Semua Bab Pewaris Tunggal: Bab 61 - Bab 70
993 Bab
Bab 61: Kagumnya Si Mantan Komandan
Perwira ini terkagum-kagum melihat mewah dan luasnya rumah yang berharga hampir 100 milyar ini.Dengan pikiran sejuta pertanyaan, Roni di sambut Ali di pintu utama dan di bawa ke ruangan kerja Brandon yang luas dan mewah dan sudah di tata sedemikian rupa oleh Novia di bantu seorang desainer interior.Begitu masuk dan duduk di sebuah kursi tamu yang tak kalah mewahnya, Kombes Roni melongo melihat Brandon yang terlihat sudah menunggunya, Roni hampir pangling melihat berubahnya Brandon kini, selain lebih styles, Brandon juga telah menjelma bak selebriti, karena pakaian nya walaupun santai, tapi sepintas Roni tau, kalau pakaian yang Brandon kenakan tak ada yang murahan, seperti saat dia masih jadi sang pengawal.Brandon langsung memeluk Kombes Roni, ia tersenyum sedikit dan mempersilahkan Roni duduk.“Suatu kehormatan bapak Kombes Roni bisa datang ke rumah saya!”“Gileee…kalau tidak melihat langsung, aku tak akan percaya kalau
Baca selengkapnya
Bab 62: Bertemu Mantan Atasan yang Memecat
Besoknya, sepulang dari kantor Kombes Pol Roni terkaget-kaget saat tiba di rumah, karena sudah ada sebuah mobil SUV jenis terbaru nangkring di halaman rumahnya yang tak terlalu mewah ini.Dilihatnya anak gadisnya yang baru setahun kuliah memperlihatkan kunci dan surat-surat mobilnya.“Kata mba-mba yang ngantar mobil ini, ini hadiah dari teman ayah, namanya Brandon Hasim Zailani, katanya ga boleh nolak, lagian ini bukan suap kan pah?” kata Greta, anak tertua Kombes Pol Roni yang berwajah cantik dan mengenakan hijab ini dengan wajah ceria.Roni kini tak bisa berkata-kata lagi, candaannya dia kemarin dengan Brandon di wujudkan langsung oleh pemuda yang sudah sangat tajir itu.Baru saja Kombes Roni ingin bertanya lagi, telponnya berbunyi dan yang menelponnya ternyata Brandon.“Waaah nanti saya di kira berbisnis nggak benar gara-gara kamu kasih mobil mewah ini, tau sendiri kan di korps ini, saling curiga sangat tinggi!” langsung
Baca selengkapnya
Bab 63: Penyesalan Tantri
Melihat sambutan Brandon ‘biasa-biasa saja’ Brigjend Anang lalu izin dengan Irjend Aidil untuk duduk.“Brigjend Anang, acara HUT Polda Metro Jaya sudah tak perlu lagi ke sana kemari cari sponsor, Bung Brandon sudah nyatakan akan membantu kekurangan biayanya. Malah beliau genapkan jadi 2 Milyar!”Makin kagetlah Brigjend Anang mendengar ucapan sang Kapolda ini, karena selama ini dia memang ditugaskan Kapolda untuk mencari sponsor buat acara HUT Polda Metro Jaya dan sebetulnya dia ingin melaporkan kalau sampai kini kekurangan dana belum dia peroleh, sedangkan acara tinggal hitungan hari lagi.Saat dia melirik ke Brandon, pria ini terlihat cuek-cuek saja sambil mengotak-atik smartphone dengan kaki sengaja di silang.Brandon sengaja tidak mengganggu Brigjend Anang berbicara dengan Kapolda, sementara Kombes Roni tetap dengan posisi siap di kursinya.Brandon sendiri diam-diam sudah punya planning khusus terkait mantan atasannya yan
Baca selengkapnya
Bab 64: Rencana Besar Dimulai
