Lahat ng Kabanata ng Prince and princess of rule: Kabanata 21 - Kabanata 30
62 Kabanata
Part 21
..."Anne! Kembalikan jepit rambutku!" Teriak Jessie."Tidak mau! Wlek!" Dengan sengaja Anne menjulurkan lidahnya pada sang kakak. Jessie mendengus. Sungguh pagi ini dia dibuat kesal oleh Anne yang bertingkah jahil padanya. Sekiranya sudah sejak tadi kakak beradik itu saling mengejar satu sama lain hingga membuat para dayang yang melihat hanya bisa geleng kepala. "Anne!" Teriak Jessie sudah semakin kesal. Namun Anne masih tetap memasang wajah menyebalkan nya. Gadis dengan rambut pirangnya yang di ikat satu menjuntai ke bawah serta klip rambut berwarna biru yang tersalip indah di sisi kepalanya. Ia terlihat senang karena sudah berhasil menjahili kakaknya. Kini sifat Anne sudah kembali. Berbeda sekali dengan kemarin yang justru memasang wajah murungnya. "Coba saja kalau bisa," sahut Anne dengan bibir yang mengejek. Astaga. Jessie benar-benar tidak habis pikir dengan tingkah jahil yang Anne lakukan. "CK." Jessie berdecak kesal lalu berlari mengejar Anne yang sudah lebih dulu menghi
Magbasa pa
Part 22
...Tanpa sepengetahuan raja Charles, Julian keluar dari istana Thedas. Lengkap dengan penutup wajah di kepalanya dan sebilah pedang yang ia bawa di balik punggungnya. Julian berjalan dengan wajah jemawanya. "Pangeran," sapa Duck begitu Julian menghampirinya. Julian hanya melirik tanpa menyapa balik. Setelah itu mengambil alih seekor kuda yang sejak tadi Duck bawa untuknya. "Kau yakin akan pergi?" Tanya Duck memperhatikan Julian yang hendak untuk menaiki kudanya. "Kenapa?" Julian balik bertanya dengan datar. Sontak Duck langsung menggeleng. "Tidak. Hanya saja ... Bagaimana jika raja mencari dan mencurigaimu?" Sejenak Julian terdiam mendengar ucapan Duck. Namun kemudian Julian kembali bersikap tenang. "Katakan aku pergi berburu," ujar Julian. Mendengar jawaban dari Julian membuat Duck menatap ragu. Pasalnya, mana mungkin Duck mengatakan kebohongan terlebih itu pada raja. "Itu artinya aku harus berbohong?" Ucap Duck meragu. Dengan cepat Julian mengangguk. "Iya. Kau keberatan?"
Magbasa pa
Part 23
...Selama beberapa hari terakhir ini Julian seringkali diam-diam pergi meninggalkan istana Thedas. Tujuannya hanya satu, yaitu bertemu dengan Anne di Neverland. Beruntungnya tindakan Julian itu tidak mendapat kecurigaan dari raja Charles selaku sang ayah. Seperti sore ini, saat menjelang malam Julian baru saja kembali dari perginya. Julian memasuki istana dengan perasaan senang yang ia bawa. Para prajurit penjaga dengan hormat menyambut kepulangan Julian. "Pangeran," sapa Duck tersenyum simpul begitu melihat Julian sudah berada di depannya. Pangeran Julian hanya melirik sepintas. Kemudian melompat turun dari kudanya. Melihat itu, dengan gesit Duck mengambil alih kuda yang di tunggangi Julian tadi. "Bagaimana dengan hari ini?" Tanya Duck tersenyum penuh arti. Julian menurunkan penutup wajahnya lalu menoleh pada Duck. "Aku masih merindukan nya," sahut Julian pelan. Seulas senyum terbit di bibir Duck. Pengawal Duck menggeleng pelan seraya mendengus geli begitu mendengar jawaban d
Magbasa pa
Part 24
