Semua Bab Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed: Bab 61 - Bab 70
119 Bab
61. Tertangkap Basah, 21 Desember 1591
Ivan dan Ester diterima dengan sukacita oleh keluarga Attila de Czoborszentmihaly. Untuk menuju ruang makan, mereka harus melewati koridor yang megah dengan berbagai hiasan mahal disepanjang jalannya, seolah ingin menunjukkan status sosial yang tinggi dalam keluarga mereka. Tuan rumah mempersilahkan tamunya untuk masuk dan mengambil tempat yang telah disediakan."Jensey, panggil adikmu Ivett! Mengapa dia lama sekali, sudah sejak tadi berdandan masih juga belum selesai." Frederika menyuruh putra tertuanya untuk memanggil Ivett."Ibu seperti tidak tahu Ivett saja, sebulan ini sejak Lorant hilang, dia itu paling susah untuk diajak berkumpul, kecuali mengunjungi nyonya Ester. Aku rasa ada baiknya Ibu dan Nyonya Ester yang membujuknya untuk bergabung dengan kita." Jensey memasang wajah putus asa dihadapan orang tua dan tamunya.Ester yang pada dasarnya memang sudah menyayangi Ivett, langsung memberi isyarat kepada Frederika untuk menuju kamar Ivett bersama-sama. Sementara para pria menungg
Baca selengkapnya
62. Tanggal Pernikahan, 21 Desember 1591
"Sekarang, kita makan dulu. Baru setelah itu, kalian ceritakan kepada kami tentang apa yang baru saja kami saksikan." Attila berusaha tetap tenang. Bagaimanapun, makanan bisa membuat suasana hati menjadi lebih baik. Jadi tidak ada salahnya menenangkan diri terlebih dahulu dengan makan. Semua menuruti tanpa komentar apa-apa, hanya makan dalam diam, bahkan denting sendok dan piring yang beradupun tidak terdengar. Wajah Ivan tampak memerah menahan marah, namun terlihat dia berusaha untuk menahan diri.Arpad yang sudah mengambil banyak makanan di gudang, masih dengan kalap memakan apapun yang tersedia di meja. Energi yang banyak terkuras habis karena ramuan yang diberikan Ivett kepadanya, membuat dirinya harus menuntaskan hasrat tak terbendung setiap hari berkali-kali. Hal itu membuatnya sangat tersiksa juga lelah. Jauh lebih lelah dibandingkan harus berperang melawan musuh di medan perang.Setelah semuanya selesai makan, Ivan menegur Ivett pelan, "Nak, katakan kepada kami, apa yang seben
Baca selengkapnya
63. Pertemuan Calon Pengantin, 21 Desember 1591
Dalam perjalanan menuju kediaman keluarga Matternich zu Brohl, calon besan bagi keluarga Edward Czobor de Czoborszentmihaly, Arpad lebih banyak diam dan menjawab sekedarnya atas setiap rasa penasaran serta ingin tahu dari kedua orang tuanya.Erza yang sangat mengenal Ivett sedikit curiga, lalu mulai membicarakan pemikirannya kepada orang tuanya, "Mungkinkah Ivett begitu cepat merasa putus asa dalam menunggu Lorant? seingatku, saat Lorant hilang pertama kali, Ivett yang paling menentang upaya untuk menghentikan pencarian Lorant. Bahkan dia sampai merawat ibu Lorant sambil terus meyakinkan Nyonya Ester untuk tetap meyakini bahwa Lorant masih hidup. Ivett selalu mengatakan, 'selama jasad Lorant belum ditemukan, maka kemungkinan Lorant masih hidup sangat besar. Lorant hanya belum ditemukan, jadi teruslah mencari' itu yang selalu Ivett katakan pada semua orang. Lalu? sekarang tiba-tiba Ivett ingin menikah hanya karena aku akan menikah dengan Gyorgy? rasanya mustahil!" Analisa Erza sangat m
Baca selengkapnya
64. Kesadaran Yang Terlambat, 22 Desember 1591
