Bagaimana jika calon suamimu ternyata sudah memiliki seorang istri? Semua itu terjadi pada Nada. Di hari pernikahan, istri dari calon suaminya datang dan menghancurkan acara. Membuka rahasia di depan umum yang membuat keluargamu malu. Sakit, kecewa dan malu menjadi satu. Lalu, apa yang harus dia lakukan jika dalam perutnya sudah tumbuh jabang bayi dari pria itu?
View MoreDanu berjalan santai menyusuri lorong rumah sakit dengan tangan kanannya yang memegang sebuah pisang. Dia menikmatinya sepanjang perjalanan sembari sesekali bersiul dan bersenandung. Pria itu tampak menunjukkan wajah yang bahagia.Asal kalian tahu saja, Danu baru saja pergi meninggalkan rumah sakit untuk melakukan hal yang biasanya dia lakukan. Kali ini Danu mendapatkan uang yang cukup banyak sehingga itulah dia tampak bahagia. Namun, dia tidak tahu apa yang telah terjadi di ruangan putranya.Ketika berjalan, dia tampak kebingungan dengan beberapa petugas medis yang berlari-lari. "Mereka kenapa?" tanyanya pada diri sendiri namun memilih acuh pada keadaan.Sampai akhirnya kala keberadaan pria itu sudah di dekat ruangan yang di mana anaknya dirawat, Danu mendengar suara teriakan dari sana. "Itu suara Niken?" Keningnya mengerut, menandakan kalau pria itu tengah kebingungan."Ngapain dia teriak-teriak begitu? Pakai acara nangis segala." Danu masih melangkah dengan santai menuju ruangan. S
"Bagaimana?" Danu memasuki kamar rawat putranya. Dia menatap Niken dan juga anaknya yang masih terbaring di atas brankar."Masih menunggu hasil dari operasi kemarin." Niken menjawab. Detik kemudian dia menatap Danu dari atas kepala sampai ujung kaki."Kamu dari mana, Mas?" tanya Niken kemudian."Ada." Danu tak menjawab jujur. Pria itu memilih untuk duduk di sofa yang sama dengan Niken lalu menyandarkan kepala pada dinding di belakang tubuhnya.Niken hanya menatapnya sesaat. Detik kemudian dia bangkit dari tempat duduknya. "Aku minta kamu tungguin Alva dulu. Aku ada urusan sebentar." Dia mengambil tas dan berjalan ke arah pintu."Kamu mau ke mana?" tanya Danu tiba-tiba.Tangan Niken yang sudah memegang handle urung untuk menariknya. Perempuan itu menoleh dari balik bahu lalu menjawab pertanyaan suaminya. "Harus kamu tahu?"Danu berdiri menatap Niken dengan melipat tangan di depan dada. "Ya." Dia menjawab singkat.""Bukankah kamu selalu pergi dan tidak pernah memberitahu aku ke mana? Ap
Nada sedang memeriksa catatan mengenai apa saja yang harus dia Persiapkan dalam menuju hari pernikahannya. Dia tengah mencentang beberapa list yang sudah selesai dilakukan, dikerjakan dan dipersiapkan.Nada melakukan itu dengan senyum yang tidak pernah luntur dari bibirnya. Dia seperti sedang kasmaran. Ya. Bisa itu. Padahal, ini bukan kali pertamanya Nada mempersiapkan acara pernikahannya.Tiba-tiba saja dia mendengar orang yang berdehem. Nada menoleh, dia melihat sosok Tina yang berdiri di ambang pintu kamarnya. Kebetulan, memang Tina sedang berkunjung ke sini karena perempuan itu juga sedang membantu persiapan pernikahan dirinya.Rina tersenyum. Dia mendekati adik iparnya. "Apa kakak mengganggu?" tanya Rina kemudian.Nada langsung menggeleng. "Tidak. Nada juga sudah selesai kok." Dia menunjukkan buku yang mana beberapa listnya sudah dicentang.Rina mengangguk beberapa kali. "Kakak perhatikan, kamu sepertinya bahagia sekali. Dari tadi ngurus semuanya, senyum kamu nggak pernah berhent
"Mas. Gimana ini? Kita udah nggak bisa bohongin Aska lagi," ujar Niken pada pria di hadapannya yang tak lain adalah suaminya ini.Pria yang berpenampilan seperti preman itu tampak kebingungan. Dia berkacak pinggang dengan menatap ke arah ruang ICU yang ada di depannya di mana anak mereka masih ada di sana. "Aku juga tidak tahu, Sayang," ujar pria bernama Danu itu.Niken menjambak rambutnya dengan keras. "Bagaimana ini? Dua hari lalu adalah pemberian obat terakhir yang dibayarkan Aska kemarin, sekarang hanya ruangan yang tersisa pembayarannya. Setelah itu Alva tidak akan mendapatkan apa-apa lagi. Bahkan dia bisa dikeluarkan dari rumah sakit. Apalagi dia juga masih harus melakukan operasi." Niken membanting tubuhnya pada sofa yang ada di sana, menatap nanar putranya yang berada di ujung tanduk.Danu menatap ke arah Niken. "Bagaimana kalau misalnya kamu coba untuk meminta bantuan Aska? Bicara secara langsung."Niken yang mendengar hal itu terkejut. Dia langsung mendongak menatap suaminya
