Lahat ng Kabanata ng Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen: Kabanata 21 - Kabanata 30
157 Kabanata
Aku Akan Menunggumu
“Beruang! Beruang!” teriak si ular. Dia melesat secepat kilat ke arah Jimmy Ferry dan Josh Kian.Vritz Victor segera memanjangkan tali-temali ranting pohonnya. Tali-temali ranting pohon milik Vritz segera membelit tubuh si ular. Namun, Vritz melupakan satu hal. Si ular dengan mudahnya bisa mematahkan tali-temali ranting pohonnya. Tetap saja si ular bisa melesat dengan sangat cepat ke arah Jimmy Ferry dan Josh Kian.Josh Kian mau tidak mau memancarkan sinar warna emasnya. Mata si ular menjadi silau dan gerakannya menjadi lambat. Ray Wish menerjang dari belakang. Tubuh si ular terbakar oleh gelombang api yang dipancarkan oleh Ray Wish. Dengan jeritan ketidakberdayaannya, si ular kini terkapar tidak berdaya di tanah.Josh Kian mengubah sinar warna emasnya menjadi sekumpulan pedang-pedang warna emas nan berkilau di bawah terik matahari. Dengan sekali mengibaskan tangan, pedang-pedang emas diarahkan ke siluman ular dan siluman beruang yang tengah terkapar tidak berdaya di tanah. Begitu ped
Magbasa pa
Sesampainya di Ibu Kota
“Kau sudah menghilang di lautan sana selama hampir seminggu, Tiara… Syukurlah…” kata ibu Tiara Andhara Huang masih tidak ingin melepaskan anak perempuannya dari pelukannya.“Ayah dan Ibu khawatir sekali padamu… Syukurlah kau ditemukan dan kini kembali dengan selamat, Gisella…” kata ibu Gisella.“Mendadak kau meninggalkan Pekan Baru tanpa pamit begitu, Nancy. Ayah dan Ibu khawatir sekali padamu. Kau menghilang di lautan sana sudah lebih dari seminggu, Nancy.” Ibu Nancy menangis mengharu biru dengan anak perempuannya yang masih berada dalam pelukannya.“Maafkan aku, Ayah, Ibu…” Nancy hanya sedikit menggeliat dalam pelukan ibunya. Air matanya kembali terbit dan bergulir turun membasahi pakaian sang ibu.“Relakanlah kepergian Junaidy, Nancy…” kata sang ayah. “Relakanlah kepergiannya. Memang ada beberapa hal di dunia ini yang tidak bisa dipaksakan. Dengan merelakan hal-hal yang tidak bisa dipaksakan itu, itu akan membuat Junaidy bisa tenang selamanya di alam sana, dan juga bisa mendatangka
Magbasa pa
Antara Pro dan Kontra
“Seperti yang aku katakan pada kalian semua sebulan lalu, bola kristalku ini telah memilih tujuh calon pengawal tertinggi di kerajaan ini. Bola kristal ini diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Kutegaskan di sini, bola kristal ini tidak pernah meleset.”Ratu Surgawi menampilkan sekali lagi wajah ketujuh calon pengawal tertinggi di kerajaan Negeri Elemen. Sontak para dewi yang hadir dalam auditorium tersebut bersorak kegirangan.“Aduh…! Mereka sungguh ganteng dan tiada duanya…”“Aku ingin segera melihat mereka secara langsung…”“Dari alam manusia kok bisa sih sesempurna ini? Aduh…! Ganteng-ganteng semua… Tidak bosan dilihat terus…”“Hari ini sudah tiba waktunya. Aku mengundang mereka ke istana pusat dan mereka akan memperkenalkan diri mereka satu per satu kepada kita semua,” ujar Ratu Surgawi.Mendadak, Menteri Luar Negeri mengacungkan tangannya.“Apakah ada hal yang tidak Anda setujui, Menteri Luar Negeri?” tanya Ratu Surgawi dengan sebersit senyuman santai.“Kami
Magbasa pa
Pertempuran dalam Lukisan (bagian 1)