Lorant mengerjapkan matanya, samar-samar dia mulai memperhatikan sekeliling ruangan yang sama sekali tidak familir. Saat dirinya akan duduk, Lorant merasakan sakit kepala yang teramat sangat berat, seolah-olah ada helm besi puluhan ton yang menjepit kepalanya. Perlahan Lorant berusaha untuk duduk dan bersandar pada kepala tempat tidur. Saat itu dia baru menyadari bahwa tubuhnya tidak tertutupi sehelai benangpun, hanya ditutupi oleh sebuah selimut tebal dan halus. Tetapi Lorant tidak begitu memperdulikannya. Dia masih harus berurusan dengan rasa sakit yang menghujam di area kepalanya. Ketika kesadarannya mulai pulih, Lorant sejenak memejamkan mata sambil mengafirmasi dirinya sendiri agar kuat dan segera sadar dengan apa yang terjadi, "Lorant, kamu harus bisa melawan semua ini. Kamu itu ksatria yang kuat di medan tempur. Pasti ada cara untuk bisa melepaskan diri dari segala intrik yang dilakukan oleh Ivett dan kedua kakaknya. Yang kamu butuhkan saat ini adalah, kamu harus bisa menjaga
Baca selengkapnya
65. Petunjuk dari Lorant, 22 Desember 1591
Arpad telah bersiap-siap untuk mengunjungi kediaman keluarga sepupunya dan bermaksud melakukan investigasi lebih mendalam mengenai keberadaan Lorant di paviliun belakang seperti informasi dari Aymeric. Semalam acara pertemuan keluarga berjalan dengan lancar. Erza sepertinya curiga terhadap Benca yang dikenalkan sebagai Fia, calon istrinya. Benca dan Arpad telah memainkan peran dengan baik, sehingga kecurigaan Erza bisa tertanggulangi. Meskipun begitu, Arpad tidak pernah fokus dengan situasi makan malam yang dipenuhi keharmonisan antara dua keluarga tersebut. Pikirannya selalu tertuju pada Lorant yang mungkin juga sedang mengalami situasi mirip dengan dirinya, hanya saja, kondisi Lorant tentu tidak sedang baik-baik saja. Meskipun dirinya bahagia jika bisa menikah dengan Benca, namun kesadaran bahwa Benca hanya mencintai Lorant, membuat dirinya tahu diri. "Ya Tuhan, aku tidak tahu apa yang terjadi semalam antara keluarga Kak Lorant dan Ivett. Tetapi aku harap, aku bisa menuntaskannya
Baca selengkapnya
66. Berdamai Dengan Takdir
Benca tercenung, dia tidak tahu harus bagaimana. Di hadapannya, Arpad tertunduk sedih. Hatinya nelangsa menyaksikan wanita yang dicintainya terpaku tanpa ekspresi seperti itu. Benca seperti seseorang yang telah mati rasa. Mereka berdua baru saja membaca kembali pesan dari Lorant dalam hening. Arpad menyerahkan surat itu untuk disimpan oleh Benca. Arpad sudah bertekad untuk mengawali kebersamaannya dengan Benca secara jujur dan terbuka. Sebab dia tidak ingin segalanya berakhir berantakan hanya karena Benca menemukan satu saja fakta yang dianggap sebagai kebohongan. Arpad merasa, dirinya tidak akan mampu menghadapi hal tersebut. Mungkin setiap kejujuran yang disampaikan cukup menyakitkan dan menorehkan luka, tetapi setidaknya, dengan kejujuran, segalanya akan berjalan tanpa curiga satu sama lain. Arpad ingin mendapatkan kepercayaan dari Benca, apapun taruhannya. Sebab dia tahu, mendapatkan cinta dari Benca adalah harpan yang semu. Dari sikap Benca, Arpad memahami, bahwa bagi Benca, Lo
Baca selengkapnya
67. Titik Terang
Ini adalah toko obat ketiga yang Arpad kunjungi. Dari beberapa percakapan ringan dengan semua pemilik toko yang sudah sangat mengenal Arpad, di toko ketiga inilah Arpad mendapatkan sebuah titik terang. Pemilik toko ingat bahwa dalam beberapa minggu terakhir ini, seorang tabib bernama Berta sering sekali bolak-balik ke tokonya untuk membeli bahan-bahan yang mirip dengan apa yang Arpad tanyakan. Pemilik toko berbincang-bincang dengan Arpad bagai teman lama, dia merasa sangat tersanjung, seorang bangsawan seperti Arpad mau datang ke tokonya tanpa diwakili oleh pelayan atau pengawal hanya untuk membeli bahan-bahan obat.   Bahkan dengan senang hati pemilik toko memberikan alamat Berta kepada Arpad. Sebab beberapa kali pemilik toko mengantarkan pesanan Berta langsung ke rumahnya. Arpad senang bisa mendapatkan informasi tersebut, "Seandainya saja aku tidak sedang berpura-pura, rasanya ingin sekali memberikan hadiah kepada pemilik toko ini. Tetapi kalau aku mem
