dulu," Rima menyodorkan sebotol minuman isotonik pada Tina."Cita-citamu tidak hancur, Tina. Masih bisa kamu raih, masalah jodoh, pasti akan ada lelaki yang menghormati kamu, melebihi dari yang kamu bayangkan." Rima mencoba menasehati Tina, agar gadis itu tidak putus asa dengan apa yang sudah terjadi."Aku sendiri, Tante," Tina menangis, dan Rima menyandarkan kepala remaja itu ke pundaknya. "Mama papa sibuk, hanya bisa memberikan aku uang, tidak memi
Baca selengkapnya
Interogerasi
Ryan langsung merebut ponsel milik lelaki yang terlihat mencurigakan, sebelum lelaki itu hendak kabur. "Saya hanya cari bahan untuk saya upload di media sosial saja!" ujar lelaki yang berjaket kulit dengan mencoba merampas kembali ponsel miliknya. "Tadi, Bu Rima terjatuh kalian diam saja, setelah ada kami, kalian sibuk memvideokannya?" Terdengar amarah di balik suara bass Ryan. "Kembalikan! Atau kalian akan saya laporkan pada polis dengan tuduhan merampok!" ujarnya dengan suara lantang. Pemilik rumah yang pagarnya sengaja Rima tabrak keluar dengan wajah sangarnya, dan tidak lama Pak RT dan securiti komplek datang bersamaan. membuat wajah lelaki berjaket kulit pias. "Bagaimana kalian diijinkan masuk?" tanya Pak RT menyelidiki. "Sa-saya hanya numpang lewat!" sergah lelaki berjaket kulit. "Tangkap saja, Pak. Saya liat dari CCTV, mereka sudah ada di sana sejak tadi sebelum Bu Rima menabrak pagar saya," terang lelaki yang memiliki perut buncit, yang merupakan tetangga Rima. Dengan s
Baca selengkapnya
Menunggu
"Aku tidak menuduhmu, tapi kau tahu siapa kamu dan bagaimana dirimu," jawab Satria dengan ekspresi yang sulit ditebak oleh Rima. "Kalau aku yang memang melakukan itu, kamu mau menangkapku?" tanya Rima dengan nada tinggi."Tidak! JIka benar kamu yang melakukannya, sebaiknya berhati-hati, mereka cukup kuat untuk menghancurkan kamu dan suamimu," saran Satria.Rima tersenyum sinis, ketika mendapati jawaban yang tidak dia inginkan dari Satria. Kemudian dia menghela napas panjang dan menyandarkan punggungnya ke kursi, menghirup udara sebanyak yang dia bisa dan dihempaskan dengan sangat cepat."Terlalu banyak penjahat yang tidak tersentuh!" gumam Rima dan ditanggapi dengan kekehan dari Satria."Pulanglah, aku mau istirahat," pinta Rima kemudian, saat dirinya duduk dengan tegak."Aku akan setia padamu, apapun yang terjadi. Bahkan aku akan melindungimu dari apapun itu, yang akan menghancurkanmu." Satria berdiri tegap menghadap ke arah Rima dengan gayanya yang khas.Sebenarnya, Rima akan tersa
Baca selengkapnya
Ancaman
Pagi hari ini terasa berbeda bagi Rima, dia sangat kesepian. Tidak ada suami, anak dan juga kedua ibunya yang sangat menyayanginya. Rima hanya membereskan kamarnya dan melatih otot-ototnya, kemudian dia baru menyadari, jika kakinya tidak begitu merasakan sakit. Dia berfikir, mungkin efek dari obat yang dibelikan oleh Satria semalam. "Ah, iya!" kemudian dia bergegas keluar untuk menemui polisi yang menjaganya.Namun, yang dicari tidak nampak. Hanya ada tumpukkan kardus bekas di depan gerbangnya. Dengan perlahan Rima membuka kardus-kardus itu, dan betapa terkejutnya dia saat mendapati isinya ular-ular berbisa yang siap mematokkan bisanya."Aa!" Rima dengan keras berteriak dan mengundang penasaran para tetangga yang siap berangkat bekerja.Para tetangga mulai riuh dan berkomentar berbagai ucapan. Membuat Rima tidak berkutik, tidak lama Pak RT datang dengan beberapa orang diantaranya Satria."Pak, suruh mereka pindah saja, kami takut!""Pak, ini tindakan sudah keterlaluan, bagaimana jika
