All Chapters of Alexa (Jamilah Binti Surip): Chapter 11 - Chapter 20
56 Chapters
11. Tutorial Cara Membelah Durian.
"Durian yang mana dulu ya yang dibelah?" Alexa mengeluarkan lima buah durian dari dalam karung goni. Ia memilih-milih sejenak. Mana durian yang ia rasa paling bagus dan enak."Yang mana satu yang harus dibuka dulu ya?" Alexa berbicara sendiri. Ia bingung. Ia hanya pintar membelah buah durian. Tetapi tidak dalam hal memilih buah yang baik. Ia pernah berkali-kali salah memilih. Menurutnya bagus, namun sesampai di rumah malah busuk. Padahal saat membeli ia merasa duriannya sudah cukup wangi. Melihat Alexa ragu-ragu, Gala pun mendekat."Sini saya beritahu tips memilih durian yang baik dan benar. Agar lain kali, kamu piawai saat membeli buah durian." Gala kini ikut jongkok di samping Alexa. Ia kemudian meraih parang dari tangannya. Alexa melirik Gala sengit. Gaya Gala ini sudah menyerupai seorang tukang durian saja. Padahal aslinya mah, tukang cabe dan bawang. Tingkahnya saja yang selangit. Awas saja jika Gala salah memilih, dan membelah durian yang busuk. Akan ia bully setahun penuhlah na
Read more
12. Tangis Tidak Akan Menyelesaikan Masalah.
"Masih belum mau pulang juga kamu? Punya istri kok sukanya kelayapan saja. Seharusnya sehabis pulang kerja kamu itu di rumah, Yanti. Mengurus suami." Alexa urung melangkah. Kemunculan seorang laki-laki yang marah-marah di samping Yanti menghadirkan satu dugaan. Laki-laki muda itu pasti suami Yanti. Sepertinya laki-laki sudah cukup lama di sini. Terlihat dari bahasa tubuhnya yang tidak sabaran seraya berkacak pinggang."Aku 'kan harus kerja lagi, Mas. Kalau tidak kita makan apa nantinya? Gaji Mas hanya cukup untuk membeli susu dan beras. Kita butuh makan, membayar listrik dan banyak hal lainnya, Mas," keluh Yanti sembari terus menyusuti air mata."Kerja... kerja terus. Tapi hasilnya tidak seberapa. Sementara tubuhmu makin hari makin kurus dan butek. Tidak ada menarik-menariknya sama sekali. Tidak seperti saat kamu gadis dulu. Coba contoh si Prapti. Usianya sama denganmu. Tapi kalian berdua seperti langit dan bumi. Prapti mulus dan harum aroma parfum. Sementara kamu burik dan berbau bum
Read more
13. Telepon Misterius.
Alexa memperhatikan Yanti yang tidak bisa duduk tenang. Sedari tadi Yanti terus memandang pintu. Alexa tahu, Yanti menanti-nanti suami sialannya itu masuk. Begini amat orang kalau sudah bucin ya? Kenyataan dengan kebodohan sampai tidak bisa lagi mereka rasakan. Semoga saja ia tidak akan pernah mengalami kebucinan sampai tingkat nirwana seperti Yanti.Sementara itu, Yanti berkali-kali mengelus dada saat mendengar suara-suara perkelahian dari belakang rumah. Ia takut kalau Eko sampai kenapa-kenapa. Itu artinya biaya lagi bukan? Ke dokter karena patah tulang itu juga butuh biaya. Gala itu walau terlihat dingin, sesungguhnya berdarah panas. Eko dan Gala itu adalah teman kecil. Begitu juga dengan dirinya. Tetapi ia tidak begitu akrab dengan Gala dan Eko. Karena rentang usia mereka yang terlalu jauh. Ia masih anak-anak ketika Gala dan Eko dewasa muda. Mereka juga sama-sama miskin di waktu lalu. Hingga tahun-tahun berlalu dan Gala sukses menjadi pengusaha besar. Olehnya mereka bertiga tahu
