All Chapters of Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya: Chapter 141 - Chapter 150
185 Chapters
Kembali ke Jakarta
Kami akan kembali ke Jakarta hari ini, setelah beberapa hari menghabiskan waktu di rumah emak untuk menghadiri pernikahan mas Pandu."Jadi kamu pulang hari ini?" Rose bertanya saat aku memasukkan baju terakhir Sean ke dalam koper." Ya, esok adalah sidang pertama mami dan kami harus datang menyaksikan. Kamu masih akan tinggal di sini?" Aku bertanya pada Rose, sebab mas Pandu bilang akan pindah ke rumah mereka sendiri di Solo baru."Besok mungkin, aku manut saja sama mas Pandu." Ucapnya tersenyum, setelah menikah dia jadi lebih tenang dalam bicara."Bagaimana dengan kariermu?" Aku hentikan aktivitasku mengemas barang dan menunggu jawaban Rose."Entahlah, aku masih punya kontrak kerja minggu depan dan mas Pandu bilang aku boleh menyelesaikan pekerjaanku.""Lalu?" Tanyaku lagi."Lalu apa, ya setelahnya aku perlu bicara lagi pada mas Pandu. Aku sekarang bukan wanita bebas kan Queen, ada tanggung jawab terhadap suamiku juga, jadi aku tak boleh egois."Aku tersenyum melihat wajahnya yang da
Read more
Di balik wajah itu.
Aku dan Bapak turun di parkiran, kami sama-sama diam saat mobil tahanan melintas di depan kami. Jelas sudah siapa yang ada di dalam sana, sebab pengacara yang ku kenal dan kini berada di pihak mami mendekati mobil itu dengan segera."Sayang!" Banyu menyentuh pundakku dan terkejut saat melihat Bapak juga ada di sini."Kapan Bapak datang?" Tanyanya segera mencium tangan Bapak."Baru saja dan langsung ke sini. Itu mamimu?" Tanya Bapak menunjuk mobil tahanan yang baru saja lewat dengan dagunya."Iya pak, betul.""Yasudah, ayo masuk sebentar lagi sidang pasti di mulai."Bapak mengajak kami masuk bersama duduk di lorong putih tempat beberapa orang juga menunggu panggilan sidang."Masih menunggu sidang yang belum selesai pak Banyu, mungkin sebentar lagi." Ucap pengacara keluarga kami berbisik pada suamiku.Mataku tertuju pada Mami yang berjalan masuk ke sebuah ruangan, mata kami sempat bertemu dan aku bisa melihatnya menatap tak suka ke arahku. Banyak hal yang sudah aku lewati, namun mengap
Read more
Permainan baru!
Sidang berjalan dengan baik, sidang ke dua akan di gelar beberapa minggu lagi, kami putuskan berlibur sebelum sidang kembali di gelar, namun sebelum berangkat aku bersama Mala diam-diam menemui mami.Ruang tunggu kami senyap, tak ada keluarga lain yang membesuk saat kami datang. Tak lama seorang petugas datang membawa Mami yang nampak cuwek dengan pakaian tahanannya.Dia duduk membuang pandangan, membuat aku bisa melihat dengan jelas wajahnya yang terlihat sangat berbeda."Siapa dirimu?" Tanyaku heran saat dia tersenyum gigi gingsul yang mami punya tak kulihat ada padanya."Kamu tau sesuatu Dina?"Aku dan Mala saling pandang lalu kembali menatap lekat wanita itu."Katakan siapa dirimu?""Aku adalah orang yang sangat membenci Haryati, Amelia atau siapa nama perempuan munafik itu. Dia wanita yang terlalu beruntung untuk bisa dapat keluarga yang utuh."Aku dan Mala kembali saling padang, sejujurnya aku benar-benar tak tau apa yang wanita itu katakan sekarang."Sepertinya tante ini depres
Read more
1. Dream Net (session 3)