Belum lagi saat melihat bagaimana Brandon bak bintang yang sedang bersinar terang, karena ratusan pengusaha juga hadir dan semuanya menghormati sang crazy rich muda ini.Brandon juga secara resmi mengenalkan perusahaannya dengan nama Kanah Group, Brandon sengaja menamakan perusahaannya dengan nama ibunya, sebagai penghormatan pada sang bunda.Apalagi saat Brandon diminta menyampaikan pidatonya sebagai Chairman Kanah Group yang bergerak di bidang investasi dan Keuangan.Brandon yang kini berpenampilan sangat berkelas berkat arahan Asisten Yusi yang khusus datang dari Kuala Lumpur, benar-benar menghiptonis semua undangan.Rata-rata memuji pidato Brandon yang sangat menggugah semuanya, karena Brandon berambisi akan menjadikan perusahannya sebagai group investasi yang bonafid tanpa menggunakan hutang apapun di bank-bank dalam negeri juga luar negeri.Diam-diam selain kuliah jurusan bisnis di Kuala Lumpur, Brandon juga mempunyai dua guru private yang sa
Baca selengkapnya
Bab 65: Tantri Kaget Brandon Berubah Ganas
Keesokan hari, Brandon memenuhi keinginan mantan tunangannya ini bertemu, Tantri ternyata mengajak Brandon bertemu di sebuh hotel yang lebih mirip cottage di pinggiran kota Jakarta.Brandon datang sendiri dengan mobil SUV mewahnya, ia langsung masuk ke halaman hotel dan menuju ke sebuah parkiran yang ternyata merangkap kamar, sesuai pesan yang di katakan Tantri sebelumnya melalui telpon.Begitu pintu kamar terbuka, Brandon agak pangling melihat penampilan Tantri yang berbeda jauh, pakaiannya terlihat sangat terbuka dan menampilkan lekak lekuk tubuhnya.Tubuhnya yang kuning mendekati putih benar-benar membuat Malaki harus memalingkan wajahnya, sambil menyapu kondisi kamar hotel yang lumayan mewah ini.Tantri langsung memeluknya dan mengajak duduk di kursi yang ada di kamar itu.“Hmm…kamu kok dingin banget terhadapku…masih marah yaaa?”Brandon menoleh ke wajah Tantri.“Tidak…aku hanya menghormati kamu dan tunanganmu tersebut!”“Aku dan Wijaya akan segera putus!”“Apa…kok bisa, ada apa…?
Baca selengkapnya
Bab 66: Dendam Membara
“Iya ayah…Brandon akan selalu ingat!” sahut Brandon sambil terus menciumi tangan ayahnya, yang tanpa Brandon sadari mulai dingin, bukan dingin karena AC, tapi dingin yang berbeda.“Brandon…satu lagi pesan ayah…nikahi Kelly…dia anak baik, bimbing dia kelak agar tak seperti ayahnya yang kemaruk harta, ini juga sekaligus memperbaiki hubungan kita dengan kakeknya, Dato Rahim Lim…kakeknya yang juga ayah dari istri ayah, Encik Ela, ingat harta yang ayah dan kamu nikmati sekarang berasal dari Dato Rahim Lim, jangan lupa sejarah!”“Baik ayah…Brandon kelak akan melamar Kelly!”Brandon tak ingin mengecewakan ayahnya, walaupun sampai detik ini, dia sama sekali tak ada rasa cinta dengan Kelly, kecuali cinta abang ke adik, karena hatinya masih teringat Sarah, yang lost kontak dan bingung kemana mencari gadis cantik tersebut.  Wajah Dato Hasim terlihat berbinar mendengar jawaban an
Baca selengkapnya
Bab 67: Selidiki Sendiri Dalang Pembunuh
“Tak bisa ku andalkan aparat yang lamban bergerak, seakan-akan dalangnya ini orang yang sangat sulit dan tak tersentuh hukum!” batin Brandon.Terbunuhnya Dato Hasim menjadi headline semua koran-koran Malaysia selama berhari-hari, sampai akhirnya sang Dato meninggal dunia 3 hari setelah penembakan itu.Dari keterangan Asisten Rahman, Brandon mengetahui kalau penembakan itu terjadi saat Dato Hasim sedang jalan-jalan di sebuah taman di Kota Penang.Walaupun pengawalan sangat ketat, tapi sniper ternyata lebih lihai, sniper ini mampu memanfaatkan kelengahan para pengawal.Hanya satu tembakan yang tepat mengarah dadanya, Dato yang sudah renta inipun tersungkur ke tanah. Walaupun tak telak mengenai jantung, namun karena usia Dato yang uzur, Dato pun meninggal dunia di samping anak kandungnya, setelah di rawat intensif selama 3 hari di rumah sakit.Walaupun para pengawal sudah berusaha mengejar, tapi sniper ini mampu kabur dan menghilang, usai
