All Chapters of Takdir Cinta: Chapter 11 - Chapter 20
117 Chapters
Bertemu Teman Lama
Devan dan Nadya kini telah tiba di rumah sakit X. Mereka langsung menuju ke customer service rumah sakit itu."Selamat siang, Mbak. Apa saya bisa bertemu dengan dokter Reza Wicaksana?" tanya Devan ramah."Dokter Reza Wicaksana diminta perbantuannya di puskesmas yang ada di salah satu kabupaten, Pak," jelas customer service tersebut.Devan dan Nadya saling berpandangan. Mereka tidak percaya bahwa Reza pindah ke tempat lain. Padahal sebelumnya mereka sudah berharap akan segera menemukan Amelia. Tapi, sekarang mereka sepertinya harus memulai dari awal lagi."Bisa minta alamat dokter Reza, Mbak?" Devan bertanya dengan tatapan penuh permohonan."Kalau boleh tahu, Bapak ini siapa?" tanya customer service itu memicingkan mata."Saya sepupunya. Kami sudah lama tidak bertemu. Dia sudah pindah dari alamatnya yang lama, jadi saya mencari dia kemari." Devan sedikit berbohong tentang identitasnya."Sebentar ya, Pak, saya tanyakan dulu ke atasan saya. Apakah bisa memberikan alamat dokter Reza?" Cus
Read more
Siapa Wanita Itu?
"Ada apa, As?" tanya Devan saat dia menoleh ke arah sumber suara."Aku mau mengundang kalian untuk makan malam. Mudah-mudahan tidak mengganggu acara kalian, aku hanya ingin reuni dengan teman lama." Astuti menatap Devan dan Nadya bergantian. Dia berharap mereka menerima undangan makan malam darinya.Devan menatap Nadya dengan tatapan penuh tanya. Nadya hanya mengangkat kedua bahu seraya berucap perlahan, "Terserah."Devan sebenarnya ingin makan malam hanya berdua dengan Nadya. Tapi, dia merasa tidak enak kalau menolak tawaran Astuti. Apalagi tadi Astuti berkata, kalau undangannya itu merupakan reuni dengan teman lama."Ok. Jam berapa makan malamnya?" tanya Devan."Jam tujuh malam, bagaimana? lokasi restorannya nanti aku kirim, ya. Nomor telepon kamu masih sama, kan?" tanya Astuti memastikan."Iya. Masih sama," sahut Devan singkat.Nadya yang mendengar percakapan mereka, merasa tidak nyaman. Seketika dia menyesal menyebutkan kata terserah, ketika Devan menanyakan pendapatnya mengenai u
Read more
Terpesona
Devan mengarahkan wajahnya semakin dekat ke wajah Nadya. Dan Nadya saat ini memejamkan matanya, seolah dia menunggu Devan untuk semakin mendekat. Wajah Devan hanya berjarak beberapa sentimeter dari wajah Nadya, ketika tiba-tiba telepon genggam milik Nadya berdering.Nadya membuka matanya dan meringis kesal ketika dering telepon genggamnya menggagalkan niat mereka. Begitu juga dengan Devan yang terlihat kesal, karena niatnya untuk mencium Nadya gagal total akibat dering telepon itu.“Sial,” umpat Devan kesal.Nadya meraih telepon genggamnya yang dia letakkan di atas nakas. Dia melihat nama ayahnya terpampang di layar telepon genggamnya. Tidak perlu menunggu lama lagi, Nadya langsung mengangkat panggilan telepon itu.“Halo, Pa!” sapa Nadya.“Halo, Nad. Bagaimana, apa sudah ada kabar tentang adikmu?” tanya Indra di seberang sana.“Belum, Pa. Nanti kalau sudah ada kabar tentang Amelia aku akan langsung kabari Papa, ya,” sahut Nadya.“Ok, Papa tunggu. Oh ya, kamu sendiri di sana bagaimana?
