Dalam cerita ini, tentu saja terdapat tujuh tokoh protagonis lintas dimensi - dunia manusia dan dunia naga. Di dunia naga, semua penghuninya tentu saja adalah para naga. Para naga ini bisa bertransformasi menjadi manusia dan menjalani kehidupan layaknya manusia. Yang membedakan mereka dengan manusia biasa adalah fakta bahwa mereka bisa menggunakan kekuatan-kekuatan supranatural yang berdasar pada tujuh elemen dasar: angin, tanah, api, air, listrik, kayu, dan emas. Jadi, cerita aksi fantasi ini berkisar di antara tujuh lelaki muda yang meninggal dalam kehidupan mereka di alam manusia. Dengan satu alasan tertentu, mereka ditransfer ke dunia naga. Ratu Surgawi di dunia naga memilih mereka untuk dijadikan sebagai tujuh pengawal tertinggi kerajaan naga - untuk melindungi Ratu dan Pangeran. Masalah satu dan yang lainnya berdatangan tiada henti dalam perjalanan mereka menuju ke posisi pengawal kerajaan tertinggi. Tantangan demi tantangan juga tak henti-hentinya sampai dengan satu kenyataan terakhir yang harus mereka hadapi. Jadi, pertanyaan final di sini adalah... Apakah Anda percaya dengan takdir?
View MoreDikatakan bahwa di dunia ini terdapat tujuh kesedihan. Dilahirkan sebagai manusia, kita mau tidak mau akan berhadapan dengan tujuh kesedihan tersebut. Ada yang beruntung tidak mengalami semua dari ketujuh kesedihan tersebut. Namun, ada yang kurang beruntung harus menjalani semua dari ketujuh kesedihan: lahir, sakit, tua, kematian, kebencian, kekecewaan, dan kesedihan cinta.
Kehidupan bagaikan mimpi. Dalam sekejap saja, kita sudah tiba di ujung jalan. Dalam sekejap saja, kegembiraan akan berubah menjadi kesedihan; pertemuan dan kebersamaan akan berubah menjadi perpisahan; yang masih berada dalam genggaman tangan dalam sekejap saja akan terbang menghilang tertiup angin; serta semua yang ada perlahan-lahan akan lenyap dan berganti.
Kita mulai saja satu kejadian demi satu kejadian…
***
Bandung, awal September 2016
Bulan baru sudah datang. Jalanan kota Bandung tetap sama – dipadati oleh mobil, angkot, sepeda motor, becak, sepeda dan para pejalan kaki. Masing-masing menjalankan aktivitas masing-masing. Masing-masing mencari penghidupan masing-masing.
Begitu juga dengan Robert Martin Darelius. Sebagai seorang sarjana ekonomi, Robert Martin kini bekerja sebagai staff keuangan di salah satu perusahaan ternama di Bandung. Perusahaan tersebut memproduksi sarang burung walet. Sarang burung walet dari perusahaan tersebut terkenal di mana-mana dan bahkan sampai menembus pasar internasional. Tentu tidak perlu diragukan lagi gaji yang diterima oleh Robert Martin sebagai salah satu staff keuangan perusahaan tersebut tidaklah sedikit.
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang ketika telepon di meja kerja Robert Martin berdering. Robert Martin menjawabnya.
“Halo, Bert…” kata si ibu di seberang.
“Ya… Ada apa, Bu?” tanya Robert Martin sembari sedikit mengerutkan dahi.
“Ibu baru saja pulang dari kuil yang ada di depan gang rumah kita. Kata si cenayang itu, kau harus hati-hati di bulan ini, Bert. Akan ada yang tidak senang padamu dan berencana main belakang padamu,” kata si ibu dengan nada khawatir. Nyonya Darelius memang termasuk seorang wanita setengah baya yang percaya dengan hal-hal berbau takhayul.
“Ibu mulai lagi deh… Kan aku sudah bilang aku akan berhati-hati. Ibu dan Ayah tidak usah khawatir.” Terlihat sedikit senyuman gugup menghiasi wajah Robert Martin.
