All Chapters of Saat Ponsel Suami Tertukar Dengan Ponsel Istri : Chapter 11 - Chapter 20
88 Chapters
Si Mulut Pedas II
Part 9 (Si Mulut Pedas II)****Aku keluar dari ATM dengan senyum mengembang. Berharap pria itu tak menyadari kalau Atm-nya hilang. Aku akan menguras habis uangnya setiap hari. "Banana, cepatlah, kau ini lelet sekali," teriak Zeen, ia bersandar pada badan mobil."Sabarlah, Zeen, aku sedang tak ingin bertengkar denganmu." Aku mencibik dalam hati, gegas kuayun langkah cepat menghampiri pria menyebalkan itu. Tiba didepannya, Zeen kembali bertanya. "Apa yang kau lakukan dengan kartu ATM adikku?""Menurutmu?" Aku berbisik di telinganya. "Reza bisa bangkrut kalau kau terus mengambil uangnya?""Itu lah tujuanku Zeen, aku menginginkan sebuah kehancuran terjadi pada adikmu," jawabku penuh penekanan.Zeen menatapku datar, tak ingin mendengar cibirannya, aku lekas masuk mobil. "Zeen aku pernah dengar dari Papa, kalau kamu menanam saham di perusahaan Mas Reza, benar?"Mendengar pertanyaanku Zeen menoleh. Sebelah alisnya terangkat, matanya menyipit. "Kau tau dari mana?""Aku kan bilang, aku
Read more
Istri Macam Apa, Nana?
Part 10 (Istri Macam Apa, Nana?) Pov Reza. **** "Kamu lihat pesta kita, Mas. Nana udah bikin kekacauan di sini. Pesta yang kuimpikan sejak lama hancur karena ulahnya yang kurang kerjaan itu!" Salma berucap sambil mengedarkan pandangan. Sialan Nana. Istri macam apa dia? Bisa-bisanya dia mempermalukan suami dan sahabatnya sendiri. Pesta pernikahanku dan Salma berantakan karena ulahnya. Kami bahkan belum sempat berbulan madu, dan kini sudah ketahuan oleh keluarga besarku. Huft, apes. Aku meringis, menahan perih di sudut bibir. Kuusap sudut bibirku yang robek, ada darah di sana yang masih belum kering. "Ah, jancok!"Lagi-lagi umpatan keluar dari mulutku. Tamparan dari Nana meninggalkan jejak kemerahan yang masih terasa ngilu. Bukan hanya aku, Salma pun turut menjadi amukan Nana. Rona merah masih membekas di pipinya. Aku seperti tidak mengenali Nana. Terlebih Bang Zeen yang terus mengompori Nana. Belum lagi Mama yang membuat mertuaku itu di tangkap polisi. Katanya Ibunya Salma itu p
Read more
Bantai, Bun!
Part 11 (Bantai, Bun!) Aku mengeratkan pelukanku pada Salma, tanganku bergerak menyelimuti tubuh kami yang polos tanpa sehelai benang pun. Satu menit yang lalu kami baru selesai melakukan hubungan suami istri. Deru napas kami bahkan masih memburu. Peluh membanjiri sekujur tubuhku. Rasanya luar biasa, anggap saja ini sebagai bulan madu, walaupun kenyataannya tidak seperti yang kami berdua harapkan. Jauh-jauh pergi ke Bali mencari ketenangan. Tidak tahunya yang kami dapatkan adalah kehancuran."Mas, rambutku masih bau amis?" tanya Salma lembut. Aku membuka mata, lalu mencium rambutnya. "Masih Yang." Salma merengut kesal. "Udah ya, aku mau mandi dulu.""Nanti pulang dari kantor polisi, aku antar kamu deh ke salon." Mendengar hal itu Salma langsung berbalik badan. Lengkungan tipis terukir di bibirnya. Ia terlihat cantik dan menawan saat ada maunya. "Beneran nih?""Iya, lah, buat kamu apa sih yang gak!""Ah, makasih ya Mas. Jangan lupa jatah bulananku juga. Pokoknya jatahku harus lebi
Read more
Bantai, Bun II
Part 11 (Bantai, Bun II!)Tidak butuh waktu lama, kami tiba di kantor polisi. Pikiranku berkeliaran ke mana-mana. Memikirkan dompetku yang hilang tak ada jejaknya. Belum lagi mertuaku yang kini berada di kantor polisi. Dan janjiku yang akan membawa Salma ke salon selepas dari sini. "Ayo masuk Yang," ajak Salma. Aku menghela napas panjang, merasakan kepalaku ingin pecah. "Kamu ini kenapa sih dari tadi diem terus? Kamu mikirin apa?""Tidak ada yang kupikirkan, ayo masuk. Oya, ponselmu kupinjam.""Ya sudah, kamu bawa saja. Tapi nanti aku belikan yang baru," tutur Salma. Demi membuat hati istriku senang aku mengiyakan permintaannya. "Iya.""Makasih sayang, aku memang tidak salah pilih suami," pujinya. Setelah pembicaraan singkat itu, aku dan Salma melangkah masuk. Kami berdua langsung dikejutkan dengan banyaknya orang yang mengeluh pada polisi. "Saya ini ditipu, dia bilang jual tas branded dengan kualitas terbaik. Tapi apa, setelah tasnya sampai pada saya. Ternyata barangnya jelek!
