All Chapters of Aku Bukan Pelakor: Chapter 61 - Chapter 70
85 Chapters
60. Lamaran
Pagi-pagi sekali di rumah Bu Mila sudah tampak ramai dengan beberapa ibu-ibu yang berkumpul. Mereka adalah para tetangga samping rumah yang dimintai tolong untuk membuat jajanan oleh Bu Mila. Semua jajanan yang nantinya akan dibawa ke rumah Rina sebagai hantaran acara lamaran dari Reno yang akan dilaksanakan nanti malam.Tentu saja perkumpulan ibu-ibu pastinya tidak jauh dari yang namanya gosip. Topiknya masih sama, masih hangat yaitu tentang Safira di mana anak yang selama ini dilahirkannya ternyata bukan anak kandung dari suaminya saat ini."Masih nggak nyangka ya ibu-ibu kalau anaknya itu bukan anak dari suaminya sendiri." "Iya loh. Saya sampai terkejut kemarin itu. Apalagi melihat kehebohan beberapa waktu lalu itu." Tangannya tak tinggal diam."Yang tidak disangkanya lagi Safira malah minta tanggung jawab sama Reno. Kan lucu, ya." Semua ibu-ibu yang ada di sana pun tertawa ketika mengingat malam itu.Ya. Malam di mana Safira meminta pertanggungjawaban dari Reno, tentu saja hal it
Read more
61. Kebohongan Aska
"Kamu yakin nggak mau bareng Kakak?" tanya Rina pada Nada. Dua orang itu baru saja dari butik untuk mengambil pakaian yang mereka pesan untuk acara pernikahan antara Rina dan juga Reno.Membayangkan hubungan mereka sebelumnya dan sekarang rasanya sedikit aneh. Namun, semua harus berubah bukan? "Itu barang bawaan kamu banyak banget loh," ujar Rina sekali lagi dengan menunjuk ke arah beberapa paperbag yang dibawa oleh Nada.Nada tersenyum. Dia menggeleng." Nggak papa kok, Kak. Habis ini ada Kak Aska yang menjemput," ujar Nada dengan malu-malu.Mendengar hal itu langsung saja Rina tersenyum. Dia memberikan tatapan menggoda ke arah Nada. "Pantas saja nggak mau bareng kakak. Sudah ada yang mau jemput toh ternyata."Nada semakin malu. Dia menunduk menghindari pandangan dari calon kakak iparnya ini. Tak lama, sebuah mobil berhenti di depan Rina dan juga Nada. "Hem. Sudah datang rupanya."Seorang pria keluar dari mobil yang baru saja berhenti. Di
Read more
62. Mencari Tahu Masa Lalu Aska
Tari melihat kakaknya yang berwajah mendung melalui kaca spion motor. Motor masih melaju dari rumah sakit tepat dirinya menjemput sang kakak. Tadi, ketika dia datang dan menemui Nada, kakaknya itu dalam keadaan menangis.Ketika Tari bertanya, Nada hanya menjawab kalau dia merasa sedih karena tadi dia melihat keluarga pasien yang baru saja kehilangan anggota keluarganya. Tari pun mengangguk mencoba percaya. Namun, ketika sepanjang perjalanan kakaknya terus diam dan tampak pandangannya yang kosong, itu membuat Tari merasa ragu. Dalam hati dia meyakini kalau pasti ada sesuatu yang telah terjadi pada kakaknya.Ingin sekali Tari kembali bertanya pada Nada. Akan tetapi, Tari yakin kalau kakaknya pasti tidak akan menjawab. Motor memasuki halaman rumah. Nada pun turun lebih dulu dan langsung memasuki rumah. Dia menemui bapak yang ternyata ada di kamar."Pak." Dia menyalami tangan bapaknya dan mencium punggung tangan pria paruh baya itu."Ini obat Bapak." Nada meletakkan obat itu di meja."Nad
Read more
63. Nada Kecewa
