Semua Bab VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU : Bab 601 - Bab 610
614 Bab
BAB 602. Haruskah memberitahu?
POV Kayla. “Kay, Abang mau bicara penting sama kamu. Ayo, ikut!” Ditariknya lengan tanganku dan membawaku ke ruangannya. “Tidak usah tarik-tarik begini, Bang. Sakit tahu!” protesku. “Ya, maaf. Habisnya kalau tidak begini kamu tidak mau ikut,” jawab Bang Dafa beralasan. “Kenapa musti di ruangan Abang, sih? di sini juga bisa, kan?” “Karena di ruangan ini, Abang bisa menanyakan semuanya padamu dengan gamblang dan jelas. Abang penasaran sekali. Abang sangat yakin kamu menyembunyikan sesuatu,” jelas Bang Dafa. Tatapannya setajam silet. “Nanti juga Abang bakalan tahu. Enggak usah lah tanya-tanya segala aku sibuk banget banyak kerjaan,” tolakku. Malas sekali aku memberinya penjelasan. “Jangan banyak protes!” Bang Dafa kesal. Kemudian dia membawaku ke ruangannya lalu mengunci pintunya. “Sekarang katakan pada Abang apa yang kamu sembunyikan? Kamu harus jujur saja karena Abang merasa harus tahu masalah kamu. Ingat ya, kamu masih istri sahku, jadi apa pun yang terjadi padamu itu sudah men
Baca selengkapnya
BAB 603. Emang enak aku kerjain!
POV Kayla. "Assalamualaikum ... Kay, Abang datang!” seru Bang Dafa dari pintu depan. Aku gegas keluar. Aku harus memberikan kejutan padanya. Dikiranya Aku suruh dia datang ke sini untuk berdamai dan memberi tahu segalanya? Oh, tidak! Jangan mimpi ferguso! Klek! Pintu kubuka. Bang Dafa belum menyadarinya. Dia fokus pada benda pilih di tangannya. Bruk! “Abang Ini baju-baju Abang dan juga baju milik istri muda Abang! Silakan bawa pergi dari rumah ini karena aku sudah tidak sudi lagi baik Abang maupun dia tinggal di rumah ini,” kataku pada Bang Dafa yang sedang main HP. Sewaktu pulang kerja tadi aku langsung membereskan pakaian Abang Daffa dan juga Dokter Risa ala kadarnya lalu membuangnya di teras rumahku. Mulai hari ini aku akan jelaskan satu per satu tentang kejahatan kedua orang tua Abang Dafa terhadap keluargaku. Apalagi ditambah emak yang keadaannya kritis. Aku ingin sekali emak pergi dari dunia ini untuk selama-lamanya. “Apa-apaan kamu, Kay! Kamu enggak usah usir Abang da
Baca selengkapnya
BAB 604. Akan Kuberitahu.
POV. Kayla. “Kay! Buka enggak! Kalau kamu enggak mau buka rumah ini aku bakar!” teriak Risa. Suaranya melengking terdengar sampai dalam. Dih, sok jagoan. Memang dia siapa mau bakar rumah ini segala? Aku laporkan kena pasal perusakan biar kapok dia mendekam di penjara. Jangan mentang-mentang istri kesayangan juragan bisa seenak sendiri bertindak. “Sabar dulu dong, Beb! Kamu jangan begitu kalau Kayla semakin dikerasin dia akan semakin tidak mau membuka pintunya. Sudahlah kamu lebih baik Berangkat terlebih dahulu ke rumah sakit biar Kayla jadi urusanku,” sahut Bang Daffa. “Tidak! Aku tidak akan pernah berangkat kerja tanpa kamu, Mas! Aku juga harus buat perhitungan pada Kayla dua semalam melemparkan pakai hak tinggi. Sakit tahu! Terus bisa saja kan, setelah aku berangkat pintu rumah ini dibuka. Lalu setelah itu kamu dan Kayla bermesraan. Aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi Mas. Karena kamu sudah janji padaku bahwa tidak ada ikatan cinta antara kalian berdua,” kata Risa l
Baca selengkapnya
BAB 605. Kutunjukkan foto kedua orang tuaku.
