All Chapters of Bu, Aku Menantu Atau Babu?: Chapter 51 - Chapter 60
70 Chapters
Belajar Dandan
Malam itu Rangga kembali diinterogasi sang ibu soal Maya. Bu Lina takut jika Rangga tidak serius dan bermain-main saja dengan Maya. Wanita yang telah melahirkan Rangga itu takut jika putranya menyakiti hati wanita lain karena ulahnya."Rangga, Ibu ingin bicara sama kamu," ucap Bu Lina."Iya, Bu. Ada apa, sepertinya ada yang penting banget?" tanya Rangga masih santai."Jawab pertanyaan Ibu dengan jujur, Nak. Apa kamu serius dengan Maya?" tanya Bu Lina seraya menelisik wajah putranya, mencari jawaban dari rona wajahnya."Seperti yang sudah aku bilang sebelumnya. Aku serius dengan Maya. Ibu tahu kan jika selama ini aku tak pernah bermain-main soal hati dan perasaan, jika aku mencintai seseorang maka aku akan mengejarnya hingga ke mana pun dia pergi," jawab Rangga mulai serius."Iya, Ibu tahu dan itu yang kamu lakukan, baik sama Risa ataupun Kinan. Tapi Ibu takut jika dengan Maya, kamu cuma sekedar obsesi saja," sahut Bu Lina."Awalnya memang begitu, Bu. Tapi semakin dalam aku mengenal M
Read more
Berkunjung ke Rumah Rangga
Setibanya di rumah Rangga, Bu Lina dan Lia sudah siap menyambut kedatangan mereka berdua. Maya menyalami mereka berdua dengan tersenyum grogi."Bagaimana kabarnya, Maya?" tanya Bu Lina setelah mempersilakan Maya untuk duduk."Alhamdulillah, baik sekali, Bu," sahut Maya dengan senyum di wajahnya,""Mbak Maya terlihat makin cantik ya, riasannya natural tapi elegan. Mau dong, Mbak aku diajarin," ucap Lia kagum."Eh, itu a-aku ...." Maya salah tingkah saat hendak menjawab."Iya, kapan-kapan pasti diajarin sama Maya, kok. Iya kan, May?" sahut Rangga seraya memainkan kedua alisnya."Iya, kapan-kapan ya," sahut Maya setelah itu dia menghembuskan nafasnya berat.Bu Lina lantas mengajak mereka semua untuk menikmati hidangan yang sudah tersedia di meja makan. Setelah acara makan selesai, mereka pun menghabiskan waktu dengan banyak mengobrol."Maya, maaf ya mungkin selama ini Rangga sudah banyak mengganggumu," ucap Bu Lina."Enggak, Bu. Justru Mas Rangga sudah banyak membantu saya." sahut Maya.
Read more
Rencana Orangtua Maya
Sedangkan di kediaman rumah Kinan saat ini, tampak Caca sedang bermain sendirian dengan bonekanya. Kinan yang menemaninya malah terpaku dalam lamunan. Perempuan itu, sepertinya menahan beban berat yang diembannya sendiri. Binar matanya redup seakan kehilangan cahaya yang selama ini memancarkan kecantikannya.Dia tak menyadari ada seseorang yang datang untuk menjenguknya. Ranti-kakak perempuannya- datang menjenguknya."Kinan, pintu rumah kamu biarin terbuka begitu saja. Sedangkan Caca sedang berlarian sendiri di halaman," tegur sang kakak pada Kinan.Kinan tersentak, dia menoleh ke asal suara yang menegurnya. Dia baru sadar jika Caca sudah tak ada di hadapannya."Ya ampun ... Cacanya lagi di luar, Mbak?" tanya Kinan cemas.Ranti mengangguk dan Kinan berjalan dengan langkah lebar mencari keberadaan Caca."Kinan, hati-hati jangan keburu gitu jalannya, kamu kan lagi hamil besar," seru Ranti khawatir.Setelah membawa Caca kembali masuk ke dalam, dia menemui Ranti yang duduk di ruang tenga
Read more
Bersiap Menemui Kinan
