Tous les chapitres de : Chapitre 41 - Chapitre 50
64
41. Sebuah Pertemuan
Keesokan harinya Sarlita yang sudah tidak punya beban berniat pergi ke mall. Saat itu rumah dalam kondisi sepi, kedua mertuanya sedang tidak di rumah. Dia pun tidak minta izin pada Jody, baginya perilaku Jody berani membawa Windi ke rumah sudah di luar batas. Pada awalnya Sarlita hanya ingin Window shopping, outpit yang ddikenakanya pun sangatlah biasa saja. Sarlita menuju ke sebuah Mall yang tidak jauh dari rumah mertuanya dengan taksi online. Di mall Sarlita hanya keliling-keliling tanpa tujuan, dia hanya ingin membuang kejenuhan di rumah. Namun, saat dia melihat gerai Body Shop dia masuk ke gerai tersebut. Dia mengambil berbagai kebutuhannya dan memasukkannya ke dalam kantong belanja. Saat di kasir ingin membayar seluruh yang dibelanjakannya, “Berapa semuanya, biar saya yang bayar.. “ Sarlita menoleh ke arah suara di belakangnya. Ternyata Kiano sudah menyodorkan kredit card-nya pada kasir. “Gak usah Kiano.. aku bawa uang kok!” Sarlita menatap Kiano yang ada di belakangnya. Pe
Read More
42. Sarlita Pasrah
Jody keluar dari mobilnya dan mecegat Sarlita di jalan, “Ayo masuk ke mobil, kita bicarakan ini di luar rumah.” Jody mengajak Sarlita masuk ke mobil dan membukakan pintu untuk Sarlita. “Kita mau ke mana Jod?” tanya Sarlita heran“Nanti kamu akan tahu kita akan ke mana.” Jawab Jody sambil menghidupkan mesin dan menjalankan mobilnya. Saat berpapasan dengan mobil Kiano yang masih berada pada tempatnya, Jody memandang sinis pada Kiano. “Kok kamu sinis gitu pada Kiano? Dia salah apa? Aku ketemu dia secara tidak sengaja, Jod! Dan dia berbaik hati mau mengantar aku!!”“Nanti aja kamu menjelaskannya, aku gak mau konsentrasi aku buyar.” ucap Jody, pandangannya tetap lurus ke depan. Sarlita merasa tidak ada yang spesial dalam pertemuannya dengan Kiano, jadi dia pun tidak merasa sudah melakukan kesalahan. Dia hanya pasrah terhadap sikap dan keputusan Jody. Kiano memutar mobilnya dan membuntuti mobil Jody dari kejauhan, dia takut terjadi sesuatu pada Sarlita. Dia tahu kalau Jody sangat cemb
Read More
43. Tergoda
Di kamar, Jody dan Sarlita hanya diam membisu. Jody tidak ingin lagi menanggapi soal pertemuan Sarlita dan Kiano. Sementara Sarlita teringat kembali dengan ucapan Kiano di dalam mobil, saat mengantarnya pulang, “Sar.. aku tidak main-main dengan ucapanku, bisa saja aku nekad seperti Bung Karno saat melamar bu Inggit.”“Yang harus kamu ingat, aku bukan bu Inggit, Kiano.”“Aku tidak peduli, Sar.. “ Sarlita menganggap ucapan Kiano seperti ucapan lelaki pada umumnya, saat ada maunya. Saat Sarlita masih merenung, tiba-tiba Jody siap-siap mau pergi. Sarlita menanyakannya, “Kamu mau kemana, Jod? Kita belum selesai bicara.”“Aku mau latihan basket, setidaknya dengan begitu aku bisa melampiaskan amarahku dilapangan.” ucap Jody sembari ngeloyor keluar kamar. Sarlita tidak ingin melarang Jody, dia tidak ingin lagi ada pertengkaran. Sarlita kembali mengingat pertemuannya dengan Kiano, di matanya sikap dan perilaku Kiano terhadapnya sangat menggoda. Namun, sebagai seorang isteri dia tetap harus
Read More
44. Salah Faham