POV Kayla. Aku sedikit ngebut agar cepat sampai di rumah sakit. Waktuku tidak banyak sebelum Bang Daffa dan juga Risa menyusulku aku harus sudah memberitahukan siapa sebenarnya aku ini pada bapak. Aku tidak bisa membayangkan seandainya Bapak dibuang oleh anak-anaknya dan diurus oleh istri mudanya pasti bapak akan sangat menderita karena hidupnya sudah tidak lagi bergelimang harta. Pelakor di mana-mana pasti akan terkena karmanya. Sejahat-jahatnya emak mertuaku jika dibohongi oleh Bapak begitu sebenarnya agak kasihan, tapi ya, karena emak sudah membantai dan memfitnah keluargaku, maka aku pun tidak mau peduli lagi. Mereka juga sama saja. Sama-sama selingkuh. Bagaimana jika emak sampai tahu laki-laki yang dicintainya dan menemaninya selama ini pun berselingkuh seperti dia. Andai saja emak tidak kritis aku bisa saja memberitahukan ini pada emak kemungkinan besarnya adalah emak akan langsung meninggal. Kenapa ya, orang jahat itu lama sekali meninggalnya. Mungkin Tuhan sebenarnya memb
Baca selengkapnya
BAB 606. Rasakan sakitnya!
POV Kayla.“Bagaimana Pak, rasanya menjelang sakaratul maut? Menyakitkan bukan? Dan aku berharap ruh bapak tidak segera dicabut oleh malaikat maut keluar dari jasad Bapak. Aku ingin menikmati kesakitan yang Bapak rasakan ini. Pemandangan ini mengingatkan akan kesengsaraan dan kesakitanku dulu. Ingatkah Bapak, dulu memperkosaku berkali-kali sampai aku tidak bisa jalan dan lumpuh badan separo selama 3 bulan? Ingatkah Bapak, teriakan kesakitanku yang memohon ampun agar Bapak tidak melakukan itu, tapi iblis sudah merasuki Bapak hingga Bapak tidak merasa kasihan padaku bahkan Bapak sangat-sangat menikmati rasa sakitku? Wajah bengis itu tidak pernah aku lupakan, Pak. Wajah yang memancarkan kenikmatan di atas penderitaanku.”Bapak terus saja kejang-kejang tapi aku tahu dia merespon ucapanku karena ini bukan kejang sakaratul maut ini kejang karena epilepsi.“Nikmati saja Pak, nikmati kesengsaraan Bapak. Sungguh aku berdoa pada Tuhan agar Bapak lebih panjang menderitanya agar Bapak merasaka
Baca selengkapnya
BAB 607. Bang Dafa datang.
POV Kayla. “Pak, hei jangan mati dulu!” seruku seraya kutepuk-tepuk pipinya lebih tepatnya aku tampar.“Paaakk!” Kali ini kutekan lengan kanan bapak yang terpasang selang infus. Jika Bapak tidak sedang dalam keadaan kejang pasti dia akan berteriak kesakitan, tapi aku yakin sih, dia pun merasakan sakit. Ah ... sungguh ini merupakan kenikmatan hakiki yang aku nanti-nanti selama ini.“Pak, ada satu rahasia lagi yang harus Bapak tahu dan ini tentu sangat mengejutkan. Tahukah Bapak, bahwa istri tercinta bapak itu adalah penebar fitnah. Bapak tidak tahu kan, kalau ternyata istri Bapak sejak muda dulu sudah berselingkuh dengan asisten pribadi Bapak? Karena aksinya terpergok oleh orang tuaku, Emak lalu memfitnah mereka dan terjadilah tragedi besar pembunuhan yang Bapak dalangi. Bagaimana Pak, apakah informasi ini mengejutkan Bapak?”Kulirik jam di pergelangan tanganku dan sepertinya sudah lebih dari 10 menit bapak kejang. Hebat sekali dia tidak meregang nyawa. Apa dia seperti kucing yang p
Baca selengkapnya
BAB 608. Tidak usah cari masalah denganku.