Pagi itu juga, Rangga menjemput Maya untuk bertemu dengan Kinan. Tentu saja Rangga tak mengatakan hal itu kepada Kinan sebelumnya."May, kamu udah siap?" tanya Rangga."Iya, Mas. Aku aku siap," sahut Maya.Dalam perjalanan, mereka tak banyak bicara, Rangga sibuk dengan pikirannya dan Maya juga merasa apakah keinginannya kali ini tidak akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri."Mas, aku minta maaf jika aku berlebihan," ucap Maya merasa tak enak hati."Tak apa jika itu bisa membuatmu lebih yakin dengan perasaanmu. Akan aku tunjukkan jika aku bersungguh-sungguh kepadamu, May." Rangga berusaha menjelaskan.Maya tersenyum kecil menanggapi ucapan Rangga. Setelah beberapa jam menempuh perjalanan, akhirnya Rangga memarkirkan mobilnya di depan rumahnya sendiri yang berhadapan dengan rumah Kinan"Rumah siapa ini, Mas? Apakah ini rumah Kinan?" tanya Maya memindai rumah itu."Bukan, ini rumahku. Itu yang ada di depan rumah ini adalah rumah Kinan," tunjuk Rangga pada rumah di depannya."Jadi kal
Read more
Menghilangkan Keraguan
"Tak apa, Bu. Mungkin itu karena Ibu cemas. Baiklah tunggu di sini dulu saya mau beli minuman untuk kalian," ucap Rangga berpamitan, dia menoleh ke arah Maya dan perempuan itu mengangguk mengijinkan.Rangga berjalan perlahan dengan memikirkan ucapan Bu Rina. Dia merasa ada masalah antara Kinan dan Radit, namun dia tak mau ikut campur terlalu dalam.Saat dia melewati ruang operasi, dia mendengar percakapan antara seorang dokter dan perawatnya."Dok, operasi untuk Dokter Radit bisa segera dilakukan sekarang juga." ucap perawat itu."Iya, semuanya sudah siap kan? Saya dengar istri Dokter Radit juga sedang melahirkan di sini," ucap Dokter itu.Rangga tercengang saat mendengar Radit akan segera dioperasi. Apa dia Radit yang sama atau orang lain yang sekedar memiliki nama yang sama? Untuk meyakinkan pikirannya, Rangga berhenti dan mencari tempat untuk menunggu.Hingga sebuah brankar yang diikuti beberapa perawat hendak memasuiki ruang operasi, Rangga memperjelas penglihatannya. Diatas brank
Read more
Keputusan Maya
"Maaf aku harus jujur. Aku sangat mengenal Mas Rangga, jika dia mencintai seseorang maka orang itu akan menjadi pusat perhatiannya dan aku melihat bagaimana Mas Rangga memperlakukanmu. Jangan kecewakan dia, Maya. Dia akan memberikan kebahagiaan yang kamu mau," pesan Kinan untuk Maya.Maya tertegun, bahkan Kinan tahu isi hati dan keraguannya. Setelah mendengarkan ucapan Kinan kini Maya merasa yakin dengan cinta Rangga untuknya."Iya, Mbak. Terima kasih sudah mengingatkanku. Kini aku tahu keputusan apa yang harus aku ambil," sahut Maya.Setelah itu Kinan dan Maya mengobrol santai. Meskipun baru kali ini berjumpa, tapi mereka sudah terlihat dekat. Maya yang usianya beberapa tahun dibawah Kinan, merasa seperti mendapatkan seorang kakak.Hingga Rangga datang dan membawa kabar baik untuk Kinan."Kinan, maaf jika aku terlambat memberitahumu. Tapi itu lebih baik karena jika aku memberitahumu sejak awal maka kamu pasti akan merasa khawatir." Rangga menjelaskan."Kanapa, Mas? Ada kabar baik apa
Read more
Kebenaran yang Terungkap
Pak Amir yang terlanjur keceplosan terpaksa mengatakan yang sebenarnya.Maya menatap ibunya dengan pandangan berkaca-kaca. "Ibu apa benar itu?" Maya mencari jawaban dari ibunya, Bu Romlah menatap Maya dengan pandangan tak suka."Iya benar, Pak Amir bukan Bapak kandung kamu. Bapak kandung kamu itu sudah meninggal setelah kabur dengan pelakor. Ibu kira kamu bisa tetap jadi anak manis seperti dulu tapi ternyata kamu berubah. Wajar kalau Bapak mengatakan yang sebanarnya karena emosi menghadapimu," sahut Bu Romlah, cuek.Maya syok dengan kenyataan ini, kenapa dia mesti tahu di saat dia sudah dewasa begini. Sekarang dia baru sadar kenapa kedua orangtuanya memperlakukannya berbeda."Kenapa, Maya? Kamu terkejut, hah? Harusnya kamu bersyukur karena mendapatkan sosok seorang Bapak saat banyak anak yatim tak bisa merasakan memiliki seorang Bapak!" ucap Pak Amir."Sekarang aku tahu kenapa kalian memperlakuakn aku berbeda. Tapi kenapa, Bu? Kenapa sebagai Ibu kandungku kau tak pernah menyanyangiku
Read more
Bu Romlah Berubah?
