"La, buatin Bang Anton kopi dong," pintanya. "Kakak, sudah masuk, kenapa pula Mala yang harus bikin. Kakak istrinya kan? Ngapain pengen kopi buatan istri orang," ucapku cuek."Karena istri orang lebih nikmat," teriak Bang Anton dari depan. "Berhentilah bercanda, Bang, Mala nanti gak mau bikinin kopi buat Abang," sahut Kak Eni. Aku tak habis pikir dengan Kak Eni, suaminya ngomong begitu aku menanggapinya dengan santai. Aku yang hanya ngeri dan takut. "Ayolah, La. Bikinin abangmu kopi, Kakak mau ke rumah sakit, please," ucap Kak Eni lagi dengan mata memomohon. Ya...Allah, Ibu gak ada, datang lagi satu demit lebih parah. Dosa apa aku di masalalu, dikelilingi orang-orang yang gak beradab seperti ini. Akhirnya aku kedapur, dan membuat kopi untuk suami kak Eni. Pengangguran itu nambah kerjaan aku saja. Otaknya koslet kali, liat perempuan hamil malah nyuruh-nyuruh. Gak ikhlas banget aku bikin kopi ini untuknya. Jika saja tidak melihat Kak Eni yang sedang khawatir dengan kakaknya, tak sud
Read more