Semua Bab Terjebak Pesona Bos: Bab 51 - Bab 60
71 Bab
51
Santi-Aku ikutin terus hara kemana dia pergi membuat aku ingat saat kecil selalu membututinya kemana ia berjalan, entah rasanya ingin mengikutiya terus saat itu, walau dia sepertinya tak menggapku,Tapi kali ini berbeda, sekarang merasa hara satu-satunya orang yang buat aku nyaman, tapi hara belum pernah menyatakan perasaanya, cuman dari cara dia memperlakukanku aku tau jawabannya,“pasti dia homo, atau biseksual” gumamku. Dia seperti tak tertarik dengan tubuhku, selalu menghindar.“udah mau malam, di tambah mendung, aku antar kamu pulang” gumamnya, emang gak kerasa seharian di klinik,“aku maunya jalan kaki” ucapku berdiri di sampingnya.“okeh, “hara langsung pegang tanganku agar jalan di sampingnya, dari raut wajahnya dia lebih tenang sekarang, setelah kejadian babeh yang alami.Tetapi saat melewatinpasar matanya terus tertuju ke puing-puing bangunan pasar, tatapan begitu serius. Pasar yang biasanya udah banyak lampu menyala kini gelap gulit.“kamu kehilangan banget ya?” tanyaku pel
Baca selengkapnya
52
Hara-Kemarin hara gak pulang ke rumah, membuat papa mama sedikit panik, di tambah orang tua dari nia, maksudnya santi juga. di tambah malam harinya susah di hubungi,Andai gak hujan badai berjam-jam mereka berempat pasti bakalan susul ke tempat kemarin.“biii, papa mama kemana?” tanyaku saat bibi lewat ruang tengah, sepertinya lagi terburu-buru.“udah duluan den susul hara” jawabnya masuk kedapur, dan kembali lagi bawa kardus banyak.“emang ada apa sama hara?”“pasar dekat tempat tinggal den hara kebakaran, mereka susul buat lihat langsung kondisinya”“sekarang bibi mau restoran non yua buat ambil makanan, sekaligus di bagi-bagi” jelasnya, kenapa gue baru tau sekarang.“sejaka kapan bi pergi?”“barusan, mereka juga telat sehari informasinya, itu juga dari temenanya den hara, budi kalau gak salah namanya” lanjut bibi, bearti malam kemarin hara gak pulang karena masalah kebakaran.“bibi duluan ya den,semua pintu belakang udah kunci,”“iah bi, bearti semuanya kesana?” angguk bibi, dari
Baca selengkapnya
53
SantiUntungnya papa sama mama gak curiga soal ranjangnya patah, karena memang beberapa kayu penyangganya sudah rapuh. Apa lagi aku bilangnya kalau aku menghempaskan tubuhku tinggi sampai akhirnya ambruk.Yang sekarang membuat aku cukup kaget hara bakalan lakuin apa aja demi orang-orang di pasar sama anak jalanan yang tinggal di belakang pasar.Termasuk rencananya mengambil alih pasar dari perusahaan ares. rasanya tanganku begitu gemetar melihat wajahnya. Walau begitu ares tak mengenali hara walau dia datang ke pernikahaan kakaknya hara.Tetapi Saat berhadap sama ares , mada seperti tak takut sama sekali, hara juga hari ini sedikit sibuk dia lagi mengirimkan berkas ke sesroang, yang dia sebut mas roy.“dia siapa?” tanyaku pas hara selesai menelpon,“anaknya babeh, roy Namanya” ucapnya.“ohh,”“oh ia hari ini kita jengguk babeh mau,udah lama gak jenguk, sekalian ada yang mau di omongin sama mas roy” lanjut hara.“aku ikut, di rumah juga gak ada orang, papa sama mama pergi ke rumah kamu
Baca selengkapnya
54