“Kau anak kami satu-satunya. Bagaimana kami bisa tidak khawatir? Pokoknya kau hati-hati saja deh… Soal penggelapan uang oleh atasanmu itu, Ibu rasa sebaiknya kau jangan melaporkannya ke direktur deh. Dia itu manager sementara kau hanyalah seorang karyawan biasa. Ibu tidak yakin direkturmu itu akan lebih percaya padamu daripada dia.”
“Aku memang sudah memikirkan kata-kata Ayah dan Ibu mengenai hal ini. Sudah kuputuskan aku akan mengundurkan diri saja dari tempat ini. Tidak ada gunanya aku melawan jika pada akhirnya aku akan tetap kalah kan? Siang ini memang rencanaku akan menyerahkan surat pengunduran diri kepada direkturku itu, Bu. Jangan khawatir ya, Bu…”
“Oke deh, Bert… Habis kau mengundurkan diri dan membereskan barang-barangmu, cepat pulang ya… Lebih cepat kau memutuskan hubungan dengan tempat itu lebih baik Ibu rasa. Semuanya koruptor dan tukang cari muka! Kau tidak cocok berada di sana!” Terdengar sedikit nada tegas di sini.
“Oke, Bu… Aku tutup telepon dulu ya kalau begitu… Aku akan membereskan segala kerjaan akhirku hari ini.”
Robert Martin meletakkan kembali gagang telepon ke tempatnya. Dia berdiri dari kursinya dan keluar dari ruangan kerjanya. Dia berjalan ke ruangan sang direktur dengan sepucuk surat pengunduran diri dalam genggaman tangannya.
Sudah bisa ditebak, sang direktur muda tentu saja terhenyak bukan main dengan pengunduran dirinya.
“Kenapa bisa begitu? Kau merasa tidak cocok di divisi keuangan? Aku kasih kau bantu-bantu di divisi perencanaan, waktu itu kau bilang kau kurang kreatif dan tidak cocok di sana. Sudah dua tahun kau membantuku di sini, Bert. Kenapa sekarang mendadak mengundurkan diri?”
“Aku… Aku…” Robert Martin tidak kuasa membuka mulutnya dan melaporkan penggelapan uang oleh sang manager keuangan.
Sang manager muda mengetuk pintu ruangan kerja sang direktur muda. Pintu dibuka dan tanpa dipersilakan, sang manager muda langsung masuk dan menutup pintu ruangan tersebut. Tampak sang manager muda berjalan menghampiri Robert Martin dan sang direktur muda. Kini ketiga laki-laki muda tersebut berdiri dalam satu ruangan yang sama, saling bertatapan penuh misteri.
“Kau sudah berjanji akan membantuku dan kita bersama-sama akan membesarkan nama perusahaan ini. Waktu di bangku kuliah dulu, kau sudah berjanji akan tetap di sampingku di perusahaan ini,” desis sang direktur muda dengan wajah nanar.
“Sorry, Jason… Benar-benar sorry… Aku benar-benar tidak berdaya kali ini…” Terdengar Robert Martin menghela napas panjang.
“Mungkin… Mungkin… Mungkin aku rasa Robert keluar dari perusahaan kita karena gaji, tunjangan dan fasilitas yang kauberikan itu kurang memadai, Jason,” kata si manager muda dengan sedikit sinis.
Kontan Robert Martin menatap tajam ke si manager muda.
“Apa maksudmu?” Si direktur muda tampak tersinggung.
“Yah bisa saja kan… Sejak kuliah dulu, Robert kita ini sudah terkenal dengan kecerdasannya dan bahkan dia termasuk ke dalam sepuluh mahasiswa dengan IPK terbaik. Kau yakin hanya perusahaan kita ini saja yang sanggup menawarkan gaji, tunjangan dan fasilitas sebesar yang kauberikan?” Nada sinis masih terdengar di sini.
“Benarkah itu?” Kini si direktur muda berdiri dari duduknya dan menatap tajam ke Robert Martin.
“Really really sorry, Jason…” Kepala Robert Martin sedikit menunduk. Ancaman sang manager muda di hadapannya ini masih terngiang-ngiang di telinganya.
Sang direktur muda kembali terhenyak di tempatnya.
