Semua Bab Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed: Bab 81 - Bab 90
119 Bab
81. Antara Pria, 2 February 1592
Saat hampir terlelap, tiba-tiba tubuh Lorant diguncang oleh seseorang. Ketika Lorant membuka mata, Arpad sedang menatapnya tajam, "Arpad? Sejak kapan kamu di sini?" Lorant berusaha mengumpulkan kesadarannya lalu duduk bersandar.   "Aku yang harusnya bertanya, mengapa kamu meringkuk di sini? Aku memberimu isyarat untuk pergi ke paviliun, tetapi aku tidak bisa menemukanmu di sana, ternya malah meringkuk di gudang."   "Aku pikir kamu memberiku kode ke arah sini."   Arpad menggeleng, "Mana mungkin aku membiarkan kakakku harus meringkuk di gudang seperti ini. Ayo, sekarang bangkitlah, kita ke paviliun dan segera bersihkan tubuhmu, ganti pakainmu, lalu makan sesuatu yang bergizi agar staminamu kembali pulih."   Lorant menuruti saja apa yang dikatakan oleh Arapad. Setelah dirinya mandi dan berganti pakaian lalu makan. Dirinya mersa sangat segar dan berstamina. Lorant duduk berhadapan dengan Arpad sambil men
Baca selengkapnya
82. Percakapan Suami Istri Saat Dini Hari, 3 February 1592
Arpad memasuki kamar Benca. Saat membuka pintu, Benca sedang duduk di pembaringan sambil menghadap pintu, seolah menanti dirinya.   "Fia, kenapa kamu belum tidur?"   "Kamu dari mana?"   Arpad tergagap, "Aku, uhm… aku sedang mencari udara segar."   "Kamu bertemu dengan Lorant?" Arpad kaget, seolah seperti maling yang tertangkap basah, "Aku tidak tahu apakah kamu bertemu dengan Lorant atau tidak, tetapi saat kita semua melihat Lorant di pesta pernikahan bersama, aku yakin kalian berdua akan saling mencari cara untuk bertemu dan bicara entah bagaimana caranya."   Arpad menghampiri Benca, lalu duduk di samping wanita yang telah sah menjadi istrinya tersebut. Dia meraih jemari Benca lalu mengecupnya perlahan, "Fia, apakah kamu akan mempercayaiku?" Tanya Arpad pelan.   Benca mengangguk pasti, "Hal terburuk telah aku lewati saat kehilangan kedua orang tuaku, aku sia
Baca selengkapnya
83. Dicintai Tiga Pria Hebat, 3 February 1592
Lorant bangun menjelang makan siang, rupanya dia tertidur sangat lelap setelah minum ramuan obat dari Benca. Saat terbangun, dia sudah melihat banyak makanan dan kudapan yang tertata dengan rapih di meja. Lorant menggeliat, meluruskan otot-otot di tubuhnya yang kaku. Meskipun di sana-sini masih terasa sakit, namun dia juga merasakan stamina tubuhnya membaik. Entah itu karena ramuan obat yang diracik oleh Benca, atau karena Benca sendiri yang membuat dan memberikan untuk dirinya penuh rasa cinta? apapun itu, dia bersyukur karena berhasil meneguhkan diri untuk kabur dari konspirasi pernikahan jahanam antara dirinya dengan Ivett.   Perlahan pintu kamar terbuka, Benca masuk diiringi oleh Arpad.   "Kamu sudah bangun, Kak? bagaimana kondisimu?" tanya Arpad penuh perhatian.   "Aku akan menghangatkan supnya." Benca berkata seolah meminta izin, namun sebelum mendapatkan jawaban, dia sudah meninggalkan ruang kamar.  
