All Chapters of GREET'S WILDEST DREAM: Chapter 21 - Chapter 30
104 Chapters
Take Care Of Him
Aku berusaha berpikir apa yang harus kulakukan. Aku mendengar erangan pelan Tristian. Pelan-pelan aku memejamkan mata dan mengatur napasku. Aku harus menguasai diri. Jangan panik Greet, jangan panik!Ketika aku sudah mulai tenang. Aku membalikan badannya dan membenarkan posisi tidurnya. Aku mencari handuk untuk mengelap keringat yang membasahi tubuhnya dan baju baru yang kering. Aku membuka setiap bagian lemarinya karena aku tidak tahu dimana letak pakaiannya. Setelah berhasil mendapatkan apa yang aku perlu, aku segera kembali ke Tristian yang terlihat pucat, lemah tak berdaya. Aku merasa cemas, sedikitpun dia tidak membuka matanya.Aku membuka bajunya yang basah dengan sedikit susah payah dan segera mengelap seluruh badannya. Setelah itu, aku memasangkan baju baru. Lalu aku berjalan keluar kamar dan mencari-cari tempat obat. Aku melihat ada laci yang berada dalam keadaan setengah terbuka di bagian bawah kitchen set bernuansa hitam itu. Untunglah dengan mudah aku menemukan banyak maca
Read more
Right And Wrong
Aku menggeliat saat merasakan usapan pelan di pipiku. Mataku terpejam ingin kembali tidur, tapi kemudian kecupan-kecupan ringan membuat kantukku hilang dan membuka mata."Hai ..." sapanya.Aku tersenyum. "Hai ..." Suaraku serak. Lalu aku teringat dengan kondisi semalam dan langsung menyentuh dahinya. Aku bernapas lega saat merasakan suhunya sudah normal, sama hangatnya denganku."Udah enakan?" tanyaku.Dia mengangguk. "Masih pusing sedikit pas bangun ke kamar mandi tadi, tapi better.""Kenapa ga bangunin aku? Aku bisa anterin kamu."Dia tersenyum lalu mengecup hidungku. Dia menarikku masuk ke pelukannya. "Maaf aku ngerepotin kamu."Aku menggeleng. "Aku khawatir banget .... Kenapa ga kabarin sih?""Hmm ... aku tepar banget kemarin itu, aku pikir cuma kurang tidur aja, tapi aku ga sanggup bangun pas paginya, kepalaku muter ga karuan.""Kamu kecapekan itu." sahutku."Iya, pas ke Bali ada yang kuras tenagaku."Aku terdiam sejenak lalu mengerti maksud perkataan pria itu dan mencubit perutn
Read more
Selfish
Dadaku berdebar seolah sedang bersiap untuk mencuri. Aku menarik napas dalam berkali-kali, sambil terus melirik ke arah tiga orang lainnya. Aku meyakinkan diri agar dapat menekan tombol dengan cepat tanpa ada yang tahu.Tanganku terangkat, aku baru menekan satu panel angka saat pintu terbuka dari dalam membuat jantungku melompat. Wajah Tristian terlihat membuat aku bernapas lega."Tian ..." Mba Luna melewatiku menyapa pria itu. Kami bertiga mengekor di belakang. Aku lebih banyak diam daripada yang lain. Mba Luna, mas Andreas dan Leon banyak bertanya pada Tristian.Pria itu terlihat lebih segar, dia sering melirik dan tersenyum. Aku sedikit kurang nyaman saat melihat interaksi Tristian dan mba Luna. Tidak ada perlakuan khusus dari Tristian tapi mba Luna seolah sudah sering kemari, dia menyiapkan makanan untuk pria itu yang kami beli sebelum sampai kemari, lalu membuatkan teh untuk kami bertiga.Mereka berdua duduk berhadapan di meja makan kecil yang memang untuk dua orang saja, sedangk
Read more
Tossed Around
Aku mengulum bibirku, rasanya percaya dengan apa yang dia katakan. Tapi kekhawatiran melingkupi benakku, pikiran jahat menguasai pikiranku. Rasa egois itu muncul dan aku langsung memeluk Tristian. Dia terjengkang duduk saat aku menghambur ke dada pria itu. Tapi dengan mudah dia bisa menahan tubuh kami berdua."Maaf, aku cemburu ..." bisikku.Aku dapat merasakan dia tersenyum walau wajahnya ada disamping wajahku."Maaf Bee, buat kamu cemburu. Tapi aku senang ... itu artinya kamu ...."Aku membungkam bibir Tristian dengan bibirku, tidak ingin mendengar hal yang selalu aku sadari selama bertahun ini.Dengan senang hati Tristian langsung memagut bibirku, dia mengguling tubuhku sehingga aku berbaring di lantai. Aku pun seolah tidak peduli dengan lantai keras itu, aku hanya sibuk mengalirkan perasaanku pada pria itu.Saat tangan Tristian mulai bergerilya dengan tidak sabar, aku tiba-tiba teringat tentang keadaannya."Wait ... Wait ..." Napas kami berdua tersengal. "Nanti kamu sakit lagi ...
