All Chapters of Dibuang (mantan) Tunangan, Dicintai (mantan) Ayah Mertua: Chapter 21 - Chapter 30
109 Chapters
DUA PULUH SATU
Beberapa jam kemudian, di ruang rapat yang mencekam. Para manajer pusat menatap simpati atasannya dan Choky yang duduk bersimpuh di pojok ruangan sambil mengangkat buku tebal di atas kepala dengan tangan sedikit gemetar lalu Putra sedang menjelaskan dan menunjuk sesuatu didokumen di atas meja ke Reza.Tidak lama ada suara ketukan pintu, Putra membuka pintu dan menyambutnya. "Nona Vivi."Vivi tersenyum canggung dan melangkah masuk ke dalam. Ia menyapa para manajer pusat yang dibalas anggukan singkat."Duduk disana." Perintah Reza sambil menunjuk kursi di sebelah kirinya.Meja ruang rapat berbentuk persegi panjang dengan Reza sebagai pemilik, duduk di ujung sementara yang lainnya duduk di masing-masing sisi.Putra hanya diam berdiri di samping Reza, menekan keinginannya untuk membantu Vivi duduk. Jika dia melakukan itu, semua orang akan tahu siapa yang bersama atasannya di dalam mobil.Vivi duduk dengan sopan dan mengedarkan pandangan di sekeliling meja dengan cemas."Bisa kita mulai?"
Read more
DUA PULUH DUA
"Tadi kamu bilang soal jual online bahan mentah, saya setuju tapi saya juga tidak suka hal ini."Manajer keuangan pusat menaikan salah satu alisnya lalu menatap Putra yang meringis, rupanya ejakulasi dini benar-benar menghantam harga dirinya sampai hanya mendengar bahan meeting diawal saja."Kenapa anda tidak setuju?" tanya manajer keuangan yang memberi tatapan mencela tanpa sadar."Pertama, bahan makanan yang dijual selama ini harus segar saat dimasak. Saat kita jual online dan membagi beberapa bahan, itu sudah tidak segar lagi terutama ada jeda waktu pengiriman lalu coba kalian bayangkan beberapa pelanggan kita yang mencoba memasak sendiri tanpa tahu langkah-langkahnya, rasa akan menjadi berbeda dan mereka menjadi kecewa. Itu bisa mempengaruhi reputasi restoran."Para manajer mengangguk setuju."Kedua, membuka restauran untuk umum. Untuk menambah pemasukan, saya suka itu tapi untuk menjaga reputasi, saya tidak menyukainya.""Kenapa?""Kalian lupa? restoran itu terhubung dengan panta
Read more
DUA PULUH TIGA
"Siapa?"Vivi menggeleng. "Tidak tahu.""Kamu bisa melihat nama, kecuali tidak kamu simpan."Tanpa melihat layar, Vivi sudah tahu siapa yang menelepon. Nada lagu itu khusus dibuat untuknya."Itu suara kamu?"Vivi tidak menjawab. "Saya minta maaf atas gangguan tadi."Putra menatap kagum Vivi. Ternyata suara nyanyiannya bagus.Choky memiringkan kepalanya dan tertawa hehehe. Oh, mungkin ini sebabnya si bos terpikat, nyanyiannya bagus apalagi kalau sudah di atas tempat tidur, pasti lebih bagus."Mulai darimana kita tadi. Ah, soal kamar. Saya rasa kita bisa menawarkan fasilitas kamar untuk orang-orang kaya yang kena virus dengan kerja sama runah sakit."Reza menghentikan kegiatan nakal kakinya. "Kerja sama ya.""Bukankah itu bagus jika kita bisa bekerja sama dengan rumah sakit? saya yakin, pasti ada salah satu cabang rumah sakit di Bali yang mau bekerja sama.""Sayangnya itu hanya klinik kecil yang akan ditutup."Vivi memiringkan kepalanya. "Ditutup?""Tidak ada pengawasan disana, orang it
Read more
DUA PULUH EMPAT
Vivi masuk ke dalam apartemen mewah yang disediakan Reza sambil menunduk lesu. Ia tidak bisa memberikan jawaban untuk Reza secepatnya.Reza juga tidak ambil pusing, karena yakin Vivi tidak akan pernah lepas dari genggamannya. Dia menyuruh Choky dan Putra menemani Vivi ke apartemen mewahnya dan membelikan semua kebutuhan yang diperlukan Vivi.Sayangnya, Vivi terlalu lelah untuk belanja. Jadi, dia meminta tolong ke Choky dan Putra untuk segera ke apartemen.Choky yang membuntuti Vivi dari belakang, menatap kagum isi apartemen. "Ini sangat mewah."Putra bercerita dengan bangga. "Apartemen ini dibangun dengan mewah, di lantai paling atas adalah penthouse. Tempat ini juga sangat privasi jadi cocok untuk nona.""Cocok untuk menjadi simpanan." Sarkas Vivi.Choky dan Putra saling menatap.Vivi menjatuhkan diri di sofa lalu bersandar dengan santai. "Tempat ini dulunya milik kekasih yang keberapa?""No-"Putra menghalangi Choky dan maju selangkah. "Sepertinya ada sedikit kesalah pahaman disini.
