All Chapters of IKRAR TALAK UNTUKKU ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU: Chapter 21 - Chapter 30
158 Chapters
21. SERIGALA BERBULU DOMBA (BAGIAN B)
21. SERIGALA BERBULU DOMBA (BAGIAN B)Aku mengusap lengannya dengan penuh kasih sayang, bagaimanapun juga laki-laki ini adalah sosok yang sangat aku cintai, hingga saat ini. Yang masih aku sayang dengan sepenuh hati, aku mencintainya tanpa koma dan tanda tanya. Dialah imamku yang aku harapkan untuk seumur hidupku.Makanya, apa aku mampu jika dia tidak ada? Apa aku mampu menjalani hari-hariku tanpanya?Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan Mas? Apa benar kamu menghamili seorang wanita? Dan apakah benar kalau wanita itu adalah sahabatku sendiri?Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di otakku, namun aku akan menunggu waktu yang tepat untuk menguak semuanya. Dan aku harap, sampai saat itu tiba, aku sudah siap dengan konsekuensinya."Ehhhh, Mas cuma kecapekan, Dek," katanya sambil menatapku. "Bisa kita akhiri percakapan ini? Mas kangen banget sama kamu," katanya pelan.Ahhhh, tatapan itu lagi. Tatapan memuja dan penuh cinta. Bagaimana bisa, laki-laki sebucin ini tiba-tiba bermain api?
Read more
22. SERANGAN BALASAN DARI AYA (BAGIAN A)
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU22. SERANGAN BALASAN DARI AYA (BAGIAN A)Aku melanjutkan perjalanan ku dengan tergesa menuju dapur, saat mendengar suara langkah kaki yang berderap seperti ingin keluar dari kamar tempat aku menguping tadi.Sesampainya di dapur, aku langsung mengambil piring dan menyendokkan nasi beserta lauk pauk ke dalamnya. Bertepatan dengan aku yang duduk di kursi untuk menikmati makananku, Tante Tari dan juga Tante Mira masuk ke dapur.Mereka terlihat sedikit tersentak saat melihat keberadaanku, namun aku hanya bersikap acuh dan dengan cuek mengunyah makanan ku dengan amat santai."Wah, wah, putri tidur sudah bangun ternyata. Lapar non?" tanya Tante Mira dengan penuh nada sindiran di dalam kalimat yang dikeluarkannya."Iya, Bik. Saya lapar," sahutku acuh."Heh, kamu anggap aku ini pembantumu, ya?" tanyanya dengan nada marah."Hah, kok begitu? Nggak begitu konsepnya, Bik. Aku nggak ada ngomong apa-apa, loh!" kataku santai."Jelas-jelas
Read more
23. SERANGAN BALASAN DARI AYA (BAGIAN B)
23. SERANGAN BALASAN DARI AYA (BAGIAN B)"Itu! Kenapa kamu panggil aku Bibik, hah?" tanyanya lagi."Ish, kan udah aku jelasin tadi. Mau Bibik, mau Tante, artinya sama. Nggak ada bedanya!" kataku diplomatis."Dasar sialan! Dan jangan berani-beraninya kamu bilang, kalau aku ini fakir miskin. Mulutmu itu bahkan bisa aku beli!" katanya sambil berlalu dan menghentakkan kakinya dengan marah.Aku hanya mengerjap polos, namun di dalam hati sana aku menahan tawa sekuat-kuatnya. Aku merasakan kepuasan yang amat sangat karena bisa mengerjai Tante Mira.Rasakan! Syukur-syukur dia darah tinggi, kemudian stroke. Eh, Astaghfirullahaladzim, Aya! Aku kembali menambah makanan di piringku, rasanya perutku kembali lapar setelah berdebat dengan Tante Mira seperti tadi.Ternyata, sedikit melawan rasanya sangat menyenangkan. Ah, aku jadi menyesal! Kenapa tidak dari dulu aku menghajar mulut sampah Tante Mas Farhan itu.Sedangkan Tante Tari sendiri, terlihat sedang memainkan ponselnya dan masih tetap duduk
Read more
24. PERSELINGKUHAN LAINNYA (BAGIAN A)