Read more
Pulang
Part 12 (Pulang) POV Nana. **** Setelah cukup lama berpikir, dan menimbang ulang keputusanku. Aku pun akhirnya mengutarakannya pada orang tua Mas Reza. Malam ini aku akan kembali ke Surabaya, banyak hal yang akan kuurus nantinya. Termasuk gugatan perceraian dan jual beli rumah. "Aku tahu keputusanku ini menyakiti hati kalian. Tapi maaf, aku bukan perempuan yang berhati lembut, yang memiliki kesabaran seluas samudera. Tanpa mengurangi rasa sayangku pada kalian, aku akan menceraikan Mas Reza, putra kalian," ucapku sambil menatap lekat kedua orang tua Mas Reza. Keputusan yang kubuat sudah bulat. Aku tidak ingin menanam luka yang justru akan melukai diriku sendiri.Sekilas Mama Reni tersenyum, sebuah senyuman yang membuat degup jantungku semakin menggila. Aku sadar, mereka berusaha baik-baik saja di depanku. Di belakang, kita tidak tahu sekuat apa mereka membentengi diri. Pasti rasa kecewa yang mereka rasakan jauh lebih besar dariku."Mama tau itu, udah ketebak sebelum kita datang ke
Read more
Pulang II
Part 12 (Pulang II)****Setelah memakan perjalanan yang lumayan lama. Kami pun tiba di bandara. Aku dan Zeen turun dari taksi, sementara itu driver menurunkan koper Zeen yang ada di bagasi."Aku tidak membawa apa-apa, tidak sepertimu.""Ini koper milik Mama,""Di dalamnya juga pasti ada pakaianmu!""Di dalam koper itu juga ada dress merah milikmu." Aku tergagap, lalu menepuk jidatku sendiri. Aku sampai lupa dalam koper itu ada beberapa dress yang Mama belikan. "Sudahlah, aku tidak ingin bertengkar denganmu." Aku mengibaskan rambutku yang tergerai. Lalu berjalan mendahului Zeen yang masih termangu di belakang. "He, pengawal cepatlah. Kita bisa ketinggalan pesawat nanti." Aku berteriak memanggil Zeen. Tidak akan kubiarkan dia membullyku lagi. Aku akan melawannya, bahkan aku tidak akan segan-segan menggigit tangannya. "C'k, aku bukan pengawalmu!" cibir Zeen sambil mendengus kasar. Matanya jelas terpancar amarah."Kau lupa Mama bilang apa, Zeen Mama titip Nana, jaga harta Mama yang p
Read more
Zeen Dan Masa Lalunya
Part 13 (Zeen Dan Masa Lalunya) POV Zeen. **** Setelah mendarat sekitar satu jam, pesawat akhirnya tiba di tujuan. Aku menoleh ke samping, tanpa bisa kutahan lengkungan tipis tertarik di sudut bibir. Nana menggeliat. Detik kemudian ia mengerjapkan matanya sambil menguap. Menggemaskan. Ia tetap Nana. Milikku yang hanya bisa kujaga dari kejauhan. Sejak dulu aku tak punya keberanian mengutarakan perasaanku. Alhasil aku harus melihatnya bersama pria lain, meski pria itu adikku sendiri. "He, Na, bangun. Kau ingin tidur di sini," bisikku tepat di telinganya. Pupil matanya membesar, ia seketika menatapku garang. Perempuan ini baru bangun tidur bukannya mengumpulkan nyawa malah marah-marah. Walaupun begitu, Nana tetap cantik. Dia perempuan yang kutemui 10 tahun yang lalu. Dan rasa ini masih sama. Masih untuknya. Aku hanya mencintainya. Menunggunya menjadi milikku. Entah sampai kapan."Zeen ... Jangan mulai." Nana memberiku peringatan dengan tampang galaknya. Tidak bisa kujelaskan betapa
Read more
Zeen Dan Masa Lalunya II