Read more
DUA PULUH LIMA
"Manajer, ada tamu yang komplain karena mendengar suara tawa marketing dari korea semalam." Lapor front office ke Vivi yang masuk tanpa mengetuk.Vivi segera berdiri dan berjalan mengikuti front office. Ia melihat seorang tamu bule marah-marah ke dua front office, satu bellboy, night audit dan juga marketing dari korea."Bisa dijelaskan apa yang terjadi?"Para pegawai yang melihat manajernya datang, menghela napas dengan lega. Ini memang tugas spv fo tapi spv sedang keluar bersama marketing lokal untuk bertemu dengan agen perjalanan."Semalam, saya menerima telepon komplain dari tamu ini. Night audit dan marketing korea tertawa sampai terdengar di telepon. Saya sudah menjelaskan kalau tidak bermaksud menyinggung tamu ini, tapi mereka tetap tidak menerimanya." Jawab fo yang melapor tadi. "Makanya saya coba panggil manajer." Sambungnya."Komplain tentang apa?" tanya Vivi."Restoran terlambat satu setengah jam mengirim makanan sementara istrinya punya maag akut, saya sudah menghubungi pi
Read more
DUA PULUH ENAM
"Bagaimana?" tanya pegawai fo dan reservasi yang berkumpul di ruang reservasi.Pegawai fo yang ditugaskan, menggeleng kepala dengan miris. Malam ini mereka semua harus bekerja keras menangani tamu sendirian."Apa kita telepon supervisor saja?" tanya salah satu fo.Evi yang sedaritadi mendengar, mendecak keras. "Kalian lupa waktu itu tuan muda marah karena tamu menurun? Tuan muda mengancam para supervisor untuk mencari tamu.""Tapi kan tidak adil, departemen fo, hk dan keuangan tidak tahu apapun. Itukan tugas marketing dan reservasi!"Waktu itu Evi juga ingin komplain tapi Eve dan lainnya melarang para bawahan buka suara, pasalnya mereka rentan dipecat oleh tuan muda satu ini sementara mereka harus bertahan bekerja di pandemi ini. Banyak hotel ditutup bahkan pegawai dirumahkan karena tidak bisa menutup biaya operasional, beberapa hotel mampu bertahan karena kebaikan hati pemilik hotel atau pemilik hotel memiliki bisnis selain hotel.Andaikan nona Vivi ada disini, meskipun hanya menunju
Read more
DUA PULUH TUJUH
"Vivi, jangan melihat adegan itu. Tolong, itu tidak baik untukmu." Mohon Krisna."Tidak baik untukku? Lalu bagaimana denganmu?" Vivi mati-matian berusaha menahan gairahnya. "Tidak Vivi, kamu dimana? Aku akan menjemputmu sekarang!"Vivi sudah diambang batas, ia meletakan handphone di atas meja dengan loud speaker dinyalakan. "Selamat bersenang-senang tunangan tercinta. Jika kamu bisa bersenang-senang, kenapa aku tidak?""Vivi, jangan tinggalkan handphonemu! Aku akan melacaknya sekarang dan menjemputmu! Vivi!"Krisna bisa mendengar suara erangan wanita. Tidak, ini bukan suara Vivi, ia harus segera menyelamatkan Vivi sebelum terjerumus lebih dalam.Dulu di Australia, dia bertemu dengan Almira dari pesta yang diadakan temannya, dan pesta itu berakhir menjadi liar. Krisna akui, itu kali pertamanya dia merasakan surga duniawi tapi dia tidak bisa membiarkan Vivi terjerumus ke hal yang sama.Krisna masih membutuhkan Vivi dan tidak bisa membiarkan Vivi juga merusak nama baiknya sebagai politi
Read more
DUA PULUH DELAPAN
