All Chapters of Kekasihku Menikahi Saudari Tiriku: Chapter 41 - Chapter 50
52 Chapters
AYAH KENAPA
Setelah sarapan pasangan pengantin baru ini menghabiskan waktu di dalam kamar sebelum sore nanti chek out dari hotel.Annisa sedang menikmati cemilannya duduk di sofa sambil menonton TV, sedangkan pak Arkan kembali sibuk dengan laptopnya duduk di samping Annisa."Serasa jadi istri kedua." Celetuk Annisa.Pak Arkan menengok ke arah Annisa lalu memeluk dan mencium bibir Annisa sambil terkekeh."Mas... " Rengek Annisa melepaskan pelukan pak Arkan."Istri saya cemburu." Ucap pak Arkan mencubit hidung Annisa."Sana ih,lepasin Nisa,cemilannya jadi tumpah kan ini." Sungut Annisa menunjukkan cemilannya yang sedikit remuk akibat pelukan pak Arkan.Pak Arkan kembali mencium bibir Annisa lalu melepaskan pelukannya."Cari-cari kesempatan aja." Ucap Annisa cemberut yang masih kesal dengan pak Arkan.Pak Arkan hanya tersenyum menanggapinya lalu kembali fokus dengan laptopnya.Hening sesaat hanya suara TV yang terdengar.Annisa yang kembali kesal karena di cuekin"Mas matiin laptopnya Annisa
Read more
MEREKA PENGHIANAT
Samar-samar aku dengar suara mamanya pak Arkan sedang berbicara entah dengan siapa aku tak mengenali suaranya.membuka mata sedikit demi sedikit,yang pertama kali ku lihat ruangan serba putih dengan bau yang menyengat berasal dari obat-obatan. ku lihat mama tak jauh dari tempatku sedang berbicara dengan seorang dokter."Ma... " Panggil ku. mama menengok langsung mendekati ku kuatir. "Kamu sudah sadar sayang." Ucapnya mengusap tangan dan kepalaku sayang."Ada yang sakit? pusing ga sayang?" Tanyanya kuatir."Nisa baik-baik aja ma." Jawabku lirih."Dokter bisa di cek kondisi anak saya?" Pinta mama kepada dokter yang tadi mengobrol bersamanya."Baik bu." Jawab pak dokter seraya memeriksa ku. "Saya periksa dulu ya mba." ijin pak dokter.Aku hanya mengangguk."Kondisi nya sudah baik bu,hanya perlu istirahat saja untuk memulihkan tenaganya." Ucap pak dokter tenang."Syukurlah dokter." Jawab mama."Jangan lupa makan terus di minum obat dan vitaminnya ya bu,saya permisi dulu." Perint
Read more
KEBAHAGIAAN DAN KESEDIHAN
Sudah tiga bulan setelah kejadian itu,kondisi ayah pun sudah membaik,kak Armand dan keluarganya pun memutuskan tinggal bersama dengan ayah,agar ayah tak kesepian,ada cucunya yang selalu menghiburnya setiap hari.Pak Arkan pun membeli rumah tak jauh dari rumah ayah,agar aku bisa mengunjungi ayah setiap saat katanya,pak Arkan memang sangat pengertian.Untuk Rahmah,bu Ajeng dan papanya entah di mana mereka saat ini,anak buah kak Armand dan pak Arkan masih terus mencari nya untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. _________ Duduk di sebuah cafe setelah bertemu klien mewakili kak Armand yang tak bisa bertemu karena sedang menyelesaikan pekerjaan nya yang lain,setelah selesai meeting aku memutuskan untuk bersantai sejenak menikmati kopi di sore hari ini.Pak Arkan masih mengijinkan ku untuk bekerja membantu kak Armand di perusahaan ayah asalkan tetap menjaga kesehatan dan komunikasi kami tetap berjalan lancar.Sebelum bertemu klien tadi aku sudah mengabari pak Arkan,dia ta
