All Chapters of Menantu Kaya Dipuja, Menantu Miskin Dihina: Chapter 41 - Chapter 50
224 Chapters
Bab 41
Setelah pintu terbuka lebar, Mas Riko masuk ke dalam rumah. Diikuti oleh Toni. Toni langsung merebahkan dirinya di sofa dan menutup keningnya dengan punggung tangannya. Begitu juga dengan Mas Riko. Kalau Mas Riko sibuk dengan gawainya. Ada apa ini?Dengan segera aku menuju ke dapur, menyiapkan teh hangat untuk mengisi perut agar terasa lebih baik.“Diminum dulu tehnya!!!” suruhku setelah selesai menaruhkan teh hangat itu di meja. Toni beranjak dan duduk.“Makasih, Mbak,” jawabnya seraya mengambil teh hangat itu, meniupnya dan menyeruputnya pelan-pelan. Diikuti dengan Mas Riko. Terdiam sesaat, biarkan mereka menikmati teh yang aku buat dulu.“Gimana?” tanyaku pelan dan penasaran yang cukup memuncak. Kulihat Toni menarik nafasnya kuat dan melepaskannya pelan-pelan. Matanya nampak nanar. Seandainya dia perempuan, aku rasa sudah menagis mukulin bantal. Mas Riko masih berkutat dengan gawainya. Kemudian menyodorkannya padaku.“Ini, lihat sendiri!” ucap Mas Riko, ku ambil gawainya dari tang
Read more
Bab 42
“Akur sekali kalian? Tumben kesini ramai-ramai kayak orang demo!” ucap ibu saat kami sampai di rumahnya. Bukannya senang di datengi anak-anaknya , tapi malah kayak gitu.“Karena kami masih menganggap ibu orang tua makanya kami kesini,” tak ku sangka Mas Riko akan menjawab seperti itu. Membuat Ibu terdiam sesaat.“Ada apa? Mau minta beras?” tanya Ibu dengan gaya ngeselinnya. Seakan-akan kami kesini kalau lagi ada maunya saja. “Emang pernah kami ke sini minta beras? Kan ibu yang sering ngasih,” sekarang giliran Toni yang membalas ucapan ibunya.“Didikan Rasti memang bagus, ya? Ngelawan semua anak-anak ibu sekarang,” sungut ibu seakan geram mendengar jawaban anak-anaknya. Lagi-lagi aku yang jadi sasaran. Padahal dari tadi aku diam saja.“Nggak ada sangkut pautnya dengan istriku, memang ibu saja yang sudah terlanjur nggak suka dengannya, jadi apapun masalah yang terjadi di keluarga ini selalu istriku, yang di salahkan,” jawab Mas Riko yang seakan sudah mulai tersulut emosinya.“Bagus sek
Read more
Bab 43
“Mas jangan emosi dulu aku bisa menjelaskan semuanya,” ucap Lika. Seakan ingin memegang tangan Toni. Tapi di hempaskan oleh Toni.“Nggak ada yang perlu di jelaskan!!! Semua sudah jelas,” teriak Toni geram, sangat geram. Jelaslah siapa yang nggak sakit hati melihat istrinya membooking kamar dengan lelaki lain.Buugghhhh .... justru Mas Riko yang menonjok lelaki selingkahannya itu di wajahnya. Video itu semakin terlihat berantakkan. Entah apa yang terlihat. Kadang kaki, kadang tangan, pintu kadang juga pas terlihat wajahnya. Berantakan.“Tirta, aku nggak nyangka kamu mau dengan istri orang,” sungut Mas Riko. Vidoe itu sudah nggak jelas lagi mengarah ke siapa. Karena Mas Riko yang menvideonya ikutan emosi dan menonjok Tirta. Tapi masih terdengar suaranya. Tirta menyeka ujung bibirnya yang pecah bekas tonjokkan Mas Riko.“Dan kamu Lika, segera akan aku pulangkan kamu kepada orang tuamu, kita cerai! Malam ini juga kamu, Halika Sofya Ningrum, aku menjatuhkan talak satu untukmu,” dengan lant
Read more
Bab 44
