All Chapters of Derita Suami Mandul: Chapter 11 - Chapter 20
96 Chapters
Ide Konyol Aminah
Rosi tampak tidak terima dengan apa yang dikatakan Fatimah. Dia berdiri dan meluapkan kemarahannya. "Kamu jadi bohongi aku? Maksud kamu apa? Kalau kamu emang mandul ngaku aja!" bentak Rosi. "Rosi, duduk!" perintah Jaka. "Kenapa sih masalah seperti itu saja dibesar-besarkan. Siapapun yang mandul itu bukan urusan kamu," lanjut Jaka. "Sudah-sudah yang penting sudah jelas kalau Fatimah hanya berbohong. Kamu sih selalu menuduh Fatimah mandul." Lukman menyalahkan Rosi sehingga membuat dia semakin kesal. Rosi duduk dan diam, dia malas jika Bapaknya sudah turun tangan. "Bapak harap hubungan kalian baik-baik saja. Bapak sudah sakit-sakitan dan Ibu juga sudah tua," kata Lukman. "Iya, Pak." Jaka tersenyum pada sang Bapak. "Pak Lukman, saya punya ide," sahut Aminah. "Ide apa, Bu?" tanya Lukman. '' Bagaimana kalau Fatimah menikah lagi. Soalnya Jaka belum bisa ngasih kita keturunan. Siapa tahu dengan Fatimah menikah lagi dia mudah punya
Read more
Kenangan itu Muncul Kembali
Selama perjalanan, Fatimah hanya diam saja. Sesekali Shaka mengajaknya berbicara. Ada rasa bersalah di hati Fatimah. Dia pergi tanpa izin suaminya. 'Maafkan aku, Mas!' batin Fatimah. Jaka menelfon Fatimah, namun tidak tersambung. Jaka merasa gagal karena membiarkan Fatimah pergi dengan pria yang bukan suaminya. Meskipun ada Santo dan Aminah, kemungkinan besar mereka malah dalang dibalik semua. Fatimah sengaja tidak angkat panggilan Jaka. Dia enggan untuk menjawabnya. "Kita mau kemana? Kenapa sedari tadi tidak sampai?" tanya Fatimah pada Angga. "Kita ke puncak, kita ke villa keluargaku," jawab Angga. "Villa?" tanya Fatimah. Ingatannya kembali pada 6 tahun yang lalu. Saat itu, Angga mengajak Fatimah ke puncak. Mereka tidak berdua, meliankan bersama teman-teman mereka. Angga membuat surprise, dia memberi liontin pada Fatimah. Hingga kini liontin itu masih dia simpan. "Aku mencintai kamu, aku harap malam ini akan terulang kembali," ucap Angga
Read more
Pura-pura Bahagia
Fatimah tertunduk malu, dia merasa bersalah karena mengabaikan pesan Jaka. Angga merasa bersalah karena mengajak Fatimah tanpa izin dari Jaka. "Jaka, kamu di sini dengan siapa?" tanya Aminah. "Om Jaka, ayo!" ajak Jonathan menarik tangan Jaka. "Oh jadi kamu pergi dengan bos kamu. Kenapa kamu tidak izin Fatimah?" tanya Aminah. "Aku sudah izin kemarin dan tadi aku juga mengirim pesan. Tapi sepertinya Fatimah sedang bernostalgia," jawab Jaka. Jaka mendekati Jonathan dan mengajaknya bermain. Dari kejauhan Yunita melihat kejadian tersebut. Ada rasa kasihan pada Jaka, namun dia sadar dia bukan siapa-siapa. Yunita memilih menyusul Jaka dan Jonathan. Mereka bermain di semak-semak, pemandangan yang indah seketika menjadi hampa. Melihat orang yang dicinta bersama dengan pria lain. Fatimah mengajak Angga kembali ke villa. Dia merasa tidak enak hati, ada rasa sesal dalam hati. "Kenapa aku harus bertemu mereka di sini?" tanya Fatimah. "Maafkan aku, Mas," kata
Read more
Aku Mencintaimu
