Semua Bab Terpikat Janda Tajir: Bab 11 - Bab 20
115 Bab
Yasmin 11
Hening, tidak ada yang mengeluarkan suara dari kedua orang dewasa yang berdiri di dekat Reza ini. Bahkan seketika kepala Yasmin seakan berputar. Sedangkan Jaja dengan refleks memegang tengah celananya."Segini, nih!" Reza mengangkat sebelah lengannya ditekuk. Mata Yasmin melotot, ia hanya mampu menelan salivanya."Eh, kurang ... kurang ... segini." Reza mengangkat sebelah lagi lenganya, membawanya berdempetan. Kanan dan kiri.Yasmin dan Jaja semakin melotot. Yasmin yang air wajahnya berubah merah, berusaha menahan tubuhnya agar tidak limbung."Ehm ... kami permisi ya, Ja." Yasmin langsung menarik lengan Reza yang masih saja terangkat menirukan besarnya titit abang Jaja. Jaja hanya melongo tanpa mampu berkata-kata. Wajahnya sudah seperti atap gosong. Ya Allah malunya. Jaja memijat pelipisnya, berarti saat di toilet tadi, Reza melihat miliknya yang memang lebih gede dari ukuran asli indonesia."Dah, Abang Jaja." Reza melambaikan tangannya sambil tersenyum riang, langkahnya mengikuti Yas
Baca selengkapnya
Yasmin 12
Nasi goreng lengkap dengan telur dadar dan sosis bakar, sebagai menu sarapan Yasmin dan juga Reza, sudah tersedia di atas meja. Seteko teh manis hangat tertata di samping kerangjang buah di atas meja makan. Anak lelaki yang berusia lima tahun menjelang enam tahun itu, masih asik dengan legonya. Sambil menunggu amihnya keluar dari kamar."Makan duluan aja, Bang. Nanti abang telat," ajak Bik Narsih sambil mengambilkan nasi dan juga teman-temannya ke dalam piring Reza."Gak ah, Bik. Abang tunggu Amih aja," sahut Reza sambil memainkan legonya.Yasmin keluar dari kamar dengan rambut basah yang sepertinya baru saja dikeringkan dengan menggunakan hairdryer. Dengan menggunakan kemeja bewarna biru tua dan celana bahan bewarna putih tulang, penampilan Yasmin tampak memesona dan terlihat segar."Cuci dulu tangannya, Bang! Setelah itu mainannya dirapikan," titah Yasmin sambil menarik kursi tepat di depan Reza duduk. Anak kecil itu mencuci tangan di wastafel dapur, setelah menaruh kembali mainanny
Baca selengkapnya
Yasmin 13
Dengan peluh masih bercucuran, Jaja terus saja mengemudi mobil Yasmin dengan kecepatan sedang. AC mobil seharusnya membuat Jaja menggigil, namun tidak kali ini. Hawa dingin berubah menjadi panas, apalagi tangan telapak tangan Yasmin masih berada di atas milik Jaja. Sedangkan tubuh Yasmin miring ke kanan menghadap Jaja dengan mata tertutup. Benar-benar pulas, bahkan tidak ada gerakan refleks sama sekali.Jaja mengambil beberapa lembar tisu yang ada di dashboard. Mengelap keringatnya yang semakin bercucuran. Tanpa sadar, jemari Yasmin bahkan menggaruk milik Jaja. Membuat Jaja melotot dan menahan nafas. Ada rasa geli sekaligus tegang, ia yakin sepuluh detik lagi si untung akan terbangun, jika Yasmin terus saja menggaruk bagian risleting celananya.Untung saja sudah sampai di gerbang rumah Yasmin."Bu, maaf, sudah sampai!" Jaja berusaha membangunkan Yasmin dengan suaranya, namun Yasmin tetap terlelap, begitu nyenyak. Jaja tidak berani menyentuh lengan atau tangan Yasmin, ia tidak ingin di
Baca selengkapnya
Yasmin 14