Sarlita sangat risih dengan keberadaan Tantrianus di kamarnya. Terlebih lagi, tangan Tantrianus tidak lepas dari pundaknya, jarak Tantrianus dan Sarlita sangatlah dekat. Sehingga saat Sarlita ingin beranjak, dia tersandung kaki Tantrianus. Sarlita limbung hampir terjatuh, Tantrianus segera menahan tubuh Sarlita dan memeluknya. Bertepatan dengan situasi itu, Jody masuk ke kamarnya. Dia melihat Tantrianus memeluk Sarlita begitu dekat, “Papa!! Ngapain di kamar Jody!! Sentak Jody seketika Tantrianus segera melepaskan pelukannya dan menjelaskan pada Jody, “Maaf Jod! Kamu jangan salah faham, tadi Sarlita hampir jatuh, Papa berusaha menahan dengan memeluknya.” jelas Tantrianus Sarlita segera menimpali, “Apa yang terjadi tidak seperti dugaan kamu Jod! Papa tadi ke kamar cari kamu, aku jelaskan kalau kamu gak di rumah.” timpal SarlitaTantrianus menceritakan kejadian yang sebenarnya pada Jody, namun sepertinya Jody menganggap keberadaan Tantrianus di kamarnya itu sulit dia terima. Terlebi
Read More
45. Semakin Kalut
Seakan menghadapi jalan yang buntu, masalah yang dihadapi Sarlita tidak ada jalan keluarnya. Dari hari ke hari Sarlita hanya berdiam diri di kamar, hidup seperti burung di dalam Sangkar Emas. Hanya indah dilihat dari luar, perih di dalamnya. Yang lebih mencemaskan Sarlita, Tantrianus sering berada di rumah saat di rumah sepi. Sehingga membuatnya takut untuk keluar kamar. Situasi itu dirahasiakannya pada Jody. Dia tidak ingin hubungan Jody dan Papanya meruncing. Jody pun kalau di luar rumah sering tidak tenang, terkadang dia pulang hanya untuk sekadar melihat kondisi Sarlita. Hal ini jelas membuat Sarlita merasa diperhatikan Jody. Suatu siang hari Jody dan Sarlita dipanggil Tantrianus ke bawah untuk berbicara dengannya,“Jod! Papa sudah bicara dengan om Wempi, kamu akan bekerja di perusahaannya.”“Lho? Kuliah Jody gimana Pa?”“Kamu tetap diizinkan kuliah, kamu bisa kuliah sambil kerja. Kamu jangan tolak kesempatan ini, ingat! Kamu punya isteri!!” tegas Tantrianus “Ambil aja dulu, J
Read More
46. Tidak Ada Solusi
“Aku hanya ingin kita punya kehidupan sendiri,Jod! Tidak nyampur dengan orang tua.”“Kan aku sudah jelaskan, bahwa itu tidak mungkin! Kita tidak punya pilihan, Sar!”Inilah hal yang tidak terpikirkan oleh Sarlita saat akan menikah dengan Jody. Sebuah pernikahan yang sebetulnya tidak diharapkan, hanya karena sebuah ‘kecelakaan’ yang tidak dikehendaki.Di luar dugaan Sarlita kalau akibat dari peristiwa itu berbuntut panjang pada masa depannya. Kuliahnya mandeg, masa-masa menikmati sebagai mahasiswa terampas begitu saja.Memanglah penyesalan selalu datang belakangan, terasadar ketika sudah menemukan berbagai masalah. Namun, Sarlita tidak ingin hanya meratapi kesalahan tersbut.“Apa solusinya agar aku tidak bosan seharian di rumah,Jod! Aku benar-benar jenuh!”“Fokus aja pada kehamilan kamu, Sar, setelah melahirkan kamu mau cari aktivitas silahkan.”Sarlita bisa menerima apa yang disarankan Jody, memang tidak ada yang bisa dia lakukan saat ini. Tapi, bukan berarti hanya menerima nas
Read More
47. Sarlita Pendarahan
Tidak lama setelah Jody pergi, saat Sarlita bangun dari tempat tidur dia kaget melihat ada darah di sprei. Sarlita memeriksa bagian bawahnya, ternyata dia mengalami pendarahan.Sarlita segera segera telpon Jody, “Hallo Jod! Aku pendarahan!”“Serius kamu!? Okey deh aku segera pulang!” Jody sangat kaget mendengar Sarlita pendarahan, dia segera pulang.Sarlita segera mengganti sprei tempat tidurnya dan bersih-bersih di kamar mandi. Tidak lama kemudian Jody datang,“Banyak gak Sar keluar darahnya?” tanya Jody panik dari luar kamar mandi“Lumayan sih, Jod!!” sahut Sarlita.Sarlita keluar dari kamar mandi, Jody mengajaknya segera ke rumah sakit,“Yuk kita ke rumah sakit, kamu bisa jalan kan?”“Bisa sih.. asal jangan buru-buru.”Jody sengaja tidak memberitahukan kedua orang tuanya saat ke rumah sakit, mereka keluar lewat garasi. Jody tidak ingin orang tuanya tahu kalau Sarlita pendarahan.Sarlita dibawa ke emergency room untuk segera ditangani. Jody sangat takut kalau sampai Sarlita kegugura