Kami menunggu kedatangan Lika dan Toni. Nggak tahu kenapa malah aku yang deg-degan. Ibu nampak meremas ujung bajunya. Seakan geram, tapi tatapan matanya padaku juga masih belum bersahabat. Aku sendiri tidak tahu jalan fikiran Ibu. Jelas-jelas ibu yang salah dan video amatir itu sudah menyebar, tapi seakan dia tak mau mengakui kesalahannya. Di matanya tetap aku yang salah dan tetap aku yang harus meminta maaf padanya. Resiko gula yang selalu tak di anggap ada keberadaannya.Terdengar suara motor berhenti di halaman rumah ibu. Suara motor yang tak asing lagi, motor Toni. Tapi telingaku mendengar ada dua motor yang berhenti. Siapa satunya? Aku mengintip dari jendela ruang tamu, ternyata satunya Lika. Mereka tidak berboncengan. Mungkin Toni sudah tak mau membonceng Lika lagi, karena sudah jatuh talak.Kulihat ibu masih belum beranjak dari tempatnya. Tatapan mata yang penuh amarah terpancar. Ujung bajunya sudah terlihat sangat kusut, karena masih di remasnya. Seakan itu cara ibu, untuk me
Read more
Bab 45
“Kamu itu selingkuh dan berzina, tak pantas diberi kesempatan ke dua,” sungut Toni. Toni terlihat bener-bener marah. Biasanya dia selalu selow menanggapi suatu masalah. Tapi kali ini, dia bener-bener marah yang tak bisa di bendung lagi.“Bukan hanya itu, kamu juga yang sudah berusaha ingin membuat Ibu dan Mbak Rasti jadi tak akur, juga akan menghancurkan rumah tangga Mbak Rasti dan Mas Riko. Kamu sudah sangat kelewatan Lika,” sungut Toni lagi. “Tapi, Mas. Beri aku kesempatan sekali lagi dan beri aku kesempatan untuk menjelaskan ini semua!” Lika masih berusaha meminta waktu agar dia bisa klarifikasi. Tapi tak ada yang mengindahkan keinginannya.“Cukup, Lika!!! Besok akan saya antar kamu pulang ke rumah orang tuamu biar semua jelas. Aku nggak mau menanggung dosa besar karena ulahmu yang di luar batas,” tegas ibu. Lika membelalak mendengar ucapan Ibu.“Itu bohong, Bu? Itu fitnah,” sahut Lika seakan ingin membela diri dengan cara merayu ibu. Ibu terlihat selalu menepis tangan Lika saat b
Read more
Bab 46
Plaaaakkkk. Ke dua kalinya ibu menampar Lika. Hatiku bergemuruh, nafasku naik turun. Aku kira ibu akan percaya dengan ucapan Lika. “Sudah ada bukti kamu masih mengelak dan menuduh Rasti?” sungut ibu setelah menampar pipi Lika. Kulirik Toni. Wajahnya terlihat merah, matanya terlihat sangat kecewa. Begitu juga dengan Mas Riko.“Ibu sudah tidak percaya lagi denganku?” Lika tanya balik. Membuat ibu terlihat semakin geram.“Kamu sudah ketahuan bersalah dan mau zina sama selingkuhanmu itu. Apa ibu masih harus percaya denganmu?” sungut ibu semakin naik. Lika tertunduk.“Lika! Katakan padaku? Aku salah apa sama kamu? Sehingga kamu sangat membenciku?” tanyaku bertubi-tubi. Dia mengerutkan keningnya. Menatapku dengan berani.“Karena kamu ingin nguasai harta ibu dengan Yuda sebagai senjatanya. Karena kamu tahu aku nggak punya anak,” bentak Lika. Aku melongo tak percaya.“Owh, jadi itu alasanmu selingkuh? Ingin punya anak walau bukan benih dari suamimu?” ucapku juga dengan membentak. Toni terlih
Read more
Bab 47
“Sudah ketahuan, masih mau nuduh istriku!” ucap Mas Riko lagi. Lika terdiam seakan bingung mau ngomong apa.“Toni! bawa juwariah ke sini!” perintah ibu ke Lika. Semua terdiam. Lika nampak semakin salah tingkah.“Kenapa harus membawa Mbak Ria ke sini, Bu?” tanya Lika seakan tak mau menuruti perintah ibu.“Karena ibu ingin mendengar secara langsung dari mulut kalian berdua,” sungut ibu.“Kalau gitu, biar aku saja yang menjemput Mbak Ria,” Lika menawarkan diri, seraya beranjak dari posisinya.“Tidak!!! Biar Toni saja yang jemput, nanti kamu bisa kerja sama untuk menyamakan omongan,” ucap ibu menghentikan langkah Lika.“Ibu? aku ini menantu kesayanganmu, apakah segitunya ibu sudah tak mempercayaiku?” ucap Lika seakan tak percaya, kalau mertuanya kini sudah tak mempercayai ucapannya lagi. ibu terdiam membuang muka.“Cepat Toni jemput Juwariah!!!” perintah Ibu dengan nada yang tegas. “Baik, Bu!” sahut Toni, beranjak dari duduknya. Di saat menunggu kedatangan Toni dan Mbak Juwariah, kami t