Dengan sekali hentakan, Menteri Pemuda & Olahraga melesat naik ke atas podium. Ketujuh calon pengawal kerajaan terhenyak kaget mendapat sambutan yang demikian. Dari belakang si menteri mendadak muncullah lima dewa naga yang lain. Namun, kendati penampilan mereka bertanduk nan berkumis seperti layaknya lima ekor naga, tingkah dan pembawaan kelimanya sungguh menyerupai kucing.“Ini adalah lima calon andalanku, Ibunda Ratu. Jika ketujuh calon pengawal kerajaan ini bisa mengalahkan mereka, tentu saja posisi mereka sebagai tujuh pengawal tertinggi di kerajaan ini bisa dipertimbangkan.”“Anda menentang posisiku di sini, Pak Menteri?” kata Ratu Surgawi dengan mata yang menyala-nyala.“Sudah kukatakan sebelumnya… Ini untuk kebaikan Ibunda Ratu, Putra Mahkota, dan untuk stabilitas negeri ini.” Terlihat senyuman penuh arti menghiasi wajah Menteri Pemuda & Olahraga.Mendadak lagi Menteri Sumber Daya Alam juga menerjang ke atas podium. Ketujuh calon pengawal kerajaan terperanjat kaget dengan keha
Magbasa pa
Pertempuran dalam Lukisan (bagian 2)
“Kau tahu kan perawatan tangan dan kakiku ini sangat mahal! Awas kau ya…!” Ray Wish mulai menunjukkan emosi dan semangatnya.Ray Wish terbang naik ke atas gunung. Si dewa naga setengah kucing mengejarnya. Mendadak nan sekonyong-konyong Ray Wish terjun ke dalam kawah gunung berapi yang masih aktif. Tentu saja si dewa naga setengah kucing kebingungan untuk apa Ray Wish terjun ke dalam kawah gunung berapi yang masih aktif. Bunuh dirikah?Mendadak nan sekonyong-konyong, muncullah bola-bola api kecil dari dalam kawah. Terkenalah tubuh si dewa naga setengah kucing itu. Menjeritlah si dewa naga setengah kucing. Lagi-lagi, mendadak nan sekonyong-konyong, muncullah Ray Wish dari dalam kawah. Dengan sekali mendaratkan satu tapak api murninya, terhempaslah tubuh si dewa naga setengah kucing itu. Tampak ia jatuh terhempas ke tanah. Darah merah segar segera muncrat. Terlihat ia tergeletak tidak berdaya di tanah.Terjadi juga laga tangan dan kaki antara Robert Martin dengan si dewa setengah kucing
Magbasa pa
Merasa Geli Berpelukan???
“Vritz! Vritz! Vritz!” jerit Josh Kian dan kelima rekannya serempak – panik. Seisi auditorium juga panik tatkala mereka melihat apa yang terjadi pada Vritz Victor.“Kenapa kalian bisa mengalahkan kelima calon andalanku dengan sebegitu mudahnya! Kenapa bisa begitu! Ada apa ini! Siapa sebenarnya kalian! Tidak mungkin kalian bisa begitu kuat dan bisa mengalahkan kelima calonku dengan sebegitu mudahnya!” Terlihat Menteri Pemuda & Olahraga berteriak kalap. Ia sungguh terlihat sudah gelap mata kali ini.“Anda sungguh lancang! Apakah Anda benar-benar ingin memberontak di sini ya!” teriak Ratu Surgawi menuding ke arah Menteri Pemuda & Olahraga dengan matanya yang menyala-nyala.“Kau telah melakukan satu kesalahan besar. Kenapa kau malah menyerang mereka bertujuh di hadapan banyak dewa-dewi begini? Dengan begini kelakuanmu, kami semua pun tak bisa menolongmu lagi kali ini deh!” bisik Menteri Sumber Daya Alam lirih.“Pengawal! Penjarakan Menteri Pemuda & Olahraga ini! Tunggu sampai keputusanku
Magbasa pa
Berkenalan dengan Kevin Husein
Detik-detik berlalu. Kini Vritz mengenakan jas dan kemeja yang baru. Masing-masing tampak merapikan kembali pakaian dan penampilan mereka di depan cermin.“Kukira aku sudah melewatkan acara penobatan kita. Ternyata belum,” ujar Vritz.“Ya… Belum… Begitu si menteri kurang ajar itu diseret keluar, RM langsung mengusulkan ide kami saja yang memulihkanmu. Jadilah seperti yang kaulihat ketika kau sadar tadi,” celetuk Jimmy Ferry.“Wah… Nickname yang keren. Aku suka deh… Jadinya seperti nama panggilan si ketua *** itu kan?” Robert Martin terlihat menyeringai.“**S? Apaan tuh ***?” Junaidy terlihat sedikit mengernyitkan dahinya.“Boyband dari K****l yang terkenal sampai ke seluruh dunia itu loh… Gisella sangat suka dengan lagu-lagu mereka. Jadinya aku sedikit banyak tahulah…” Josh Kian tampak sibuk membetulkan poninya di depan cermin.“Maklum… Duniaku hanya seputar masak-memasak…” Junaidy sedikit menyeringai.“Tidak tertarik pada musik, Jun?” tanya Yongki.“Dulu waktu aku SMA, ada belajar ny
