Share

Right And Wrong

Aku menggeliat saat merasakan usapan pelan di pipiku. Mataku terpejam ingin kembali tidur, tapi kemudian kecupan-kecupan ringan membuat kantukku hilang dan membuka mata.

"Hai ..." sapanya.

Aku tersenyum. "Hai ..." Suaraku serak. Lalu aku teringat dengan kondisi semalam dan langsung menyentuh dahinya. Aku bernapas lega saat merasakan suhunya sudah normal, sama hangatnya denganku.

"Udah enakan?" tanyaku.

Dia mengangguk. "Masih pusing sedikit pas bangun ke kamar mandi tadi, tapi better."

"Kenapa ga bangunin aku? Aku bisa anterin kamu."

Dia tersenyum lalu mengecup hidungku. Dia menarikku masuk ke pelukannya. "Maaf aku ngerepotin kamu."

Aku menggeleng. "Aku khawatir banget .... Kenapa ga kabarin sih?"

"Hmm ... aku tepar banget kemarin itu, aku pikir cuma kurang tidur aja, tapi aku ga sanggup bangun pas paginya, kepalaku muter ga karuan."

"Kamu kecapekan itu." sahutku.

"Iya, pas ke Bali ada yang kuras tenagaku."

Aku terdiam sejenak lalu mengerti maksud perkataan pria itu dan mencubit perutn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status