Part 13 (Zeen Dan Masa Lalunya II)****Seberkas cahaya datang dari balik jendela. Silau menerpa kornea mataku. Beberapa kali aku mengerjapkan mata, menyesuaikan cahaya itu dengan Indra penglihatanku. Aku bangun, lalu meregangkan otot-ototku yang terasa kaku. Kusibak selimut, mengenakan sandal lalu berjalan meninggalkan kamar tamu. Aku sampai lupa jika aku menginap di rumah Nana. "Di mana Nana? Kenapa dia tidak membangunkanku?" Aku bermonolog sambil mengayun langkah menaiki tangga. Ini seperti mimpi. Semalam aku tidur nyenyak. Aku menangkap pintu yang sedikit terbuka. Pasti itu kamar Nana dan Reza. Dengan hati-hati aku mendekat, dan mengintip ke dalam ruangan tersebut. Nana, sedang apa dia? Kenapa dia memasukkan pakaian Reza ke dalam koper?Penasaran, aku pun membuka pintu lebar. Suara decitan pintu ini membuat pemilik rumah ini menoleh. "Kau sudah bangun Zeen?""Sedang apa? Mau kau apakan baju-baju itu?" tanyaku melangkah masuk. "Aku akan mengusir adikmu dari rumah ini."Alisk
Read more
Pendam Terus Bang
Part 14 (Pendam Terus Bang) **** POV Zeen Tiga puluh menit kemudian, mobil yang kukemudikan berhenti di gedung 'Pengadilan Agama.' Setelah mematikan mesin mobil. Aku bersandar pada jok kemudi. Lalu membuang pandangan ke arah Nana yang kini melepas seat belt. Aku mengantarnya. Mau bagaimana lagi, aku tidak tega membiarkannya luntang-lantung sendirian. Alhasil meeting hari ini kuwakilkan pada Haris. Rugi sih, tapi ya sudahlah. Uang masih bisa di cari, kalau Nana jatuh ke pelukan pria lain aku bisa hancur dua kali. Meski begitu aku tetap bahagia mendengar kabar jika ia dan Reza akan bercerai. Walaupun masih dalam proses.Maafkan aku, Za. Untuk kali ini aku akan membantu Nana lepas darimu. Abangmu ini sudah lama menaruh hati pada istrimu. Aku bergumam sembari menyugikan bibir."Tunggu aku di sini, Zeen. Aku tidak akan lama," ucap Nana mencairkan suasana. "Ya."Kulihat beberapa orang lalu lalang, tidak banyak, mungkin mereka staf yang bekerja di sini. Walaupun begitu aku tetap merindin
Read more
Pendam Terus Bang II
Part 14 (Pendam Terus Bang II)***Nana membuka pintu, senyum mengembang membuatnya terlihat cantik dan menawan. Ia kembali dengan membawa amplop berwarna coklat dan map biru. Di sana pasti ada beberapa berkas dan persyaratan yang harus ia serahkan ke pengadilan agama. "Sudah selesai?" tanyaku. Ia menganggukkan kepala, menunjukkan amplop itu padaku. "Sudah.""Baguslah, aku ikut lega."Nana memangku tasnya, ia lalu memasukkan amplop tersebut ke dalam tas. "Zeen,""Hemmz,""Aku boleh minta tolong?" tanyanya ragu. Aku mengerutkan kening, membalas tatapan Nana. Bisa kulihat ada kesedihan di matanya. "Apa?""Tolong carikan aku pengacara, aku tahu kau membenciku. Aku sadar kau tak menyukaiku. Tapi kali ini, tolong aku ya. Aku tidak tahu harus meminta bantuan pada siapa. Papa masih ada di Bali, dan aku tidak mungkin mendatangi orang tuaku," papar Nana panjang lebar. Ia memasang raut wajah memelas. Aku lemah jika menyangkut tentangmu. "Zeen, tolong. Kau boleh memanggilku Banana, sepua
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status