Kau tahu siapa aku bukan? Aku takkan segan-segan menyingkirkan siapa pun yang menghalangi jalanku – termasuk saudara sepupuku sendiri si Jason Keparat itu! Kau yang hanya orang luar dan bukan siapa-siapa bagiku, kau rasa aku akan berpikir dua kali ketika membereskanmu? Kau begitu menginginkan kehidupan yang tenang nan tidak berombak. Kusarankan kau secepatnya mengundurkan diri dari perusahaan ini sebelum aku benar-benar turun tangan terhadapmu…
“Kau pengkhianat!” desis sang direktur muda singkat, tajam nan padat berisi.
Robert Martin mengangkat kepalanya. Ia kini memandang temannya semasa kuliah di hadapannya ini dengan bola mata yang sedikit membesar.
“Oke deh… Hak masing-masing orang untuk tetap bekerja di perusahaan ini atau tidak… Hak masing-masing orang untuk tetap memegang janjinya atau tidak… Aku tidak bisa memaksamu untuk tetap berada di sampingku di perusahaan ini sementara di luar sana ada jalan yang bebas membentang dan yang akan membawamu ke puncak kesuksesan bukan? Pergilah… Aku tidak ada urusan apa-apa lagi dengan seorang pengkhianat sepertimu!”
Robert Martin hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan berat hati. Saat ia berbalik badan dan hendak keluar dari ruangan sang direktur muda, kembali terdengar suara sang direktur di belakang punggungnya,
Pak Reynold berdiri di depan bola kristal peramal dan mulai mengajukan pertanyaannya, “Apa yang akan terjadi pada ketujuh pangeran Negeri Elemen di masa depan?” Begitu pertanyaan tersebut dilontarkan, mendadak saja bola kristal peramal mengeluarkan semacam kabut asap ke seisi ruangan kerja Pak Reynold. Kabut asap kian lama kian tebal dan akhirnya menghalangi jarak pandang Pak Reynold dan Rafael Sahah. Antara tersadarkan dan tidak, keduanya seakan-akan terlempar ke sebuah dunia yang benar-benar asing bagi mereka. Di dunia itu, mereka hanya bisa menyaksikan apa-apa saja yang terjadi, namun mereka tidak bisa menyentuh apa pun yang ada dalam dunia itu ataupun berinteraksi dengan orang-orang yang ada dalam dunia itu. Tampak seorang pemuda pertengahan dua puluhan sedang duduk sendirian di sebuah coffee shop. Coffee shop tersebut berada di tengah-tengah pusat kota yang ramai dan sibuk. Tampak sedikit antrean pembeli di bagian depan. Tampak ada beberapa pengunjung yang memilih menghabiskan
“Aku mengalami hari-hari yang buruk akhir-akhir ini karena sang dewa yang aku cintai sama sekali tidak mengetahui perasaanku dan sama sekali tidak menghiraukan cinta dan perhatianku. Namun, melalui perjuangan-perjuangan Tujuh Pangeran selama ini, aku bisa belajar bagaimana mencintai diri sendiri dan menunjukkan cintaku yang tidak terbatas kepada dewa-dewi yang ada di sampingku. Sang dewa yang aku cintai akhirnya menyadari keberadaanku dan cintaku terhadapnya selama ini. Kemarin aku memberanikan diri menyatakan perasaan padanya dan dia menerimanya. Kami telah jadian sekarang. Terima kasih kepada Tujuh Pangeran atas segala motivasi dan semangat yang dipancarkan selama ini… Kami akan selalu menunggu kalian kembali…” kata salah seorang dewi junior yang lain, yang diiringi sorak-sorai dan tepuk tangan riuh seisi auditorium.“Aku berkali-kali gagal ujian saringan masuk ke perguruan tinggi di Negeri Elemen sini. Setelah itu, pacarku juga memutuskan hubungan kami dengan alasan dia telah menc