Permainan baru akan di mulai, aku sudah bersiap untuk kemungkinan apapun, bahkan jika harus mempertaruhkan semuanya untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi. Aku berganti pakaian, bukan lagi gamis lembut yang selalu kukenakan, kali ini sebuah kemeja abu berpadu dengan celana hitam dan blues hitam panjang mejadi pelengkap yang manis penampilanku saat ini.Kuturuni tangga rumah dan melihat Mala duduk di sofa sendiri."Di mana anak-anak?" Tanyaku padanya.Mala berdiri melihatku yang turun dengan baju berbeda. " Mereka di kamar bapak dan emak. Mbak mau kemana?" Dia kembali memperhatikanku."Aku harus pergi." Ucapku berpamitan pada Mala di ruang tengah rumahku."Pergi kemana, beberapa jam lagi kita akan berangkat mbak." Dia mengikuti dari belakang."Aku tau Mala, hanya sebentar sebelum Banyu datang, aku ada janji bertemu seseorang."Mala diam seolah menebak apa yang sedang di dalam benakku ini. " Bertemu siapa?""Seseorang, tepatnya beberapa orang yang kukenal.""Apa ini ada hubungann
Read more
2. Rapat Rahasia
Sky membuka semua file yang dia bisa jangkau, membongkar identitas seseorang itu tak mudah, terlebih orang itu belum pernah kita ketahui. Seperti biasa Black tak pernah bisa langsung bergabung, kali ini aku memahami posisinya, terlebih Bapak yang memang tak pernah membiarkan Ramdan alias Black pergi terlalu lama."Oke!" Ucap Sky lalu menggeser layar laptopnya."Kamu temukan sesuatu?" Tanyaku tak sabar."Hanya sebuah foto, foto mami Banyu yang sedikit berbeda."Aku memperhatikan layar dan melihat wajah dua orang yang begitu mirip, aku tak melihat perbedaan yang ada."Foto ini saat acara makan malam kami mungkin tiga bulan sebelum kecelakaanku." Aku mengingat betul hari itu, hari di mana mami tanpa sengaja menumpahkan sup panas di gaunku. Sup yang harusnya dia berikan untukku namun tumpah karena tersenggol seorang pelayan."Lalu ini?"Mataku sayu menatap foto kedua di layar. " Ini foto di saat pemakaman papa." Ucapku masih mengingat hari itu dengan jelas."Tapi apa maksud kedua foto in
Read more
Liburan Ke Jepang
Dari Bandara Sukarno-Hatta, kami bertolak menuju Jepang. Banyu memilih Jepang karena memang lebih dekat di banding bila ke eropa, terlebih Mala dan Anik belum pernah mengunjungi negara ini. 7 jam 30 menit perjalanan udara mengantar kami menginjakkan kaki di Bandara Narita, salah satu bandara internasional di Jepang. Dua tour guide asli indonesia menjemput kami di depan bandara, kami masuk ke dalam mobil menuju hotel yang sudah mereka sediakan."Mari makan malam dulu." Ucapnya saat turun dari mobil sembari menggiring kami masuk ke dalam restoran di area hotel.Kami makan malam bersama, menu nasi goreng, nasi ayam kecap dan beberapa sayur bening lengkap dengan lauknya, menu ala Indonesia yang sudah di pesan jauh-jauh hari sebab Emak dan Bapak akan kesulitan jika harus makan sesuatu yang baru dan asing."Sudah ada kabar dari Sky?" Rose bertanya padaku saat kami berpapasan mengambil sup."Belum, apa dia menghubungimu?" Tanyaku sambil melihat sekitar, memastikan ucapan kami tak di dengar o
Read more
Liburan dan teror
Aku dan Banyu melihat begitu banyak rekaman, dan menemukan kejanggalan saat kami berada di pantai, mami yang berjalan sendiri ke sisi tebing, datang setelah matahari hampir tenggelam, ia berjalan kikuk saat semakin dekat dengan kami."Ini bukan mami!" Banyu mem pause video di layar dan memperbesar gambar yang ada. Wanita itu sedikit berbeda dengan mami, ia lebih pendek dengan jilbab yang bebeda."Kenapa kita tak langsung tau saat ini sayang?" Ucapku menyesali apa yang terjadi."Ia begitu mirip, bagaimana kita bisa tau itu bukan mami." Banyu berusaha menenangkan diriku."Jika kita bisa temukan Kanaya, kita bisa dengan mudah temukan mami." Ucapku bersemangat, aku ingin segera membawa mami pulang bersama kami."Tapi tak semudah itu Sayang, sidang atas nama mami terus berlangsung, bagaimana bisa kita membiarkan nama mami menanggung semua dosa yang bahkan mam sendiri tak tau."Aku diam, Banyu benar. Menemukan mami itu perkara mudah, yang jadi masalah adalah jika kami menemukannya tanpa pun
