Share

Part 21. Ipah ingin cerai.

Aku Bukan Menantu Impian

Part 21. Ipah ingin cerai.

Pagi yang dingin, tanah masih basah bekas guyuran hujan semalam. Walaupun tidak terlalu deras , bahkan hanya berupa gerimis, tapi gerimis semalam terjadi lama. Hingga udara terasa sangat dingin. Hari baru saja lepas subuh. Suasana nampak masih gelap, mungkin karena kabut.

Tok,tok,tok.

"Assalamualaikum."

Tiba-tiba, pintu diketuk seseorang.

Gegas aku membuka pintu seraya membalas salamnya. Aku tertegun melihat siapa sang tamu yang datang sepagi ini.

Robi,,,

"Kamu Rob?" ujarku.

" Ya Mbak, aku akan pulang nanti sore. Tapi kalau boleh saya akan menumpang istirahat di sini." ucap Robi.

"Tapi, kenapa ini? apa kamu tidak rindu pada istri dan anak-anakmu?"

"Bukan begitu mbak. Ipah tidak menginginkan aku lagi, dia mau saya segera pergi,"

"Ooohh, begitu," aku terdiam seraya mempersilakan Robi masuk.

Setidaknya aku bisa mengerti apa yang di rasakan Ipah. Hampir setahun lebih, Robi tak pernah menghubungi istri dan anaknya. Apalagi Ipah pergi ka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status