Semua Bab AKU BUKAN MENANTU IMPIAN: Bab 21 - Bab 30
52 Bab
Part 21. Ipah ingin cerai.
Aku Bukan Menantu ImpianPart 21. Ipah ingin cerai.Pagi yang dingin, tanah masih basah bekas guyuran hujan semalam. Walaupun tidak terlalu deras , bahkan hanya berupa gerimis, tapi gerimis semalam terjadi lama. Hingga udara terasa sangat dingin. Hari baru saja lepas subuh. Suasana nampak masih gelap, mungkin karena kabut. Tok,tok,tok."Assalamualaikum."Tiba-tiba, pintu diketuk seseorang.Gegas aku membuka pintu seraya membalas salamnya. Aku tertegun melihat siapa sang tamu yang datang sepagi ini.Robi,,,"Kamu Rob?" ujarku." Ya Mbak, aku akan pulang nanti sore. Tapi kalau boleh saya akan menumpang istirahat di sini." ucap Robi."Tapi, kenapa ini? apa kamu tidak rindu pada istri dan anak-anakmu?" "Bukan begitu mbak. Ipah tidak menginginkan aku lagi, dia mau saya segera pergi,""Ooohh, begitu," aku terdiam seraya mempersilakan Robi masuk.Setidaknya aku bisa mengerti apa yang di rasakan Ipah. Hampir setahun lebih, Robi tak pernah menghubungi istri dan anaknya. Apalagi Ipah pergi ka
Baca selengkapnya
Part 22. Resmi bercerai
Aku Bukan Menantu ImpianPart 22. Resmi bercerai.Mas Ridwan sudah berulang kali menanyakan keseriusan Ipah untuk bercerai. Tapi sepertinya keputusan Ipah sudah bulat. Ia ingin bercerai dari Robi, karena menurutnya kedatangan Robi beberapa hari kemarin hanya karena Ipah mendapatkan warisan. Ipah tau Robi tak pernah tulus mencintainya. Tapi karena anak sudah banyak Ipah selalu menunda niatnya untuk berpisah dari Robi. Selain pemalas, Robi sudah berselingkuh apalagi dengan terang - terangan bahkan di dukung oleh orang tuanya, terutama ibunya. Dari situlah Ipah tak ingin mengulangi kesalahannya dengan menerima Robi kembali. Prioritas utamanya kini adalah enam orang anaknya. Maka di pagi hari itu ku lihat Ipah sudah berdandan rapi, bertamu kerumah ku."Kamu mau kemana Pah ?" tanyaku."Aku mau ke kantor KUA mbak, aku ingin mendaftarkan gugatan cerai saya," jawab Ipah.Aku terdiam. Keputusan Ipah sangat berat, tapi kehidupan Ipah adalah hak Ipah."Baiklah, hati-hati ya, nanti kalau kamu
Baca selengkapnya
Part 23. Perjuangan untuk cita-cita Novi.
Aku Bukan Menantu ImpianPart 23. Perjuangan untuk cita-cita Novi.Sudah menjadi tekad kami sekeluarga untuk membiayai kuliah Novi. Tapi nyatanya uang tabunganku hanya cukup untuk pendaftaran masuk. Sementara Novi juga harus ongkos untuk naik bis tiap harinya yang tidak sedikit."Wah berat juga membiayai kuliah Novi," ucapku pelan pada Mas Ridwan."Sabar Dek," selalu itu yang di ucapkan Mas Ridwan untuk membesarkan hatiku.Memang aku harus banyak sabar. Fara saja begitu bersemangat membantu biaya Novi, masa aku mamanya malah lemah. Tidak. Aku tidak boleh lemah."Ma,,, akhir bulan, bayaran semester ini harus lunas ya?," kata Novi tadi pagi sebelum berangkat kuliah."Siaaap Buuu," jawabku menggodanya.Padahal dag dig dug aku menjawabnya.Karena aku sudah tak pegang uang sama sekali.Tapi entahlah kalau Fara, mudah - mudahan dia masih pegang uang. Dan siang hari ketika Mas Ridwan pulang untuk istirahat, aku langsung laporan."Mas, memangnya Mas Ridwan masih ada uang? Novi minta uang untu
Baca selengkapnya
Part 24. Fara jatuh sakit.
Aku Bukan Menantu ImpianPart 24. Fara jatuh sakit.Masih ada waktu seminggu lagi untuk mengumpulkan uang semesteran buat Novi. Maka Fara semakin giat mengambil lemburan."Ma, hari ini Fara pulang malam lagi ya," pamit Fara sebelum berangkat."Kamu lembur lagi Nak?" tanyaku."Ya Ma, nggak apalah mumpung sedang banyak lemburan sekarang, kalau sedang nggak ada lembur, Fara juga pulang cepat," katanya."Tapi hampir tiap hari lho, kamu pulang malam, apa tidak capek kamu?""Lha Mamakan yang bilang, kalau nggak ada kerja yang nggak capek? kata Mama ikut mertua aja yang nggak di gaji, capek lahir batin. Apalagi Fara cuma capek lahirnya. Batinnya nggak. Di bayar lagi," Fara tersenyum."Lah,,,kok kesana larinya," aku pencet hidung Fara.Fara malah meringis sambil tertawa."Nggak apalah Ma, mumpung masih muda. Harus rajin cari duit, kalau udah punya anak nanti katanya berat ninggalin anaknya.,""Tapi tolong jaga kesehatanmu ya Nak, soalnya kamu sepertinya begitu kelelahan. Atau kamu nggak usah
Baca selengkapnya
Part 25. Perjuangan belum selesai.
Aku Bukan Menantu ImpianPart 25. Perjuangan belum selesai.Akhirnya, Fara harus dilarikan ke Puskesmas.Ia terkena gejala tipes. Badan nya sangat panas, namun ia merasa kedinginan dan bahkan menggigil. Serta kepalanya terasa sangat pusing. Empat hari lamanya Fara di rawat.Setelah suhu badan Fara normal dan tidak merasakan pusing lagi, Fara di perbolehkan untuk pulang. Fara di sarankan untuk istirahat total. Dokter menganjurkan agar Fara mengambil cuti selama seminggu lagi, untuk memulihkan kondisi fisiknya. Karena penyakit tipes akan gampang muncul pada orang yang kelelahan.Tapi untungnya, Fara baru gejala, sehingga cepat untuk di sembuhkan.Demi melihat perjuangan sang kakak, Novi menangis. Ia tak tega melihat keadaan kakaknya.Bekerja tiada kenal lelah, hanya untuk dirinya. "Ma, apa Novi cuti dulu kuliahnya ya?" ucap Novi padaku di sela Isak tangisnya."Hush, jangan bicara begitu, nanti kakakmu tambah sedih kalau mendengarnya," tegurku."Maksudnya, Novi kerja dulu Ma, setahun a
Baca selengkapnya
Part 26. Tiga tahun kemudian
Aku Bukan Menantu ImpianPart 26. Tiga tahun kemudian.POV. NoviKuliah sambil bekerja membuat aku hampir tak punya waktu lagi untuk keluarga. Cita-citaku hanya ingin lulus tepat waktu, dengan nilai terbaik. Lalu berkata pada semua orang yang selama ini menghinaku, bahwa aku sudah lulus kuliah. Toh belum lulus pun aku sudah bekerja, di sebuah rumah sakit besar sebagai tenaga asisten apoteker. Tapi suara sumbang dan ejekan dari orang-orang yang tak menyukaiku masih tetap kudengar. Aneh memang, semenjak aku masuk kuliah, sepertinya banyak orang yang begitu membenciku. Padahal dulu tidak begitu."Sekarang sudah jadi tukang obat, ngapain kuliah, nanti juga tetap jualan obat," katanya waktu aku pulang kerumah terakhir kalinya.'Repot amat anda ngurusin saya' aku membatin.Benar kata mama, yang namanya hidup di kampung, 'kentut' pun semua tetangga harus tau. Semua di bahas, semua di nilai menurut sudut pandang mereka sendiri. Entah itu baik apalagi yang buruk.Tapi kak Fara yang selalu me
Baca selengkapnya
Part 27. Novi mulai unjuk gigi.
Aku Bukan Menantu ImpianPart 27. Novi mulai unjuk gigi.Setelah mengambil cuti tiga hari, Novi kembali bekerja. Katanya bos nya sudah WA beberapa kali.Di rumah sakit besar itu, kini Novi bekerja bukan hanya sebagai penjaga apotek. Sekarang Novi sebagai tenaga Apoteker. Kalau kemarin gajinya hanya cukup untuk makan dan sedikit membantu bayar kuliah, kali ini gajinya sudah lumayan besar.Hampir empat juta, lumayan besar untuk Novi yang baru lulus kuliah."Gajiku nanti buat nebus sawah yang di sewakan, supaya kita bisa olah sendiri dan panen banyak. Tidak lagi membeli beras. Kasian Bibi Ipah yang anaknya banyak," kata Novi."Tidak di tebus juga tidak apa, kita tunggu sampai jatuh temponya datang. Nggak nyampe satu tahun lagi sawah akan kembali ke kita," kata Mas Ridwan."Tapi kasian Bi Ipah, Yah. Nanti sawah kita serahkan ke Pak Nur lagi untuk di garap,""Terserah baiknya menurut kamu saja. yang penting tidak memberatkan mu,""Tentu tidak dong yah,,,"Begitulah Novi, dengan semangat d
Baca selengkapnya
Part 28. Mas Anton yang pailit.
Aku Bukan Menantu Impian.Part 28. Mas Anton yang pailit.Sebagai menantu, seorang yang cukup berada, Sofi selama ini sudah cukup bergelimang kesenangan. Setelah lulus kuliah Sarjana Perbankkan, ia tidak pernah bekerja. Ia langsung menerima lamaran kekasihnya. Iwan putra seorang Kepsek Sebuah SMA Negeri dan ibunya seorang pegawai negri di kantor Kecamatan, telah berhasil memikat hatinya. Walau pada saat itu sebenarnya Sofi ingin bekerja dulu, mempraktekkan ilmu yang sudah di pelajari di bangku kuliah. Tapi ayahnya menolak keinginan Sofi untuk langsung bekerja. Anton ingin anaknya kawin saja dengan seorang yang cukup terpandang di mata Anton."Iwan itu anak orang kaya Sof, sayang kalau kamu menolak dia. Bapak ibunya pegawai negeri, kontrakannya banyak. Buat apa kamu capek-capek kerja?" kata Anton waktu itu. "Memangnya Fara, anaknya Ridwan. Lulus SMK langsung kerja. dia juga nggak bakal mampu untuk kuliah. Memang kuliah bayarannya dikit, mana mampu dia cuma buruh kandang ayam.""Ayah.
Baca selengkapnya
Part 29. Perusahaan Anton bangkrut.
Aku Bukan Menantu ImpianPart 29. Perusahaan Anton bangkrut.Sejak di rumahkan, kini secara otomatis, Anton nganggur di rumah. Tak ada lagi mata pencarian.Terpaksa menggunakan uang pesangonnya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sedianya uang itu untuk persiapan Clara masuk kuliah. Tapi nyatanya, sulit bagi Anton yang sudah berumur untuk mendapatkan pekerjaan lagi. Akhirnya dengan terpaksa uang persiapan untuk Clara di gunakan dulu untuk keperluan sehari hari. Clara mundur satu tahun untuk daftar kuliah sambil menunggu ayahnya bekerja lagi.Keuangan semakin menipis, dan bahkan hampir habis. Akhirnya mereka hanya bisa mengandalkan bantuan Sofi yang bersuamikan orang kaya.'Rugilah punya menantu orang kaya, kalau tidak bisa membantu orang tua. Walau selama ini Sofi selalu menolak kalau dikatakan suaminya orang kaya, hanya karena suaminya bekerja sebagai guru pelatihan bahasa Inggris. Gajinya juga sama dengan karyawan biasa lainnya. Tapi, setiap bulan Sofi menabung lebih dari sepuluh
Baca selengkapnya
Part 30. Sofi bekerja
Aku Bukan Menantu ImpianPart 30. Sofi bekerja.Sore harinya, Iwan mendatangi rumah mertuanya lagi sepulang kerja. Jam lima sore, Bayu masih di gendong sang nenek. Nampaknya ia rewel. Iwan segera memeluk putranya. Dan Bayu pun terdiam dalam gendongan sang ayah."Sofi belum pulang, Ma?" Iwan bertanya."Belum," Rani menjawab dengan agak kawatir.Pada saat yang bersamaan, motor matik yang di kendarai Clara dan Sofi memasuki halaman. Sofi terkejut, tak menyangka suaminya akan menyusul. Apalagi, ia dan Clara mengenakan setelan hitam putih, khas anak yang sedang melamar kerja.Iwan sendiri tak kalah terkejutnya. Walau tadi mertuanya mengatakan kalau Sofi hanya mengantar Clara, tapi Iwan yakin kalau Sofi juga sedang melamar kerja. Atau bahkan sudah bekerja, mengingat mereka pulang menjelang magrib jamnya para pekerja pulang."Kamu dari mana Dek?" tak sabar Iwan bertanya."Aku, aku,,,dari ,,,, pulang kerja," jawabnya gugup dan tak bisa bohong lagi.Iwan lemas mendengar jawaban istri nya. Tak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status