Read more
Unfinished Scene
Flashback OnAku berjalan ke arah lapangan basket kampus, Tristian bilang dia akan main basket dengan kawan-kawannya sebelum kami pergi makan malam merayakan acara wisuda yang akan di adakan lusa. Rasanya sudah tidak sabar, ada rasa bangga menyeruak akhirnya aku bisa menyelesaikan kuliahku.Mama dan Papa bilang akan datang besok malam dari Jakarta, aku rencananya akan mengambil baju kebaya di butik langganan Mama sepulang dari dinner dengan Tristian.Aku melongok ke tengah lapangan, tidak terlihat pria itu di antara para orang yang sedang main basket. Walau suasana ramai, dengan mudah aku pasti melihatnya. Tapi dia benar-benar tidak ada. Aku mendekat ke beberapa orang yang sedang duduk, lalu dengan berani menghampiri salah satunya."Mm.. sorry, lihat Tristian ga?" tanyaku. Seorang cowok memandangku heran, matanya naik turun melihatku lalu menjawab dengan acuh sambil tersenyum mengejek."Di ruang ganti kali ..." Dia kembali berbincang dengan temannya.Ini yang sering aku alami, aku sel
Read more
Doubting My Self
Aku menutup mulutku sambil menggeleng. Mataku berkaca-kaca."Ian kayak orang gila nyariin lo setelah wisuda itu. Gw juga heran lo kayak hilang ditelan bumi. Udah setengah sédéng tuh bocah putus asa nyariin lo."Aku meremas tanganku. Informasi baru ini membuat dadaku sesak."Lo mau maafin gw kan Greet? Ian sahabat baik gw. Beberapa bulan lalu dia cerita kalau akhirnya dia ketemu lo lagi, dan gw ngerasa ... perasaan dia buat lo masih ada."Aku menggeleng, ternyata Tristian memang sungguh-sungguh saat dia bilang kalau dia menyayangiku."Greet?" Jordan terbingung dengan sikapku yang tiba-tiba tertawa tidak jelas."Dan ... gw ... haha ... astaga!! Thankyou Jordan, gw ga bakal yakin sama Tristian kalau lo ga bilang apa-apa sekarang."Jordan tersenyum. "Gw mau liat dia happy. However, dia sahabat baik gw. Gw kenal sifat dia. Kalau dia bilang dia bakal dapetin lo lagi, maka itu yang bakal dia lakuin."Aku tercengang menatapnya. "Dia bilang gitu?"Jordan mengangguk. "Apa lo ga sadar kalo dari
Read more
Reckless Man
Suara ketukan pintu membuat aku bangun dan menggeliat."Sayang ... Ayo bangun, sudah jam delapan nih ..."Dengan enggan aku duduk, mataku terasa pegal karena menangis sepanjang malam. Aku melangkah lesu ke kamar mandi dan mencuci mukaku.Bengkak ...Mataku terlihat seperti habis di antuk tawon.Aku menghela napas tidak peduli, aku tinggal mencari alasan bila Mama atau Papa bertanya. Aku tidak melirik lagi ke arah jendela, tidak ingin berharap Tristian masih menunggu. Dia berhenti menghubungiku sejak pukul dua dini hari. Aku yakin dia menyerah dan pulang.Aku turun ke lantai bawah, sedikit heran mendengar suara Papa dan entah siapa sedang bercakap-cakap sambil sesekali tertawa.Mataku terbuka lebar tidak percaya saat aku melangkah keruang makan dan melihat orang yang duduk di depan Papa."I ... ian?"Mereka menoleh bersamaan, tapi mataku terfokus pada pria yang menyeringai lebar."Morning Greet ..."***"Jadi kalian pernah satu kampus? Kok Mama ga pernah dengar soal Tristian?" Mama meno
Read more
Dare To Take Risk