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU24. PERSELINGKUHAN LAINNYA (BAGIAN A)Aku berniat untuk naik kembali ke kamar, namun di tengah perjalanan aku dikejutkan oleh kehadiran Tasya yang keluar dari kamar mandi.Serupa dengan reaksiku, Tasya juga terlihat amat terkejut dengan kehadiranku. Dia tersentak kaget, dan terlihat tidak nyaman dengan keadaan ini."E—eh, mau ke mana, M—mbak?" tanyanya tergagap.Aku menaikkan alisku, penasaran dengan reaksinya yang terlihat sangat aneh. Namun tak lama kemudian aku langsung tersentak kaget, karena dari dalam kamar mandi tiba-tiba keluar Om Rama.Wajahnya pucat pasi, dan menatapku dengan takut-takut. Aku menaikkan alis, meminta penjelasan pada mereka secara tidak langsung."Ngapain kalian berdua di dalam kamar mandi?" tanyaku dengan tatapan yang mengintimidasi."Ka—kami nggak ngapain-ngapain, Mbak," sahut Tasya gugup."A—aya, kamu jangan punya pikiran yang macam-macam, ya," ujar Om Rama menimpali ucapan Tasya."I—iya, Mbak, O
Read more
25. PERSELINGKUHAN LAINNYA (BAGIAN B)
25. PERSELINGKUHAN LAINNYA (BAGIAN B)Aku sudah terbiasa berbohong dan mengelak, tapi memang di depan Mbak Aya aku langsung blank dan juga tidak bisa banyak bicara.Aura Kakak Iparku itu semenjak pulang dari Pekanbaru terasa berbeda, lebih kuat, dan juga tegas, aku semakin segan padanya.Sial, begini saja aku sudah takut padanya. Bagaimana lagi jika ketahuan kalau kami membohonginya selama ini? Bisa habis aku dibuatnya."Oh, Tante kira kamu manggil Om kamu dengan sebutan Mas," balas Tante Mira cuek."Ya nggak lah," jawabku enteng."Bagus deh, kamu harus ingat. Walau Om kamu usianya masih muda, tapi dia adalah suami Tante. Jadi kamu harus menghormati dia," kata Tante Mira lagi."Ya ampun, Tan. Nggak usah di ulang-ulang juga deh, aku bahkan hafal sama kata-kata Tante sangking seringnya diulang," balasku sambil memutar bola mata.Tante Mira hanya terkekeh dan mencium pipi Mas Rama dengan mesra, ah sial!Aku kesal sekali melihatnya, jijik rasanya. Apalagi saat Mas Rama membalas ciuman Tan
Read more
26. MULAI TERKUAK (BAGIAN A)
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU26. MULAI TERKUAK (BAGIAN A)POV SAYAKAAku bisa melihat tubuh Tasya tiba-tiba menegang, tidak bisa di pungkiri dia pasti merasa kaget dengan pertanyaan yang baru saja aku lontarkan.Lucu rasanya saat melihat gadis yang berani berselingkuh dengan suami dari Tantenya sendiri, saat ini ketakutan karena pertanyaanku.Aku benar-benar tidak mengenali keluarga suamiku sendiri, mereka seperti orang yang berbeda. Terlalu banyak rahasia yang selama ini mereka sembunyikan.Kedepannya, entah rahasia apa lagi yang akan terkuak. Entah bangkai apalagi yang akan tercium.Wajah Tasya yang memucat membuat aku terkekeh kecil, wajah cantiknya tidak cocok saat memancarkan aura ketakutan. Karena bagiku wajah cantik adik iparku itu lebih cocok memancarkan aura bahagia dan juga ceria."Ayo jawab, Mbak nunggu, loh," kataku lagi.Masih dengan nada yang sama, masih dengan senyum yang sama. Dan aku juga mendapat reaksi yang sama dari Tasya, wajahnya
Read more
27. MULAI TERKUAK (BAGIAN B)
27. MULAI TERKUAK (BAGIAN B)"Assalamualaikum, Ca. Kamu ada waktu besok?" tanyaku pada Arca lewat pesan Whatsapp.Harap-harap cemas aku menunggu balasan dari wanita yang bergelar sahabatku itu, aku berjalan bolak-balik dari ranjang, lalu kembali ke jendela. Berlangsung seperti itu sampai beberapa kali, hingga telingaku bisa mendengar suara denting ponselku yang menandakan ada pesan masuk.[Ada, kangen, ya?] tulisnya dengan emoticon tertawa ngakak."Iya, bisa ketemuan?" tanyaku lagi.[Bisa, dong. Di mana?] balasnya cepat."Di rumahku, jam sepuluh pagi, ya," kataku tak kalah cepat.[Kamu yakin di rumah kamu, Ya?] tanyanya di ujung sana."Yakinlah, kenapa memangnya?" tanyaku lagi.[Nggak, nggak apa-apa. Oke, aku datang jam sepuluh besok.] katanya mantap."Oke, see youuuuuu," tulisku dengan emoticon love lima buah.Aku menghela nafas panjang, dan kemudian beralih ke kontak yang lainnya. Dan dengan cepat aku menuliskan kata-kata yang sama dengan yang aku kirim untuk Arca di sana.Aku hany