Read more
Candle Light Dinner
“Suka?” tanya Devan saat mereka menikmati menu makan malam yang menggugah selera.“Iya, suka sekali. Terima kasih atas makan malam yang...” Nadya menghentikan ucapannya. Dia malu saat akan mengutarakannya, mengingat mereka bukan lagi sepasang kekasih.“Yang apa?” tanya Devan mengernyitkan dahinya. Dia bingung saat melihat Nadya tiba-tiba salah tingkah dan mengulum senyumnya.“Yang apa sih, Nad?” tanya Devan lagi. Dia semakin bingung karena Nadya belum mau bicara dan masih menggantung ucapannya tadi.“Yang romantis, Mas.” Nadya tertawa kecil saat mengucapkannya. “Ini Mas Devan memang pesan candle light dinner, ya?”Devan terkekeh saat mendengar ucapan Nadya dan raut wajah wanita itu yang kini merona. Dan hal itu membuat Devan ingin mengecup pipi Nadya, tapi dia urungkan niatnya itu karena status mereka saat ini yang bukan sepasang kekasih lagi.“Aku senang kalau kamu suka dengan makan malam ini,” ucap Devan. Dia tersenyum dan menatap wanita cantik yang sedang mengunyah makanan dengan
Read more
Pencuri Hati
"Selama dua tahun ini kita tidak saling berhubungan, lalu Mas Devan ngapain aja?" tanya Nadya menatap wajah Devan dengan tatapan menyelidik."Aku kerja lah, Nad!" sahut Devan yang kini terkekeh melihat Nadya seperti seorang istri, yang tengah menginterogasi suaminya yang pulang terlambat."Bukan itu maksudku, Mas!" ucap Nadya gemas mendengar jawaban Devan."Lalu apa?" Devan bertanya di sela tawanya."Maksudku, selama dua tahun ini Mas Devan berhubungan sama siapa?" tanya Nadya mencoba santai. Dia tahu saat ini sepertinya Devan berusaha untuk menggodanya."Sama Doni," jawab Devan polos. Dia mengulum senyumnya dan menatap wajah Nadya lekat.Nadya seketika membulatkan matanya mendengar jawaban Devan yang asal."Mas, bukan itu maksudku! maksudku selama dua tahun ini Mas berhubungan sama cewek bukan Doni. Eh, tapi apa selama dua tahun ini orientasi Mas berubah?" Pertanyaan Nadya yang baru saja tercetus seketika membuat Devan tersedak."Uhuk...uhuk." Devan segera menepuk dadanya untuk mered
Read more
Orang Tidak Dikenal
Devan dan Nadya turun dari mobil dan masuk ke dalam hotel tempat mereka menginap. Namun naluri Devan mengatakan kalau mereka ada yang mengikuti semenjak mereka turun dari mobil. Dia kemudian menoleh ke belakang, tapi dia tidak melihat orang yang patut di curigai. Devan kemudian menggandeng tangan Nadya menuju lift, yang akan membawa mereka menuju ke lantai tempat kamar mereka berada.“Ada apa, Mas?” tanya Nadya yang merasakan gelagat Devan terlihat tidak seperti biasanya.“Tidak ada apa-apa,” sahut Devan. Dia tersenyum untuk mengalihkan rasa curiga Nadya.“Tapi kok sepertinya Mas Devan terlihat lebih waspada. Tanganku langsung digenggam seperti takut kalau aku akan hilang. Padahal sudah sampai di hotel.” Nadya memperhatikan Devan yang kini wajahnya berubah menjadi serius. Nadya terdiam sambil melirik ke arah Devan. Dia tidak berbicara lagi karena takut akan menggangu konsentrasi pria itu.Ting.Pintu lift segera terbuka. Devan kemudian membawa Nadya masuk ke dalam kabin lift. Namun, d
Read more
Rencana Devan
“Kita membawa pakaian seperlunya saja, Nad. Dan dijadikan satu, di ransel ini. Pakaian kita yang lain ditaruh di sini saja. Nanti kalau sudah ketemu Amelia, kita kemari lagi untuk mengambil pakaian dan check out sebelum kembali ke Jakarta,” ujar Devan yang hanya ditanggapi dengan anggukan kepala dari Nadya.Nadya memang masih merajuk pagi ini. Hal itu karena dia merasa kalau Devan menyembunyikan sesuatu darinya.Devan yang merasakan kalau Nadya masih dalam mode ngambek, segera mendekati gadis itu untuk membujuknya.“Masih ngambek, hm? jangan lama-lama dong ngambeknya. Kita mau pergi sama-sama masak kamu cuekin aku nanti di sepanjang perjalanan,” bujuk Devan.“Sudah tahu mau pergi bareng, tapi masih ada rahasia segala,” sahut Nadya kesal. Dia lalu mengerucutkan bibirnya yang membuat Devan gemas.Devan yang semakin gemas melihat Nadya yang tengah merajuk, melangkah mendekati wanita itu. Kemudian berhenti tepat di hadapan Nadya.“Kamu yakin mau tahu? dan setelah tahu, apa nggak akan berp
