Semua Bab PENGGARIS SEGITIGA: Bab 71 - Bab 80
90 Bab
Bab 70 KONFERENSI PERS
"Masih sakit?" tanya Selena sambil memegangi pipi Raymond yang masih tampak kemerahan. "Lumayan, sudah ga sesakit kemarin, tapi masih, perih..., sedikit....," jawab Raymond. "Kamu juga sih, salah sendiri." "Iya, aku tahu, aku salah." "Tapi kalau ngeliat pipi kamu memar begini, aku nyesel juga." "Nyesel kenapa?" "Nyesel banget, seharusnya tamparan aku harus lebih keras daripada tamparan Sonia. Kan aku pacar kamu, bukan Sonia," ledek Selena. "Sejak kapan kamu belain Sonia?" tanya Raymond kesal. "Aku ga belain Sonia, Sayang. Cuma memang dengan semua kekacauan yang sudah kamu lakukan, kamu memang pantas menerimanya. Lagipula untung Pak Wahyu dan rekan-rekan Wlife masih bisa menahan diri, kalau tidak, bukan cuma tamparan dari Sonia yang mendarat di pipi kamu," jawab Selena sambil mengoleskan salep anti memar di pipi Raymond. "Tok,Tok," suara seseorang mengetuk pintu. "Kalian sudah siap?" tanya Pak Wahyu membuka pintu ruang touch up. Pak Wahyu tidak dapat menyembunyikan kekesalann
Baca selengkapnya
Bab 71 SEBUAH PENYELESAIAN
"Siang, Pak, ada Pak Raymond dan Ibu Selena sudah menunggu di ruang depan," kata salah seorang asisten Pak Elio. "Suruh mereka masuk!" jawab Pak Elio. Tanpa menunggu lama, Raymond dan Selena segera masuk ke dalam ruangan kerja Elio Soedibrata. Ruangan yang terasa begitu dingin, entah karena temperatur AC yang terlalu rendah atau nuansa ruang yang penuh dengan warna putih dan biru tua. Satu-satunya kehangatan yang terpancar dari ruangan tersebut, hanyalah rentetan buku-buku dan lukisan-lukisan penuh warna yang terpasang rapih dan indah di dindingnya. "Selamat sore, Pak," sapa Raymond sambil melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut. "Sore, saya sudah menunggu kehadiran kalian berdua sejak tadi," jawab pak Elio sambil mempersilahkan mereka untuk masuk. Raymond dan Selena segera masuk dan duduk di depan meja sesuai dengan instruksi dari tangan Elio Soedibrata. Setelah semuanya siap untuk mendengarkan, Elio segera membuka laci meja dan mengambil dua buah surat dan diletakkan di atas m
Baca selengkapnya
Bab 72 ENDING
"Siang, Pak, ada Pak Raymond dan Ibu Selena sudah menunggu di ruang depan," kata salah seorang asisten Pak Elio. "Suruh mereka masuk!" jawab Pak Elio. Tanpa menunggu lama, Raymond dan Selena segera masuk ke dalam ruangan kerja Elio Soedibrata. Ruangan yang terasa begitu dingin, entah karena temperatur AC yang terlalu rendah atau nuansa ruang yang penuh dengan warna putih dan biru tua. Satu-satunya kehangatan yang terpancar dari ruangan tersebut, hanyalah rentetan buku-buku dan lukisan-lukisan penuh warna yang terpasang rapih dan indah di dindingnya. "Selamat sore, Pak," sapa Raymond sambil melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut. "Sore, saya sudah menunggu kehadiran kalian berdua sejak tadi," jawab pak Elio sambil mempersilahkan mereka untuk masuk. Raymond dan Selena segera masuk dan duduk di depan meja sesuai dengan instruksi dari tangan Elio Soedibrata. Setelah semuanya siap untuk mendengarkan, Elio segera membuka laci meja dan mengambil dua buah surat dan diletakkan di atas m
Baca selengkapnya
BAB 74