Baca selengkapnya
84. Pesan Untuk Masa Depan
Ruang kamar yang ditempati Lorant mendadak hening. Suasana menjadi sendu. Masing-masing sibuk dengan pergulatan batinnya sendiri. Akhirnya Benca memecah kesunyian sambil menghampiri Gustav dan memeluknya."Ayah, sudahlah, jangan berkata begitu, aku akan sangat sedih jika Ayah seperti ini." Benca teringat saat dirinya ditemukan oleh Gustav dihutan dalam keadaan pingsan karena terjatuh dari kudanya. Ketika Gustav merawat sakitnya, serta memberinya ide untuk membuat tiga makam, agar orang yang membunuh keluarganya mengira dia juga sudah mati, membuat Benca merasa seperti terlindungi dan begitu diperhatikan. Benca tahu, pada saat itu, memang yang terbaik adalah mundur sejenak, sampai mereka benar-benar tahu, siapa yang sangat menginginkan Benca sekeluarga menjadi mayat. Ya, hal tersebut adalah bagian dari perjuangan dirinya, termasuk mengikhlaskan diri saat Lorant telah menemukan dirinya, namun justru menyerahkan penjagaan serta kepercayaan untuk menjadi pendamping hidup Benca pa
Baca selengkapnya
85. Persahabatan
DELAPAN BELAS TAHUN KEMUDIAN Perkebunan Arva (Orava) Slovakia, 1 January 1610 Benca menatap sahabatnya yang sedang bahagia. Baroness Erzsebet Czobor de Czoborszentmihaly, atau biasa dia memanggilnya hanya dengan Erza. Saat itu Erza terus saja menatap langit cerah dengan senyum dan pipi yang memerah. "Erza, besok adalah hari jadi pernikahanmu, apakah Gyorgy memberimu sesuatu sehingga membuatmu sangat bahagia seperti ini?" Erza menatap sahabatnya, yang telah menjadi kakak iparnya tersebut, dia telah mengetahui semua kisah masa lalu Benca, namun memutuskan untuk tetap memanggil sahabatnya dengan nama Fia saja. Sebab, dirinya juga ingin mengubur rasa bersalahnya kerena merasa tidak mampu menjaga Benca tetap aman dalam pengawasannya ketika Lorant sedang pergi berperang. "Fia, aku sangat bahagia sekali dengan semua yang telah aku peroleh dalam kehidupan ini. Besok adalah juga hari jadi pernikahanmu dengan Arpad, serta Laszlo…" Erza sengaja memotong ucapanny
Baca selengkapnya
86. Keluarga Bahagia
Kediaman Gustav, 25 February 1610 "Di mana Edvin, Lovisa, Marcell dan Marton?" Gustav bertanya pada Benca yang sedang sibuk mempersiapkan hidangan di meja makan. Gustav selalu bahagia berkumpul dengan cucu-cucunya, "Apakah mereka bersama Arpad?" "Tidak Ayah, mereka sedang bersama Imre, Borbola, Illona serta Katalin. Entah apa yang sedang mereka lakukan, katanya mereka sedang ada proyek serius." "Haha, mereka sudah mulai memikirkan sebuah proyek rupanya. Apakah kekayaan orang tua serta kakeknya tidak cukup buat mereka?" Gustav merasa lucu mendengar cucu-cucunya bicara tentang proyek. Diusia lebih dari setengah abad, Gustav merasa sangat bahagia, mungkin dirinya tidak pernah bersatu dengan Ellie dan putri mereka seumur hidup, namun kebahagiaan yang dia peroleh saat ini juga tidak bisa diabaikan begitu saja. Dia mulai merasakan Benca sebagai putri kandung bagi dirinya, bukan sekedar seorang gadis yang dia temukan di hutan lalu diangkat menjadi putrinya.