Magbasa pa
Negeri dengan Lima Pusaka
“Aku terkena serangan raja asura dari Negeri Pusaran Lautan. Aku kira kalian sedikit banyak sudah mendengar tentang negeri itu. Ayahandaku gugur dalam pertempuran tersebut. Ibundaku ini membawaku kabur ke tempat yang aman sampai situasi tenang kembali. Setelah Pak Reynold Sahah berhasil mengalahkan raja asura dari Negeri Pusaran Lautan, barulah situasi Negeri Elemen ini kembali tenang. Kami telah berhasil menyatukan tujuh wilayah yang berbeda di negeri ini. Para makhluk asura juga berhasil diusir kembali ke Negeri Pusaran Lautan mereka,” ujar Putra Mahkota Kevin Husein lirih.Kisah yang menyedihkan ya… Kali ini Josh Kian yang mengaktifkan telepatinya terlebih dahulu. Jelas Ratu Surgawi dan Putra Mahkota tidak mengetahui apa yang tengah mereka bicarakan.Iya… Haruskah kita menceritakan kepada Ibunda Ratu dan Putra Mahkota kita sudah pernah mengalahkan dua siluman yang berasal dari Negeri Pusaran Lautan sana? Jimmy Ferry bertanya-tanya.Dari mana kau yakin siluman ular dan siluman berua
Magbasa pa
Pesona Sang Pengawal Api
Terlihat Ratu Surgawi naik ke atas podium. Di sampingnya, sang ajudan mengikutinya sembari membawa sebuah nampan yang cukup besar.Desas-desus dan gosip tentang ketujuh pengawal kerajaan Negeri Elemen kembali beredar nan berkelana ke seisi auditorium istana pusat.“Tidak kusangka ketujuh pengawal negeri kita ini sangat powerful. Mereka bukan hanya pintar dalam mengendalikan kekuatan bola kristal Ibunda Ratu, mereka juga pintar dalam ilmu seni bela diri. Two thumbs up deh untuk mereka.”“Iya… Mungkin apa yang dikatakan si Robert Martin itu benar adanya. Mereka hidup dan dilatih dari penderitaan-penderitaan yang harus mereka lalui di alam manusia. Memang dulu pernah dikatakan, jika ingin benar-benar melatih diri dan mengumpulkan karma baik, dilahirkan di alam manusia merupakan pilihan yang tepat. Iya kan?”“Iya… Yang penting mereka itu sangat ganteng, sempurna sekali sebagai manusia. Aku rasa tidak ada lagi manusia lain dari alam manusia sana yang sesempurna mereka,” kata seorang dewi y
Magbasa pa
Pesona Sang Pengawal Tanah
“Sama tidak?” tanya Irene Calsy sedikit penasaran.“Kurang lebih sama…” kata Ray Wish Jenggala masih dengan senyuman keceriaannya.“Jadi bagaimana pendapat Pengawal Api soal tarian kami yang terakhir tadi?” tanya Irene Calsy lagi.Ray Wish sengaja memasang muka kesal karena Irene Calsy lagi-lagi memanggilnya dengan sebutan ‘Pengawal Api’.“Eh, maksudku adalah… Bagaimana pendapatmu soal tarian kami yang terakhir tadi, Ray?” Irene Calsy mengulangi pertanyaannya lagi. Dia merasa sedikit aneh. Dia mengecilkan volume suaranya karena takut kedengaran oleh penari-penari yang lain ia sedang mengobrol dengan salah satu dari tujuh pengawal tertinggi di Negeri Elemen.“Bagus sih… Hanya saja…” Ray Wish sengaja tidak menyelesaikan komentarnya.“Hanya saja apa…?”“Hanya saja… Jelas terlihat kalian tidak sehati dan tidak kompak ketika membawakan tarian tersebut. Kalian latihannya pisah-pisah ya?”“Sudah kuduga kau akan berpendapat begitu, Ray… Iya… Kami memang jarang latihan bersama.”“Kenapa bisa b
Magbasa pa
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status