Satu bulan ini benar-benar membuatku lelah. Menguras emosi, pikiran serta tenaga. Ya, akhirnya kami menyelesaikannya juga. Konsep untuk desain Istana lahi yang cukup unik. Tentu saja, tidak dengan lemparan-lemparan piring. Aku akan segera meninggalkannya jika ia melemparkan piring terbang padaku. Aku tidak akan pernah mentolerir kekerasan seperti itu. Tetapi, kuakui, pertengkaran kami cukup intens, walaupun kemarahan ini hanya dalam beberapa jam bukan hitungan hari. Seburuk apapun debat argumen kami, aku dan Steven memutuskan untuk sesegera mungkin tidak memendam amarah terlalu lama. Alasannya...? Tentu saja, karena kami tidak akan membiarkan Cat mengambil popcorn dan menonton perkelahian kami berdua. Ya, Steven pun setuju, kami tidak akan memberikan anak itu 'entertaiment' gratis. ak bisa berpikir terlalu positif. Tetapi, se-grogi apapun hatiku ini, sepertinya apa yang mereka ucapkan ada benarnya. Untuk apa aku terpaku termenung di depan laptopku? Jika memang pengumumannya memang bar
Baca selengkapnya
Bab 75
menghancurkan kesenanganku sore ini. Drama apa? Tentu saja, drama keluarga. Aku menduga akan terjadi drama keluarga, jika anak polos itu sampai tahu, ternyata tante kesayangannya ternyata pendukung konsep perbudakan. Dan masalahya, hari ini, suasana hatiku sedang sangat baik, jadi aku tidak ingin merusaknya karena mendengar kesedihan Cat tentang tante tercintanya. ta urutannya. "Hei, darimana kamu dapat daftar ini?" tanyaku penasaran. Tentu saja aku penasaran, list yang diperlihatkan Steven padaku adalah daftar internal yang mungkin hanya dimiliki oleh panitia. Isi dokumennya juga jauh berbeda dengan email yang dikirimkan padaku. "Mudah, aku punya teman," kata Steven sambil tersenyum jahil. "Teman?" tanyaku penasaran. "Maksud kamu, teman orang dalam?" "Ng... ya begitulah!" jawabnya jujur. "Jangan-jangan...? Steven...!" panggilku sambil menatap wajahnya. Tentu saja ini permasalahan serius. Coba pikir, jika dia punya teman dalam, maka..., apakah keputusan hari ini adalah sesuatu ya
Baca selengkapnya
BAB 76
"aja artinya, tidak lebih. Kamu mengerti kan?" tanya Steven. Aku menggelengkan kepala. Aku memang tidak mengerti dengan ucapan Steven. "Bukankah itu bagus ya? Jika seseorang melihat karya kita, lalu langsung mengerti konsepnya apa. Bukankah memang itu tujuan kita?" "Ya, memang itu tujuan kita membuat konsep, untuk dimengerti. Tetapi..., ya gini juga kali. Kadang, kamu harus menyembuyikan makna di balik karya. Untuk membuat orang penasaran, hingga mereka melihat karya kamu dengan lebih dalam, lebih detail. Dan ketika mereka mengerti, maka mereka bisa memahami maknanya lebih dalam." "Cat, menurutmu?" tanyaku pada satu orang lagi yang mendadak jadi pendiam sejak 2 minggu yang lalu. "Cat ga tahu, terserah Kak Hermione dan Pak Steven aja," katanya singkat seolah-olah menghiraukan kami , termasuk juga ketika aku tidak ingin ceritakannya pada siapapun. Aku tidak tahu kenapa itu menjadi sebuah kesalahan. Kenapa Cat harus marah padaku hanya karena kau tidak memberitahunya tentang hubunganku
Baca selengkapnya
Bab 77
hir? Apa dia tidak memikirkan Papa dan Mama yang sudah berjuang mencari uang untuk menyekolahkannya? Uang tidak jatuh begitu saja dari langit, dan dia menyianyiakan keringat orang tuaku hanya karena keinginannya yang tidak jelas."Tut.. mengantuk, atau hanya idenya saja untuk kabur agar aku dan Cat bisa bicara dari hati ke hati. Ya, apapun maksudnya, aku sangat berterima kasih pada Steven, karena berkat dirinya, kini aku dan Cat sudah kembali normal. Bahkan kami sudah kembali bercanda seperti tidak pernah terjadi apa-apa."Hei, Cat! Tolong bantu aku beres-beres, Pak Steven akan marah kalau kita meninggalkan rumahnya dengan banyak peralatan kotor," kata Mbak Sri sambil mengumpulkan piring-piring kotor dari atas meja."Ok, Mbak!" sahut Cat sambil membantu mbak Sri membawa semua piring dan gelas kotor ke dapur."Jadi...?" tanya Ci Chien ketika melihat hanya kami berdua yang masih duduk di meja makan. "Jadi, apa kamu sudah memutuskan untuk memberitahukan masalah Lory pada Steven?" tanyanya