Panglima Christian Aquila mendesah napas panjang dalam diam. Howard… Novi… Kini kalian sudah bisa tenang di sana. Ketujuh pangeran sudah tumbuh dewasa sekarang dan kelak pasti akan bisa menjadi tujuh raja yang arif dan bijaksana.“Kita akan berpindah ke ruangan auditorium di lantai bawah dulu, Tujuh Pangeran. Rakyat Negeri Elemen ingin mengucapkan salam perpisahan secara langsung kepada Tujuh Pangeran,” celetuk Pak Reynold.Tujuh Pangeran saling berpandangan untuk sesaat. Mereka tersenyum penuh arti dan kemudian mengangguk mengiyakan.“Oke… Kita akan berpindah ke ruangan auditorium di lantai bawah…” tukas Josh santai.Satu per satu menteri dan staff kenegaraan tampak meninggalkan ruang rapat.***“Tujuh Pangeran akan berangkat ke alam brahma hari ini. Ketujuh putri yang menemani dan mencintai mereka pasti akan sangat sedih…”“Iya ya… Kasihan ya ketujuh putri itu… Apakah mereka bisa bertahan sampai dengan Tujuh Pangeran kembali ke alam dewa naga dan alam manusia nanti?”“Yang namanya c
“Apa itu?” tanya Yongki dan Ray Wish berbarengan.“Persahabatan, persaudaraan, dan kekerabatan kita tetaplah sama. Mungkin pada waktu 20 tahun mendatang, kita akan datang ke sini membongkar kotak kenangan ini bersama-sama dengan istri dan anak-anak kita. Iya nggak?” Junaidy menyeringai lebar.Keenam saudara yang lain juga tampak meringis lebar.“Dan aku akan bilang pada anak-anakku bahwa mereka memiliki enam paman yang sangat aku sayangi…” kata Vritz.“Dan aku akan bilang pada anak-anakmu dulu aku pernah beradu mulut dengan ayah mereka,” sahut Josh dan meledak dalam tawa ringannya.“Terserah apa yang mau kaubicarakan dengan mereka, Josh…” Vritz tampak meringis lebar. “Kurasa itu akan sangat menyenangkan… Kita datang ke sini membongkar kapsul waktu ini, mengenang masa-masa silam. Dan pada saat itu kita akan cerita lagi tentang hari ini, ditemani segelas teh hangat dan beberapa cemilan ala kadarnya di sore hari.”“Akan terasa suasana yang begitu hangat dan sejuk di hati ya…” kata Jimmy.
“Kenapa bisa begitu?” tanya sang putri lemah lembut, masih merebahkan kepalanya ke bahu sang pangeran, dan masih menelusuri pemandangan di luar dengan sorot mata menerawang.“Biarpun mereka memperoleh seluruh semesta ini sekalipun, mereka tetap takkan merasa bahagia dan gembira. Hanya ada kenihilan, kehampaan, dan kekosongan di sana. Karena sebenarnya yang mereka butuhkan dan inginkan sangat… sangatlah sederhana. Mereka hanya membutuhkan cinta dari orang-orang yang mereka sayangi; mereka hanya membutuhkan perhatian dari orang-orang yang mereka cintai. Sederhana sekali, tapi justru itulah yang tidak mereka dapatkan selama ini. Beginilah akibatnya jika hidup di dunia tanpa cinta…”“Menurutmu cinta bisa mengalahkan segalanya?”Sang pangeran kembali menganggukkan kepalanya dengan mantap.“Itulah yang membuatku tetap bertahan sampai sekarang, Sayang. Ada cinta darimu… Ada cinta dari kedua orang tuaku yang terdahulu… Ada cinta dari kedua orang tuaku yang di alam manusia sana… Dan, ada cinta
Tujuh Pangeran membawa tujuh putri pujaan masing-masing ke restoran termahal dan termewah baik di alam dewa naga maupun di alam manusia. Semuanya membawa putri pujaan masing-masing menyantap makanan lezat di restoran yang super mewah, kecuali Vritz yang membawa si gadis kelinci terbang ke puncak gunung tertinggi di alam dewa naga. Si gadis kelinci sendiri tidak menginginkan makanan super lezat di restoran super mewah. Dia bilang dia hanya menginginkan sedikit waktu yang semakin terasa berharga untuk dihabiskannya bersama-sama dengan Vritz.Terdengarlah beberapa percakapan penting nan penuh arti antara ketujuh putri pujaan hati dengan ketujuh pangeran.“Kenapa tidak dimakan?” tanya sang pangeran.“Karena aku tidak berselera…” jawab sang putri masih menatap dingin ke makanan dan minuman yang terhidang di hadapannya. Sayup-sayup terdengar suara background music yang melankolis mengalun ke seisi restoran.“Makanlah… Habis itu, kita akan jalan-jalan ke taman hiburan.” Sang pangeran berusah
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments