All Chapters of Mainan Cantik Sang Tuan Muda: Chapter 31 - Chapter 40
157 Chapters
31. Kemana Gadis Itu?
"Jadi, kamu mau menendang milikku?" tanya Jonathan yang masih menatap ke arah Riani.Riani langsung menoleh ke arah suara itu dan sedikit terkejut karena seseorang yang di sebelahnya ada Jonathan. Sepertinya Riani benar-benar tidak menyadari saat ini dirinya ada di kamarnya Jonathan."Bu ... Bukan begitu Tuan, mana mungkin aku menendangnya," jawab Riani dengan suara terbata-bata."Tuan lagi, aku akan menghukum kamu!" tegas Jonathan yang suaranya terdengar seperti tidak suka.Bagaimana Jonathan akan suka jika dirinya terus-menerus di sebut Tuan oleh Riani, padahal mereka berdua sudah menyepakati masalah sebutan itu. Namun, sepertinya Riani benar-benar sulit jika tidak memanggil Jonathan dengan sebutan Tuan.Namun, Riani tidak akan sulit jika memanggil nama Jonathan tidak menggunakan embel-embel saat di atas ranjang. Hem, sepertinya Jonathan memang harus membawa Riani ke atas ranjang.Haha, mesum sekal
Read more
32. Pembicaraan Riani dan Jelita
"Ke mana gadis itu?" Jonathan hendak melangkah keluar dari ruang makan.Lalu, terdengar suara langkah kaki seseorang masuk ke dalam ruang makan dan itu adalah bi Yani."Bi, Riani mana?" tanya Jonathan saat melihat bi Yani masuk ke dalam ruang makan."Ada di kamarnya, Tuan," jawab bi Yani dengan sopan."Apa dia sudah siap hari ini mau ke rumah sakit?" Jonathan bertanya lagi."Sudah Tuan, mungkin sebentar lagi akan keluar dari kamarnya," jawab bi Yani."Oke, terimakasih!" Jonathan sedikit menepuk pelan pundaknya bi Yani."Sama-sama Tuan Muda!" Bi Yani tersenyum lalu melangkah menghampiri meja makan, di sana tugasnya adalah mengambil beberapa makanan yang masih utuh untuk di masukkan ke dalam lemari makanan.Jonathan hendak melangkah pergi dari ruang makan dan tiba-tiba saja Riani datang, hampir saja mereka bertabrakan dan untungnya Riani sadar akan ada sosok Tuan Muda di depannya.
Read more
33. Jeri Andara Datang
Saat Jefan ingin melangkah pergi dari pintu kamar VVIP itu, tiba-tiba saja langkahnya terhenti saat melihat seseorang yang sudah berdiri di hadapannya.Seseorang itu membungkuk sopan dan sedikit tersenyum, tapi Jefan hanya menatap datar pada seseorang itu."Selamat siang Tuan," sapa seseorang itu yang tak lain adalah seorang perawat."Siang," balas Jefan dengan lesu."Tuan tidak masuk kedalam?" tanya perawat itu."Tidak, saya mau ke kantin dulu mah beli kopi," jawab Jefan yang langsung pergi begitu saja dari hadapan sang perawat.Perawat itu memutar tubuhnya dan menatap Jefan yang lama-lama pergi menghilang dari pandangan sang perawat."Kenapa Tuan tidak masuk kedalam kamar anaknya, ya?" Perawat itu bingung karena sedari tadi menatap Jefan yang hanya diam didepan pintu kamar VVIP sang anak.Namun, perawat itu enggan mengurusi hidup orang lain apa lagi keluarga pasien VVIP
Read more
34. Jonathan Cemburu?
"Kenapa kau peluk wanita itu!" Seseorang lainnya baru saja melangkah menghampiri mereka berdua yang masih dalam posisi Jeri memeluk Riani.Sepertinya Jelita dan Riani masih dibuat terkejut oleh kedatangan Jeri, bahkan mereka tidak sadar dengan sosok pria lainnya yang baru saja datang kedalam halaman depan rumah keluarga Prawira.Bahkan Jeri saja masih sibuk memeluk tubuhnya Riani, dia seperti merindukan sosok wanitanya.Setelah sosok pria lain datang dan langsung menarik paksa tangannya Riani. Kini Jeri dan Jelita langsung menoleh kearah pria itu, bahkan Riani pun ikut menoleh kearah pria itu."Tu ... Tuan Jonathan?" Riani sangat gugup saat sosok Tuan Muda, Jonathan sudah berada di hadapannya.Bahkan saat ini lengan kekarnya Jonathan masih menggenggam kuat lengannya Riani, dan Jelita masih berada dalam posisinya berdiri didekat sofa yang tadi dia duduki dengan Riani."Wah, sepertinya ada ci
Read more
35. Apartemen Atau Hotel?
"Aku tidak sabar menunggu nanti malam," gumam Jonathan dengan senyum menyeringai.Jonathan baru saja masuk kedalam kamar, dia melangkah menuju jendela kamarnya dan menatap ke pekarangan rumahnya."Untuk apa juga Jeri Andara kesini," ucap Jonathan yang kesal dengan kejadian tadi.Jonathan melangkah menuju ranjang dan membaringkan tubuhnya diatas sana, sejenak dia menghela napas dan menatap kearah langit-langit kamarnya."Riani, kenapa otakku penuh dengan dirimu!" Jonathan mengusap wajahnya dengan kasar.Tidak bisa di pungkiri jika setelah Jonathan menyetubuhi Riani saat itu dan saat sekarang, dia benar-benar selalu memikirkan Riani.Entah kenapa pikirannya Jonathan selalu tertuju pada Riani, bukan karena pemikirannya Jonathan mesum tapi memang benar jika didalam otaknya selalu ada bayangan Riani.Sepertinya Jonathan semakin mencintai Riani, pikir Jonathan."Aku harus pesan hotel atau ke Apartemen saja?" Tiba-tiba Jonathan bermonolog sendiri.Sejenak, Jonathan memiringkan tubuhnya keara
Read more
36. Hampir Ketauan
"Sepertinya om Jonathan cemburu," celetuk Jelita.Jefan langsung menatap kearah anak semata wayangnya, Jelita. "Sudah jangan buat om jadi kesal sepertinya om tidak suka dengan itu," ucap Jefan."Oke," balas Jelita yang paham maksud dari sang ayah, Jefan.Jelita memang seperti itu, dia selalu menyebut Jefan dengan sebutan ayah atau daddy. Entah sebenarnya Jelita akan memanggil Jefan dengan sebutan apa, dan Jefan tidak mau mempermasalahkan itu.Daniel sedari tadi menatap kearah istrinya, Dona. Sepertinya Dona terus-menerus menaruh curiga pada anak bungsu mereka, Jonathan."Sayang, kita kembali ke kamar yuk!" Daniel mencoba mengajak istrinya untuk beristirahat."Nanti saja, aku ingin ke dapur sebentar." Dona bangun dari duduknya dan lekas pergi begitu saja dari dalam ruang makan.Daniel yang paham jika istrinya pasti akan mencurigai Riani, dia juga bangun dari duduknya dan lekas mengikuti langk
Read more
37. Hukuman Untuk Riani (21)
'Kalau mereka tau kalau aku sudah tidur dengan tuan muda, pasti mereka akan mengusirku dari rumahnya,' batin Riani.Menit berlalu.Akhirnya mobil mewah milik Jonathan sudah masuk ke sebuah Apartemen miliknya. Apartemen yang sudah pasti sangat mahal dan hanya bisa di miliki oleh beberapa konglomerat saja.Jonathan dan Riani juga tidak lupa menggunakan masker untuk menutupi sebagian wajahnya, karena pasti akan ada beberapa paparazi yang melihat mereka saat masuk Apartemen.Riani dan Jonathan sudah keluar dari mobil dan bergegas masuk kedalam Apartemen, tapi sebelum masuk kedalam Apartemen dan unit milik Jonathan. Mereka berdua harus masuk terlebih dahulu menuju lift, setelah itu mereka baru bisa memasuki unit milik Jonathan.Detik berlalu.Akhirnya Jonathan dan Riani sudah masuk kedalam unit Apartemen milik Jonathan, tanpa menunggu apapun lagi.Jonathan langsung membuka maskernya dan masker wanita yang ada di depannya, Riani.Saat ini Jonathan langsung mengunci tubuhnya Riani di tempok
Read more
38. Pembantu Sombong Dan Angkuh
'Sepertinya aku dan Riani akan kembali besok pagi aja atau sore aja,' batin Jonathan yang perlahan-lahan memejamkan kedua matanya.Mereka berdua benar-benar lelah akibat bermain panas semalaman, bahkan baru saja mereka juga selesai melakukan permainan itu lagi.Riani juga tidak bisa menolak keinginan Tuan Mudanya, Jonathan. Apa lagi Jonathan selalu saja meraba-raba area sensitifnya, itu membuat Riani tidak bisa menahan dirinya.Riani juga seperti sudah kecanduan akan belaian Jonathan, tapi dia tidak pernah mau menampilkan didepan Jonathan. Sudah pasti Riani akan malu dan canggung pada Jonathan, kalau dia meminta belaian itu langsung dari mulutnya.Jadi, Riani hanya bisa menunggu Jonathan mau membelainya saja dan otomatis dia akan melayani Jonathan dengan segenap jiwa.***Pukul 12 siang.Akhirnya Jonathan dan Riani kembali ke rumah dan disana tidak ada siapapun hanya para pembantu saja, karena yang lainnya sedang melakukan aktivitas masing-masing.Namun, mungkin saja sebentar lagi Je
Read more
39. Cinta Segitiga?
Saat ini Jelita sedang membaringkan tubuhnya diatas sofa, dan Riani mengusap-usap kepalanya Jelita."Bi, aku rindu sekali dengan ibu," celetuk Jelita dengan tatapan mata berbinar-binar.Riani menatap lekat pada sorotan mata itu dan langsung berkata. "Kalau Jelita rindu dengan ibu sebaiknya hubungi ibu atau ajak bertemu," balas Riani yang memberikan saran pada nona muda."Tapi ayah tidak mengizinkan aku untuk menemui ibu," ucap Jelita dengan suara pelan bahkan hampir tidak terdengar.Riani menghela napas dengan pelan. "Coba minta izin pada om Jonathan," ujar Riani yang memberi saran lagi.Riani paham kenapa ayahnya Jelita tidak mengizinkan Jelita untuk bertemu dengan ibu kandungnya, dan Riani juga tidak paham mencampuri rumah tangga anak majikannya.Jadi, Riani memberikan saran seperti itu pada Jelita. Karena Riani paham jika Jonathan pasti bisa mengatasi kerinduan Jelita pada ibu kandungnya, Vany Tobing.
Read more
40. Hubungan Khusus?
Dona mengerutkan keningnya dan berkata. "Bagaimana kamu tau kalau bi Riani gak enak badan?" Dona masih dengan ekspresi kening berkerut."Tadi siang aku ngobrol sama bi Riani,* jawab Jelita dengan jujur."Ri, setelah ini saya tunggu di kamar," ucap Dona sambil menatap asisten rumah tangganya, Riani."Baik, nyonya." Riani hanya bisa menurut dengan apa yang di katakan oleh majikannya, Dona.Setelah itu, Riani dan bi yani pamit pergi dari ruang makan dan membiarkan para majikannya leluasa membahas apapun disana."Kenapa kamu panggil Riani?" tanya Daniel sambil melirik kearah istrinya, Dona."Gak apa-apa, ada sesuatu yang mau aku bahas," jawab Dona dengan santai saat menjawab pertanyaan suaminya, Daniel.Daniel hanya menghela napas saja, dia tidak mengerti kenapa istrinya selalu saja bertingkah aneh dan mencurigai Riani. Walaupun apa yang di curigai istrinya ada benarnya, tapi Daniel merasa jika dirinya harus tetap menutupi semua ini."Ayah, besok aku mau ke toko buku," celetuk Jelita sambi
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status