Baca selengkapnya
BAB 78
Baiklah tetapi setidaknya ada isinya. Ah, bukan, bukan aku yang berbelanja. Tentu saja aku tidak memasak di saat-saat sibuk seperti ini. Walaupun memasak adalah sesuatu hal yang kusukai. Jika aku merasa jenuh, memasak adalah salah satu kegiatan refreshing yang menyenangkan. Kecuali mencuci peralatan sehabis masak, biarlah itu menjadi tugas Cat atau Steven. Ok, kembali ke topik... kira-kira isi kulkas Steven berasal dari... Hayo, ada yang bisa tebak?Yes!! Nilai 100 untuk yang menjawab Mama. Ya, sekarang kulkasnya penuh dengan kiriman frozen food dari restoranku aka dari Mama. Aku tidak tahu mengapa Mama mengirimkan makanan sebanyak itu untuknya. Tetapi sepertinya mereka berdua sudah lebih akrab. Aku tidak tahu apakah aku harus mulai memantau isi W******p Steven? Aku harus tahu apa saja yang dibicarakannya dengan Mama. Aku tidak mau mereka berdua berkomplot merencanakan hal yang aneh-aneh. Anggap saja aku GR (Gede Rasa) tapi, begitulah kenyataannya. Jika dulu, tanpa mereka hati. Seperti
Baca selengkapnya
BAB 79
li lebih bahagia dari sebelumnya. Tetapi sayangnya kebahagiaan itu berlangsung hanya sekejab saja. Setelah pengumuman asli dari panitia muncul di emailku, ehm... maksudku bukan pengumuman bocoran dari orang dalam, teman Steven. Akhirnya aku menyadari, sepertinya pekerjaanku akan sangat hectic dalam satu minggu ini. Percayalah, ketika membaca ketentuan permintaan presentasi dan singkatnya waktu yang di berikan, aku dan Steven langsung mengumpat bersama-sama . "SHIT.m Cat dan melihat foto yang ditunjukkannya. Aku tahu Cat melakukan itu untuk membuat kami berdua tidak panik. Karena membuat maket kualitas profesional bukan hal yang mudah. Mungkin ada yang belum tahu, jika ada beberapa orang lulusan arsitektur yang pekerjaannya hanya membuat maket untuk keperluan profesional. Seperti maket yang kalian lihat di mall pada saat promosi perumahan atau apartemen. Dan karya mereka luar biasa, beda dengan maket yang digunakan mahasiswa jurusan arsitektur. Yes, tentu saja, kami bisa saja menggun
Baca selengkapnya
BAB 80
Eh, enemuinya. Jika aku ingin pulang, maka aku harus mengabarinya, bukan? Aku bukan maling yang datang mengendap-endap, lalu pulang menghilang begitu saja. Walaupun hobiku masuk langsung ke kamarnya menggunakan tangga tetangga, hahaha, aku tetap menolak untuk disamakan dengan rampok. Aku mencarinya perlahan-lahan, sambil memanggil namanya. Tetapi, kemanapun kakiku melangkah, aku tetap tidak menemukannya. Aku sudah mendatangi hampir ke setiap ruang di dalam rumahnya. Kamarnya, kamar mandi, bahkan hampir semua ruangan di lantai atas, tetapi tidak kutemukan dia di manapun juga. Apa mungkin dia sedang pergi? Ah, Sepertinya tidak mungkin, mobil kerennya masih terparkir di carport, tidak bergeser satu milimeterpun juga. Tapi, tunggu, suara itu lagi... Melodi itu mulai terdengar lagi. Lagu merdu yang seolah-olah memanggilku untuk mendekat. Apa Steven yang memainkan lagu tersebut? Mungkin sebaiknya aku mencarinya di balik bunyi petikan suara gitar. Ya, musik itu, pasti berasal darinya. Aku k
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status