Krisna mematikan sambungan telepon dengan kesal. Benar kata ibunya, ayah sekarang sedang bersenang-senang dengan wanita lain.Krisna mengacak rambutnya dengan kesal."Kak."Krisna terkejut lalu balik badan. "Erika.""Kenapa kakak seperti itu di lorong sini? Masalah Vivi?"Krisna menggeleng. "Ayah benar-benar selingkuh dengan wanita lain."Erika terpana. "Ayah selingkuh? Lalu bagaimana dengan harta warisan untuk kita? Wanita selingkuhan ayah pasti tidak mau kita ikut campur. Wanita itu pasti hanya ingin menguasai harta keluarga kita!"Krisna juga bingung. "Ayah tadi menanyakan hal aneh.""Hal aneh apa?""Jika ayah bukan pengusaha, apakah kita akan mencintai ayah?"Erika terdiam. Selama ini dia tidak pernah memikirkan hal itu, yang dia tahu hanya terlahir kaya. "Anehkan?" tanya Krisna. "Bukankah setiap orang tua menjadi kaya untuk membahagiakan anak-anaknya? Apa ayah ingin menjadi miskin? Gak mungkinkan, ayah kita sangat tampan dan kaya.""Lalu karena dia tampan dan kaya, jadi bisa me
Read more
DUA PULUH SEMBILAN
23 tahun lalu.Reza yang baru pulang sekolah mendapati ibunya duduk di lantai dengan serpihan pecah belah bertebaran di sekitar dan sedang dibersihkan para pelayan."Ibu."Ibu Reza mengangkat kepala dan menatap Reza dengan sedih. "Putraku," lirihnya."Apa yang terjadi?" Reza melangkah dengan hati-hati lalu memeluk ibunya. "Apakah ayah mabuk lagi?"Ibu Reza terisak di pelukan putranya. "Ayahmu bersama wanita lain lagi, ibu hanya bertanya tapi dia malah menghancurkan barang-barang."Reza geram dengan perbuatan ayah kandungnya sekarang, kehidupan harmonis saat kakeknya ada menguap menjadi ilusi. Ayahnya lebih sering ke kantor, mabuk dan main dengan wanita padahal ayahnya sangat hebat dalam pekerjaan.Ayah Reza tidak bisa memukul atau membunuh Reza karena keseluruhan harta yang dipegang semuanya milik ibu Reza dan putranya. Balik nama pun juga tidak bisa karena terikat perjanjian, yang bisa dia lakukan hanya menyiksa secara verbal dan psikologis supaya ibu Reza menceraikannya secara sadar
Read more
TIGA PULUH
Tak lama, perkataan Angel terbukti. Sebulan setelahnya, di hari ulang tahun Reza, wanita itu memberikan obat perangsang dan membuatnya melakukan hubungan seks dengan Reza.Pagi hari, semua orang menjadi gempar. Keluarga ayah dan ibu Reza yang masih menginap di rumah menjadi saksi sementara wanita itu menangis dengan sedih sehingga menimbulkan simpati ke semua orang.Ibu Reza segera menghapus semua bukti dengan tujuan melindungi anaknya, hal itu menimbulkan kekesalan pada Chandra dan Angel. Andaikan saja mereka memiliki bukti, kalau wanita itu tidak perawan dan sperma di atas sprei.Karena masih di bawah umur, ibu Reza tidak ingin menikahkan anaknya tapi menanggung kehidupan wanita itu.Wanita itu menolak dengan alasan harga diri, sebulan setelahnya dia melarikan diri tanpa kabar.Reza hanya diam, berusaha menyembunyikan kekesalannya. Andaikan saja dirinya lebih waspada dan mendengar nasehat Angel, hal ini tidak akan terjadi.Ayah Reza memaki dan memukul Reza di depan keluarga dan teman
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status