..."Haha ... Jack, hentikan. Itu geli!" Anne tertawa dengan wajah meronanya. "Jack!" Pekik Anne setengah merengek. Tawa itu masih terdengar dari bibir Anne. Sejak tadi Julian tidak berhenti mencium dan mengendus leher miliknya. Dan itu membuat Anne tidak bisa berhenti untuk tertawa karena merasa geli akibat tindakan dari Julian. Namun seolah tuli, Julian tidak menggubris. Pria itu terus mencium Anne dengan lembut. Bagi Julian, Anne seperti candu untuknya. Julian tidak bisa sedikitpun berpaling dari gadis itu. "Aku merindukanmu, Anne." Julian berbisik dengan nada pelan. Wajah cantik Anne semakin merona mendengar pengakuan itu. Anne menahan senyum di bibirnya. "Sangat rindu," imbuh Julian lalu mendaratkan kecupan singkat di pipi merah milik Anne. Hal itu membuat Anne semakin menahan senyum di bibirnya. Jantungnya bahkan sudah berdegup dengan kencang. Julian tidak bohong saat mengatakan itu. Berjauhan dengan Anne memang membuat Julian selalu merindukan gadisnya. Julian tidak pern
Magbasa pa
Part 25
...Julian kembali ke Thedas dengan perasaan yang bahagia. Bahkan sejak perjalanan senyum dibibirnya tidak pernah memudar sedikitpun. Tampaknya pria itu memang sangat bahagia saat ini. Sesaat tiba di depan pintu gerbang istana, para prajurit menyambut Julian dengan hormat. Julian tidak peduli dan terus melangkah semakin masuk ke dalam istana. Seperti biasa, Julian akan di sambut oleh Duck yang kini berdiri tidak jauh dari jaraknya. Namun, Julian sedikit heran saat melihat raut wajah Duck yang berbeda dari biasanya. Pria itu terlihat cemas dan gusar. "Ada apa?" Tanya Julian spontan. Duck menoleh dan menatap Julian dengan tidak biasa. "Pangeran." Kening Julian semakin berkerut heran saat Duck berjalan menghampiri dengan guratan cemas yang semakin kentara. "Raja memanggil mu," ujar Duck memberitahu. "Lalu?" Julian mengangkat satu alisnya. Aneh sekali, ayahnya hanya memanggil lantas kenapa Duck bisa secemas ini? "Dia tampak marah," ungkap Duck semakin menatap lekat wajah Julian.
Magbasa pa
Part 26
...Walaupun sudah mendapatkan peringatan dari ayahnya, tetapi Julian tetap pergi menemui Anne. Ya, Julian kini berniat pergi ke Neverland untuk bertemu dengan Anne. Karena Julian sudah amat sangat merindukan gadis nya itu. Tidak peduli dengan ancaman dari raja Charles, Julian tetap pergi. "Jack!" Anne berseru seraya berhambur memeluk Julian saat melihatnya. Bibir Julian membentuk sebuah kurva tipis. Julian balas memeluk Anne dengan erat. Rasanya benar-benar rindu sekali yang Julian rasakan. Dan ketika bersama dengan Anne, rasa rindunya terobati begitu saja. "Aku menunggumu, Jack. Kenapa kau pergi sangat lama," ujar Anne dalam pelukan. Meletakkan sisi wajahnya di dada bidang Julian. "Maafkan aku," balas Julian pelan. Beberapa hari ini Julian memang jarang menemui Anne lagi. Alasannya karena Julian memilih waktu yang tepat agar kepergiannya tidak mendapati kecurigaan dari sang ayah. Anne melepas pelukannya dan menatap wajah Julian dari dekat. "Tidak masalah. Yang penting sekarang
Magbasa pa
Part 27
...Julian beserta rombongan dari Thedas sudah bersiap untuk pergi. Walaupun sebenarnya berat hati bagi Julian melakukan rencana ini, tapi Julian tidak punya pilihan lain selain mengikuti apa yang raja Charles perintahkan. Duck yang turut ikut dan berdiri di samping pangeran Julian hanya bisa menatap dengan teduh. Duck tahu jika keputusan ini adalah hal yang terberat untuk pangeran Julian lakukan. "Berikan aku kabar bahagia," ujar raja Charles menepuk bahu Julian dengan menyungging senyum. Sungguh ucapan dari ayahnya membuat Julian semakin menaruh amarah. Julian menolehkan kepalanya dengan tatapan tajam yang menghunus. Tangannya sudah mengepal kuat menahan agar tidak hilang kendali. Julian benci situasi ini. Julian benci dengan dirinya yang tidak berdaya seperti ini. "Ayah yakin kau akan menyelesaikan tugas ini. Jangan kecewakan aku. Kau tahu bukan apa yang akan terjadi jika kau lakukan itu?" Imbuh raja Charles menyeringai samar. Julian semakin menahan amarah dalam dirinya. Tatapa
