All Chapters of Pembuktian Seorang Istri Yang Terbuang: Chapter 11 - Chapter 20
26 Chapters
Bab 11
Pagi ini Astri tengah berkemas, rencananya mereka berangkat pukul 10. Astri sudah menghubungi Ayah mertuanya. Astri yang awalnya berencana tinggal di Bali, kini berubah setelah tahu, kalau dia sedang hamil, dan pada akhirnya Astri, akan pergi ke Bandung, Astri akan memulai kehidupan barunya di kota Bandung. Alin yang mengetahui akan pindah ke Bandung, senang bukan kepalang. Dari pagi Alin sudah tidak sabar, untuk segera pergi ke Bandung. Selama ini, Alin tak pernah sekalipun di ajak jalan-jalan ke luar kota. Jangankan luar kota, bisa keluar untuk sekolah pun, Alin sudah sangat bersyukur. "Dek! Sudah kabarin Ayah?" tanya Astri."Udah kak, tadi Ayah bilang udah di jalan,menuju ke sini," Astri lalu melanjutkan membereskan barang-barang nya. Setelah selesai berkemas Astri menghubungi sekertaris nya. [Assalamualaikum, May?] [Waalaikumsalam, Bu!] [Jemput jam berapa, May?] [Ini Bu, Maya lagi jalan ke situ!] [Ok, di tunggu ya, May!] [Iya Bu,] [Hati-hati, May! Assalamualaikum?] [Iya
Read more
Bab 12
Astri, Alin, dan Syifa sampai di Bandara 'Husein Sastra Negara'. Mereka keluar dari Bandara, menunggu Mang Ujang menjemput mereka.Alin tampak menikmati suasana kota Bandung, wajahnya ceria, tidak seperti sebelumnya, yang selalu tampak suram. Astri sedang mencoba menghubungi seseorang.[Halo][assalamualaikum mang Ujang?][Waalaikummsalam, Mbak Astri.] [Mang, Astri tunggu di depan pintu masuk, ya!][iya, Mbak. ini saya sudah di parkiran. Mbak teh di mana?][oh .... Mamang di parkiran ya? ya udah Astri ke parkiran sama anak-anak ya mang.][iya, Mbak!][Astri tutup ya Mang! assalamualaikum!][waalaikumsalam, mbak]Setelah menutup panggilan, Astri mengajak Alin dan Syifa menghampiri supirnya. "Ayo Dek, sudah di tunggu di parkiran," Aline mengikuti Astri berjalan, untungnya mereka tidak banyak membawa barang, jadi tidak kerepotan.Setelah menemukan keberadaan Mang Ujang, Astri langsung masuk ke dalam mobil. Mereka langsung menuju rum
Read more
Bab 13
Hari ini Astri berencana untuk membenahi ruangan yang kosong. Astri berniat untuk menjadikan ruang kerja. Ruangan yang akan Astri jadikan ruang kerja, berada di samping rumah. Astri memilihnya, karena terpisah dari rumah. Jika ada rekan kerja dan karyawan datang, tidak mengganggu orang-orang di rumah. Kantor mini yang Astri siapkan tepat menghadap taman mini. Jadi ketika bekerja Astri bisa melihat pemandangan yang asri dan sejuk. Meskipun tengah hamil, tidak membuat semangat Astri luntur. Astri di bantu Mang Ujang, untuk menyiapkan kantornya. Astri juga memanggil tukang, untuk sedikit merenovasi kantornya. Sebisa mungkin, Astri ingin membuat suasana nyaman ketika nanti bekerja. Rencananya setelah merenovasi kantornya, Astri akan mendaftarkan Alin dan Syifa, kebetulan Astri sudah menemukan sekolah yang cocok untuk mereka berdua. Astri memilihkan sekolah terbaik di kota Bandung. Astri benar-benar ingin melakukan semua yang te
Read more
Bab 14