Baca selengkapnya
Ancaman2
Baru saja membaca dua buku, ponselnya berdering berkali-kali. Ingin mengabaikannya, tapi cukup mengganggu konsentrasi Rima. "Tina," gumamnya, ketika melihat siapa yang meneleponnya. Dengan santai Rima menerima panggilan dari Tina, tapi dia merasakan sesuatu sedang terjadi di sana. Rima yakin, Tina sedang tidak baik-baik saja. Telepon yang tidak memperdengarkan suara Tina, malah suara beberapa lelaki yang sedang berdiskusi. Sesekali ada suara yang bertanya pada Tina, apa dia yang melakukan hal itu. Rima mengerti arah tujuan dari pembicaraan itu, saat ini dia harus cepat menyelamatkan TIna, jika tidak dia akan disiksa atau malah berujung kemat*an. Rima menutup buku yang sedang dibacanya, mengambil laptop dan mencari keberadaan Tina dari pesan yang di kirim Tina sebelumnya. Setelah menemukan lokasinya, Rima segera mengganti pakaian, lalu keluar dengan tergesa-gesa. Tentu saja, hal ini menarik perhatian Satria yang masih berada di halaman rumah Rima. "Ada apa?" tanya Satria cemas. Rim
Baca selengkapnya
Tina Terluka
Akhirnya, Rima dan Satria sampai pada tujuannya. Meskipun tadi sempat tersesat, karena kurang akuratnya titik map yang dikirim oleh Tina, mungkin saat mengirimnya dia sedang berada di dalam mobil. Insting Rima cukup kuat, saat mereka tadi salah jalan,"Biar aku yang menyelamatkan gadis itu," ujar Satria yang mencegah Rima turun."Tidak. Wajahnya saja, kamu tidak tahu!" ejek Rima dan ditanggapi dengan senyuman oleh Satria, karena ucapan Rima benar adanya.Saat Rima turun, dia menyiapkan ponselnya untuk merekam dan posisi ponsel itu ada di tas yang sudah di desain dengan sangat baik untuk pengintaian."Kamu seperti detektif profesional," sanjung Satria gemas, melihat Rima mulai mengendap-endap.Mendengar pujian dari Satria, Rima hanya melirik dan kembali menelusuri gedung yang tidak terpakai. Benar dugaan Rima, ada dua mobil yang terparkir di sana dan Rima tahu milik siapa itu."Dugaanku benar," ucap Rima lirih.Satria hanya mengangguk dan memperhatikan sekitar, walau bagaimana pun ini
Baca selengkapnya
Tina terluka2
Rima dan Satria mendadak menjadi kikuk, setelah keduanya dikejutkan dengan suara yang menggelegar."Siapa yang membantumu!" tanya seseorang yang belum pernah Rima temui.Sepertinya, kasus Sherly banyak melibatkan orang-orang penting. Terbukti, satu-persatu mereka menunjukkan diri tanpa diminta.Rima hanya bisa menggeram, saat rambut Tina ditarik ke belakang oleh lelaki yang berpenampilan sangan eksentrik. Rima melangkahkan kaki kanannya dan langsung ditahan oleh Satria."Sabar dulu, jangan gegabah, atau anak itu dalam bahaya!" Satria memperingati Rima.Rima kembali mundur, saat seseorang tidak sengaja melihat ke arah mereka. Bodyguard itu mendekat, tapi terhenti oleh suara sirine yang terdengar dari kejauhan. Mereka saling pandang, lalu dengan cepat pergi meninggalkan Tina, hanya menyisakan dua orang. Lelaki berpenamapilan eksentri dan satu orang bodyguard yang terlihat sangat sangar.Sirine semakin terdengar mendekat, membuat dua orang penjah*t tersebut ketar-ketir. Pasalnya, Dito me