HarsaGak biasanya papa meyetel Tv di ruang tengah, dengan suara cukup kencang, papa mama, sama kedua orang tua santi pun duduk sambil tertuju ke tv tersebu.“ada apa paa maa?” kataku langsung ikutan lihat, dari sekilas siaran langsung. Yang ternyata isinya tentang kebakaran pasar kemarin. Kenapa jadi melebar seperti ini..“jangan-jangan ini ada hubungan sama hara pa?” kataku pelan.“entah, papa gak habis pikir apa yang di lakukan hara, kalau ini benar-benar hara yang lakuin”“tapi harsa yakin, ini hara lakuin itu demi orang-orang pasar” ucapku yakin.“kamu yakin?” angguk gue yakin, hara pasti lakukan apapun demi mempertahankan pasar, termasuk menyerang secara langsung, lewat saluran tv nasional pula.“kamu coba hubungi hara sekarang dia dimana,” pinta papa, tak lama papa menerima telepon dari seseorang, tapi saat aku mau menelpon hara, bella lebih duluan telepon.“haloooo”“Bebb nonton berita, aku tadi lihat hara di tv, gila tuh anak, buat keributan gara-gara pasar kebakaran” gerutun
Baca selengkapnya
55
Santi.Hara sudah bangun pagi-pagi sekitar jam enam, aku sendiri masih tiduran di atas kasurnya dengan tubuh yang di tutupin dengan kain sarung.“awhhh” gumamku merasakan tubuhku sakit semua, pasti karena kasur hara yang keras, dia juga udah biasa tidur dengan kasur seperti ini.“pagiiii” ucapnya lagi sedang membereskan sesuatu.“jam berapa sekarang?”“jam delapan, nyenyak banget tidurnya”“uhmm kan habis rondaaa” ledekku, langsung bangun. Dengan tubuh yang masih telanjang bulat. Hara tak berkedip saat aku menggeliatkan tubuhku yang terasa pegal,“haaaa~”“aku mandi dulu” angguknya, aku tak terkejut isi kamar mandinya, walau isinya hanya ember air.gayung, sabun dan shampoo seadanya.“haarra, handuknya” ucapku lupa pinjam handuknya.“ini” aku pun keluar melilitkan handuk, dan langsung melepaskan handuk di hadapan harsa memakai pakianku tadi malam.“ndut yahh?” ucapku manja telanjang bulat di depannya, hara tak menjawab, di mendekatiku sambil mencium bibirku.“semookk, hahaha” bisiknya
Baca selengkapnya
56
Santi.Hara sudah bangun pagi-pagi sekitar jam enam, aku sendiri masih tiduran di atas kasurnya dengan tubuh yang di tutupin dengan kain sarung.“awhhh” gumamku merasakan tubuhku sakit semua, pasti karena kasur hara yang keras, dia juga udah biasa tidur dengan kasur seperti ini.“pagiiii” ucapnya lagi sedang membereskan sesuatu.“jam berapa sekarang?”“jam delapan, nyenyak banget tidurnya”“uhmm kan habis rondaaa” ledekku, langsung bangun. Dengan tubuh yang masih telanjang bulat. Hara tak berkedip saat aku menggeliatkan tubuhku yang terasa pegal,“haaaa~”“aku mandi dulu” angguknya, aku tak terkejut isi kamar mandinya, walau isinya hanya ember air.gayung, sabun dan shampoo seadanya.“haarra, handuknya” ucapku lupa pinjam handuknya.“ini” aku pun keluar melilitkan handuk, dan langsung melepaskan handuk di hadapan harsa memakai pakianku tadi malam.“ndut yahh?” ucapku manja telanjang bulat di depannya, hara tak menjawab, di mendekatiku sambil mencium bibirku.“semookk, hahaha” bisiknya
Baca selengkapnya
57
Santi.Senyumku begitu lebar setelah mendengar hak tanah ini pasar di gugat ulang, dan tentunya mas roy yang menjadi pengacaranya, keluarga yang benar-benar tak terduga.Penggusuran benar-benar tak terjadi beberapa hari, dan belum ada kabar lagi setelahnya. Pemberitaan pun kembali normal seperti biasanya.“san.. kok masih belum ganti pakian?” tanya mama yang sudah berpakian rapih seperti mau kondangan. Papa juga.“hee?? Kenapa?”“hari ini, papa sama di udang makan malam,”“oh ia aku lupa,” aku benar-benar lupa, papa sama di undangan sama keluarga hara buat makan malam di restoran kakaknya.“ayo cepat:“nanti albert juga datang, dia nyusul” ucap papa. Aku langsung bergegas, memakain gaun yang bekas harsa kasih dulu yang belum sempat aku pakai. multi Way Maxi Dress.“hmm agak menonjol banget” gumamku sepertinya salah pakai, tapi tak ada waktu lagi, pakai ini aku merasa buah dadaku menjadi agak ketat di tambah branya juga aku jenis braless, tak ada talinya.“wahh cantiknya” ucap mama.“t
