All Chapters of Aku Istri yang Tidak Dianggap: Chapter 11 - Chapter 20
106 Chapters
Bab 11 | Mengabarkan Keluarga
Priiiittt!!Pluit tanda dimulainya pertandingan telah ditiup. Semua peserta melompat ke dalam kolam renang. Damar berenang dengan penuh semangat. Dia berharap bisa memenangkan pertandingan dan membuat bapak serta ibunya bangga.Namun sayang, hingga pertandingan selesai, orang yang Damar tunggu tidak juga datang. Membuatnya harus menelan pil pahit di hari kemenangan nya."Damar benci sama bapak, kenapa bapak ingkar janji, Bu? Bapak bilang mau datang ke pertandingan Damar, tapi sampai sekarang bapak enggak datang juga, hu hu hu," tangisan Damar menggema di seluruh penjuru rumah.==================================================================Damar terbangun dari tidur saat samar-samar terdengar ketukan dari pintu kamarnya, saat bergerak, seluruh badannya sakit, dirinya baru menyadari jika semalam dia tertidur di lantai kamarnnya. Damar tertidur karena terlalu lelah menangisi nasibnya, yang tidak seberuntung Safeea dalam mendapatkan perhatian almarhum bapaknya.Pelan-pelan dia bangki
Read more
Bab 12 | Tidak Peka
Semua memandang heran ke arah Damar dan juga Adelya, mereka bingung mengapa Damar membawa wanita lain ke pertemuan keluarga besarnya. Namun, Damar mencoba tidak terpengaruh dengan pandangan mereka, Damar berusaha tenang. Sambil menggenggam tangan Adel, Damar memulai pembicarannya.“Malam semua, seperti yang sudah Damar infoin di grup keluarga, jika malam ini Damar mengumpulkan ibu, tante, om dan saudara-saudara yang lain, karena Damar mau menginfokan sesuatu. Jadi, Damar dan Adelya, akan segera menikah, tepatnya hari sabtu minggu depan,” ungkap Damar, membuat semua terkejut dengan informasi yang di sampaikannya.==================================================================Tidak ada yang merespon pengumuman yang Damar berikan, semua tampak diam, terkejut dan mencoba mencerna kebenaran dari informasi yang mereka dengar. Adelya Nampak salah tingkah, dirinya tau, hal ini gila, menjadi istri ke dua dalam rumah tangga orang lain, memang sering kali menjadi stigma buruk di mata masya
Read more
Bab 13 | Pemukulan
“Kamu belum makan malam memangnya?” tanya Safeea akhirnya.“Belum, tadi ke rumah ibu sama Adel, buat bilang kalau sabtu depan kita menikah, tapi enggak sempat makan,” ujar Damar tanpa beban, membuat Safeea melongo mendengarnya.Degh! Jantung Safeea seakan berhenti berdetak, segera dia bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan Damar, yang masih belum sadar, jika baru saja mengatakan hal yang menyakitkan untuk di dengar.==================================================================Safeea memilih masuk lagi ke dalam ruangannya, mencoba berkonsentrasi pada pekerjaanya yang tadi sempat tertunda, karena harus mengantar makanan ke kamar suaminya, namun sayang, konsentrasinya seakan menguap hilang tak bersisa, hatinya terasa sakit, kala mengingat bagaimana suaminya dengan lancar mengatakan, jika baru saja berkunjung ke rumah mertuanya, untuk memberitahu jika mereka akan menikah, tanpa mengajaknya atau menginfokannya terlebih dahulu.Entah sudah berapa kali Safeea berusaha menstabilka
Read more
Bab 14 | Safeea Kenapa?