Suara tangis tiada hentinya sedari tadi terdengar. Rina, perempuan itu tengah menangis karena sedang menonton film Korea yang sangat menyayat hati. Ya, setelah berbincang dengan Nada beberapa waktu lalu, dia memutuskan untuk mengajak adik iparnya itu untuk menonton drama Korea. Kesedihan dalam film itu seolah merasuk dalam dirinya. Sedangkan Nada yang duduk di samping Rina tampak terpaku dengan kisah yang baru saja dia tonton. Kedua tangannya meremas pakaian sembari benak sana berpikir yang macam-macam. Tiba-tiba saja aktivitas mereka terhenti karena ponsel milik Rina yang berbunyi. Rina menoleh, meraih benda pipih yang berada tidak jauh darinya. Dia melihat layar ponsel dan melihat nama Aska di sana. Rina pun langsung menatap Nada dengan kerutan di kening. "Aska menghubungiku?" tanyanya kemudian. Bola mata Nada yang sudah memerah melotot seketika. Dia segera menggeleng dan menggerakkan tangannya yang mengartikan kata tidak
Read more
64. Sosok Dari Masa Lalu
Aska membaringkan tubuhnya yang masih sedikit basah di atas ranjang. Mendapati sikap Nada yang tak ingin berbicara dengan dirinya membuat Aska menjadi pusing sehingga pria itu harus mendinginkan kepalanya di bawah guyuran air.  Lebih dari satu jam pria itu mandi. Tidak seperti biasanya. kini dia melipat kedua lengannya dan meletakkan di bawah kepala. Tatapan Aska terarah pada langit-langit kamar dan memikirkan kejadian beberapa hari ini yang dia alami. Tepatnya adalah sejak lima hari yang lalu kala Aska mendapati panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Seperti biasa, dia akan langsung memblokir nomor itu karena Aska merasa itu tidaklah penting. Dia pikir setelahnya akan sudah dan tak ada lagi orang tak dikenal akan mengganggunya. Namun, dia salah. Setelahnya dia tetap kembali mendapat panggilan dari nomor berbeda. Itu berlangsung berhari-hari sampai Aska pun merasa bosan. Parahnya, pagi tadi waktu masih menunjukkan pukul l
Read more
65. Bocah Bernama Alva
memasuki ruangan ICU di mana putranya dirawat. Beberapa waktu lalu, dia mendapatkan kabar dari Niken kalau putra mereka telah sadar. Untuk sesaat Aska sempat terpaku melihat sosok bocah yang menatap ke arah dirinya dengan ekspresi bingung.Sedangkan Niken sendiri, perempuan itu tengah duduk di samping brankar putranya dirawat. Tangan Niken membelai kepala putranya dengan senyum yang terus mengembang karena perasaan bahagia yang menyambanginya atas kabar kesadaran putranya. Tak tunggu waktu dia segera memberitahu Aska akan kabar ini.Niken langsung menoleh ke arah pintu kala mendengar seseorang membukanya. Dia semakin melebarkan senyum kala melihat kehadiran Aska di sana. "Sayang. Kamu lihat itu. Itu Papa," ujar Niken dengan suara lembut.Bola mata lebar milik bocah laki-laki bernama Alva itu menatap mamanya dengan binar yang sulit untuk dijelaskan. "Papa?" tanyanya kemudian dan tak lama dia mendapat anggukan dari sang mama.Pelan, Aska berjalan mendekati keberadaan keduanya dengan pe
Read more
66. Menyelesaikan Masalah
Aska memarkirkan mobil di bahu jalan depan rumah Nada. Kenapa tidak masuk ke halaman saja? Sebab halaman kediaman Pak Baron sudah didirikan tenda biru di mana akan diadakan pernikahan antara Reno dan juga Rina.Baru saja mesin mobil mati, seseorang di seberang jalan menatap dengan ketua kening ke arah mobil Aska. Dia mencebikkan bibir ketika mengetahui itu mobil siapa. Namun, detik kemudian dia malah mengembangkan senyum kala di balik benak sana dia menemukan sesuatu.Dia pun segera menyeberang jalan ketika melihat sosok pria berjas rapi keluar dari mobil. "Selamat pagi," sapa Bu Susi.Aska yang baru saja keluar dari mobil menoleh ketika mendengar sapaan itu. Dia melihat seorang perempuan paruh baya yang cukup dia tahu mesti tak mengenalnya. Aska pun memilih untuk mengenakan kacamata hitam yang dia punya.Bu Susi tersenyum melihat sosok Aska. Perempuan itu meneliti pria di hadapannya dari atas kepala sampai kaki. Sempurna. Dalam hati dia berbicara kalau pria ini cocok untuk menjadi su