Read more
Misteri Seorang Kayden
“Ayo, jalan menuju mobil itu!” ucap seorang pria yang menodongkan sesuatu, yang ternyata adalah senjata tajam di pinggang Devan.Devan menoleh ke arah orang yang memerintah dirinya. Dan ternyata ada dua orang di belakang mereka. Pria yang yang menodongkan senjata tajam pada Devan dan yang satunya lagi, berdiri di belakang Nadya. Pria yang di belakang Nadya juga tengah menodongkan senjata tajam pada gadis itu.“Kenapa aku harus menuruti kalian?” tanya Devan dingin.“Sudah lah Pak Kayden, jangan banyak tanya! sekarang jalan ke mobil itu!” titah pria yang ada di belakang Nadya.Devan mengerutkan keningnya. Dia bingung dengan ucapan pria itu, yang memanggil dirinya dengan sebutan nama yang sama sekali tidak dia kenal.‘Kayden,’ batin Devan.Nadya menoleh ke arah Devan yang tengah mengerutkan keningnya. Dia juga bingung, kenapa pria itu memanggil Devan dengan sebutan nama orang lain?“Ayo jalan!” titah pria yang satunya lagi.“Ok, aku akan turuti kemauan kalian, tapi jelaskan dulu ada apa
Read more
Melarikan Diri
Suittt...Pria yang sedang memegang telepon genggam milik Devan seketika menghentikan aktivitasnya. Dia lalu berjalan ke arah sumber suara. Dia menghentikan langkahnya ketika dia melihat pintu ruangan sedikit terbuka. Dia lalu mengeluarkan senjata tajam dari balik jaket-nya dan dengan perlahan dia melangkah keluar ruangan.Tepat pada saat dia berada di ambang pintu, tiba-tiba sebuah pukulan yang keras mengenai hidungnya. Dalam sekejap hidung pria itu mengeluarkan darah segar. Dia terhuyung ke belakang beberapa langkah sambil memegang hidungnya yang terasa perih. Dia berusaha untuk berdiri tegak, namun sebuah pukulan yang cukup keras kembali mengenai tubuhnya yang gempal dan akhirnya tubuh pria itu tersungkur di lantai.“Nad! cepat ambil telepon genggam-ku di atas meja itu!” titah Devan. Dia terus menghajar wajah pria yang tersungkur di lantai itu bertubi-tubi, hingga pria itu jatuh pingsan.Nadya dengan cepat meraih telepon genggam milik Devan yang tergeletak di atas meja. Kemudian di
Read more
Ungkapan Hati
“Maaf. Aku tidak bisa mengendalikan diriku jika berada di dekat kamu, Nad.” Devan mengaku jujur dan menatap wajah Nadya yang kini merona. “Dua tahun nggak ketemu kamu membuat aku tersiksa. Dua tahun terasa seperti dua abad lamanya.”“Aku nggak nyangka kalau kamu jago ngegombal juga ya, Mas. Aku pikir kamu hanya jago beladiri karena kamu dulu tentara dari pasukan elit yang handal.” Nadya tertawa kecil melihat Devan yang membulatkan matanya.“Ini aku nggak ngegombal, Nad. Selama dua tahun aku seperti nggak ada semangat. Kerja hanya karena kewajiban saja, rasanya datar. Beda dengan sekarang, aku ketemu sama kamu lagi rasanya hidupku kembali bersemangat, Sayang.” Devan mengungkapkan isi hatinya dengan tatapan serius ke arah Nadya.Wajah Nadya kembali merona ketika saat ini dia mendengar Devan memanggilnya sayang. Nadya mengulum senyumnya dan dia merasa hatinya kembali berbunga-bunga.“Mas, masak sampai segitu sih dua tahun seperti dua abad, hidup nggak bersemangat karena nggak ketemu aku.
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status