Bu Ambar tidak bisa tidur, karena Jaja belum juga pulang. Padahal sudah pukul sebelas lebih tiga puluh menit. Biasanya paling malam Jaja pulang jam sebelas, itu pun pasti memberitahu bu Ambar terlebih dahulu.Berkali-kali ia keluar di teras, menatap ujung gang sepi yang belum ada tanda-tanda anak lelakinya pulang. Malah suaminya yang terlihat berjalan sempoyongan menuju rumah. Cepat bu Ambar masuk, lalu naik ke kasur dan berpura-pura tidur . Yang pulang, malah yang tidak diharapkan.Krreeekk...Terdengar suara pintu rumah dibuka. Bu Ambar masih memejamkan mata berpura-pura tidur."Bangun lu!" Teriak pak Jamal pada istrinya.Bu Ambar pura-pura terlelap."Kebo nih perempuan! Hei...bangun!" Teriak pak Jamal tepat di telinga bu Ambar, bau alkohol begitu menyengat. Membuat bu Ambar enneg ingin muntah.Uuueekk..."Bagi sini duit, gue pinjem dulu.""Ga ada, Pak!""Jangan boong lu, mana kunci lemari?" Sempoyongan pak Jamal mencari-cari kunci lemari yang biasa diletakkan istrinya di atas lemar
Baca selengkapnya
Yasmin 15
Sekejap Yasmin dapat melupakan masalah dan kegelisahan hatinya. Berkumpul bersama-sama teman adalah salah satu terapi hati dan emosional, agar dapat lebih rileks dan optimis dalam menjalani hidup. Tidak mudah memang, melupakan lelaki yang menurutnya hampir sempurna. Pendidikan, harta, jabatan, silsilah keluarga, sholeh, baik, romantis serta tampan.Takkan mudah untuk mendapatkan lelaki seperti almarhum suaminya. Lelaki yang mampu menyenangkan hatinya dan tidak pernah sekalipun bernada tinggi saat bicara dengan dirinya."Tuh,kan. Melamun lagi," tegur Disti pada Yasmin yang terlihat bengong."Eh, nggak kok. Lagi inget Reza aja di rumah," sahut Yasmin sambil tersenyum.Lelaki tampan yang bernama Alex, sedari tadi memerhatikan dirinya, Yasmin tahu itu. Sehingga membuatnya sedikit kikuk. Untuk saat ini ia tidak ingin dan belum siap membuka hati untuk siapapun. Sebisa mungkin Yasmin menjaga ucapan dan sikapnya, agar Alex tidak salah paham. Berbeda dengan Disti, Maria, dan Amel. Mereka ber
Baca selengkapnya
Yasmin 16 A
Jaja masih asik membetulkan laptop Maya, ditemani semangkuk kecil cilok bumbu kacang dan segelas teh manis. Hujan rintik-rintik sehabis magrib, membuat suasana semakin syahdu. Malam ini rencananya, Jaja akan menyelesaikan laptop Maya. Hanya koslet di beberapa bagian saja, untuk keseluruhan masih aman. "Belum beres juga laptop, Maya?" Tanya bu Ambar sambil mengiris tempe, untuk teman nasi uduk, yaitu tempe orek. Bukannya di dapur, namun ia menyiapkan semua masakan di ruang depan sambil menemani Jaja."Dikit lagi, Mak.""Mamah.""Lidah Jaja susah nyebut mamah, Mak. Efek makan telur tiap hari ini." Jaja terkekeh sambil melirik ibunya."Kalau gue masak ikan, ntar yang paling banyak makan bapak lu, Ja. Jadi gue masak telur aja. Biar dia ga nambah mulu kalau makan. Sayang beras.""Hahahahahha... emak Jaja kadang pinter juga." Jaja terbahak begitu juga dengan Bu Ambar."Yaelah, mamak lagi. Serah lu dah!" Bu Ambar manyun, berjalan ke dapur membawa baskom berisi tempe orek dan irisan bumbu.J
Baca selengkapnya
Yasmin 16. B
Pagi menjelang, Jaja sudah bangun dari sebelum shubuh, membantu ibunya berjualan nasi uduk. Lelaki itu terlihat lemas dan banyak melamun."Asem banget wajahnya, Ja. Habis diputusin pacar ya?" celetuk Bu Dina saat membeli nasi uduk. Jaja hanya tersenyum tipis."Udah sana ke rumah Maya, ini biar gue yang nerusin," titah Bu Ambar, menatap iba anaknya.Jaja mengangguk. Dengan langkah gontai dan jantung yang berdegub kencang, Jaja berjalan menuju rumah Maya. Dan benar saja, Maya histeris saat tahu laptop kuliahnya dibawa kabur oleh pak Jamal. Maya bahkan menangis tersedu di ruang tamu, sambil menutup wajahnya."Ada banyak file tugas kampus di sana, Ja. Ya Allah, hiks ..." Maya terisak, ia benar-benar sedih karena kehilangan laptopnya. Bahkan Bu Mala, ibu Maya memarahi Jaja dengan kata-kata kasar."Maafkan saya, Bu. Saya berjanji dalam dua hari akan mengganti laptop Maya.""Darimana lu duit?kerja aja kaga. Bapak sama anak sama aja nasibnya, blangsak!!Pokoknya laptop anak gue harus lu ganti.
