“Mila?” Astri terkejut melihat sahabatnya, ada di depan matanya.Mila yang sadar masih di depan atasannya, hanya mengangguk dan tersenyum. Melihat tingkah Mila, Astri pun tersadar jika masih di ruangan kepala sekolah.“ Miss Mila, ini Syifa murid baru yang akan belajar di kelas Miss Mila,” ucap Bu Siska.“ Baik Miss, saya akan mengantar Syifa ke kelas,” jawab Mila. Mila pamit kepada Bu Siska dan Astri. Dia membawa Syifa, sebelum keluar ruangan Mila memberi kode pada Astri. Astri yang paham dengan kode yang di berikan Mila hanya mengangguk.Setelah Mila ke luar Astri berbicara sebentar dengan Bu Siska, mereka membicarakan mengenai peraturan di sekolah, setelah selesai Astri pamit ke pada Bu Siska.Astri berjalan di koridor sekolah, dia mencari Mila, setelah cukup jauh dari ruangan kepala sekolah, akhirnya Astri menemukan Mila, sepertinya Mila juga menunggu kedatangan Astri.“Mil,” panggil Astri saat sudah dekat dengan Mila. Mila yang di panggil Astri , menengok. Tanpa aba-aba Mila lang
“Masuk!” Terdengar sahutan seseorang dari dalam. Astri membuka pintu, lalu masuk setelah di persilahkan oleh sang empunya ruangan.“Bu Astri!” Panggil Ridwan kaget.“Selamat pagi Pak? Apa kabar?” Sapa Astri ramah.“Selamat pagi, Bu. Saya baik, Bu! Ibu apa kabar? Lama tidak bertemu?” tanya pak Ridwan balik.“Alhamdulillah, saya baik Pak!” jawab Astri.“ Silahkan duduk, Bu!” “ Terima kasih , Pak.” Jawab Astri sambil duduk di hadapan Ridwan. Pria yang di utus almarhum papanya. “Saya sangat senang, Bu! Mendengar Ibu akan kembali ke kantor,” ucap Ridwan dengan tulus.“ iya, paman! Saya juga sepertinya kangen suasana kantor,” jawab Astri sambil tersenyum.“Saya juga senang, Bu! Akhirnya Ibu mau turun tangan langsung.”Astri hanya tersenyum, “ sebenarnya saya ingin sekali Pak, secara langsung mengurus kantor. Akan tetapi untuk sekarang belum bisa, saya paling bisa sesekali, di tambah saya sedang hamil anak kedua Pak, jadi belum bisa langsung semua saya ambil alih, saya masih butuh bantuan
Semakin hari Alin, semakin dekat dengan teman barunya. Mereka merasa sangat cocok satu sama lain. Alin bahkan tak canggung menceritakan semua kisah hidupnya, begitu juga dengan Reta, dia dengan suka hati berbagi kisah kehidupannya pada Alin.Mereka terlihat seperti sahabat yang sudah lama bersama. Namun nyatanya Alin baru beberapa bulan ini mengenal Reta.Saat ini mereka tengah menikmati semangkuk bakso di kantin, terlihat sangat ramai ,karena waktunya semua siswa beristirahat.“Lin,” panggil Reta.“Kenapa ta?” Alin menghentikan makannya lalu menatap Reta.“Seminggu lagi ujian semester, ada rencana liburan ga?”“emh ... Ga tau? Belum bicara sama kakakku! Kamu?”“ Ga ada, bunda kurang sehat, ayah lagi sibuk di kantornya. Jadi ga pergi kayanya!” ucap Reta lesu, Alin hanya mengangguk lalu melanjutkan makannya kembali.“Lin , kalau berencana liburan ajak aku ya!” pinta Reta memohon.“Siip, nanti aku izin sama kak Astri.”“benar ya jangan bohong, loh!” “iya ga bohong kok, paling lupa, heh
Astri duduk di sofa ruang keluarga, dia sedang menonton tv. Astri menunggu Alin dan Syifa pulang. Alin dan Syifa sekolah di sekolah bertaraf internasional school. Mereka sekolah full day, jadi baru sampai rumah jam lima sore. Sedangkan Astri pulang jam tiga sore, untuk beberapa bulan kedepan, sampai waktunya melahirkan tiba.Karena lelah bekerja di masa kehamilan, Astri sampai ketiduran di sofa. Tidak lama Alin dan Syifa pulang.“Assalamualaikum,” kompak ucapan salam Alin dan Syifa.“Loh, kok mama tidur di sini Otty?” tanya Syifa pada Alin.“Kan Otty baru pulang, kak ! Kok tanya Otty sih?” Syifa menepuk jidatnya sendiri, sambil nyengir kuda.“kamu ini, mungkin kak Astri capek! Kayanya baru pulang kantor!”ucap Alin.“ Iya , ya udah Kakak ke kamar mau mandi Otty! Mama jangan di bangunin suruh istirahat aja!” “Iya , kasian mama km cape banget kayanya, ya udah Otty juga mau mandi. Gerah tadi habis ekskul!” sebelum mereka pergi mandi, Syifa menyelimuti Astri terlebih dahulu. Lalu mereka p