Baca selengkapnya
68. Cinta Segitiga Yang Rumit
Arpad masih termenung menatap kesibukan Benca yang bagaikan sebuah film slow motion dihadapannya. Setiap gerakan dan langkah Benca, terasa sangat sempurna dan artistik bagi Arpad. Dia sangat mengagumi wanita yang berada di hadapannya, meski tanpa riasan seperti saat ini. Baginya, Benca adalah nama lain dari keindahan yang ada di dunia ini. Jadi, apapun yang ada pada Benca, maka yang terlihat hanyalah keindahan yang membuat Arapd terpaku, terpesona bagaikan lebah yang sangat berhasrat pada bunga.   "Setiap manusia memang memiliki takdirnya masing-masing, terkadang kita merasa iri pada keberuntungan orang lain, padahal sesungguhnya belum tentu orang yang kita pikir beruntung, lebih bahagia hidupnya dari kita. Aku merasa iri pada Kak Lorant yang bisa mendapatkan cinta dari Benca. Tetapi aku yakin, saat ini, Kak Lorant juga sedang merasa sangat tertekan sebagai tawanan Ivett. Sedangkan aku? yang aku pikir tidak beruntung, justru saat ini berada sangat dekat deng
Baca selengkapnya
69. Keindahan Surga
Di halaman kediaman Gustav, Arpad mendengarkan apa yang disampaikan oleh pengawal yang ditugaskan untuk menyelidiki kediaman Berta, tabib pribadi Ivett. Di sana ternyata Berta tidak ada, sesuai dengan apa yang diperkiraan oleh Arpad. Berta tinggal bersama Ivett dan Lorant di suatu tempat, entah di mana. Arpad hanya harus menemukan cara agar bisa mengetahui tempat Lorant ditawan.   Mata-mata sudah di tempatkan di sekitar rumah Berta untuk mengumpulkan informasi, bahkan di dekat toko-toko obat dan di rumah Ivett juga telah disisipi mata-mata Arpad. Mereka ada yang berperan sebagai pelayan, penjual makanan di pasar, maupun berperan sebagai pengemis yang seolah berjalan tak tentu arah dan tujuan.   "Maafkan kami, Tuan Muda Arpad. Adik-adik Tabib Berta tidak mengetahui di mana Kakaknya tinggal saat ini, terakhir mereka mengatakan, Kakaknya mendapatkan banyak uang, sehingga mereka bisa merenovasi tempat tinggal mereka menjadi lebih baik. Adik-adik
Baca selengkapnya
70. Takdir Cinta
Sesaat sebelum Arpad menaiki kudanya untuk bertolak ke rumah Berta, seorang pengawal datang membisikkan sesuatu di telinga Arpad. Dengan sigap Arpad mengurungkan niatnya untuk menaiki kuda dan memerintahkan Zulu untuk menemui Benca dan menyampaikan pesan darinya, selanjutnya Zulu hanya harus menunggu dirinya.   Setelah itu, dengan tergesa-gesa Arpad mengikuti langkah pengawal menuju sebuah sudut tersembunyi di area taman. Di sana terlihat seseorang dengan pakaian serba tertutup membelakangi arah kedatangan Arpad. Langkah kaki yang tergesa-gesa dan tapak sepatu yang beradu dengan rerumputan membuat orang tersebut berbalik menatap Arpad dan pengawal yang mendampingi. Arpad melihat tatapan yang penuh kewaspadaan dibalik cadar. Segera Arpad menghampiri.   "Aku tahu siapa kamu. Katakan apa yang kamu inginkan!" Arpad berbisik, namun nada dengan intonasi rendah yang disampaikan mengandung muatan ketegasan. Membuat orang tersebut sedikit gemetar.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status