"Good night, sweet dreams, Mas!" ucap Fatimah lalu berbaring di dekat Jaka. Ada rasa kecewa, karena Fatimah tidak mau menjawab pertanyaannya. Namun, dia tahu Fatimah pasti ingin punya anak. Mereka tidur saling berhadapan, namun pikiran mereka tidak pada tempatnya. Jaka memikirkan Fatimah, namun Fatimah merasa takut untuk jujur.** Pagi ini Fatimah bersikap sangat manis dan lembut pada Jaka. Bahkan dia terlihat sangat romantis. "Mas, bangun!" pinta Fatimah sambil menarik selimut Jaka. Saat mata Jaka terbuka, "Aku mencintaimu," ucap Fatimah lalu mencium kening Jaka. Meskipun terasa aneh karena perubahan sikap Fatimah, Jaka tidak mau ambil pusing. Dia tidak ingin Fatimah tersinggung. "Aku juga mencintaimu," balas Jaka tersenyum. Dia lalu berdiri dan menuju kamar mandi. Jaka membantu Fatimah memasak, namun Fatimah menolak. Bahkan dia menyuruh Jaka untuk duduk saja. Jaka tidak mau dia mengambil baju dan mencucinya. Jaka tidak ingin Aminah marah kar
Read more
Perhatian Angga
Rani senang karena mendapat pembelaan dari kedua orang tuanya. Dia merasa puas, Hasan masih punya rasa takut pada keluarganya. "Hasan, jangan marah! Rani pantas marah pada Ahmad. Dia sudah membuat kita semua panik," kata Santo. "Sekarang Ahmad tidak apa-apa, jadi jangan diperpanjang masalah ini," lanjut Santo. "Baiklah. Aku maafkan kamu tali jangan sampai kamu memukul Ahmad," ucap Hasan pada Rani. Santo dan Aminah pulang, mereka lega karena Ahmad selamat. ** Saat Fatimah dan keluarganya berkumpul, Angga datang. Dia membawa makanan, Aminah sangat senang. Kali ini Angga datang sendiri, tidak bersama Shaka. "Fatimah, kamu seperti sedang cemas," kata Angga. Fatimah menunggu Jaka yang belum juga pulang. Padahal dia sudah menunggu agar bisa makan malam di luar. "Nak Angga, makanan sudah siap. Ayo kita makam bareng!'' ajak Aminah. Angga juga Fatimah akhirnya makan malam bersama. Berkali-kali Angga perhatian pada Fatimah. Sama seperti dulu mereka pacara
Read more
Diam-diam bertemu Angga
Fatimah mengirim Angga pesan, dia mengajak Angga bertemu. Dia tidak ingin Jaka tahu, jika dia sering berhubungan dengan Angga. Angga senang Fatimah mengajaknya bertemu. Fatimah segera menyelesaikan pekerjaannya. Setelah itu bersiap untuk bertemu Angga. Mereka bertemu di cafe dekat kantor Angga. "Apa kamu sudah menunggu lama?" tanya Angga saat melihat Fatimah. "Tidak, aku baru sampai." Fatimah mengajak Angga duduk. "Oh ya tadi pagi kamu menelfon ya? Maaf sepertinya yang angkat itu Mas Jaka." Fatimah berkata jujur. "Pantas diam saja, apa dia marah padamu?" tanya Angga penasaran. "Tidak, hanya saja aku merasa tidak enak," jawab Fatimah. "Fatimah, aku ingin dekat lagi dengan kamu. Aku ingin membahagiakan kamu. Aku tahu kamu tertekan bersama Jaka. Dia terlalu egois, dia tidak tahu kalau kamu ingin punya anak, kan?" tanya Angga. "Iya, dia tidak tahu. Dia sempat tanya tapi aku tidak berani jujur," jawab Fatimah. "Harusnya kamu jujur, biar di
Read more
Ponsel Dikunci
Jaka tertidur karena capek habis bersih-bersih. Terdengar suara Aminah marah. Dia memanggil Jaka. "Fatimah, bangunkan suami kamu itu. Suruh dia menyentuh. Lihat setrikaan banyak sekali!" perintah Aminah. "Besok aja sih, Bu. Biar aku yang setrika. Dia capek kali pulang kerja bersih-bersih," ucap Fatimah. "Terserah, aku tidak mau lihat setrikaan numpuk lagi," bantah Aminah. Fatimah masuk ke kamar, dia merebahkan tubuhnya diatas kasur. Sesaat kemudian, dia tertidur. Jaka terbangun, dia ingin buang air. Setelah buang air, dia kepo dengan ponsel Fatimah. Dia mencoba membukanya ternyata di kunci. Lima tahun menikah dengan Jaka, baru kali ini Fatimah mengunci ponselnya. Jaka tahu, jika Fatimah menyadari dia yang angkat panggilan dari Angga. Jaka meletakkan kembali ponsel Fatimah pada tempatnya semula. Dia kembali tidur, dia yakin ada yang disembunyikan Fatimah dari dirinya.** Fatimah belum juga bangun, Jaka segera memasak untuk sarapan. Dia tidak ingi
