All Chapters of GADIS LUMPUH KESAYANGAN CEO: Chapter 21 - Chapter 30
37 Chapters
MENGUMPULKAN BUKTI PERSELINGKUHAN
Pagi sekali Dirga menggunakan sepeda kayuhnya pergi ke rumah Ninda. Dia akhirnya memilih menggunakan sepeda kayuhnya agar tidak mudah terdeteksi oleh Reta saat sedang mengintai.Di sana, dia mengintip dari seberang rumah. Pandangannya terus memperhatikan rumah milik Reta dari kejauhan dengan menggunakan teropong jarak jauh.“Jam segini kok belum ada yang keluar sih? Pemalas sekali,” decak Dirga mulai mengomel. Entah mengapa, dia jadi ingin mengomel terus. Padahal, tidak ada sesuatu yang seharusnya bisa membuat dia kesal.Dirga menatap jam tangannya. Sudah pukul setengah 6 pagi.Terdengar suara orang dari depan rumah. Dirga bersembunyi di belakang pohon akasia yang biasanya dijadikan sebagai pohon pelindung di tepian jalan.Dari sana, dia meneropong lagi. Tampak Doni bersama dengan Reta. Keduanya mengobrol dan bertukar tawa.Dirga mendengkus kesal. “Dia itu ya bisa-bisanya ketawa seperti itu dengan pria lain. apa dia nggak ngerasa bersalah sama aku? Harusnya dia itu kan tetap di rumah
Read more
NGGAK SELEVEL!
Reta dan Doni sama-sama terkaget saat mendengar suara teriakan dari depan rumah. Reta familiar dengan sura itu.“Kak Doni, tolong dong lihatin siapa yang teriak? Kayaknya jatuh gitu,” pinta Reta cemas. Entah mengapa dia sudah bisa menebak bahwa yang ada di depan rumah adalah Dirga.“O-oke. Kamu tunggu di sini ya?” Doni berlari keluar rumah.Doni celingukan ke sisi kiri dan kanan jalan. Dia mendelik kaget saat melihat Dirga yang berada di dalam selokan dan ada seekor anjing yang menggonggong ke arah Dirga.“Argh! Tolong! Tolong! Ada anjing gila!” teriak Dirga kesakitan dan membutuhkan pertolongan.Doni berusaha menahan tawanya. Dia masuk ke dalam rumah dan mengambil selang air yang dibawa Reta.Dengan cekatan, Doni menyemprot anjing itu dengan air dari selang. Alhasil, anjing itu kedinginan dan kabur meninggalkan Dirga.Reta ikut mengintip dari dalam rumah. Dia menghentikan kursi rodanya dan syok melihat Dirga berada di dalam selokan.“Duh, sakit banget itu,” celetuk Reta meringis. Dia
Read more
KEJADIAN MEMALUKAN
“Kak Doni, udah ah. Jangan berantem,” pinta Reta menengahi. “Mending bantu Mas Dirga bersihin kaki. Biar baunya nggak ke mana-mana.”“Ah, iya. Kukira yang bau memang si Dirga,” kekeh Doni mengejek Dirga.Dirga benar-benar marah. Namun, kondisinya memang sangat memalukan sekarang. Dia tak bisa seenaknya karena ponselnya rusak. Sialnya satu-satunya yang bisa menolongnya saat ini hanyalah Doni.Doni melangkah ke kamar mandi. Dia mengambil air seember untuk mengguyur tubuh Dirga yang kotor. Lantas, dia membantu mengobati luka Dirga.“Lhoh, kok ada calon suami Reta ke sini?” celetuk Ninda. Dia menguap dan menggaruk-garuk rambutnya yang berantakan karena baru bangun tidur.Pandangan Ninda memicing menatap heran Dirga yang banyak luka dan tampak kotor. “Ugh, bau banget suamimu, Ret. Ganteng-ganteng jorok ya?” lanjut Ninda sambil menutup hidungnya.“Tadi Mas Dirga jatuh di selokan depan rumah, Nin. Tahu kan selokan depan kayak gimana,” terang Reta padat dan jelas.“Owalah, naas banget,” ucap
Read more
DIJEMPUT SIAPA?
