All Chapters of Prince and princess of rule: Chapter 51 - Chapter 60
62 Chapters
Part 51
...Melewati celah pintu kayu rumahnya, Anne mengintip Julian yang kini tengah berdiri di luar. Sedikitpun tidak beranjak dari tempatnya hingga membuat Anne menggigit bibirnya cemas. Pasalnya Julian sudah berdiri di sana sejak tadi dan hari pun sudah hampir malam. Anne khawatir, takut jika Julian kenapa-kenapa. Sementara para prajurit Thedas sudah pergi lebih dulu usai Julian suruh. Sementara itu Julian dengan wajah yang dingin masih menatap lurus rumah kayu sederhana yang kini ia ketahui sebagai tempat tinggal Anne. Untuk kesekian kalinya Julian merasakan perasaan yang sakit. Melihat Anne yang tinggal di rumah kayu sederhana membuat Julian semakin merasa bersalah. Gadis itu pasti kesusahan selama ini karena dirinya. "Anne, aku tidak akan pergi sebelum kau mau bicara dengan ku!" Seru Julian berteriak tegas. Remasan tangan Anne semakin kuat hingga membuat ujung dress pendek yang ia kenakan menjadi kusut. Jantungnya berdegup tidak karuan. Sungguh, Anne belum siap harus berbicara deng
Read more
Part 52
...Anne katakan jika Julian itu sangat keras kepala. Seberapa keras pun Anne mengusir Julian, dia tetap akan kalah juga. Sejak kejadian kemarin saat di mana Julian berhasil menemukan Anne dan berakhir dengan hujan lebat yang mengguyur Julian, pria itu tetap menolak ketika Anne menyuruhnya untuk pergi. Anne sudah mencoba mengusir Julian dengan lembut, tapi Julian tetap tidak ingin pergi hingga membuat Anne harus mengalah. Pagi ini Anne bangun lebih pagi karena dia harus mengantarkan kue-kue buatannya kepada bibi Maden seperti biasanya. Anne mematikan perapian yang menjadi tempat untuk memanggang semua kue miliknya. Kemudian memindahkan kue yang sudah jadi itu ke keranjang kayu yang biasa ia gunakan. Setelah semua kue-kuenya tersusun dengan rapi di dalam keranjang, Anne pun pergi. Namun langkahnya harus terhenti saat melihat kehadiran Julian di hadapannya. Rupanya pria itu sudah terbangun dari tidurnya. Sekejap Anne memalingkan wajahnya dan berusaha bersikap acuh. Entahlah Anne masih
Read more
Part 53
... Raja Charles murka. Tentu saja. Dia marah karena para prajurit Thedas tidak becus dalam tugasnya. Gagal dalam membujuk Julian untuk pulang juga gagal dalam membawa Anne ke hadapannya. Raja Charles masih menutup mata dan hatinya untuk Anne. Dia masih membenci gadis itu yang ia anggap sebagai musuhnya. "Yang mulia, ampuni kami karena gagal dalam perintahmu."Raja Charles menatap begitu tajam pada prajurit Thedas yang merunduk hormat padanya. "Ampun?! Tidak ada ampun untuk kalian!" Sentak raja Charles. Kemudian raja Charles bangkit dari singgasananya lalu tanpa bisa ditahan raja Charles menendang salah satu prajurit hingga tersungkur ke tanah. Perbuatan dari raja Charles tidak luput dari pandangan semua orang di sana termasuk ratu Maria yang terkejut karena tindakan yang suaminya lakukan. "Yang Mulia!" Emosi dalam diri raja Charles seketika keluar begitu saja. Semua orang di paviliun istana menjadi korban dari kemarahan raja. "Tidak becus! Hanya membawa Julian pulang dan menye
Read more
Part 54