Selepas keluar dari rumah sakit tadi, Aska dan Nada meninggalkan Niken dan sosok pria yang tak lain adalah kekasih dan ayah kandung dari Alva. Pasangan itu menaiki mobil dan pergi dari sana. Tampak keadaan mobil yang hanya ada keheningan. Nada hanya bisa menatap dalam diam tunangannya itu, dia tak ingin jika dia membuka suara nanti itu akan membuat Aska semakin merasa marah atau apa.Sampai akhirnya mobil Aska memasuki halaman rumah pria itu, masih tak ada kata yang diucapkan oleh keduanya. Bahkan Aska langsung memasuki rumah dan pergi menuju kamarnya.Nada yang melihat itu hanya menghela napas dalam. Dia menduga kalau apa yang dialami oleh Aska pasti sangat berat, apalagi dirinya sempat berpikiran buruk pada Aska. Kalau mengingat hal itu dia menjadi merasa bersalah."Non," panggil seorang perempuan yang tak lain adalah asisten di rumah ini. Dia tersenyum ke arah Nada."Saya asisten rumah tangga di sini. Non Nada mau minum?" tanyanya kemudian.Nada sempat mengerutkan kening kala mende
Semua yang ada di dalam ruangan ICU terduam, di mana Alva yang juga masih tediam menatap papanya. Dia seolah terkejut dan tak bisa mengeluarkan satu kata pun untuk jawaban dari pertanyaan yang baru saja dillontarkan oleh Aska.Tak jauh berbeda dengan Alva, tampak Niken dan Nada yang saat ini menunjukkan ekspresi syok mendengar pertanyaan Aska. Bahkan dua perempuan itu saling pandang dengan ekspresi kebingungan.Niken kembali menatap Aska. "Aska. Apa maksud pertanyaan kamu itu?" tanya Niken tidak suka.Aska menegakkan tubuh, pria itu menatap Niken dan Alva secara bergantian. "Mau dibahas di sini, atau di tempat lain?" tanya Aska. Pria itu melipat tangan di depan dada dengan ekspresi menantang ke arah Niken.Niken sendiri malah memperlihatkan ekspresi ketakutan. Perempuan itu menatap Nada dan Aska secara bergantian. "Apa yang ingin kamu bahas sebenarnya? Apa maksudnya ini?" tanya Niken sekali lagi.Aska menggeleng dengan senyum sinis. Dia masih tak habis pikir dengan Niken yang masih ke
Nada dan Niken kini berada di luar ruangan ICU, tepatnya di depan ruangan ICU di mana Alva masih dirawat. Keduanya berdiri di lorong dengan saling berhadapan. "Kamu bisa kok sembunyi sambil nunggu. Aku berharap gitu juga sih agar kamu percaya dan akhirnya mau melepaskan Aska. Terkadang, kan memang seseorang itu butuh bukti untuk memutuskan suatu hal," ujar Niken dengan senyum tipis.Nada hanya mengangguk. Dia pun memilih ke sudut lain tembok sebuah ruangan di mana di sana ada tanaman hias yang memang sudah ada sebelumnya. Cukup untuk membuat tubuh Nada tidak terlihat. "Oke." Hanya itu kata yang dikeluarkan Nada.Perempuan itu pun berlalu dari hadapan Niken, Nada mendekati tanaman itu dan berniat bersembunyi di belakangnya. Anggap saja Nada ingin mencari tahu ketulusan Aska terhadap dirinya. Menikah bukan hal mudah, bukan? Dia tidak ingin menikah dengan pria yang mana hatinya masih menyimpan nama orang lain yang tak lain masa lalunya.Beruntung sekali ternyata di balik tanaman itu ada
Malam semakin larut waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam lebih, para tamu undangan tentunya sudah kembali ke rumah masing-masing. Acara resepsi pernikahan Reno dan Rina pun sudah usai. Tampak beberapa orang yang ada di luar tengah menata kursi-kursi menjadi satu. Mereka adalah orang-orang dari pihak pemilik tenda yang disewa oleh Reno.Jika kalian berpikir mereka semua anggota keluarga Pak Baron, akan tidur terlelap karena kelelahan selepas acara ini, atau akan melakukan malam pertama bagi sang pengantin, maka kalian salah.keluarga Pak Baron kini sedang berkumpul di ruang tamu. Tentunya bersama Aska yang masih berada di sana. Kejadian tadi siang mengenai kedatangan Niken di pernikahan Rina dan Reno tentunya mendapat perhatian khusus dari Reno.Apalagi Reno juga mengetahui kalau Niken adalah mantan istri dari pria yang katanya ingin menikahi sang adik. Belum lagi dengan adanya suatu hal yang baru saja dia tahu tadi siang. Semua orang duduk melingkar di atas karpet dengan posi
Banyak orang yang berbondong-bondong menuju kediaman Pak Baron. Hari ini adalah hari di mana acara resepsi pernikahan Rina dan juga Reno diadakan setelah kemarin mereka telah melakukan ijab qobul di kediaman Rina. Acara ini diadakan hanya secara sederhana saja tanpa mengundang banyak orang."Calonnya Reno orang cantiknya kayak gitu, mana mau Reno sama Safira yang mulut ember kek ibunya." Seorang ibu-ibu yang masih membantu memasak di kediaman Pak Baron menatap takjub akan sosok Rina yang begitu cantik hari ini, duduk berdua dengan Reno di atas pelaminan sana sembari menyalami tamu undangan."Iya. Lagian Safiranya aneh-aneh juga. Masa dia minta tanggung jawab sama Reno atas perbuatannya sendiri. Lagian pakai nipu suami. Laki-laki mana yang nggak marah kalau istrinya sampai punya anak dengan pria lain." Percayalah pemirsa, gosip memang ada di mana-mana."Eh tapi saya masih nggak nyangka loh kalau istrinya Reno itu dia." Salah seorang ibu-ibu bergabung untuk bergosip."Memangnya kenapa,
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.