Kini mereka berada di kantin rumah sakit, Astri asyik berbincang dengan sahabat lamanya. Alin juga sesekali ikut berbicara, meski baru pertama bertemu namun, Caca dan Alin sudah terlihat akrab. Alin juga sesekali bertanya pada Caca mengenai pekerjaan Caca, sebagai seorang Dokter. “Kak Caca, Alin juga cita-citanya mau jadi Dokter. Tapi itu dulu waktu Alin kecil. Sekarang Alin sudah besar, Alin mengerti Alin sepertinya tidak bisa untuk jadi Dokter,” Alin berbicara dengan lirih. “Kenapa tidak bisa?” Tanya Caca heran.“Alin kasihan sama ayah, kak! Jadi Dokter kan harus punya uang banyak, jadi Alin ga mau bikin Ayah sudah,” Astri tahu betul Alin pasti tidak mau menjadi beban buat Ayahnya. Astri bersyukur dengan bertemunya Caca, Astri jadi tau apa yang jadi keinginan Alin. Astri pasti akan mengusahakan semua yang terbaik untuk Alin. Sekarang Alin tanggung jawabnya, Alin adiknya yang harus Astri penuhi kebutuhannya. “ Sek
Read more
Bab 15
Pagi ini merupakan, pagi yang sangat mendebarkan bagi Alin, ini hari pertama Alin masuk ke sekolah baru. Alin sejak pagi sudah bangun dan bersiap dengan seragam sekolah barunya. Alin menuruni tangga, menggendong tas sekolah, tas yang dari dulu Alin inginkan, dan baru bisa Alin dapatkan dari kakak tercintanya.Bukan hanya tas baru, bahkan sepatu, jam tangan, semua yang Alin pakai barang baru. Ini karena Astri ingin memberikan yang terbaik untuk Alin.“ Pagi, kak?” Sapa Alin pada Astri. Terlihat Astri tengah membantu, BI Ina menyiapkan sarapan.“ pagi, dek! Baru kakak mau panggil buat sarapan,” ucap Astri.“ Iya kak, hari ini pertama masuk, jadi aku harus siap dong!”“ Semoga betah ya, di sekolah yang barunya.”“ iya, kak. Do’akan Alin ya! Kak?” tanya Alin ragu.“ kenapa?”“ kalau Alin punya teman boleh?” Astri di buat bingung dengan pertanyaan Alin. Bukankah setiap orang pasti memiliki teman, kenapa Alin bertanya seperti itu. Apa selama ini Alin t
Read more
Bab 16
“ Selama pagi, pak” sapa Alin gugup.“ Selamat pagi, Alin,” Alin tampak kaget, kepala sekolahnya tau namanya.“ Perkenalkan, nama saya Andre. Saya temannya Astri, sekaligus kepala sekolah di sini,” ucap Andre memperkenalkan diri. Sedangkan Alin mulai paham, mengapa Andre tahu namany, pasti kakaknya yang sudah menitipkan Alin.“ Sudah Astri beri tahu kelasnya di mana?” Tanya Andre.“ Belum pak, mungkin kakak saya lupa,” jawab Alin.“ Ya, sudah saya antar ke kelas,” lalu Andre bangkit dari duduknya. Mereka berjalan menuju kelas yang akan Alin tempati, sampai nanti Alin lulus, dan masuk SMA.Pak Andre mengetuk pintu, tak lama keluar seorang guru wanita.“ Selamat pagi Bu? Ini saya mau mengantar murid baru,” ucap pak Andre.“Selamat pagi, pak! Baik pak,” jawabnya sopan.“kalau begitu, saya pamait dulu,Bu!” setelah mendapat anggukan Pak Andre meninggalkan Alin dan gurunya.“Perkenalkan nama saya, Bu Tias , saya guru matematika,” Bu Tias memperkenalkan diri pada Alin.“Saya Alin , Bu,” jawa
Read more
Bab 17
“Mila?” Astri terkejut melihat sahabatnya, ada di depan matanya.Mila yang sadar masih di depan atasannya, hanya mengangguk dan tersenyum. Melihat tingkah Mila, Astri pun tersadar jika masih di ruangan kepala sekolah.“ Miss Mila, ini Syifa murid baru yang akan belajar di kelas Miss Mila,” ucap Bu Siska.“ Baik Miss, saya akan mengantar Syifa ke kelas,” jawab Mila. Mila pamit kepada Bu Siska dan Astri. Dia membawa Syifa, sebelum keluar ruangan Mila memberi kode pada Astri. Astri yang paham dengan kode yang di berikan Mila hanya mengangguk.Setelah Mila ke luar Astri berbicara sebentar dengan Bu Siska, mereka membicarakan mengenai peraturan di sekolah, setelah selesai Astri pamit ke pada Bu Siska.Astri berjalan di koridor sekolah, dia mencari Mila, setelah cukup jauh dari ruangan kepala sekolah, akhirnya Astri menemukan Mila, sepertinya Mila juga menunggu kedatangan Astri.“Mil,” panggil Astri saat sudah dekat dengan Mila. Mila yang di panggil Astri , menengok. Tanpa aba-aba Mila lang