Read more
14. Perjuangan Menjadi Guru.
"Hallo... wah Mama rupanya yang menelepon. Ada apa, Ma?" bisik Alexa lirih di ponsel. Bukan apa-apa. Selain ponsel pinjaman, suasana di rumah ini juga sangat sepi. Walaupun saat ini ia sudah berjalan hingga ke teras, tetap saja ia takut kalau pembicaraannya dengan mamamya didengar oleh Gala. Kalau sudah seperti itu, bukan hanya dirinya yang akan menerima double hukuman. Tetapi mamanya juga. Papanya kalau sudah memberi hukuman tidak pernah pandang bulu."Ada berita gawat, Lex. Makanya Mama memberanikan diri meneleponmu. Keadaan sekarang sudah siaga satu. Brandon Sanjaya serius mau menikahimu."Huapah? Brandon serius menikahinya? Onde mande... bagaimanalah ini!"Ya tapi, itu kan keinginannya, Ma. Kalau Lexa nggak mau 'kan Brandon nggak bisa maksa juga. Kecuali--""Nah kecualimu itu yang benar. Papamu terlanjur menerima tantangan Pak Hardiman."Celaka dua belas!"Apa? Papa mulai main terima tantang-tantangan lagi?" Alexa rasanya ingin menangis sambil kayang, membayangkan kalau papanya sa
Read more
15. Di mana Ada Kesusahan, Di sana Ada Kesulitan.
"Non Lexa ke sekolah naik apa?"Pintu kamar Pak Hamid terbuka. Pak Hamid masih mengenakan sarung saat menyusulnya duduk di kursi kayu. Pak Hamid pasti mendengar suara gerubugannya saat bersiap-siap ke sekolah.Alexa yang tengah berusaha menjejalkan jari-jari kakinya ke dalam sepatu, menoleh. Pak Hamid menghampirinya sekarang."Lexa naik sepeda ontel seperti biasa saja, Pak." Setelah memaksakan jari jemari kakinya menekuk dalam sepatu yang kesempitan, Alexa berdiri dengan gagah. Ia tidak boleh banyak mengeluh sekarang. Misinya kali ini menyangkut masa depannya. Untuk itu rintangan seperti apapun, akan ia jalani. "Lokasi sekolah itu lumayan jauh, Non. Hampir dua kali lipat jaraknya dari perkebunan. Bapak takut kalau nanti Non Lexa kecapean. Bapak tadi sudah minta tolong Bagus untuk mengantar Non dengan motor saja ya?" Alexa menggeleng cepat. "Tidak usah, Pak. Jangan mengganggu Bagus, eh Mas Bagus. Lexa tidak enak dengan Indah nantinya."Sudah semua kostum yang dipakainya adalah barang
Read more
Interview Model Baru.
"Sudah sampai, Midun. Kamu mau interview, atau masih betah duduk di boncengan saya?" Gala menoleh ke belakang. Menegur Jamilah masih duduk bengong di jok motornya. Padahal mereka telah sampai di sekolah."Hah, sudah sampai ya?" Alexa buru-buru meloncat turun dari motor. Sedari di boncengan Gala tadi, pikirannya memang terus mengembara. Ia memikirkan berbagai strategi dalam menghadapi Brandon, apabila kemungkinan terburuk sampai terjadi. "Kamu ini tidak ada halus-halusnya jadi perempuan. Memakai rok tapi kelakuan seperti tarzan." Gala mengejek Alexa. Alexa tidak menyahuti ejekan Gala. Saat ini ia sedang banyak pikiran. Kalimat provokasi tah* kucing begini sebaiknya ia abaikan saja. Ia sedang malas ribut. Namun sebelum berjalan ke arah gedung sekolah, Alexa sempat memberi tatapan peringatan, bahwa ia akan membalas Gala nanti. "Punya mulut kok ya demen banget ngeselin orang. Tunggu aja sampe gue berhasil. Bakalan gue sumpel pake sepatu mulut besar lo itu." Sambil jalan Alexa ngedumel.
Read more
17. Cinta Oh Cinta.
"Mas ada keperluan apa di sini? Mau menemui Pak Wiryo ya?" Tiara tersenyum manis menyambut kehadiran Gala. Tidak lupa ia juga menghadiahi si Midun seulas senyum tipis demi kesopanan."Kamu di sini dulu ya, Midun? Saya akan menemui Pak Wiryo dulu." Alih-alih menjawab pertanyaan Tiara, Gala malah ngeloyor ke ruangan sebelah. Ada tulisan kepala sekolah di pintunya."Tia juga akan menemui Pak Wiryo. Kita sama-sama saja menemuinya ya, Mas? Mas ingin membahas kegiatan PKL anak-anak dengan mencoba magang di pabrik-pabrik Mas 'kan? Tia juga menawarkan hal yang sama dengan Pak Wiryo. Kita sama-sama saja membahasnya ya, Mas?"Kadung kalah malu, Tiara menebalkan wajah mengikuti langkah-langkah panjang Gala. Seperti tadi, Gala juga tidak menyahuti kalimatnya. Beberapa guru-guru termasuk Indah dan Alexa meringis melihat sikap tidak ramah Gala. Kedua mantan pasangan ini memang aneh. Yang satu cuek bebek, satunya lagi muka badak. Luar biasa. Luar biasa aneh maksudnya."Eh Milah, kamu langsung saja k