Setelah selesai, kuberikan Mas Damar obat penghilang nyeri, setelah itu baru ku suapi dia sarapan, yang baru saja diantarkan petugas rumah sakit. Sakit rasanya saat melihatnya menahan sakit setiap kali mengunyah makanan. Bagaimanapun jahatnya dia kepadaku, Mas Damar tetaplah suamiku.“Apa dia mantan tunanganmu?” pertanyaan Mas Damar membuat memandangnya, bagaimana dia bisa tau?”==================================================================Aku cukup terkejut saat mendengar pertanyaan yang diajukan Mas Damar, pasalnya, selama ini aku tidak perna cerita kepada siapapun mengenai hubunganku dengan mas Essa kecuali teman-teman di kampus dulu, yang memang sejak awal tau jika kami berhubungan. Aku lebih memilih diam, enggan menjawabnya, hingga aku selesai menyuapinya sarapan.“Eh, dokter Saf, maaf, Dok, saya ganggu, ya?” suara suster Anna yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar rawat Mas Damar.“Enggak kok, Sus, silahkan, saya sudah selesai. Oia, hasil CT Scannya sudah keluar, hasilnya bagu
Read more
Bab 15 | Tidur Bersama
Sepanjang perjalanan mereka mengobrol, mengenai apa-apa saja yang belum mereka persiapkan untuk pernikahan besok. Hingga tanpa sengaja, saat di lampu merah, Damar melihat Safeea sedang duduk tenang di atas motor ojek online dengan wajah yang terlihat pucat.“Kamu kenapa diam, Mar?” tanya Adel saat Damar tidak merespon ucapannya.“Eh, enggak kok, enggak kenapa-napa, kamu tadi ngomong apa?” saut Damar, mencoba kembali fokus dengan pembicaraannya dengan Adelya, walaupun kini hatinya mengkhawatirkan Safeea yang terlihat pucat tadi.==================================================================Damar meminta Adelya untuk mempercepat laju kendaraannya, dengan beralasan ingin segera sampai rumah untuk beristirahat. Adelya tanpa curiga mengikuti permintaan Damar untuk menambah kecepatan. Sesampainya di rumah, Adelya menemani Damar beristirahat di kamarnya, Damar berpura-pura mengantuk agar Adelya segera pulang, dirinya ingin segera menemui Safeea dan melihat keadaannya.Suara deru kendara
Read more
Bab 16 | POV Damar
Aku segera tersadar, kemudian memeriksa tubuhku yang ternyata masih terbalut dengan pakaian lengkap, akupun tidak merasakan ada hal yang aneh pada organ vitalku, itu tandanya kami tidak melakukan apapun. Aku bernafas lega, kemudian perlahan-lahan mencoba melepaskan rangkulan tangan kekar Mas Damar yang membelit perutku.“Kamu ngapain?” aku terkejut setengah mati saat menyadari Mas Damar terbangun dan mendapati pandangan kami beradu.==================================================================POV DamarAku masih memandangi wajah pulas Safeea, tubuhnya yang menggigil membuatku berinisiatif untuk memeluk tubuhnya, agar panas ditubuhnya tertransfer ke tubuhku juga. Hal ini sering bapakku lakukan dulu saat aku sedang demam, namun bedanya, dulu bapak sering membuka bajuku dan bajunya, baru setelah itu dia memelukku hingga demamku berkurang.Tapi kali ini aku tidak akan membuka pakaianku ataupun pakaian Safeea, karena hal itu bisa mengganggu stabilitas adik kecilku di bawah sana. Aku
Read more
Bab 17 | POV Damar 2
“Enggak akan, Del, sampai kapanpun, aku enggak akan mau menyentuhnya, dia sudah kotor, Del, dia bekas bapakku,”“Kamu yakin, Mar?”“Sangat yakin,” sahutku ketus, kenapa Adelya selalu mempertanyakan keseriusanku, apa dia sedang menguji kesabaranku ini? ==================================================================Aku duduk terdiam, mencoba menetralkan jantungku yang berdebar-debar, karena menunggu kedatangan kedua orangtua Adelya. Malam ini sesuai rencana, aku akan meminta Adelya secara resmi untuk menjadi istriku kepada kedua orang tuanya. Aku di temani ibu dan Rival, sepupuku untuk datang ke sini, sementara Safeea, dia bilang masih harus bertugas di rumah sakit, entahlah, aku tidak peduli, karena tanpanya akupun tidak peduli.Orang tua Adelya bukanlah orang sembarangan, ayahnya salah seorang petinggi di BUMN, sedangkan ibunya seorang dekan di sebuah universitas swasta terkenal di Jakarta, mereka awalnya tidak setuju menikahkan anaknya kepadaku, apalagi dengan status sebagai is