Baca selengkapnya
58
HarsaIni yang gue kurang sama hara, dia serahin ke gue buat urusin sisanya, yang gak langsung beurusan lagi sama keluarga taslim.Walau sudah menang sidang berkat mas roy, gue tetap harus mengambil sertifikatnya ke orangnya langsung. Dengan membawa surat hasil persidangan.Sidang berlangsung empat kali, dua kali mereka datang untuk mencoba mempertahankannya, tiga dan empat mereka tak datang. Karena beberapa mantan gue dulu bersaksi untuk pelecehan seksual yang di lakukan rudy.Awalnya soal ajeng harusnya tak ada yang tau,, itu justru beberapa karyawannya membuat pemikiran gue datang karena kasus ajeng.“beb liat” chat dari bella soal bekas perusahaan gue, kasus ajeng mencuat menjadi kasus bunuh diri,“dari soal bunuh diri, salah satu karyawannya, menjalara ke pelecehan seksual, korupsi, pencucian uang”“pasti pak taslim yang melakukannya,” ucap om roni yang di samping gue dan buka pintu.“eh? Om? Kenapa om yang antar?”“om temanin kamu, papa kamu kwahtir terjadi apa-apa” jelasnya.“ta
Baca selengkapnya
59
SantiAku senang, akhirnya urusan pasar selesai, sampai akhirnya aku tau, ternyata egonya itu membuat hara punya pendirian kuat, apa yang di bilang, harus di lakukan sampai benar-benar bisa.Malam ini aku perjalanan ke rumah hara, buat persiapan liburan ke lombok, hanya kami berempat.“bella kamu nginap juga?” angguknya,“udah dari kemarin hehe”“tap ikan masih empat hari lagi”“sengaja kok, aku taruh barang disini, soalnya besok ada client di daerah sini” ucapnya.“oh,, gituu”“jadinya habis itu gak nginap lagi?”“hehe iah, ““hmmm san.. ada model baru,” tunjuk bella, kasih tau model body stocking, dari talinya jarang sampai full body menunjukan buah dadan dan selangkanga aja.“kamu suka yang mana?”“hmm, hehe gak main bedua kan?”“ih gak dong, kan cukup sekali aja, pengenalan ahahha” tawanya. Aku pilih body stocking yang seperti pakaian renang, one piece, bauh dadanya terbuka, dan selangkangnnya juga, tapi dipadu lagi sama stocking kaki.“kita pesan yah”“hee?”“hahah, sesekali lah
Baca selengkapnya
60
HarsaAwalnya aku sama hara gak berniat malakukan hal seperti ini, karena ide aku sama hara cuman jailin santi sampai klimaks aja,Saat di lapangan beda dari yang rencanakan, apa lagi santi sengaja megangganti pakiaanya di tambah gak pakai bra dan juga celana dalam,Padahal dia sempat mengusir aku sama hara saat lagi tegang-tengangnya, tetap saja hasilnya dua lawan satu. Dan yang bikin aku sama hara terkejut santi membiarkan kamu melakukannya.Saat sudah selesai, santi tertidura karena kelelahan, perjalanan dan olahraga malam ini,“sorry har ke bablasan sampai threesome,” kataku“tergantung santi, kalau dia gak nolak, gak masalah,”“yang masalah, soal lo udah perawanin lubang anusnya shanti” ucap hara tersenyum.“gue harus buat perhitunan soal itu” lanjutnya.keluar kamar.“okeh, gimana kita lakukan hal yang sama, ke bella?” tanyaku, karena memang agak bersalah soal itu.“tapi lo masalah gak soal itu?”“lo tau lah, bella lebih agresif di banding masih perawan,”“serriuss??, terus santi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status