Read more
Bab 48
Entah apa yang terjadi. Aku juga merasa sangat cemas. Menunggu kedatangan Mas Riko yang menyusul Toni terasa sangat lama. Kutautkan ke dua tanganku. Meremas-remas, mengontrol degub jantung yang semakin tak menentu. Kulihat ibu juga demikian, meremas-remas ujung bajunya menunggu kedatangan dua putranya dan Lika masih berkutat dengan gawainya. Mau melirik dia chat dengan siapa, tapi anti gores layarnya menggunakan warna hitam, jadi tak kelihatan. Ibu beranjak dari duduknya, mondar mandir, menunjukkan dia sangat cemas dan berkali-kali melongok ke arah pintu. Bahkan kalau terdengar suara motor, langsung bergegas menuju pintu. “Ada apa ini, kenapa mereka lama sekali?” Ibu bertanya entah kepada siapa. Tak menyebut nama. Aku terdiam dan khusuk berdoa dalam hati semoga tak ada apa-apa.“Kita berdoa saja, Bu! semoga tak terjadi apa-apa,” jawabku, ibu terdiam masih dengan mondar-mandirnya. Ibu sampai keluar rumah menuju jalan. Melongok ke kanan jalan, berharap anak-anaknya segera sampai ruma
Read more
Bab 49
Keadaan Toni cukup memprihatinkan. Tapi tak sampai di rujukan ke Rumah Sakit. Dia mengalami kecelakaan tunggal, karena ban motornya meletus tiba-tiba di saat kecepatan tinggi. Terdapat lecet-lecet di siku tangan dan kaki dan wajah. Karena tidak menggunakan helm.Mas Riko mengajakku pulang karena dia lapar. Mau makan di area Puskesmas dia tak selera. Aku menuruti. Kasihan juga. lagian sudah ada Ibu dan Lika yang menemani. Sekalian menjemput Yuda pulang dari sekolah.“Mas, gimana cerita sebenarnya, kok, Toni bisa terjatuh kayak gitu?” tanyaku setelah sampai rumah. Mas Riko duduk di kursi makan. Ku ambilkan nasi beserta lauknya. Begitu juga dengan jagoanku, Yuda. Kami makan siang bersama dengan lauk sambal kikil cabai hijau.“Tepatnya nggak tahu juga, Dek. Belum jelas. Yang jelas, Mas sampai sana, Toni sudah tergeletak dan di tolongi orang-orang yang lewat,” jawabnya seraya memasukkan sendok yang berisi makanan ke dalam mulutnya.“Mah, minum, dong!” celetuk Yuda kepedasan. Ku beranjak me
Read more
Bab 50
“Nggak tahu, Dek. Mas nyadar kalau hape Mas nggak ada di saku, saat sudah sampai Puskesmas karena mau menghubungi kamu atau ibu. Untung ketemu Pak Sarkam,” jawab Mas Riko. Yah, mau gimana lagi. Tak bisa di paksakan untuk mengingat.“Tapi, kalau idenya Lika, untuk apa? lagian ibu dan Toni juga sudah lihat?” tanya Mas Riko lagi. Terdiam sesaat mengatur desah nafasku.“Memang, iya, tapikan keluarga Lika belum ada yang lihat video itu, Mas!” jawabku, bergabung duduk lagi di dekatnya. Mas Riko mengusap wajahnya. “Benar juga,” jawabnya pelan. “Takutku, nanti Lika berkilah. Bilang ke semua keluarganya kalau Toni yang bermasalah,” ucapku. Mas Riko mengangguk menyetujui pemikiranku.“Lika yang sudah ketahuan selingkuh dan ada bukti videonya, masih berkilah menuduh aku dalang di balik semua ini, apalagi kalau tanpa bukti?” ucapku lagi. Mas Riko semakin berdesah kasar. Terlihat bingung.“Semoga saja hape itu memang hilang dan ada orang baik yang menemukan, di kembalikan kepada yang punya,” uca
Read more
PREV
1
...
34567
...
23
DMCA.com Protection Status