Read more
67. Niken dan Nada
Nada sedang membuat kue di belakang bersama para tetangga yang membantu keluarganya dalam persiapan pernikahan Reno dan Rina. Tiba-tiba seseorang mendekat. "Nada. Ada yang mencari tuh di luar," ujar seorang ibu-ibu dengan menunjuk ke arah luar.Kening Nada mengerut. "Siapa ya, Bu?" tanyanya kemudian.Ibu-ibu tadi menggeleng. "Ibu sendiri tidak tahu. Dia hanya bilang kalau mau bertemu Nada. Berarti, kan mau ketemu kamu. Terus, ya. Pakaiannya sih gambarin kalau dia itu orang kaya."Kening Nada semakin mengerut bingung."Coba saja keluar Nada. Siapa tahu itu teman kamu," ujar ibu-ibu yang lain.Nada pun mengangguk. Perempuan itu pun bangkit lalu mencuci tangannya terlebih dahulu sebelum menemui seseorang yang katanya ingin menemui dirinya. "Ke mana Tari sama Ibu?" tanyanya ketika dia tak melihat keberadaan dua perempuan itu. Kalau bapaknya sendiri tengah membantu membuat tungku baru di belakang tadi.Nada keluar dari rumah dan melihat seorang perempuan dengan dress panjang di bawah lutut
Read more
68. Pernikahan Reno dan Rina
Banyak orang yang berbondong-bondong menuju kediaman Pak Baron. Hari ini adalah hari di mana acara resepsi pernikahan Rina dan juga Reno diadakan setelah kemarin mereka telah melakukan ijab qobul di kediaman Rina. Acara ini diadakan hanya secara sederhana saja tanpa mengundang banyak orang."Calonnya Reno orang cantiknya kayak gitu, mana mau Reno sama Safira yang mulut ember kek ibunya." Seorang ibu-ibu yang masih membantu memasak di kediaman Pak Baron menatap takjub akan sosok Rina yang begitu cantik hari ini, duduk berdua dengan Reno di atas pelaminan sana sembari menyalami tamu undangan."Iya. Lagian Safiranya aneh-aneh juga. Masa dia minta tanggung jawab sama Reno atas perbuatannya sendiri. Lagian pakai nipu suami. Laki-laki mana yang nggak marah kalau istrinya sampai punya anak dengan pria lain." Percayalah pemirsa, gosip memang ada di mana-mana."Eh tapi saya masih nggak nyangka loh kalau istrinya Reno itu dia." Salah seorang ibu-ibu bergabung untuk bergosip."Memangnya kenapa,
Read more
69. Tantangan Dari Niken
Malam semakin larut waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam lebih, para tamu undangan tentunya sudah kembali ke rumah masing-masing. Acara resepsi pernikahan Reno dan Rina pun sudah usai. Tampak beberapa orang yang ada di luar tengah menata kursi-kursi menjadi satu. Mereka adalah orang-orang dari pihak pemilik tenda yang disewa oleh Reno.Jika kalian berpikir mereka semua anggota keluarga Pak Baron, akan tidur terlelap karena kelelahan selepas acara ini, atau akan melakukan malam pertama bagi sang pengantin, maka kalian salah.keluarga Pak Baron kini sedang berkumpul di ruang tamu. Tentunya bersama Aska yang masih berada di sana. Kejadian tadi siang mengenai kedatangan Niken di pernikahan Rina dan Reno tentunya mendapat perhatian khusus dari Reno.Apalagi Reno juga mengetahui kalau Niken adalah mantan istri dari pria yang katanya ingin menikahi sang adik. Belum lagi dengan adanya suatu hal yang baru saja dia tahu tadi siang. Semua orang duduk melingkar di atas karpet dengan posi
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status