Semua Bab Alexa (Jamilah Binti Surip): Bab 31 - Bab 40
56 Bab
31. Apa Apa Dengan Dirga?
Tangguh melirik dingin laki-laki di samping Alexa. Gaya songongnya ini memang ia sengaja. Saat pertama turun dari mobil tadi, Xander sudah memberinya kode khas laki-laki. Bertahun-tahun bekerja bersama membuat mereka berdua memahami maksud satu dengan lainnya."Anda siapa?" tegur Tangguh dingin. Memindai cengiran Xander, Tangguh makin semangat berakting. Selain ingin sedikit bermain-main, ia juga ingin menguji calon adik ipar Xander ini. Terlepas perasaan yang dimiliki Alexa di masa lalu padanya, sebenarnya ia juga menyayangi Alexa. Menyayangi seperti adik sendiri tentu saja."Saya Jenggala Buana Sagara. Panggil saja saya Gala." Gala menjabat erat sekaligus meremas tangan laki-laki cinta pertama Alexa. Dari tangan kapalan si laki-laki dan juga bekas goresan benda tajam di alis kanannya, Gala paham dengan sendirinya. Xander memang tidak berbohong. Laki-laki ini pasti banyak menghabiskan waktu berbaku hantam di jalanan."Calon suami Alexa, insyaallah." Mendengar akhir kalimat Gala, Ale
Baca selengkapnya
32. Ketahuan?
"Ayah musuhan dengan ibu sejak ayah membawa Tante Wisni pulang. Kata ayah, mulai sekarang Tante Wisni adalah adalah ibu saya juga. Setelah itu ibu pulang ke rumah si mbah, dan tidak pernah kembali lagi. Waktu itu saya masih kelas dua SD," adu Dirga dengan mata memerah.Ingatan akan kejadian di mana ia menyaksikan ibunya menangis sembari menyusun pakaian-pakaiannya ke dalam tas besar, kini kembali terbayang di benaknya. Dalam keadaan menangis pula, ibunya mencium kedua pipinya. Berpesan bahwa ia harus rajin belajar, serta menghormati ayahnya, neneknya dan juga Tante Wisni. Ibunya berjanji kalau ibunya sudah memiliki uang banyak, mereka pasti akan berkumpul kembali. Oleh karena itulah ia selalu membantu ibunya berjualan. Agar uang ibunya lebih cepat banyak tentu saja.Alexa refleks menggenggam tangan mungil Dirga di atas meja. Alexa tahu kalau Dirga adalah type anak laki-laki yang keras. Ia tidak suka dikasihani. Harga diri Dirga mengingatkannya akan dirinya sendiri. Oleh karenanya Ale
Baca selengkapnya
33. Mengusik Macan Tidur.
Malam semakin larut. Alexa melarikan motornya sedikit lebih kencang. Sedari sore menghadiri rapat Karang Taruna Nusantara Jaya di balai desa, membuatnya lelah dan mengantuk. Namun ia sangat puas akan hasil rapat tadi. Sofyan, sang ketua Karang Taruna menyetujui proposalnya.Sudah seminggu ini dirinya beserta Indah dan Risma, mengajukan permintaan khusus pada Sofyan. Mereka ingin mengadakan pertemuan rutin seminggu sekali bagi para wanita, khususnya para ibu-ibu rumah tangga. Dalam pertemuan itu rencananya mereka akan mengajarkan berbagai keterampilan pada ibu-ibu rumah tangga tersebut. Misalnya belajar menjahit, membuat kue-kue, memasak dan berbagai keterampilan lainnya. Diharapkan dengan memiliki berbagai keterampilan, ibu-ibu ini bisa berswadaya di rumah. Misalnya dengan menerima menjahit pakaian, membuat kue-kue dan lainnya. Dengan demikian para ibu-ibu bisa meningkatkan perekonomiannya, walau berada di dalam rumah.Selain itu akan diadakan juga seminar-seminar untuk lebih membuk