Pagi ini Astri tidak berangkat ke kantor, setelah mengantar Alin dan Syifa, Astri kembali pulang ke rumah. Astri sedang memikirkan orang yang akan Astri percayakan mengurus pembangunan di luar pulau. Tiba-tiba Astri teringat seseorang. Ya Astri sudah tau siapa orangnya. Astri memutuskan untuk meneleponnya nanti siang.Astri lalu masuk ke dalam kamarnya. Dia duduk di ranjang. Astri teringat akan suaminya. Suami yang dulu sangat Astri cintai. Namun, sekarang rasa cintanya sedikit menghilang, tergantikan dengan rasa kecewa dan benci.Di depan semua orang Astri bisa terlihat tegar, akan tetapi bila sedang sendiri Astri selalu teringat saat, di mana suaminya begitu sempurna di matanya.Dulu sempat suaminya begitu memanjakannya, di awal Astri merasa jatuh cinta pada suaminya. Namun itu hanya bertahan tiga tahun lamanya. Sampai sekarang Astri belum tahu penyebab suaminya berubah. Yang pasti ada campur tangan Ibu mertuanya.Saat sedang membayangkan sikap manis suaminya, tiba-tiba handphone As
POV AstriHari ini aku di rumah sendirian, tadi pagi saat akan berangkat kerja, tiba tiba aku sedikit pusing dan merasa lelah. Aku bingung kehamilanku yang sekarang lebih mudah lelah. Tak jarang pula aku merasa malas melakukan sesuatu.Saat kehamilan Syifa aku masih bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah. Tapi sekarang bawaannya lelah dan malas. Akhirnya aku memutuskan hanya rebahan di kasur yang sangat nyaman ini.Ah, aku melupakan sesuatu! Aku harus mencari orang untuk mengecek proyek di luar pulau. Sepertinya aku tau harus meminta tolong siapa. Akhirnya aku memutuskan untuk menelponnya.[Assalamualaikum, ayah][Waalaikumsalam, nak][Apa kabar, Ayah? Ayah sehat kan?][Alhamdulillah, ayah sehat! Gimana kabar kamu? Alin dan Syifa baik,nak?][Alhamdulillah, kami di sini baik Ayah! Ayah jangan khawatir,][Syukurlah kalau kalian baik! Tumben telepon Ayah? Kamu tidak sibuk kerja,nak?][Tidak, Ayah. Sudah dua hari aku di rumah. Akhir-akhir ini aku mudah lelah, bawaannya malas terus
Ketika Astri bangun, dia langsung mandi, dan berpakaian. Dia berniat bertemu dengan pemuda aneh, yang di temui beberapa hari ini. Yang selalu mengganggunya.Setelah selesai Astri turun ke bawah, dia mencari BI Ina, ternyata BI Ina, sedang di dapur.“Bi?” Sapa Astri.“Loh, neng bikin kaget bibi saja!” “Iya, habis bibi serius benar. Lagi apa sih BI?” Tanya Astri penasaran.“Ini loh bibi lagi coba masakan baru neng, bibi dapat resep dari hape!” Seru BI Ina senang.“ Oh gitu, toh! Ehm BI?”“ Kenapa neng? Ada mau sesuatu? Biar bibi buatkan!”“Enggak kok bi, Astri cuman mau titip pesan. Astri mau keluar sebentar. Nanti kalau Syifa sama Alin, pulang bibi bilang aja Astri , mau bertemu teman ya!” ucap Astri menjelaskan.“siap ,neng!” balas BI Ina yang masih fokus pada bahan masaknnya.“ya udah, Astri pamit BI, assalamualaikum!” setelah mendapat jawaban dari BI Ina. Astri langsung pergi keluar.Astri memilih membawa mobil sendiri untuk bertemu dengan Devan. Biar mang Ujang bisa jemput, anak-a
Alin dan Syifa pulang ke rumah telat, karena Alin ada kelas ekskul tambahan. Syifa dengan senang hati menemani Alin. Jadilah mereka sampai di rumah hampir Maghrib.Saat memasuki rumah mereka tidak melihat keberadaan Astri. Akhirnya mereka memutuskan pergi mandi dan bersih-bersih. Selesai mandi Alin mengerjakan tugas sekolahnya. Untuk di kumpulkan besok. Setelah selesai Alin keluar, dia duduk di balkon kamarnya, sambil menikmati angin malam.Alin selalu bersyukur dengan kehidupan yang sekarang ia jalani. Kakak yang baik, keponakan yang menemani, Ayah yang sangat menyayanginya walau pun jauh.Tak pernah terpikir sebelumnya Alin bisa bebas dari pahitnya , kehidupan sebelumnya, sekarang Alin merasa semua yang dia inginkan bisa dia dapat.“Dek?” . Alin terkejut saat ada yang memanggil dan menepuk bahunya, sepontan Alin langsung menengok ke belakang.“Kakak panggil dari tadi loh! Ga taunya lagi di sini!” ucap Astri.“Eh iya ,kak! Kenapa?” balas Alin , masih dengan muka terkejutnya.“