Read more
18. Perawan Tua Dari Hongkong?
Alexa tengah duduk ngelangut di bale-bale saat telinga samar-samar mendengar omelan samar tetangga samping rumahnya. Sepertinya itu suara Bu Jujuk. Bu Jujuk orangnya nyinyir sekali. Alexa tidak tahan apabila berbicara dengan Bu Jujuk lebih dari lima menit lamanya. Pasti ada saja hal yang akan dicela oleh si ibu. Semua yang ia pandang dan tidak sesuai dengan pemikirannya, bisa menjadi sumber masalah. Intinya berdekatan dengan Bu Jujuk benar-benar menguji kesabarannya.Bu Jujuk adalah seorang janda yang berusia sekitar lima puluh tahunanan. Suaminya sudah lama meninggal karena sakit. Bu Jujuk memiliki tiga orang anak perempuan. Risma, Melur dan Anita. Melur dan Anita sudah menikah. Sementara si sulung Risma, masih betah sendiri di usianya yang menginjak dua puluh enam tahun ini. Sementara kedua adiknya yang rata-rata menikah di usia tujuh belas dan delapan belas tahun, telah memiliki beberapa orang anak. Risma yang berprofesi sebagai seorang penjahit, kerap menjadi bulan-bulanan Bu Juj
Read more
19. Malunya Tingkat Provinsi.
Alexa sangat gembira saat diajak Mbok Sari, Indah dan Risma berbelanja ke pasar tradisonal Blora pagi ini. Kemarin ia memang meminta ditemani ke pasar untuk berbelanja. Soalnya besok ia sudah harus mengajar sementara ia belum mempunyai persiapan apapun. Bayangkan, baju, rok dan sepatu saja ia tidak punya. Untungnya kemarin Gala memberikannya sejumlah uang pesangon yang cukup banyak. Dengan begitu ia bisa berbelanja. Kemarin ia memang sempat heran karena jumlah pesangonnya hingga sepuluh kali gaji mingguannya. Ia merasa itu terlalu banyak. Apalagi ia baru bekerja selama dua minggu.Namun Gala mengatakan bahwa sisanya adalah sumbangan pribadi darinya. Bayangkan Gala menggunakan kata sumbangan! Seperti dirinya seorang fakir miskin dan anak terlantar saja yang harus diberi sumbangan. Saat ia akan menolak, Mbok Sari mengatakan bahwa mubazir kalau menolak rezeki. Ya sudahlah, demi Mbok Sari, eh sesungguhnya demi dirinya sendiri, Alexa menerima uang itu. Toh ia tidak meminta, tetapi diberi.
Read more
Kedatangan si Mulut Sianida.
Di sepanjang perjalanan pulang Alexa sama sekali tidak berani menatap wajah Gala. Kejadian saat ia mencoba pakaian di pasar, tidak bisa ia hilangkan dari benaknya. Alexa bukanlah seorang pemalu sebenarnya. Kalau mau jujur, ia bahkan pernah melakukan hal yang lebih gila dari ini, dan dalam keadaan sadar pula. Ya, dirinya pernah menggoda Tangguh, dengan memamerkan asetnya. Mengerikan bukan? Memang. Itu pun miris setiap kali mengingat kebodohannya. Cinta tak berbalas dulu telah membuatnya gila. Sehingga ia juga berani melakukan hal-hal yang dilakukan oleh orang gila.Tapi waktu itu ia tidak malu. Lebih dominan merasa sedih dan tidak berharga. Menyumpahi diri sendiri karena merasa dirinya tidak secantik dan sehalus Gerhana. Makanya Tangguh tidak tergoda karenanya. Pikirannya picik? Memang! Ia tidak bisa berpikir normal waktu itu. Tapi, sudahlah. Seseorang pasti pernah melakukan hal bodoh sesekali dalam hidupnya bukan? Yang pasti ia tidak akan pernah mengulangi hal tidak pantas itu lagi.N
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status