Baca selengkapnya
87. Kriminal vs Korban
"Bagaimana tugas penyelidikan kalian?" Tanya Gustav kepada Lorant dan Arpad, setelah mereka duduk. "Kami baru saja mulai menyelidiki laporan dari seseorang, bukti-bukti yang terkumpul belum kuat, jadi kami belum bisa membahasnya sekarang." Jawab Lorant diplomatis, dibawah kursi dia menginjak kaki Arpad memberi peringatan untuk tidak mebahas apapun tentang penyelidikan mereka. "Ya, aku paham. Aku dengar ini masalah kriminal yang sangat rumit dan melibatkan keluarga bangsawan kelas atas. Jadi tentu kalian harus sangat berhati-hati." Gustav berpikir, kedua pria yang mirip satu sama lain di hadapannya ini sedang mengarahkan penyelidikan kepada keluarga Ivett terkait sejarah kelam yang pernah dialami Fia dan Lorant. Itulah sebabnya dia tidak mau bertanya lebih dalam, biarlah hal tersebut menjadi privacy bagi Lorant dan Arpad. Dia menghargai tugas mereka sebagai abdi negara yang harus menjaga banyak rahasia dari khalayak umum. Selain itu, di dekat mereka ada anak-anak yang
Baca selengkapnya
88. Undangan Pesta, 25 February 1610
Selesai makan, para pria duduk di halaman belakang yang luas, sementara anak-anak beristirahat di kamar masing-masing. Benca menyiapkan macam-macam kudapan untuk menemani mereka. Rasanya bahagia dan aman setiap berada di antara tiga pria terhebat dalam hidupnya. Benca tidak bisa membayangkan jika dirinya berada jauh dari mereka semua, hidupnya pasti akan sangat kacau balau tanpa rasa aman. Mereka adalah malaikat bagi Benca. Dengan wajah penuh kekaguman serta rasa cinta yang tulus, Gustav membicarakan Ellie, kekasih rahasianya kepada Arpad dan Lorant. "Aku baru saja membicarakan masalah bisnis dengan beberapa bangsawan di Arva, termasuk membahas beberapa perkebunan milik keluarga de Ecsed. Lalu tuan rumah mengundang para istri dan anak-anak bangsawan dari kelas manapun untuk menghadiri pesta yang akan diselenggarakan keluarga de Ecsed. Seperti kalian ketahui bahwa Countess Elizabeth Bathory de Ecsed memiliki program pelatihan yang dibuat untuk para wanita agar bisa mempelajar
Baca selengkapnya
89. Mimpi Yang Menakutkan
Lorant dan Arpad masih saja berdiskusi di ruang tengah bersama Gustav, Benca sudah tidak mampu lagi menemani mereka, jadi setelah menyiapkan kudapan, Benca pamit untuk pergi tidur. Karena lelah, Benca langsung lelap, namun dalam tidurnya Benca bermimpi, ayah dan ibunya sedang bermain berkejaran dengan dirinya di tepi hutan saat dia berusia balita. Cuaca yang tadinya cerah, berubah temaram, sepertinya mendung dan sebentar lagi akan turun hujan. Ibunya bergegas membereskan barang-barang di atas tikar piknik mereka dibantu ayahnya. Benca yang masih saja berlarian. Tanpa sadar kaki mungilnya melangkah memasuki hutan. Gergely yang menyadari bahwa Benca telah berlari ke arah yang salah segera mengejarnya, sambil memerintahkan Gerda untuk bergegas membereskan semuanya. Sesaat ketika ayahnya hampir meraih lengan mungilnya, tiba-tiba sesosok makhluk yang mengerikan berdiri di hadapan tubuh Benca yang mungil. Makhluk itu tersenyum sinis dengan wajah dingin dan kejam. S
Baca selengkapnya
90. Dua Pria Satu Cinta
Untuk meminimalisasikan suara-suara yang keluar akibat diskusi terkait perencanaan meneliti kediaman Benca di tepi hutan, Arpad mengambil kertas dan pena. Sesaat kemudian mulai membuat sketsa serta diagram rencana, seperti yang biasa mereka lakukan saat membuat sebuah strategi dalam pertempuran. Arpad ikut membuat coret-coretan di sana-sini. Keduanya telah melakukan banyak pekerjaan besar bagi wilayah Arva maupun kerajaan secara bersama-sama. Komunikasi non verbal antara mereka terkadang lebih tajam dari sekedar bicara. Akhirnya didapatkan sebuah kesimpulan yang mereka sepakati bersama. Lorant dan pasukan yang cukup bisa dipercaya, akan bertolak ke kediaman Fia setelah acara pesta di kastil bibi mereka. Sementara Arpad, akan menjaga keluarga bersama Gustav seperti biasanya. Kepergian Lorant akan di iringi tiga orang pembawa pesan yang mampu berpacu dengan kudanya dalam kecepatan maksimal, agar bisa segera memberikan kabar terbaru terkait penelitian yang akan dilakukan oleh L
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status