Baca selengkapnya
35. Cemburu Menguras Bak Mandi.
Brandon memindai Alexa dari sudut mata. Si tomboy itu terlihat pasrah dalam dekapan si laki-laki kekar gila itu. Dirinya tidak buta. kekhawatiran Alexa terhadap laki-laki itu sangat nyata. Alexa juga tampak nyaman sekali dipelukannya. Seolah-olah wajar saja ia berada di sana. Padahal biasanya, Alexa paling anti berdekatan dengan laki-laki asing. Fixed, Alexa menyukai laki-laki bengis ini."Lo belum menjadi milik siapa pun, Dek. Oleh karenanya perlakukan semua kandidat dengan sikap yang sama. Gue yakin. Jikalau Om Axel ada di sini, beliau juga akan mengatakan hal yang sama. Om Axel itu orangnya selain berkomitmen, juga adil. Penyandang nama besar Delacroix Adams sudah pasti bukan kaleng-kaleng." Brandon menunjuk wajah Alexa, setelah ia melepaskan diri dari pegangan empat orang laki-laki yang memisah perkelahiannya.Setelah melihat bahasa tubuh Alexa pada laki-laki keparat itu, Brandon segera mengubah strategi. Ia telah menyadari ke arah mana hati Alexa condong. Jadi tidak ada gunanya k
Baca selengkapnya
Selamat Tinggal!
"Ngapain saya mengobati Brandon? Dia bisa mengobati dirinya sendiri. Di dalam mobilnya lengkap dengan peralatan P3K. Lah, tenda saja tetap dia bawa." Alexa mencoba mendinginkan suasana. Ia sengaja tidak menyambar umpan yang disebarkan oleh Gala. Ia pura-pura tidak tahu saja maksud yang tersirat dalam kalimatnya."Mengenai peralatan P3K, Saya punya kok, Pak. Lengkap. Saya sudah terbiasa membawa kotak P3K ke manapun saya pergi. Sudah menjadi peraturan tidak tertulis di keluarga saya, bahwa kotak P3K itu sama pentingnya seperti KTP. Harus ada di mana pun dan kapan pun." Alexa mencoba mengurai ketegangan dengan mencoba bercanda. Namun Gala sama sekali tidak merespon candaannya. Air mukanya tetap muram, dengan bibir membentuk garis lurus. Laki-laki kalau cemburu aleman juga rupanya, elah.Karena Gala tidak merespon, Alexa menghampiri motornya. Ia memutuskan akan tetap mengobati Gala, walau Gala cembetut saja. Biar sajalah. Namanya juga orang lagi cemburu. Cemburu kan tandanya cinta? Eak.
Baca selengkapnya
37. Alexa Menghilang?
Gala terbangun saat mendengar suara ribut-ribut di luar tenda. Ada apa di pagi buta seperti ini rumah Pak Hamid sudah berisik? Jangan-jangan Alexa membuat masalah lagi. Mafia cantiknya itu tingkahnya memang tidak bisa diduga.Gala memindai jam di pergelangan tangannya. Pukul lima pagi kurang lima menit. Astaga, Alexa tidak bisa menunggu hingga fajar, baru membuat kekacauan. Matanya serasa lengket. Ia memang baru saja tertidur. Kesal melihat kemunculan Brandon, membuatnya tidak bisa memejamkan mata. Kini baru saja tertidur, ia sudah mendengar keributan ini.Sejurus kemudian terdengar suara motor yang memasuki halaman. Gala semakin menajamkan pendengaran. Siapa yang datang ke rumah Pak Hamid pagi-pagi buta begini?"Saya sudah mencari Milah eh Alexa ke mana-mana, Kung? Tapi saya tidak menemukannya."Mendengar nama Alexa disebut-sebut, Gala segera menyibak tenda. Ia keluar dari tenda berbarengan dengan Brandon. Sepertinya Brandon juga turut mendengar seseorang membicarakan soal Alexa. Per
Baca selengkapnya
38. Sobek Kecil-Kecil.
Alexa mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja kaca. Saat ini ia tengah berada di ruang kerja Om Bima. Menunggu kedatangan pengacara sekaligus sahabat lama papanya. Alexa menguap lebar. Semalaman berpikir membuatnya terus terjaga. Ia tidak bisa memicingkan mata, sebelum masalah sebenarnya ia ketahui. Tangguh hanya menjawab sepotong-sepotong dengan kalimat penuh teka-teki. Tidak ada gunanya mengorek informasi dari mulutnya. Tangguh sangat kukuh dalam menjaga rahasia. Batunya sebelas dua belas dengan ayahnya.Satu-satunya harapan adalah Om Bima. Semoga saja si om bersedia membagi informasi padanya. Biasanya Om Bima lebih bijaksana. Siapa tahu Om Bima mempunyai pandangan yang berbeda dengan mereka semua. Sehingga ia tidak harua hidup dengan rasa penasaran seperti ini.Alexa menoleh saat mendengar bunyi keriut pintu yang dibuka. Om Bima yang masuk rupanya. Lihatlah gaya dan pembawaan si om yang tetap ganteng gila di usia 60-an ini. Om Bima tidak pernah gagal membuatnya terpesona sejak TK. Jika