Aku menghela napas, mataku melirik ke arah pintu kamarnya, terkejut melihat pria itu tengah berdiri sambil menatapku. Entah berapa lama dia sudah berdiri disana. Aku mengangkat kedua gelas dan berjalan."Aku bikin kopi." sahutku tanpa menatapnya lagi lalu duduk di sofa tv-nya.Dia mengeringkan rambutnya yang basah sambil duduk di sampingku. Kami terdiam menatap tv yang tidak menyala. Aku meremas cangkir yang terasa panas itu, lalu satu tangan Tristian meraih tangan kiriku, mengaitkan jemari kami membuat aku menoleh padanya."Aku ... khawatir banget semalam. Kamu menghilang begitu aja. Greet ..." Tristian mengambil cangkirku dan meletakannya di meja. Dia meraih tanganku satu lagi, menariknya mendekati pipinya. Aku bergeser miring menghadapnya."Jordan ... Udah cerita soal apa yang kalian obrolin semalam." sambungnya."Maaf Bee ..." dia menggeleng, "Aku ga tau kalau ... Aku udah bikin salah paham dan nyakitin kamu."Aku menggigit bibirku, padahal aku yang salah karena berkesimpulan sendi
Read more
Sweet Tristian
Aku menjatuhkan kedua tanganku yang tadinya bersiap memukul dia lagi. Aku merasa lemas, aku tahu kejadian itu lima puluh persen juga karena kemauanku. Tapi tetap saja mendengar dia punya rencana seolah ... aku di jebak. Aku terduduk lemas di lantai, menaruh wajahku ke pangkuan dan menunduk."Bee ... please maafin aku. Aku pasti tanggung jawab." Dia menarik tanganku sambil jongkok disebelahku.Aku terisak, bukan itu maksudku. Aku hanya kesal pada diriku sendiri karena membiarkan rasa ego dan gairah menguasai pikiranku saat itu."Itu pertama kalinya buat aku, Ian ..." Aku menyentak tangannya. Aku merasa malu, entah apa pikiran pria itu saat aku dengan mudahnya .... Aku kembali menutup wajahku dengan tangan."Bee ... hei, Bee ..." dia menariknya hingga aku menatapnya. Tristian menangkup wajahku."Itu juga pertama kalinya aku bercinta dengan ... seorang perempuan"Aku menarik cairan di hidungku. "Bohong!" ketusku.Dia tersenyum sambil menghapus airmataku dengan jarinya. "I swear to God ..
Read more
Sarcasm Mouth
Sudah hampir satu bulan berlalu sejak aku menyandang status sebagai pacar rahasia Tristian. Kami seperti bocah SMA yang sembunyi-sembunyi menjalin hubungan dibelakang para orangtua, tapi ini bedanya aku menyembunyikan hubungan kami dari mba Luna dan orang-orang kantor.Pergi keluar kota saat kerja seperti kesempatan kami untuk berkencan, itupun tetap kucing-kucingan dari rekan kerja lainnya.Kenapa Tristian belum memutuskan untuk bilang pada mba Luna? Aku yang melarangnya, toh aku selalu tahu kok kalau Tristian sedang bertemu mba Luna, mereka tidak pernah berduaan dan selalu bertemu di tempat ramai, lagipula Tristian lebih banyak menghabiskan waktu denganku, apalagi saat weekend, kami pasti seharian ada di apartemennya.Kali ini kota tujuan kami ke pantai Pelabuhan Ratu yang terletak di kabupaten Sukabumi. Kami akan menginap selama tiga malam. Kebetulan team satu lagi akan bergabung dengan kami setelah dari Bogor, Tristian bilang sekalian mini gathering, khusus dua hari satu malam unt
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status