Baca selengkapnya
Yasmin 17.A
Pandangannya semakin berputar dan Yasmin akhirnya pingsan kembali. Jaja dengan cepat menutup tubuh seksi Yasmin dengan handuk, lalu mengangkatnya dan menaruhnya di kursi sender rotan. Bik Narsih baru saja keluar dari dalam rumah, sambil memegang minyak kayu putih, lalu memberikannya pada Jaja.Dengan hati-hati, Jaja mengelap wajah Yasmin dengan handuk kering, jangan kalian tanyakan bagaimana hatinya saat ini? Antara senang, haru dan horor. Bahkan debar jantungnya juga seakan berlomba, saat menatap wajah lelap basah Yasmin.Setelah dipastikan kering, Jaja mengoleskan minyak kayu putih pada hidung dan leher Yasmin. Ia juga mengoleskannya pada telapak kaki Yasmin, dan kedua telapak tangan Yasmin agar hangat. Bagai ada sengatan listrik, saat kedua telapak tangannya bersentuhan dengan telapak tangan Yasmin. Dia tidak yakin, akan bisa tidur malam ini. Ia pasti akan selalu mengingat momen bersejarah seperti ini."Wah, Mas Jaja basah lagi ya. Demen banget sih, Mas. Kalau ke sini basah-basahan
Baca selengkapnya
Yasmin 17. B
"Udah yuk! Bang Jaja udah mau pulang." Seru bik Narsih sambil menarik pelan tangan Reza yang masih memegang erat lengan Jaja."Reza mau main sama Abang Jaja. Reza ga punya teman, hiks...hiks..." Reza menangis sedih, membuat Jaja iba."Ya sudah, tapi sebentar saja ya!" Jaja mengangguk, lalu mengusap air mata Reza."Reza boleh peluk, abang Jaja ga?"Jaja mengangguk.Mereka berpelukan. Bahkan Reza memeluk Jaja sangat erat."Gendong, Bang!" Pinta Reza sambil menyeringai. Dengan sigap, Jaja menggendong Reza. Anak lelaki itu tertawa dengan gembira. Bik Narsih, ikut terharu. Reza benar-benar merindukan sosok ayah di dalam rumah ini.Tanpa mereka sadari, Yasmin memperhatikan dari balkon kamarnya. Senyum tipisnya terukir, saat melihat tawa renyah anaknya yang begitu gembira digendong oleh Jaja. Air matanya juga ikut membasahi pipi, apakah ia harus memilih salah satu dari sekian lelaki yang mendekatinya saat ini?Sepertinya ia tidak boleh egois. Ia harus mengesampingkan kebahagiaannya, dan meng
Baca selengkapnya
Yasmin 18.A
Baru menggoreng peyek seperempat, Narsih sudah disuruh untuk menemani Reza bermain di kamar. Karena Yasmin, Jaja dan juga papa Yasmin, Pak Hendroyas Miharja, sedang duduk di ruang tamu. Wajahnya tampak tegas dan terlihat marah. Jaja berkali-kali menelan salivanya, betapa mencekamnya suasana di dalam ruang tamu, rumah besar Yasmin."Jadi kamu ada hubungan apa dengan anak saya?" Tanya Pak Miharja, pada Jaja yang masih menunduk."Dia mantan karyawan neng, Pah," sahut Yasmin cepat."Ada perlu apa kamu ada di kamar cucu saya?""Kebetulan Reza senang bermain dengan Jaja, Pah," sahut Yasmin lagi, menjawab pertanyaan papanya.Pak Miharja memutar bola mata malasnya, menoleh pada Yasmin yang sedari tadi menjawab pertanyaan, yang ia ajukan pada pemuda yang sedang menunduk ini."Papa tanya pemuda ini, Neng. Bukan tanya, Neng," ujar Pak Miharja dengan tegas pada puterinya. Jaja kembali menelan salivanya, kali ini dadanya berdebar begitu cepat, membuat rasa mulas di perutnya tiba-tiba datang."Sa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status