Baca selengkapnya
39. Permufakatan Jahat.
"Berhubung papa masih di kamar kerjanya, kita mufakatkan saja rencana besar kita di sini." Kiran menjentikkan jari. Gayanya sudah menyerupai detektif kelas kakap saja."Eh tunggu sebentar. Kiran akan mengambil laptop dulu. Kita akan membahasnya secara lebih mendetail berdasarkan titik lokasinya." Kiran melentik lincah dari atas ranjang. Ia kemudian menyambar laptop dari atas meja belajar. Baru ia bawa kembali ke atas ranjang. Dengan duduk bersila, Kiran mengotak-atik laptop di atas pangkuannya. Beberapa saat kemudian Kiran kembali menjentikkan jari. Ciri khasnya kalau sedang senang."Deketan sini, Mbak. Kiran ingin memperlihatkan pada Mbak, di mana kita bisa menemui Permadi." Kiran menggeser tubuhnya. Memberi sedikit ruang pada Alexa. Alexa ikut duduk bersila di samping Kiran. Memperhatikan layar laptop yang telah dipersiapkan Kiran dengan seksama."Club malam? Bukannya lo bilang kalau Heaven on Hell itu sudah lama tutup?""Heaven on Hell memang sudah tutup lama. Tapi Heaven on Earth,
Baca selengkapnya
40. Petualangan Dimulai.
"Ndan, lo ngegambarin muka gue kok kagak kelar-kelar sih? Emangnya lo ngelukis apa? Pemandangan alam?" Alexa mengomel karena bosan dirias oleh Pandan. Bayangkan, sudah sejam lebih ia duduk di gate 5, tetapi hasil riasan maha karya Pandan tidak jua selesai. Bokongnya sudah sangat panas karena kelamaan duduk. Selama dirias, ia dilarang menggerakkan leher, mengedipkan mata, apalagi bersin. Padahal batang lehernya sudah kaku karena bertahan pada satu posisi dalam waktu yang cukup lama."Yaelah, lo pengen hasil kerja gue maksimal kagak? Pengen ngedapetin itu flashdisk kagak? Kalo pengen, lo duduk diem dan jangan banyak bacot."In hale... ex hale... sabar, Lex. Orang sabar itu disayang pacar.Pacar? Alexa mendadak sedih kala teringat pada Gala. Bagaimana mereka berdua terpaksa berpisah saat sedang sayang-sayangnya. Alexa tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Gala karena tiba-tiba saja ia tinggalkan."Eh, gue kagak maksud marahin lo, mafiawati. Kenapa muka lo jadi sedih tak berujung begi
Baca selengkapnya
41. Ketahuan.
Alexa mendekati pintu masuk club setelah Kiran lebih dulu masuk sekitar lima menit lalu. Dirinya dan Kiran memang sengaja bersikap seolah-olah tidak saling mengenal. Strategi ini mereka lakukan demi mengecoh anak-anak buah papanya yang juga dalam misi penyamaran di club ini."Tolong KTPnya ya, Mbak?" Bouncer yang berdiri di depan pintu club meminta kartu identitasnya. Alexa merogoh tas tangannya. Mengeluarkan KTP tembakan made in Pandan. Setelah memeriksa kartu identitasnya sekilas, sang bouncer pun mengembalikan KTPnya."Silakan membayar lima ratus ribu rupiah untuk tiket dan First Drink Charge-nya ya, Mbak?"Alexa mengangguk. Dengan berat hati ia menarik lima lembar uang seratus ribuan dari tas pinjamannya. Bayangan untuk membeli ponsel keren kini semakin jauh dari harapan. Untung saja malam ini Pandan meminjamkan salah satu ponsel padanya. Kalau tidak, entah bagaimana caranya ia dan Kiran saling berkoordinasi tanpa berbicara. Karena saat berada dalam club malam seperti ini akan san
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status