Dirga menggelengkan kepala. “No, no,” tolak secepat kilat.Dia memang tidak suka Reta. Namun, dia tak ada niatan untuk mencelakai Reta. Benci dengan seseorang dan mencelakai seseorang adalah dua hal yang berbeda. Jika dicampuradukkan justru akan membawa petaka bagi Dirga. Ditambah lagi, Reta sudah lumpuh di usia muda.“Why? Lu kan nggak suka dia,” ucap Jason keheranan.“Orang tuaku bakal ngebunuh aku,” balas Dirga. Dia sengaja membawa kedua orang tuanya karena tahu Jason tak suka dengan Rumi dan Zidan.“Ya udah sih. Terserah aja,” ucap Jason menyerah. Tepat seperti yang diperkirakan oleh Dirga.Percakapan terhenti. Dirga memilih tak berucap apapun. Dia hanya butuh kasur dan ingin beristirahat. Hanya itu.Sementara itu, Reta masih cemas memikirkan Dirga. Dia memegangi ponselnya dan ada nomor Rumi di bagian layarnya.Reta tentu saja ingin menghubungi Rumi. Namun, Dirga tadi melarangnya berulang kali untuk melakukan itu.“Ret, aku mau keluar sama Kak Doni,” ucap Ninda seraya masuk ke dal
Read more
HILANG PERJAKA
“Jason?” Rumi terkaget mendengar nama itu disebut.Reta menerangkan hal yang terjadi pada Dirga hari ini di rumah. Dia menjelaskan semuanya dengan singkat dan padat.“Mas Dirga bilang kalau dia bakal barengan sama temennya, Jason,” terang Reta. “Mama ada perlu sama Mas Dirga? Tadi teleponnya pakai nomorku. Aku bisa telepon balik. Masih ada di panggilan keluar nomornya.”“Oh, kamu kirim aja ke mama ya, Reta,” pinta Rumi. “Biar Mama aja yang urusin Dirga. Kamu cukup istirahat aja. Besok pagi Mama ke tempatmu.”“Eh? Mau ngapain, Ma?” tanya Reta bingung.“Waktunya fiting gaun pengantin. Sekalian Mama mau ajak kamu ke rumah sakit langganan Mama. Biar nanti dokter di sana check seluruh kesehatan kamu dan rekomendasiin rumah sakit di Singapura yang oke,” jelas Rumi pada calon menantunya itu. “Selesai kamu nikah sama Dirga, kita langsung ke Singapura ya? Atau, kalau kamu mau, nikah di Singapura juga nggak apa-apa, Reta. Biar sekalian aja.”“Duh, Ma, apa nggak habis banyak biaya?” Reta langsun
Read more
ADA YANG CEMBURU
“Ma, parah banget Mama ini,” oceh Dirga saat sudah tiba di rumah.Dia tak jadi menginap di apartemen milik Jason. Segera selesai spa dan membersihkan dirinya, dia langsung pulang ke rumah.Rumi yang sedang bersantai sambil menikmati teh dan buku bacaan di teras rumah menatap datar Dirga. Dia bisa melihat anaknya berjalan terpincang-pincang dan agak mirip orang yang baru selesai sunatan.“Kamu habis jatuh beneran?” ucap Rumi.“Iyalah, Ma. Lihat nih. Ini baju kotorku,” Dirga duduk di sisi Rumi. Dia berdesis nyeri dan menyentuh punggungnya. “Ini, Ma. Bukti otentik kalau aku tadi tuh jatuh di selokan depan rumah Reta.”Dirga menyodorkan paper bag berisi pakaian kotornya. Dia kini sudah bersih dan mengenakan pakaian pinjaman dari Dirga.“Eh, kamu tuh udah kelayapan seharian, pulang-pulang malah kasih Mama baju kotor. Nggak sopan ya? Minta dikutut jadi air selokan ya?” balas Rumi mengomel.“Ma, kok aku salah lagi sih,” Dirga menatap heran Rumi. Apapun yang dia lakukan sekarang jadi serba sa
Read more
TIDAK ADA YANG MAU LUMPUH
Dirga harus menunggu semalaman baru bisa bertemu dengan Reta. Itupun dengan kondisi kaki yang masih tertatih-tatih. “Apa kamu mau pakai kursi roda saja?” tanya Reta di ruang berdandan. Dia memandang kasihan Dirga yang tak kesulitan berjalan. “Foto prewedding dengan menggunakan kursi roda sepertinya menyenangkan.” “Kamu pikir aku sama lumpuhnya denganmu,” balas Dirga jutek. Reta terkaget mendengar luapan emosi Dirga yang mendadak itu. Dia tak menyangka pria itu akan bereaksi sejahat itu padanya. “Kamu kira aku mau jadi lumpuh?!” gertak Reta balik. Pandangannya menatap tajam dan memerah kecewa pada Dirga. Dia tahu jika mulut Dirga sangat tajam. Namun, dia tak berharap jika pria itu akan menyinggung kelumpuhannya dengan cara seburuk ini. Reta langsung menggerakkan kursi rodanya menuju ke arah Dirga. Dia menabrak pria itu hingga jatuh terjengkang. “Argh!” teriak Dirga. Dia mengeluh kesakitan. “Kau—“ Reta hanya melirik sekilas. Pandangannya langsung melengos dan kursi rodanya tetap