Read more
GARIS DUA
GARIS DUA.. Mulutku menganga tak percaya, ku tutup mulutku lalu terisak.Di saat seperti ini kenapa engkau hadirkan dia. Tangis ku pecah tak kuasa menahan beban berat ini,badan ku meluluh ke lantai, duduk dan memeluk kedua lutut ku.Bukan aku tak bersyukur atas kehadiran janin di dalam perut ku tapi kondisinya yang tidak tepat saat ini,pak Arkan yang membohongi ku, apa dia akan menerima janin yang ada di kandungan ku. Setelah tangis ku mereda, ku putuskan untuk mandi dan bersiap untuk pulang.Ya.. setelah memikirkan semuanya aku memutuskan untuk pulang dan mencari tau siapa perempuan yang sedang bersama pak Arkan kemarin di cafe.sebelum pulang ku putuskan untuk memeriksakan kehamilan ku terlebih dahulu,ingin mengetahui kondisinya,sengaja mencari klinik bersalin yang biasa saja karena ingin merahasiakan nya untuk sementara waktu."Selamat ibu,usia kandungan anda sudah memasuki minggu ke 5." jelas dokter tersenyum. "Terimakasih dok,bagaimana kondisinya?" Tanyaku."Janinnya sehat, ib
Read more
SIAPA PEREMPUAN ITU MAS
Selesai makan malam,aku berpamitan ke kamar terlebih dahulu, aku ingat untuk segera meminum vitamin yang dokter berikan tadi dan meminum susu, untungnya tadi setelah dari klinik aku pergi ke swalayan untuk mencari susu hamil dan menemukan susu dalam kemasan siap minum jadi bisa meminumnya langsung, aku menyembunyikan nya di dalam tasku bersama dengan vitamin dari dokter.Saat sedang menonton TV di dalam kamar, pak Arkan masuk ke dalam kamar mendekati ku."Boleh saya di sini?" Ucapnya."Silahkan." Jawab ku cuek.Pak Arkan duduk di kasur di samping ku."Kita harus bicara." Ucapnya menatapku."Bicara saja." Jawabku masih acuh menatap layar TV. "Lihat saya Nisa." Pintanya menarik tanganku."Ngomong aja, Nisa dengerin." Ucapku menarik tanganku yang di genggamnya.Terdengar pak Arkan menarik napasnya."Yang kamu lihat di cafe tak seperti apa yang kamu pikirkan,saya tak ada hubungan apa pun dengan perempuan itu, dia hanya masa lalu saya." Jelasnya tapi tak cukup membuatku puas.Pak Ar
Read more
ARKAN BERTEMU MASA LALU
Beberapa bulan yang lalu saat Annisa dan ayah di rawat di rumah sakit aku tak sengaja bertemu dengan bu Dina sedang berada di kantin rumah sakit,duduk terdiam seorang diri. Entah mengapa kaki ini melangkah menuju ke arahnya,dan mendekatinya."Bu, sedang apa?" Sapa ku.Bu Dina sempat terkaget melihat ke arah ku."Ibu sedang minum kopi." Jawabnya yang sedikit aneh."Boleh saya duduk." ijin ku."Silahkan nak." bu Dina mempersilakan."Siapa yang sakit bu?" Tanyaku seraya mendudukkan diri di kursi di hadapan bu Dina."Hhmm... i-tu... itu Dira yang sakit." Jawabnya ragu dan gugup."Dira,sakit?" Tanyaku kaget,bukannya Dira sedang di luar negeri ikut suaminya,ah.. mengingatnya sedikit membuat hati berdenyut sakit.Bu Dina hanya mengangguk."Sakit apa?" Tanyaku lagi penasaran."Di-a, Dia hampir keguguran." Jawabnya terbata."Keguguran,Dira sedang hamil bu?" Tanyaku."I-iya sudah 4 bulan." Jawab bu Dina."Bukannya Dira Sedang berada di luar negeri bu? " Kenapa jadi penasaran seperti ini.
Read more
MASALAH BARU
Semenjak kejadian hari itu selalu ada saja yang menjadi alasan bu Dina memintaku untuk bertemu dengan Dira,karena hanya dengan diriku ini Dira bisa menjadi tenang.Dira pun tak segan dan tak merasa risih menunjukkan kemanjaannya di hadapanku padahal dia tau aku sudah menikah karena melihat cincin di jari manis ku, dan menanyakan tentang Annisa lewat bu Dina."Mas, akhirnya kamu datang juga, aku nungguin dari tadi." Ucapnya saat melihat ku datang ke apartemen nya atas permintaan bu Dina.Dira menarik ku menuju sofa yang berada di ruang TV apartemennya,mendudukkan ku dan dia pun duduk di samping ku dengan tangannya yang terus menggandeng tanganku tanpa risih sedikit pun,justru aku yang merasa sangat risih sekali,pernah suatu waktu aku menjauh dari tempat duduk nya dan melepas kan rangkulannya tapi ternyata Dira tak Terima dan memasang wajah sedihnya."Mas, lihat ini hasil USG kemarin,kamu sih ga bisa antar aku USG." Ucapnya cemberut dan menunjukkan hasil USG bayinya.Aku hanya me
Read more
MENYELESAIKAN MASALAH
Sampai pagi pun Annisa masih belum pulang juga,mama pun menginap semalam karena mengkhawatirkan Annisa.Selesai sarapan aku kembali ke lantai atas untuk mencari info dari orang-orang ku yang ku tugaskan mencari Annisa kemarin,mereka belum menemukan tanda-tanda keberadaan Annisa.Terdengar suara mobil Annisa masuk ke halaman rumah,gegas ku langkahkan kaki turun ke lantai bawah menuju pintu depan ternyata mama sudah berada di sana.Terlihat sekali wajah Annisa yang muram."Nisa sayang,mama khawatir." Ucap mama lalu memeluk Annisa."Nisa baik-baik aja ma." Jawab Annisa lalu membalas pelukan mama.Aku yang berada di belakang mama tak di hiraukan nya."Boleh Nisa ke kamar ma?" Pintanya setelah melepaskan pelukan mereka."Boleh sayang." Jawab mama tersenyum mengelus kedua pipi Annisa.Annisa berjalan dengan menundukkan kepala melewati ku yang berdiri mematung saat Annisa melewati ku begitu saja."Nisa." Aku memanggilnya saat Annisa akan menaiki tangga menuju kamar kami."Iya." Jawabny
Read more
TERBONGKAR
Aku benar-benar menumpahkan air mata ku di pelukan mama,mama dengan eratnya tak melepaskan pelukannya,dengan sabarnya mama menunggu ku untuk menceritakan apa yang sedang terjadi denganku dan pak Arkan.Tangisan ku pun berhenti tapi tetap berada di pelukan hangatnya mama, enggan sekali tuk melepaskannya, ini sangat nyaman. Aku tak seberuntung anak-anak di luar sana yang bisa merasakan pelukan hangat seorang ibu setiap saat,menyesal sangat amat menyesal karena tak memanfaatkan waktu dengan berharga tuk selalu memeluk ibuku dulu.Tapi sekarang aku merasakan amat sangat beruntung bisa mendapatkan dan di pertemukan dengan ibu mertua yang amat sangat baik,pengertian dan selalu ada untuk ku serta kehangatannya yang membuat ku nyaman seperti sekarang ini,beliau dengan sabar menunggu ku untuk bercerita."Sudah tenang sayang?" Tanyanya mengusap kepalaku lembut dan tersenyum,senyuman mama ini menghangatkan hatiku."Sudah ma." Aku mengangguk."Ceritakan sama mama apa yang terjadi dengan k
Read more
TERBONGKAR
Annisa masih berada di dalam ruangan unit gawat darurat,pak Arkan nampak pucat dengan perasaan tak menentu setelah mengetahui kalau Annisa sedang hamil,pak Arkan menyesal dengan apa yang telah dia perbuat terhadap Annisa. Dia bersumpah tak akan pernah memaafkan dirinya sendiri kalau sampai terjadi sesuatu dengan Annisa dan calon anaknya itu.Pak Arkan duduk di kursi di depan unit gawat darurat menunggu kabar dari dalam,wajahnya sudah penuh dengan luka memar akibat di pukuli pak Arthur papanya tadi begitu sampai di rumah sakit setelah di hubungi bu Ayunda mamanya pak Arkan.__________Setelah mengatakan Annisa hamil bu Ayunda berlari menghampiri Annisa yang akan di angkat oleh beberapa suster yang akan di bawa menuju ruang unit darurat.Pak Arkan yang terlebih dahulu mengangkat badan Annisa membawanya sedikit berlari menuju ruangan gawat darurat,pikirannya sudah sangat kacau sekali.Di belakangnya, di ikuti mamanya yang tak kalah paniknya dengan pak Arkan, sambil tangannya meng
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status