..."Jadi apa aku sudah dimaafkan?" Ujar Julian setelah pelukan mereka terlepas. Anne mendongak dan manik mata lugunya membalas tatapan Julian padanya. Ia hanya terdiam tanpa membalas ucapan Julian. "Aku tidak tahu," jawab Anne kemudian seraya menghela napasnya. Jawaban yang terdengar ambigu membuat Julian mengerutkan keningnya tajam. Itu bukan yang ingin ia dengar dari Anne. "Tapi ..." Anne menggantungkan ucapannya diikuti dengan Julian yang menoleh padanya. "Aku tidak tahu, Julian. Aku ingin marah dan membencimu, tapi aku tidak bisa. Semakin marah padamu aku semakin memikirkanmu," ungkap Anne. Julian tersenyum tipis. Menelisik ke arah manapun yang Julian lihat hanya kepolosan dan kejujuran. Apa yang Anne katakan tidak sedikitpun ada kebohongan di sana. Tatapan lembut dari gadis itu mengatakan segalanya. Satu kecupan singkat di bibirnya membuat Anne tersentak kaget. Dia menatap Julian sebal karena selalu bertindak sesuka hati. Sedangkan Julian hanya terkekeh kecil melihat resp
Read more
Part 55
...Kini hubungan Julian dan Anne sudah membaik. Bahkan keduanya tampak begitu dekat sekarang. Seperti saat ini, dengan mesra Julian memeluk Anne dari belakang. Menumpu dagunya di bahu sempit gadis tercintanya. Sedangkan Anne menahan napasnya karena gugup. "Julian, jangan seperti ini. Aku tidak bisa bergerak," ujar Anne mencoba untuk melepaskan pelukan Julian tapi itu percuma saja. Anne menghela napasnya. Karena pelukan Julian, Anne kesulitan untuk memindahkan kue-kue itu ke keranjang. Hari ini ia harus mengirim kue-kue ini lagi kepada bibi Maden dengan tepat waktu. Akan tetapi jika seperti ini kemungkinan Anne akan terlambat sebab Julian yang sejak tadi terus menghambatnya. "Tidak, Anne. Aku tidak ingin melepaskanmu lagi." Julian bergumam pelan. Menutup kedua matanya rapat. Julian pernah menyesal karena Anne yang pergi dari hidupnya. Dan sekarang Julian tidak ingin hal itu terulang kembali. Karena kehilangan Anne sama saja kehilangan separuh jiwanya. "Ish ... Julian! Aku harus p
Read more
Part 56
...Napas Anne tersengal tidak beraturan. Gadis itu terus berlari tanpa peduli dengan tubuhnya yang semakin lelah. Sementara di belakang sana ikut terdengar langkah kaki yang mengikutinya. Anne terus melirik ke belakang disertai wajah paniknya. Tadi saat dia baru saja pulang dari kedai bibi Maden, tiba-tiba ada beberapa orang yang mengikutinya. Menyadari jika itu sebuah bahaya, maka dari itu Anne berlari guna menghindari mereka. Akan tetapi beberapa orang itu justru malah mengejar Anne. Sekarang Anne menyesal karena melarang Julian untuk mengantarnya. Seharusnya tadi Anne tidak menolak saat Julian memaksa annne untuk diantar ke kedai bibi Maden. Karena memang pada dasarnya Anne itu keras kepala alhasil dia harus menerima penyesalan itu. Di tengah pelariannya Anne tersandung oleh sebuah akar. Akhirnya tubuh kecilnya terjatuh ke tanah diikuti dengan ringisan pelan dari bibirnya. Anne mendongak dan beringsut mundur saat eksistensi beberapa orang itu terlihat dan semakin dekat denganny
Read more
Part 57
...Anne menatap lurus gerbang istana Thedas. Setelah sekian lama berlalu Anne kembali lagi ke sini. Anne menolehkan kepalanya ketika merasakan genggaman tangan Julian yang erat dan hangat. Julian melirik Anne sembari tersenyum kecil yang langsung dibalas oleh Anne dengan senyuman lagi. Rasa gugupnya sedikit berkurang berkat Julian. Nyatanya usapan lembut di tangannya berhasil menetralkan degup jantungnya. Mengikuti langkah Duck yang berada di depan, Julian dan Anne berjalan memasuki istana Thedas. Netra tajam Julian memperhatikan seisi istana. Duck benar, kini keadaan Thedas terlihat berbeda dari terakhir kali Julian pergi. Istana Thedas sedikit redup dengan prajurit yang tidak sebanyak dulu. Mungkin sebagian prajurit memilih pergi meninggalkan Thedas karena tidak adanya yang memimpin Thedas sehingga membuat istana Thedas kacau. "Semenjak raja sakit, banyak di antara warga istana yang meninggalkan Thedas. Terlebih perekenomian kerajaan yang berantakan menyebabkan sebagian rakyat T