Read more
Masa Lalu Jaka
Seseorang dari masa lalu Jaka, dia adalah Amara.Flashback Amara dan Jaka menjalin hubungan saat masih sekolah. Jaka merupakan cowok terpopuler di sekolah dulu. Dia terkenal playboy. Awalnya Amara diam-diam suka pada Jaka. Sebagai cewek cupu, dia hanya bisa memendam perasaannya. Entah bagaimana tidak ada angin tidak ada hujan, Jaka malah memilih Amara di bandingkan cewek lain. "Aku memilih Amara sebagai kekasihku," kata Jaka waktu itu pada semua orang di sekolah. Banyak yang terkejut dengan hal ini, termasuk Amara sendiri. Amara senang, Jaka memilihnya. Hubungan mereka baik-baik saja meskipun banyak yang menggoda Jaka. "Amara, kamu mencintaiku?" tanya Jaka. "Tentu, Jaka. Aku mencintai kamu," jawab Amarah. Jaka yang terkenal playboy itu, tersenyu melihat gadis polos di depannya sangat mencintai dia. "Jaka, apa kamu yakin dengan hubungan kamu dengan Amara?" tanya Sandi sahabatnya saat mereka tengah berkumpul di tempat mereka biasa nongkrong.
Read more
Jaka Sakit
Yanti membawa Jaka ke rumah sakit, dia takut terjadi sesuatu dengan Jaka. Fatimah ikut ke rumah Sakit sementara Aminah di rumah. "Aku pulang! Kamu ikut pulang, nggak?" tanya Santo pada Fatimah karena Jaka sudah di pindahkan ke ruang perawatan. "Bapak pulang dulu," jawab Fatimah. Dia tidak enak dengan Yanti jika harus pulang duluan. "Baiklah," ucap Santo. Dia pulang mengendarai mobil Jaka. Yanti menatap heran pada Fatimah, dia merasa Fatimah berbeda dari biasanya. Dia seperti tidak peduli dengan apa yang terjadi pada Jaka. Yanti masuk ke ruangan Jaka, diikuti Fatimah di belakangnya. Jaka takut jika Fatimah di salahkan orang tuanya. "Anak saya kenapa, Dok?" tanya Yanti. "Hanya kecapekan, Bu," jawab Dokter. "Dirawat dua hari paling lama juga sudah sembuh, hanya butuh istirahat saja," lanjut Dokter. Dokter keluar, Fatimah duduk di sofa. Sedangkan Yanti memijit Jaka. "Kamu ngapain aja kok kecapekan?" tanya Yanti. "Banyak pekerjaan, Bu
Read more
Lembah Dosa
Setelah itu Yunita pamit, dia merasa tidak nyaman jika terus di sana. Setslab Yunita pergi dan Fatimah keluar, yanti menyelidiki Jaka. ''Kalian bertengkar?" tanya Yanti. "Tidak, Bu. Ibu kenapa tanya begitu?" tanya Jaka. "Kamu dengar tadi, apa yang Fatimah katakan pada Yunita. Dia membahas anak, apa kalian bertengkar karena hal itu?" tanya Yanti. "Bu, wajar jika Fatimah ingin punya anak," jawab Jaka. "Tapi sikap dia berbeda, Jaka," bantah Yanti. Yanti diam karena Fatimah masuk ke ruangan Jaka. Fatimah duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. Tiba-tiba Dokter datang, "Bu, Pak Jaka sore ini sudah diperbolehkan pulang," ucap Dokter. "Keadaannya sudah cukup baik," lanjut Dokter. "Baik, Dok," jawab Yanti. "Oh ya, jangan kecapean lagi. Jika capek segera istirahat," ucap Dokter lalu undur diri. Fatimah senang, Jaka akan pulang. Itu tandanya dia tidak akan bersama Yanti lagi. Karena bersama Ibu mertuanya itu sudah bikin Fatimah takut.
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status