Read more
bab 18
“Masuk!” Terdengar sahutan seseorang dari dalam. Astri membuka pintu, lalu masuk setelah di persilahkan oleh sang empunya ruangan.“Bu Astri!” Panggil Ridwan kaget.“Selamat pagi Pak? Apa kabar?” Sapa Astri ramah.“Selamat pagi, Bu. Saya baik, Bu! Ibu apa kabar? Lama tidak bertemu?” tanya pak Ridwan balik.“Alhamdulillah, saya baik Pak!” jawab Astri.“ Silahkan duduk, Bu!” “ Terima kasih , Pak.” Jawab Astri sambil duduk di hadapan Ridwan. Pria yang di utus almarhum papanya. “Saya sangat senang, Bu! Mendengar Ibu akan kembali ke kantor,” ucap Ridwan dengan tulus.“ iya, paman! Saya juga sepertinya kangen suasana kantor,” jawab Astri sambil tersenyum.“Saya juga senang, Bu! Akhirnya Ibu mau turun tangan langsung.”Astri hanya tersenyum, “ sebenarnya saya ingin sekali Pak, secara langsung mengurus kantor. Akan tetapi untuk sekarang belum bisa, saya paling bisa sesekali, di tambah saya sedang hamil anak kedua Pak, jadi belum bisa langsung semua saya ambil alih, saya masih butuh bantuan
Read more
Bab 19
Semakin hari Alin, semakin dekat dengan teman barunya. Mereka merasa sangat cocok satu sama lain. Alin bahkan tak canggung menceritakan semua kisah hidupnya, begitu juga dengan Reta, dia dengan suka hati berbagi kisah kehidupannya pada Alin.Mereka terlihat seperti sahabat yang sudah lama bersama. Namun nyatanya Alin baru beberapa bulan ini mengenal Reta.Saat ini mereka tengah menikmati semangkuk bakso di kantin, terlihat sangat ramai ,karena waktunya semua siswa beristirahat.“Lin,” panggil Reta.“Kenapa ta?” Alin menghentikan makannya lalu menatap Reta.“Seminggu lagi ujian semester, ada rencana liburan ga?”“emh ... Ga tau? Belum bicara sama kakakku! Kamu?”“ Ga ada, bunda kurang sehat, ayah lagi sibuk di kantornya. Jadi ga pergi kayanya!” ucap Reta lesu, Alin hanya mengangguk lalu melanjutkan makannya kembali.“Lin , kalau berencana liburan ajak aku ya!” pinta Reta memohon.“Siip, nanti aku izin sama kak Astri.”“benar ya jangan bohong, loh!” “iya ga bohong kok, paling lupa, heh
Read more
Bab 20
Astri duduk di sofa ruang keluarga, dia sedang menonton tv. Astri menunggu Alin dan Syifa pulang. Alin dan Syifa sekolah di sekolah bertaraf internasional school. Mereka sekolah full day, jadi baru sampai rumah jam lima sore. Sedangkan Astri pulang jam tiga sore, untuk beberapa bulan kedepan, sampai waktunya melahirkan tiba.Karena lelah bekerja di masa kehamilan, Astri sampai ketiduran di sofa. Tidak lama Alin dan Syifa pulang.“Assalamualaikum,” kompak ucapan salam Alin dan Syifa.“Loh, kok mama tidur di sini Otty?” tanya Syifa pada Alin.“Kan Otty baru pulang, kak ! Kok tanya Otty sih?” Syifa menepuk jidatnya sendiri, sambil nyengir kuda.“kamu ini, mungkin kak Astri capek! Kayanya baru pulang kantor!”ucap Alin.“ Iya , ya udah Kakak ke kamar mau mandi Otty! Mama jangan di bangunin suruh istirahat aja!” “Iya , kasian mama km cape banget kayanya, ya udah Otty juga mau mandi. Gerah tadi habis ekskul!” sebelum mereka pergi mandi, Syifa menyelimuti Astri terlebih dahulu. Lalu mereka p
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status