"Pak RT, benar mereka adalah orangtua saya. Namun, Ibu telah mengusir saya dari rumah makanya sekarang saya tinggal di sini. Hubungan kami memang tidak baik saat ini, namun saya tidak bisa menceritakan masalahnya secara detail. Maaf jika keberadaan saya di sini menimbulkan masalah dan keresahan bagi tetangga sekitar." jelas Maya kepada RT setempat.Mereka mengangguk tanda mengerti akan penjelasan Maya. Sedangkan Bu Romlah dan Pak Amir kelihatan malu saat Maya menceritakan hal yang sebenarnya."Baiklah, Mbak Maya dan Mas Rangga, jika memang ini masalah keluarga maka saya sarankan untuk menyelesaikannya secara kekeluargaan terlebih dahulu, kecuali jika kalian membutuhkan bantuan kami, maka kami siap untuk membantu menyelesaikannya." saran Pak RT.Kemudian pria itu beralih menatap Pak Amir dan Bu Romlah."Saya harap Bapak dan Ibu juga mengerti, jangan berbuat kerusuhan di wilayah saya karena semua orang tahu bahwa saya termasuk RT yang tegas dalam bertindak!" papar Pak RT tegas membuat B
Read more
Menerima Rangga
"Bawa saja menantu saya ini, Pak. Saya ikhlas, kok," ucap Bu Indah datar tanpa ekspresi.Diana membelalakkan matanya begitu mengetahui mertuanya ada di sana juga."Ibu?" Diana berubah pias."Dari awal sebenarnya aku gak sreg denganmu, Na. Sampai akhirnya aku tahu bagaimana kelakuanmu dan keluargamu dan sekarang aku pastikan Arya tak akan memaafkanmu lagi." ujar Bu Indah penuh kekecewaan."Ini salah paham, Bu. A-aku hanya keluar dengan Pak Kevin, dia atasanku dan kami ada keperluan pekerjaan di sini ," elak Diana.Istri dari Kevin pun menghampiri Bu Indah dan mengatakan hal yang sebenarnya."Bohong! Apa yang dikatakannya itu bohong! Sudah beberapa bulan wanita ular ini menjalin hubungan terlarang dengan suamiku, aku punya banyak bukti termasuk bukti transfer atas nama dia!" seru perempuan itu sembari menunjuk Diana.Bu Indah tersenyum miris mendengar penuturan wanita itu. "Sayangnya aku lebih percaya dia daripada dirimu, menantuku tersayang! Oh ya, setelah ini kamu tak perlu susah pay
Read more
Masih Ada Badai
Rangga mengembangkan senyum manisnya, senyum yang selalu mampu meluluhkan hati seorang Maya."Terima kasih, Sayang," sahut Rangga dengan perasaan haru luar biasa, hatinya mengembang bahagia.Diambilnya cincin yang ada di dalam kotak perhiasan lalu dipasangkan di jari manis Maya, cincin itu kini melingkar manis di jarinya wanita yang dicintainya.Maya dan Rangga saling menatap dengan perasaan penuh cinta. Tak perlu diungkapkan dengan kata-kata, tapi siapapun bisa membaca bagaimana dua insan itu memiliki rasa satu sama lain."Ehem, udah dong saling memandangnya, bikin baper aja, nih." Lia turut bersuara.Rangga dan Maya tersipu malu dengan teguran Lia, sedangkan Bi Ijah dan Bu Lina menanggapi dengan senyuman, teringat masa muda mereka."Maya, Ibu berharap pernikahan kalian bisa lekas dilaksanakan. Kamu tidak perlu repot mengurusnya karena Rangga sudah meminta salah satu temannya yang bekerja di EO untuk menghandle semuanya," papar Bu Lina, turut bahagia.Tiba-tiba saja wajah Maya terli
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status