Magbasa pa
Part 28
...Tanpa arah tujuan, Anne terus berlari menelusuri jalan yang ia tempuh. Air matanya bahkan tidak pernah berhenti menetes sejak kepergiannya dari Neverland. Sekarang entah ada di mana Anne saat ini. Anne terus terisak dengan hati yang hancur ia rasakan. Rumahnya, keluarganya bahkan semua orang yang ia cintai di Neverland sudah hilang dalam hidupnya. Kini Anne hanya sebatang kara. Tidak ada seseorang yang berada di sisinya. Semua warga Neverland hilang entah kemana. Mereka memutuskan pergi dan meninggalkan Neverland begitu saja. Anne meninggalkan istana nya. Kini Anne tidak tau harus melangkah kemana. Setelah jauh langkah yang Anne tempuh, wanita dengan gaun yang sudah sedikit lusuh itu lantas duduk di bawah pohon besar. Anne memperhatikan keadaan sekitarnya, dan semuanya tampak sepi dan sunyi. Anne menundukkan kepalanya dan kembali terisak. Dia menautkan kedua tangannya erat guna menahan segala rasa sesak dan sakit dalam hatinya. "Hiks ... Ayah, ibu, Jessie." Anne bergumam dengan
Magbasa pa
Part 29
...Julian pulang dengan hati yang kecewa. Sepanjang hari Julian mencari Anne, tapi dia tidak bisa menemukan gadis itu. Julian mencemaskan Anne, terlebih hari sudah mulai gelap dan Julian tidak tahu dimana Anne sekarang. Sungguh Julian ingin sekali menghajar dirinya sendiri karena sudah membuat Anne seperti ini. Julian marah dan terus memaki dirinya. "Pangeran!" Mendengar panggilan dari Duck membuat Julian menghela nafas kasar. "Jangan bicara padaku, Duck. Aku sedang tidak ingin di ganggu," seru Julian dingin. Lalu Julian melompat dari kudanya dan hendak untuk pergi meninggalkan Duck. Sedangkan Duck segera menyusul langkah Julian dengan cepat. "Tunggu sebentar, pangeran. Ada hal yang ingin aku katakan padamu," ujar Duck berusaha menahan kepergian pangeran Julian. Ucapan dari Duck hanya di anggap angin lalu oleh Julian. Pria itu terus melangkah dan mengabaikan seruan Duck. Julian tidak peduli dengan apa yang ingin Duck katakan. Sekarang yang Julian butuhkan hanyalah ketenangan d
Magbasa pa
Part 30
...Anne menatap waspada saat mendengar suara pintu penjara terbuka diiringi dengan suara langkah kaki yang terdengar mendekat. Karena cahaya yang gelap, Anne jadi tidak bisa melihat siapa seseorang itu. Anne berpikir jika itu adalah raja Charles hingga membuat Anne beringsut mundur untuk menghindar. "Anne." Panggilan itu membuat Anne menoleh cepat. Terlebih Anne merasa tidak asing dengan suaranya. Seketika tubuh Anne terlonjak saat merasakan seseorang itu memeluknya dengan erat. Jack, Ah tidak. Julian? "Maafkan aku," ujar Julian penuh sesal. Pria itu memeluk Anne semakin erat seolah takut pelukan itu terlepas. Setelah cukup lama terdiam, akhirnya Anne tersadar. Pun Anne mulai berontak dan mendorong Julian untuk menjauh darinya. "Lepaskan aku!" Teriak Anne menolak pelukan Julian. Julian terpaksa melepaskan pelukannya dan menatap Anne teduh. Julian memperhatikan keadaan gadis nya dan itu semakin membuat Julian merasa bersalah. Terlebih ketika melihat satu kaki Anne di rantai sep
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status