Read more
Part 58
...Julian tidak menduga jika raja Charles pada akhirnya merestui dirinya dengan Anne. Bahkan mulai sekarang raja Charles sudah bisa menerima Anne di Thedas. "Apa yang membuat ayah merestui aku dan Anne?" Tanya Julian melirik sekilas. Setelah sejak tadi lama terdiam, Julian memutuskan untuk membuka suaranya. Dia hanya ingin memastikan jika ucapan ayahnya bukan hanya sekedar omong kosong belaka. Sepenuhnya Julian masih belum bisa yakin jika kini raja Charles mau menerima Anne. Bagaimana jika ini hanya sebuah jebakan ayahnya untuk menyakiti Anne lagi? "Karena aku tahu jika kalian saling mencintai," jawab raja Charles tersenyum simpul. Namun Julian masih belum puas. Dia memperhatikan sang ayah lebih lekat untuk mencari kebohongan dan dusta di sana. Sadar akan itu lantas raja Charles pun terkekeh kecil. "Julian, aku tahu kau masih ragu padaku. Tapi percayalah, kali ini aku benar-benar mengatakan dengan serius." Julian mendengus dingin. Apa harus ia percaya pada ayahnya setelah semua
Read more
Part 59
...Jika ada kebahagiaan, tentu pasti juga akan ada kesedihan. Itulah yang saat ini tengah dirasakan seluruh rakyat Thedas. Kesedihan merundung mereka ketika kabar kematian raja Charles terdengar. Hal itu mengejutkan semua orang termasuk pihak keluarga istana. Semuanya seperti mimpi. Bagaikan tersambar kilatan petir, mereka seakan tidak percaya dengan kabar duka ini. Termasuk ratu Maria, dia menangis pilu menerima kenyataan jika suaminya telah tiada. Begitupun dengan Julian. Padahal baru kemarin ia berbincang bersama ayahnya, tapi Julian tidak menyangka jika kemarin adalah perbincangan terkahirnya dengan raja Charles. Dengan tatapan yang kosong Julian menatap jasad raja Charles yang sudah siap untuk dikremasi. Wajahnya memang tidak menampilkan kesedihan sedikitpun, tapi jauh di dalam hatinya, Julian teramat merasakan kesedihan. "Pangeran, ini sudah waktunya." Julian mengangguk saat mendengar instruksi dari Duck. Perlahan Julian mengambil sebuah obor untuk membakar jasad raja Charl
Read more
Part 60
..."Eudora!" Tepat saat ujung pisau itu mengenai leher Anne, teriakan seseorang menghentikan aksi gila dari Eudora. Itu Julian yang datang dengan wajah yang tajam. Disusul oleh Duck dan juga raja Eggar. Mereka datang di waktu yang tepat. "Lepaskan Anne!" Sentan Julian. "Tidak! Aku tidak akan melepaskan gadis sialan ini! Kau tahu Julian, karena gadis ini pernikahan kita batal! Karena gadis ini juga hidupku hancur! Aku tidak akan melepaskannya sebelum aku membunuhnya!" Julian semakin berang di sana. Dia melirik Anne yang sudah meringis kesakitan. Eudora sangat gila dan nekat. "Eudora! Apa-apaan kau ini! Lepaskan dia!" Sahut raja Eggar. Lagi-lagi Eudora menggeleng. "Tidak ayah! Sudah aku bilang jika aku akan membunuh gadis ini!" Raja Eggar menekan pelipisnya melihat tingkah dari putrinya. Seharusnya raja Eggar tidak usah mengijinkan Eudora untuk ikut bersamanya. Sementara itu, Julian mulai memberi kode pada Duck lewat tatapannya. Seakan mengerti Duck lantas mengangguk. Diam-dia
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status