Read more
Investigasi
Banyu meremas kesal kertas dan foto di tangannya, aku bisa melihat urat nadinya membesar bersama napas yang memburu menahan gejolak hatinya."Beraninya dia bermain denganku!" Ucapnya dengan rahang menggeras. Selama aku menikahinya, aku tak pernah melihatnya semarah ini." Bagaimana mas, apa kita harus pulang hari ini?" Mala terdengar cemas, ia pasti takut sesuatu yang buruk terjadi lagi, terlebih saat ini kami membawa Sean dan Dara bersama."Yang pertama harus kita lakukan adalah mengamankan anak-anak." Ucapku meyakinkan Banyu, aku juga takut hal buruk terjadi pada mereka."Aku akan hubungi Sky dan Rock untuk melacak siapa yang mengirim ini pada kita." Banyu memgambil ponselnya di dalam tas dan menghubungi Sky dan Rock."Mbak, apakah aman membiarkan anak-anak tetap di sini?""Entahlah, aku belum tau. Tapi lebih aman memang kita di Indonesia." Ucapku yakin."Lalu kita akan pulang?" Tanya Mala lagi."Tunggu informasi dari yang lain dulu." Ucapku menenangkan Mala yang begitu paniknya."B
Read more
6. Di buntuti
Menghabiskan waktu di Jepang, pagi ini aku putuskan untuk jalan pagi di sekitar hotel. Rose dan Mala menemaniku berjalan di trotoar bersih dan indahnya kota Tokyo, salju masih turun dan tak banyak anak muda berjalan di pagi hari, bayangan keramaian seperti di car free day tak akan mungkin di jumpai di sini, terlebih musim dingin masih berlangsung meski salju turun tak selebat bulan Januari. Jika musim panas tiba, Pagi hari adalah milik orang tua, mereka habiskan banyak waktu untuk senam pagi, berjalan santai bahkan sebagian lain bersepeda. "Mau naik kereta ke Asakusa.?" Rose iseng menawari, kami memakai pakaian tebal saat ini dan aku masih bisa merasakan hawa dingun menembus kulit.Mendengar ajakan Rose, aku yang memang ingin sekali berkeliling kota sekitar menganggukkan kepala dengan cepat. "Boleh, aku dengar di sana ada kuil yang terkenal.""Wah, jadi nggak sabar, ayo mbak!" Ucap Mala tak kalah bersemangat.Udara memang terasa dingin di akhir bulan Februari, namun matahari sudah me
Read more
7. Pov Mala (Ancaman)
Pov MalaKami pulang setelah banyak hal terjadi di Jepang, pesawat kami tiba menjelang sore dan rumah mbak Dina jadi tempat tujuan kami berkumpul, di sana Sky dan Rock sudah datang saat kami sampai, aku masuk ke dalam kamarku bersama Anik, sementara Dara dan Sean kembali lagi pada ibunya, mbak Dina.Ku bersihkan diriku di dalam kamar mandi, terduduk di bawah pancuran air yang membasahi tubuhku, aku merasa jijik dengan tubuh ini, dengan diriku sendiri. Sepanjang hari aku terus merasa sesak, duniaku bahkan sedang tak baik-baik saja sekarang. Bagaimana aku harus menjelaskan pada semua orang apa yang aku alami di Asakusa kemarin.****Asakusa, di depan kuil.Kami berpencar setelah mbak Dina yakin ada seseorang yang mengikuti kami. Aku memilih berjalan berlawanan arah dengan mbak Dina, setelah beberapa meter menjauh, aku pun merasa ada yang sedang melihatku entah di mana. Mataku menjelajah ke semua sudut yang mampu ku capai dengan mata, bahkan aku berdiri di sisi belakang kuil sebelum akhi
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
19
DMCA.com Protection Status