All Chapters of Nafkah Batin Basi: Chapter 161 - Chapter 170
200 Chapters
Bab 161. Permintaan Mengejutkan Dari Regina
Bab 161. Permintaan Mengejutkan Dari Regina Gadis itu menatap Daffin dengan lembut. Sorot mata teduh Amelia, isyaratkan ketenangan. Daffin mengalah. Menghela nafas, lalu membuangnya perlahan, itu sebagai cara untuk menghalau kemarahan. “Pak Daffin tunggu di mobil, ya! Saya segera datang, em?” bisik Amelia pelan. “Baik, aku tunggu di mobil! Berjanjilah si bangs*t Andre itu tak lagi menyentuhmu meski seuujung kuku!” tegasnya. “Ya, aku janji! Tapi, kalau Bapak tidak keberatan, tolong salam dulu papa saya, tolong bersikap sopan, maaf, bukan bermaksdu mengajari apalagi mengatur Anda, Pak Daffin. Tapi, ini demi saya. Boleh, kan, saya meminta ini, Pak?” Amelia memohon. Betapa gadis itu sangat takut, kalau sampai Daffin bersikap kasar dan angkuh juga di hadapan ayahnya. Itu akan sangat menentukan nasip hubungan mereka selanjutnya. Meskipun Amelia belum tahu bagaimana respon Daffin terhadap dirinya, setelah pria itu mendengar pernyatan cintanya melalui Andre tadi. “Baik, aku akan tu
Read more
Bab 162. Rahayu Kritis
Bab 162. Rahayu Kritis “Tolong kau lepas dia! Biarkan dia bahagia, kasihan dia! Demi kebahagian orang-orang di sekitar, dia selalu mengorbankan kebahagian diri sendiri,” ucap Regina membela Amelia. “Ma! Mama bicara apa!” sergah Andre tak percaya. “Jangan egois, Nak! Amel tak mencintaimu! Jangan kau paksa! Kasihan dia. Mama tahu, dia pasti akan menurut pada apapun perintah papanya. Tapi dia akan menderita, apa kau tega, melihat wanita yang kau cintai menderita demi kebahagiannmu!” “Ma ….” “Mas Anwar, izinkan Amel pergi, Pak Daffin menunggunya!” Regina mengusap pelan bahu Anwar. Tangan wanita itu menggantung di sana. Anwar bergeming beberapa saat, lalu mendongah menatap lembut wajah putrinya. “Pergilah!” ucapnya setelahnya. Amelia terperanjat, sontak gadis itu menubruk wanita yang saat ini berada di samping sang Papa. Wanita yang dulu dia pilih dan setujui untuk menjadi pengganti mamanya. “Iya, Sayang! Pergilah, biar tante yang akan menjaga papamu di sini! Kan, tempat kerja
Read more
Bab 163. Antara Daffin Dan Andre Di Mata Sang Papa
Bab 163. Antara Daffin Dan Andre Di Mata Sang Papa “Sikap pria itu sangat bertolak belakang dengan sikap Nak Andre, Sayang. Coba kau bandingkan! Saat Nak Andre diharuskan memilih oleh Vera, Andre memilih ibunya dan memutuskan kamu, kan, Nak? Sedangkan Pak Daffin, dia malah tak peduli pada ibunya. Kamu bisa membandingkan kedua pria ini, Mel!” tukas Anwar menatap putrinya dengan serius. “Pa? Bukan seperti itu masalahnya. Ini dalam situasi yang berbeda. Hubungan antara Pak Daffin dengan ibunya, dan hubungan antara Mas Andre dengan Tante Regina itu sangat berbeda, Pa.” “Apapun itu, Nak! Silahkan kau pikirkan matang-matang! Pergilah! Bantu dia memperbaiki semuanya!” “Amel balik ke Medan, ya, Pa! Papa lanjutkan berobatnya! Begitu diizini pulang oleh pemilik terapi tradisional itu kabari Amel! Biar Amel jemput!” “Ya, Nak! Yang kuat dan bersikap bijaklah dalam segala hal! Dan yang paling penting, jaga dirimu baik-baik! Ingat harga diri papa ada di tanganmu!” “Iya, Amel paham.” Gadis
Read more
Bab 164. Syarat Dari Dari Daffin
Bab 164. Syarat Dari Dari Daffin Daffin terdiam. Bayangan Lidya, yang ibu tiri licik kembali berseliweran di benak. Pria itu mengakui kalau kalimat Amelia benar adanya. Yang datang perusak pernikahan orang tuanya adalah Lidya, perempuan licik yang dia bela selama ini. Lalu kenapa ada Andy di hati sang Mama? Masa lalu? Apa yang terjadi di masa lalu? Tiba-tiba pernyataan Lidya tentang jati diri Daffin mengiang di telinga. Kalau memang Hendra bukan papa kandungnya, lalu siapa ayahnya? Apakah ada hubungannya dengan laki-laki yang sangat dia benci itu? Andy? Apakah pria itu adalah papa kandungnya. ‘Bangs*t! Sepasang manusai durjana telah berzina dan aku terlahir sebagai korbannya! Tunggu saja balasanku!’ Daffin mengepalkan kedua tangan. Dia akan memikirkan cara balas dendam yang paling sadis buat Andy dan ibunya. “Pak, tolong jangan buang waktu! Saya akan telpon Pak Andy sekarang agar segera ke rumah sakit. Boleh, ya?” bujuk Amelia tak kenal lelah. “Baik, dengan satu syarat!” uca
Read more
Bab 165. Setangkai Mawar Hitam
Bab 165. Setangkai Mawar Hitam “Tante Rahayu sempat drop, lalu kritis sekarang kata dokter yang menangani dia. Tolong, ya, Pak! Tolong selamatkan Tante Rahayu!” pinta Amelia memelas. “Tapi, saya ….” “Kenapa Pak? Tolonglah!” “Masalahnya saya sudah pernah membuat perjanjian dengan Pak Daffin, bahwa saya tidak akan pernah Bertemu dengan ibunya. Saya tidak berani melanggar janji, Mbak.” “Tapi, Tante Rahayu sedang kritis, Pak! Dia mengalami drop juga karena terkait dengan Anda! Bagaimana bisa Anda tenang-tenang saja di situ sementara Tante Rahayu sedang sekarat, dan itu karena Anda!” Suara Amelia meninggi. Itu mengejutkan Andy. Pria itu bahkan menjauhkan ponsel dri telinganya karena kaget. “Kalau memang Anda tak mau Tante Rahayu kenapa-napa, cepat temui dia! Ini perintah langsung dari Pak Daffin!” tegas Amelia semakin mengejutkan pria itu. “Perintah Pak Daffin?” lirihnya tak percaya. “Ya, cepat pokoknya.” *** Andy memarkirkan sepeda motornya di areal parkir khusus roda dua di h
Read more
Bab 166. Amelia Di Kamar Daffin
Bab 166. Amelia Di Kamar Daffin “Aku mau mandi! Sediakan baju bersihku!” perintah Daffin sesaat setelah mereka tiba di rumah megah Daffin. Seperti perjanjian yang telah disepakati, Amelia harus mendampingi pria itu selama dua puluh empat jam. Ke manapun Daffin pergi, Amelia harus ikut. “Kok bengong? Aku mau mandi! Anda dengar?” “Enggak usah teriak Pak Daffin! Saya dengar, tapi saya bingung. Bagaimana bisa saya menyediakan pakaian ganti untuk Anda? Saya tidak tahu di mana lemari pakaian Anda.” “Di kamar saya, di lantai atas! Ayo!” “Saya? Masuk ke kamar Anda?” “Ya, kenapa? Anda mau melanggar perjanjian kita?” “Bukan, tapi bagaimana kalau nanti saja! Kita ke rumah sakit dulu. Tante Rahayu sudah sadar dari komanya, bukan. Kita menemui dia dulu, Bapak mau, kan?” bujuk Amelia sengaja mengalihkan. Gadis itu berharap setelah bertemu Rahayu, Daffin mau merubah perjanjian itu. “Sebaiknya besok pagi saja kita ke rumah sakit menemui Mama. Malam ini, biarkan si Andy berengs*k itu yang
Read more
Bab 167. Selembar Foto Di Bawah Bantal
Bab 167. Selembar Foto Di Bawah Bantal Apa yang dirasakan oleh Amelia, Daffinpun merasakannya. Sentuhan Amelia di betis hingga ujung kakinya, mengantarkan sengatan hangat. Begitu nikmat. Matanya terpejam sesaat. Meresapi keindahan yang sulit dia jabarkan. “Sudah, Pak, silahkan mandi!” Suara merdu dan lembut Amelia mengingatkannya. “Ya.” Segera dia bangkit, lalu berjalan agak terhuyung menuju kamar mandi yang tersedia di dalam kamar besar itu. Kepalanya masih berat. Ada hasrat yang entah apa bergejolak memacu otak. Ada bagian tubuhnya yang kontak. Sentuhan jemari Amelia, membuat bagian itu mengeras. “Mel, kenapa aku ini?” lirihnya bingung. Daffin mencoba melawan hasrat yang dia rasakan masih asing itu dengan cara memejamkan mata. Tangan kekar itu menyalakan shower. Membasahi seluruh tubuh di bawah cucuran air dingin. Membiarkan diri beberapa menit hingga semuanya kembali normal. Bagian yang tegang di tubuhnya, kembali normal. Daffin menghela napas lega. Sementara di luar, A
Read more
Bab 168. Insiden Cinta Di Tangga
Bab 168. Insiden Cinta Di tangga Amelia menghela napas, bingung dengan sikap Daffin. Tetapi dia tak bisa berbuat apa-apa. “Ok, saya juga tidak meminta Anda menyukai saya! Sekarang sebaiknya Anda bersiap-siap. Saya ingin menyelesaikan tugas saya! Ini pakaian Anda!” sergah Amelia menunjuk pakaian ganti Daffin di atas ranjang. “Ya, sekarang Anda mandi juga!” kata Daffin memerintahkan. “Saya Anda perintahkan untuk mandi?” Lagi-lagi Amelia terkejut. “Ya, kenapa?” “Maaf, tidak ketentuan di dalam perjanjian kita tentang itu.” “Ya, tapi Aku mencium aroma asem dari tubuh Anda! Setelah ini temani aku makan malam. Aku tidak mau selera makanku hilang karena aroma tak sedap ini.” Amelia menghela napas. Mencoba menghipnotis diri menjadi perempuan paling sabar saat ini. ‘Sabar, Mel! Sedikit lagi. Sebentar lagi!’ ucapnya membatin. “Apakah Anda memerintahkan saya mandi di kamar mandi Anda?” tanya Amelia kemudian. “Ya, kenapa?” “Maaf, saya tidak bisa. Saya tidak usah mandi saja. Saya ak
Read more
Bab 169. Terapi Cinta Amelia
Bab 169. Terapi Cinta Amelia “Astaga!” sontak Amelia membuka mata, lalu replex melonggarkan pelukan di tubuhnya. Gerakannya yang tiba-tiba itu mengejutkan sang pemilik suara. “Eit, jangan bergerak dulu! Kita berdua bisa tergelincir jatuh! Tenang, Mel, tenang, ya!” “Pak, Daffin? Apa yang Anda ….” “Maaf, Mbak! Aku tidak bermaksud lancang. Aku akan melepas Anda pelan-pelan, tapi tolong pegangan di besi tangga itu, agar Anda tidak tergelincir lagi, ok!!” “Anda? Anda memanggil saya Mbak lagi setelah tadi sempat memanggil saya ‘Sayang’?” “Em, maaf. Saya spontan tadi.” “Artinya, itu … enggak serius?” “Terserah! Cepat pegangan ! Saya akan melepas Anda!” teriak Daffin tiba-tiba. Wajah yang tadi begitu khawatir kembali mengetat dengan angkuhnya. Panggilan dan kalimat-kalimat lembut tadi berubah kasar dan membentak. Kenapa? Kenapa pria ini gampang berubah-ubah? Amelia berpikir keras. Ini harus diakhiri. Pria ini benar-benar butuh pertolongan. Amelia akan penuhi pesan Dr. Fitri. Me
Read more
Bab 170. Lidya dan Dinda Membayangi Amelia
Bab 170. Lidya dan Dinda Membayangi Amelia Keduanya menuju ruang makan. Dua orang asisten yang melihat kedatangan mereka buru-buru mengatur meja makan. Tangan-tangan terampil itu dengan cekatan mengerjakan kewajiban mereka. Tak ada cacat cela. Semua terlihat begitu sempurna. Daffin menarik sebuah kursi untuk Amelia lalu mendudukkan wanita itu di sana. Lalu dia mengambil posisi di seberangnya. Amelia mengedarkan pandangan ke seluruh meja makan. Mata lembut dan teduh itu seketika membualat sempurna. Makanan yang tertata di atas meja sungguh seperti persiapan pesta. Berbagai jenis, rasa, aroma dan bentuk terhidang di sana. “Buat siapa semua ini?” tanya Amelia penasaran. “Buat kita, kenapa?” “Sebanyak ini? Pak Daffin sanggup memakan semua ini?” “Hehehe … makanlah!” Amelia tak lagi bertanya. Bunyi musik keroncong yang mengalun di dalam perut, membuat gadis itu ingin segera melahap makanan yang begitu menggugah selera. Piringnya mulai terisi dengan nasi dan beberapa jenis lauk. Kem
Read more
PREV
1
...
151617181920
DMCA.com Protection Status