Read more
28. KEJUJURAN & PENGKHIANATAN (BAGIAN A)
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU28. KEJUJURAN & PENGKHIANATAN (BAGIAN A)Kini semua orang tengah duduk di ruang tengah, atmosfer ruangan ini terasa pengap dan juga terasa amat berat.Tidak lain, dan tidak bukan, akibat dari keadaan yang canggung seperti saat ini.Aku duduk manis di sofa single, di sampingku tepatnya di sofa panjang berisi tiga orang yaitu Arca, Maura dan juga Mas Farhan.Di sofa satunya ada Mama, Tante Mira, dan juga Om Rama. Semua orang di sini memang diam, namun terlihat sesekali kepergok oleh mataku saling berpandangan."Oke, semuanya sudah berkumpul! Plok!" Aku berujar senang sambil menepukkan kedua tanganku, sehingga menimbulkan suara tepukan yang membuat Mama tersentak kaget."Ada apa ini?" tanya Tante Mira ketus.Walau nada bicaranya berusaha untuk terdengar normal, namun telingaku mampu menangkap nada khawatir dari sana."Hanya silaturahmi, Tante. Aku mau memperkenalkan kedua sahabatku pada kalian semua, Arca dan juga Maura!" kat
Read more
29. KEJUJURAN & PENGKHIANATAN (BAGIAN B)
29. KEJUJURAN & PENGKHIANATAN (BAGIAN B)Sayaka, gadis manis nan lemah lembut, berubah menjadi sangat beringas hari ini. Air mata? Tidak! Tidak ada air mata hari ini, aku sudah bertekad dan mengumpulkan semua yang ingin aku katakan dari tadi malam.Dan hari ini aku akan menyelesaikan semuanya, banyak sekali yang aku pikirkan dan semuanya berujung pada satu hal.Aku tidak suka di bohongi, dan di khianati! Cinta? Ya aku mencintainya, aku mencintai Mas Farhan terlalu dalam. Tapi rasanya sakit, sakit sekali hingga aku tidak bisa bernafas. Sangat sakit, hingga membuat aku muak akan perasaanku sendiri.Tadi malam, banyak air mata yang aku keluarkan, menangisi segala hal dan juga menyesali beberapa hal. Dan kini? Aku sudah siap akan segalanya."Hahhhhhh, maaf semuanya," kataku sambil mengusap keringat di dahiku dengan tisu.Aku merapikan penampilanku, jilbabku kusut, bagian pergelangan tunik ku basah akibat menggebrak meja yang ditumpahi oleh teh."Sorry, aku lepas kendali tadi, hahahaha …
Read more
30. IKRAR TALAK YANG  DIMINTA MAURA (BAGIAN A)
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU30. IKRAR TALAK YANG DIMINTA MAURA (BAGIAN A)“D–Dek,” ujar Mas Farhan pelan.Dia menatapku dengan pandangan serba salah, bolak balik menatapku dan juga Maura secara bergantian. Terlihat jelas kalau saat ini dia tengah kebingungan, namun aku tidak ambil pusing.Dengan santai aku menyilangkan kedua kakiku dengan sangat anggun, kedua lenganku sengaja aku letakkan di kedua lengan sofa yang aku duduki. Menunjukkan pada mereka semua, kalau akulah sang pemiliknya.Baik suamiku, rumah ini, dan juga semuanya. Akulah nyonya besar di sini, dan bukannya Mama, bukan Tante Mira, maupun Maura.“Bi, Bi Surti!” Aku memanggil Bi Surti yang sedang lewat, dia sepertinya sedang membersihkan ruang kamar Tasya karena aku bisa melihat dia sedang membawa beberapa baju adik iparku itu.“Ya, Bu?”Bi Surti dengan sigap mendekat, dia berdiri di samping sfa yang aku duduki. Walau aku bicara pada Bi Surti, tapi mataku tetap memandang mereka-mereka yan
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status