Read more
MAMA PIKIRAN KOTOR
Hujan deras turun sesuai prediksi Rumi. Sayangnya, hujan turun tepat saat sesi pemotretan berlangsung.Semua orang berlari terburu-buru meninggalkan lokasi pemotretan. Seolah-olah akan ada batu besar yang jatuh menimpa tubuh mereka padahal yang terjatuh dari langit hanyalah tetesan air bening semata.Dirga pun nyaris berlari meninggalkan Reta. Ya, Reta masih berada di kursi panjang dan sialnya kursi rodanya ditaruh jauh dari lokasi pemotretan.Pandangan Reta menatap pilu ke arah orang-orang yang berlari meninggalkan tempat pemotretan. Dia rindu kakinya yang bisa berjalan dan berlari secepat yang dia inginkan.Kini dia tertinggal sendirian. Bahkan, tidak ada yang ingat bahwa dia masih sendirian di tempat yang terkena rintikan hujan deras itu.“Hei, jangan melamun,” tegur sebuah suara.Reta mendongakkan wajahnya. Dia melihat wajah Dirga di antara tetesan air hujan.Pria itu bergerak melepaskan jas dari tubuhnya. Dia menutupkan jas itu di kepala dan tubuh Reta lantas dia berusaha menggen
Read more
TAK MAU MENGALAH
"Kamu ngapain di sini?" hardik Dirga. Dia menatap kesal ke arah Reta yang ada di dalam kamarnya."Ka-kata Mama ini kamar buatku," jawab Reta terbata. Dia sama sekali tak tahu jika kamar itu akan digunakan oleh Dirga."Ini kamarku tahu!" ujar Dirga ngegas. Pria itu mendekati Reta. "Sana pergi!""Nggak maulah!" tolak Reta. "Aku duluan kok yang di sini. Kalau ada yang harus pergi, ya kamu yang pergi!"Reta tetap ingin bertahan di tempat duduknya. Dia tak mau memindahkan barangnya ke kamar lain. Apalagi, kakinya tak bisa digerakkan."Kamar lain udah penuh," ucap Dirga. "Kamu aja yang pindah. Kamu punya temen perempuan, kan?""Ninda tidur sama Mamamu. Aku nggak mungkin tidur barengan sama mereka. Nggak kebagian kasur," terang Reta. "Kamu kan cowok. Sehat lagi. Mending kamu aja yang tiduran di ruang tamu atau ruang tengah vila ini. Nggak bakal ada yang mau pegang-pegang kamu."Dirga mendengkus sebal. Ucapan Reta memang benar. Dia laki-laki dan memang lebih aman tidur di mana saja. Namun, Di
Read more
MUDAH TERGODA IMAN
“Ya Allah, Dirga!” pekik Rumi.Dalam hati Rumi senang melihat Dirga ada ketertarikan pada Reta. Namun, dia tetap memasang ekspresi galak agar Dirga semakin menuruti keinginannya.Dirga buru-buru turun dari atas tubuh Reta. Langkahnya bergerak cepat turun dari ranjang. Namun, karena dia tergesa-gesa, kaki kirinya terjerembab oleh selimut dan dia jatuh berguling di lantai.Reta sendiri memilih menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Wajahnya menunduk malu. Dia bisa merasakan hawa panas yang merambati seluruh tubuhnya akibat rasa malu yang teramat sangat.Rumi menyuruh pembantu menaruh makanan di meja dan keluar. Setelah itu, dia mendekati Dirga dan membantunya bangun dari posisi terjatuhnya.Tangan Rumi menepuk pelan lengan Dirga. “Kamu ini belum sah lho. Udah main sosor Reta aja. Sabar, Ga,” ucap Rumi menasihati Dirga.“Ma, ini nggak seperti yang Mama pikirkan kok,” balas Dirga. “Beneran! Sumpah!”“Udah, udah. Mama tahu kok kalau memang udah saatnya kamu itu punya istri,” ujar Rumi. D
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status