Baca selengkapnya
Bab 68: Masih Misteri
Diam-diam Brandon terus memantau perkembangan Gerakan Brigjend Amri dan anak buahnya, untuk menyergap para pembunuh ayahnya. Brigjend Amri yang tahu latar belakang Brandon mengingatkan Brandon agar jangan bertindak di luar instruksinya, karena ini sudah masuk dalam planning mereka.Brigjend Amri curiga kalau sang crazy rich ini akan bertindak sendiri, dan sang jenderal polisi ini ngeri sendiri, karena tatapan Brandon menyiratkan dendam dan ada kekejaman di mata itu. Sebagai polisi senior di bidang intelejen, sang komandan intel ini tahu apa yang ada di dalam hati Brandon.Brigjend Amri Amran pun sampai kini tak mau menyebutkan di mana kelak mereka akan lakukan penyergapan.Hampir dua minggu semenjak meninggalnya Dato Hasim, Brandon belum juga dapat informasi baru lagi terkait penyergapan yang akan di lakukan Brigjend Amri.Saking fokusnya, Brandon sampai rehat sejenak dari rutinitasnya di kantor, ia benar-benar ingin membongkar siapa dalang pembunuhan ayahnya ini ada apa motif sesungg
Baca selengkapnya
Bab 69: Masuk Ke Sarang Pembunuh Bayaran
“Namanya Mr Chen!” Takur lalu menyebutkan alamatnya secara lengkap, Brandon langsung mencatat dalam hati.“Ngeekkk…!” Takur kembali pingsan yang kedua kalinya karena kembali pukulan karate Brandon mengenai tengkuknya.Setelah kepala Takur terkulai, Brandon melepaskan ikatan di lengannya dan mendudukan Takur bersandar di sebuah dinding beton di jalanan tersebut, ia pun kemudian meninggalkan tempat itu. Brandon langsung pulang setelah mengambil motor Harley nya di parkiran, motor itu sebetulnya milik ayahnya Dato Hasim, yang lama tersimpan di garasi, tapi selama ini selalu dipanaskan para ART. Sehingga motor ini tetap terpelihara baik, walaupun tersimpan bertahun-tahun di dalam garasi.Sebelumnya Brandon melihat ada 5 buah motor di sana dari berbagai merek, tapi ia suka melihat merek Harley ini. Ali yang melihat tuannya ini baru datang kaget, karena wajah Brandon makin hari dilihatnya makin dingin dan hanya
Baca selengkapnya
Bab 70: Tak Sengaja Bertemu Sarah
Pria kasar yang ternyata preman atau penguasa wilayah ini langsung berkacak pinggang di hadapan Brandon, sementara wanita yang ternyata masih muda ini menyingkir ke samping, tanpa Brandon sadari, wanita hamil itu menatapnya dengan wajah tercengang.Brandon berdiri berhadapan kini jarak mereka hanya 1,5 meteran, tinggi Brandon dan pria itu hampir sama, tapi badan orang itu lebih gemuk sehingga terlihat lebih besar, sementara tubuh Brandon yang tertutup jaket kulit ramping dan kokoh.Sedangkan dua orang yang ternyata anak buahnya kini mengurung Brandon, tubuh mereka agak pendek dan hanya sebahu Brandon.“Saya tak bermaksud ikut campur, hanya tak tahan lihat perempuan hamil kalian perlakukan kasar begitu!”“Hantam saja bos, ni orang ganggu kita saja!” nyolot seorang yang berdiri di sisi kiri Brandon.Pria tinggi besar ini melirik anak buahnya, lalu menatap wajah Brandon, tiba-tiba dia melayangkan tamparannya yang keras ke wajah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
100
DMCA.com Protection Status