Read More
48. Tidak Cengeng
Di rumah, Sarlita ajak Jody serius membicarakan masa depan mereka,“Jod! Kamu gak bisa hanya berpikir seputar selangkangan terus, kamu harus serius menatap masa depan.”“Maksud kamu apa, Sar?”“Cobalah cari aktivitas yang menghasilkan, Papa sudah kasih jalan tinggal kamu laksanakan.”Jody tidak ingin didikte Sarlita, dia protes pada Sarlita,“Sar.. aku gak suka kamu dikte gitu, aku tahu apa yang harus aku lakukan sebagai suami.” protes Jody“Jod! Wajar dong sebagai isteri aku ingatkan kamu, jangan anggap aku mendikte kamu dong!”Sarlita menjelaskan pada Jody, bahwa di matanya Jody banyak menghabiskan waktu yang tidak bermanfaat. Sementara, Jody berpikir apa yang dilakukannya sangat bermanfaat bagi dirinya.“Tuh kan! Kamu masih berpikir tentang diri kamu bukan tentang kita! Itulah yang harus aku ingatkan!!”Jody belum ingin bekerja, meskipun pekerjaan begitu mudah dia dapatkan. Dia masih merasa kalau dirinya bujangan dan masih ingin menghabiskan masa mudanya dengan bersenang-senang. “
Read More
49. Tantangan Hidup
Satu bulan kemudianDengan berat hati akhirnya Jody terpaksa harus kuliah sambil bekerja, Sarlita pun kembali menekuni hobi menulisnya untuk mengisi waktu. Di website-nya “Virgin Story “ Sarlita menuliskan kisah hidupnya. Website ini menjadi tempat dia mencurahkan hati dan perasaannya, terutama kisah dirinya sampai kehilangan keperawanannya. Sedikit demi sedikit, followers-nya terus bertambah. Kisah hidup Sarlita sangat diminati pembaca, terutama mereka yang pernah kehilangan keperawanannya. Sehingga, website Sarlita menjadi tempat berkumpulnya wanita korban lelaki. Sebuah platform novel online memberikan tantangan pada Sarlita, untuk menjadikan kisah nyatanya dijadikan novel. Namun, Sarlita masih mempertimbangkannya. [Mbak Sarlita.. salam kenal saya Ratih, Editor In House FreeNovel.. saya tertarik dengan kisah yang mbak tulis di “Virgin Story.” Jika berkenan kami ingin terbitkan di platform kami, mbak bisa hubungi saya di nomor ini.] begitulah pesan yang percakapan yang diterima
Read More
50. Menemukan Sebuah Kondom
Pagi-pagi sekali Jody sudah siap jalan kerja, dia pamit pada Sarlita, “Sar.. aku jalan dulu ya, aku harus ketemu customer pagi ini.” ucap Jody dengan tergesa-gesa “Gak salah kamu, Jod? Belum juga jam tujuh?”“Aku gak mau terjebak macet, Sar, kan aku karyawan baru harus jaga kondite.” Jody meninggalkan Sarlita begitu saja. Satu sisi Sarlita agak kesal dengan sikap Jody yang tidak memperdulikan dirinya, namun di sisi lain dia juga senang melihat semangat Jody. Sarlita merapikan tempat tidurnya, dia tidak ingin tiba-tiba Mama Jody masuk kamar dan melihat kamar masih berantakan. Sarlita juga merapikan meja kerja Jody dan kolong mejanya. Seperti biasanya Jody kalau habis mandi, handuknya di letakkan begitu saja di sandaran kursi kerjanya. Begitu juga pakaian kotornya yang berserakan di sofa kamar. Sarlita mengumpulkan pakaian kotor Jody yang mau dicuci, dia periksa satu persatu kantong celana dan kemeja Jody. Saat dia merogoh kantong celana Jody dia menemukan sebungkus kondom.“Ampun
Read More
Dernier
1234567
DMCA.com Protection Status