Baca selengkapnya
Alat sadap
Rima segera turun dari mobil dan berlari menuju tina yang berguling di aspal. tubuh setengah polosnya kembali terlihat, karena kain yang menutupi tubuhnya tersangkut pada jok mobil. "Kamu kenapa?" selidik Rima. Tina diam, menahan sakit pada siku tangannya yang terbentur aspal. Juga tubuhnya masih terasa perih akibat penyiksaan tadi. Dengan pelan, Tina memberi kode pada Rima, dengan lirikan matanya. Rima yang masih belum paham hanya bisa bertanya ada apa dan kenapa, membuat Tina pasrah. Namun, seketika wajah Tina berubah saat Satria mendekatinya. Lelaki yang sempat menjadi pujaan hati Rima, memeluk Tina dan meraba bra milik remaja itu, tapi terhenti saat mata Tina memberi kode. "Apa-apan kamu!" Rima terlihat sangat kesal pada Satria membuat dirinya mendorong lelaki yang jongkok di sampingnya. "Hmm, maaf!" ujar Satria lirih. Rima hanya tidak menyangka, jika Satria melakukan hal tidak senonoh di depannya. Mungkin hanya tergoda oleh tubuh sintal Tina. "Dia tu, harusnya kamu lindungi
Baca selengkapnya
Dua minggu
Mata Rima melirik ke arah jalan, di mana para penjahat itu sedang duduk manis di dalam mobil. Mereka sepertinya sedang mendiskusikan sesuatu dan tidak lama kemudian, mobil melaju dengan sangat cepat, meninggalkan rumah sederhana yang menjadi tempat Rima, Satria dan Tina. Rima menarik napas dalam dan menghempaskannya dengan bertenaga."Maaf!" ujar Rima dengan senyum manis ke arah Satria, yang masih memegangi pipinya."Sakit!" balas Satria dengan wajah cemberutnya, karena taqhu itu hanya untuk berpura-pura, tapi sakitnya nyata.Jika Rima tidak menikah, mungkin Satria dan Rima menjadi pasangan yang sangat serasi. Tina pun merasa seperti itu."Om dan tante saling kenal?" tanya Tina."Kenal semenjak Sherly menjadi pesakitan," ujar Rima lirih.Rima tidak melihat Satria yang melambaikan tangan pada Tina, menandakan mereka sudah lama kenal. Meski masih remaja, Tina tahu artinya. "Kalian seperti kekasih yang lama tidak jumpa, dan terhalang oleh pernikahan tante Rima," tebak Tina, dan sukses m
Baca selengkapnya
Jangan menyerah
Setelah tidak ada yang membantah, Rima meminta Satria untuk membawa Tina berobat dan menjaganya beberapa hari ke depan."Jangan mengatakan apa pun perihal aku padanya, bisa-bisa semuanya hancur!" bisik Rima pada Tina sebelum dirinya pergi.Tina mengangguk patuh dan memberikan pelukan pada Rima, berharap Rima akan baik-baik saja melawan keluarga Dito yang sangat kaya raya dan sulit terjankau oleh tangan hukum."Aku pergi dulu, ojek sudah menunggu," ujar Rima yang sudah memesan ojke sebelum mengatakan hal-hal tadi, karena dia tahu bagaimana Satria."Kenapa sih, kamu seperti ini?" tanya Satria."Apa perlu kita bahas sekarang?" tanya Rima dengan nada rendah, tapi terdengar menyakitkan bagi Satria.Rima melangkah pergi, dengan ojek yang sudah menunggunya. Setelah memastikan semua aman, Rima meminta tukang ojek mengantarnya pada alamat yang dia tuju, atau tidak sesuaai dengan apa yang tertera di aplikasi."Om, meski tante Rima ceroboh, tapi dia bisa seperti iblis yang menakutkan disaat terd
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status