Read more
Bab 18 | Pertolongan
“Mas, sudah! Kasihan mbak Safeea,” selak Bik Minah lagi, masih berusaha membela Safeea.“Kalau diajak ngobrol itu jawab!” teriakku seraya mencengkram kedua pipinya agar dia melihat ke arah ku.“Auu, sakit!” lirihnya, aku terkejut saat melihat luka memar di wajah Safeea, bibirnya juga terlihat terluka, ada apa sebenarnya?“Ya Allah, Mbak! Ini kenapa wajahnya luka-luka begini?” seru Bik Minah panik.“Saya enggak apa-apa, Bik, saya mau ke kamar dulu, permisi,” ujarnya seraya pergi meninggalkanku dan Bik Minah dalam keadaan penuh tanda tanya.==================================================================POV SafeeaAku berusaha melepaskan diri dari pria brengsek yang mencoba mencelaiku, sungguh aku tidak mengira, jika niatku menolong justru dimanfaatkan orang jahat. Aku masih berusaha berteriak, namun sangat sulit, mulutku di bekap dengan tangannya yang besar, hingga aku hampir saja kehabisan nafas.Di dalam mobil yang sempit, aku berjuang mempertahankan kehormatanku yang ingin di re
Read more
Bab 19 | Hilangnya Mahkota
“Jangan bandel buat maksa masuk ke rumah sakit, sebelum jatah ijinmu selesai! makan yang banyak dan bergizi, minum obatmu teratur, jangan berfikir yang aneh-aneh, kalau ada rasa sakit yang tidak bisa kamu tahan, segera bilang aku, akan ku antar untuk checkup ke dokter lagi, paham tuan putri?” tuturnya panjang lebar, saat ini kami sedang dalam perjalanan pulang ke rumahku.“Baik pak dokter! Saya akan istirahat selama tiga hari full, makan makanan bergizi dan banyak, tidak banyak pikiran, dan akan menghubungi dokter Adriyan Mahessa Diondra spesialis jantung, kalau ada keluhan lebih lanjut,” sahutku geli, menahan tawa yang siap meledak.“Berani kamu ya ledekin aku?! Dasar bandel, aku cium, bungkam kamu!” celetuknya seraya mengusap-usap rambutku. Senyumnya tidak berubah, manis sekali.==================================================================Aku memilih tidak meladeni tuduhan tidak berperikemanusiaan, yang selalu saja mas Damar lontarkan untukku, bukannya aku takut untuk melawan
Read more
Bab 20 | Memilih Menyerah
“Tolong keluarlah, sekarang!” kataku lagi, masih berusaha mengusirnya dari kamarku. Kami terdiam cukup lama, hanya deru nafas kami yang terdengar, aku pura-pura tertidur, membelakangi tubuh Mas Damar. Aku tau, dirinya belum tidur, hingga akhirnya aku merasakan ada gerakan pada kasurku, saat Mas Damar beranjak turun dari ranjang. Aku melihatnya bergerak, memakai kembali pakaiannya yang sempat terserak di lantai, kemudian pelan-pelan membuka pintu dan keluar dari kamarku.==================================================================POV DamarAku merasa menjadi manusia paling brengs*k sedunia, karena tega menggauli istriku sendiri dengan sangat kasar, merenggut mahkota yang selama ini kufikir telah raib, karena dirinya kuanggap sebagai wanita simpanan. Niatku hanya untuk menanyakan keadaannya, bagaimana dia bisa pulang ke rumah, dengan wajahnya yang penuh memar seperti ini, belum lagi saat dirinya pulang bersama mantan tunangannya. Sungguh membuat hatiku panas.Tidak pernah sekal
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status