POV Kayla. “Kayla, tolong panggil suster untuk membantuku!” pinta Bang Daffa.“Males, iiih! Abang panggilan aja sendiri itu kan, ada tombol di atas kepala Bapak. Tinggal pencet aja sih, kenapa pakai nyuruh-nyuruh aku segala!” tolakku sinis.“Astaghfirullahaladzim ... Kayla ini darurat ya, Allah!” pekik Bang Dafa. Dia terlihat bingung dengan sikapku lalu tanpa pikir panjang dia memencet bel yang ada di atas kepala bapak berkali-kali.“Nah ... gitu bisa kan, pencet bel sendiri! Kenapa pakai nyuruh-nyuruh aku segala?!” seruku.“Kayla, cepat bantu sini! Tolong ini!” pinta Bang Dafa lagi tanpa menoleh ke arahku. Dia memang terlihat sibuk sekali.“Apaan sih, Bang, males lah! Aku mau keluar. Aku malas bertemu Abang. Orang Bapak 'tuh cuma kejang biasa itu kena ayan. Udah deh, enggak usah terlalu lebai,” jawabku lagi. Gegas aku keluar. Di pintu aku berpapasan dengan perawat yang terburu-buru masuk ke ruangan ini.“Dasar monster! Aku pastikan kamu segera akan punah dari muka bumi ini. Monste
Baca selengkapnya
BAB 609. Kubuka rahasia di tempat umum.
POV Kayla. “Kurang ajar kamu, ya, Kayla!” Risa tidak terima mendengar ucapanku. Dia menyerangku, tapi aku buru-buru melepaskan sepatuku lalu kupukulkan ke bahunya! Bugh! Bugh!Tepat sasaran. Risa mengaduh kesakitan. Dia bermaksud menarik jilbabku, tapi aku sudah lebih dulu menjambak rambutnya.“Aww! Sakit-sakit! Lepaskan!” teriak Risa sampai suster yang kebetulan melintas berlarian untuk melerai kami.“Mbak, lepas, Mbak! Kasihan Dokter Risa. Udah lepas! Mbak, tidak tahu dia siapa?! Tolong lepas!” seru para suster.“Rasain kamu! Mampus kamu, Risa! Sekali lagi kamu bikin masalah sama aku bukan hanya rambutmu yang aku jambak, tapi kepalamu aku lepaskan dari tubuhmu! Memang kamu kira aku takut sama kamu? Rasain ini dokter gila,” makiku pada Risa.“Kamu itu yang gila buktinya kamu yang menyerangku!” Risa masih saja playing victim.“Ooh ... gitu! Ini gimana? Sakit tidak!” kutarik bulu mata palsu Risa biar dia tahu rasa.“Aww saaaaakkkiit mataku! Bulu mataku! Dasar kamu gila Kayla!” teri
Baca selengkapnya
BAB 610. Ada yang tidak ridho.
POV Kayla. “Oo ...ternyata pelakor! Orang elit dan berpendidikan tinggi pun bisa ya, jadi pelakor!”“Dokter kok, pelakor! Cantik-cantik sukanya sama suami orang. Padahal dapat bujangan juga bisa!”“Namanya juga cinta tahi kucing pun rasa coklat!”“Amit-amit na’uzubillahminzalik dunia udah mau kiamat sampai-sampai pada rebutan suami.”“Sekarang banyak perempuan muka badak, muka tembok! Enggak bisa berkaca diri terbawa hawa nafsu!”“Iya, sudah gitu nyalahin istri sah lagi! Iih ... enggak malu banget!”“Pelakor mana pada punya urat malu. Urat malunya udah putus!”“Iya, betul! Menjijikan sekali lebih najis daripada kotoran hewan!”“Iya, ngeri ya ... padahal karir mereka bagus loh, dokter! Ternyata enggak menjamin!”“Jangan cuma nyalahin pelakornya, tapi lakinya juga. Mereka itu kan, sama-sama mau. Sama-sama gatal, sama-sama nggak punya kehormatan!”“Pendidikan tinggi enggak menjamin orangnya pun bermoral tinggi!”“Makanya itu harus belajar adab juga.”“Dokter Dafa bingung kali milih sal
Baca selengkapnya
BAB 611. Emak ketakutan.
POV Kayla. “Halo ... selamat pagi! Emak apa kabar? Eh ... ada Kak Siwi,” sapaku saat aku buka pintu lalu menghampiri emak.“Eh ... perempuan kurang ajar mau apa kamu ke sini, hah! Kamu mau merayu emakku lagi biar kamu dapat tanah warisan atau kebun gitu, ya! Enggak cukup kamu ngambil rumah itu dari kami?” kata Kak Siwi. Dia menarik jilbabku sampai hampir terlepas bahkan jarumnya pun menusuk kulitku.“Apa-apaan sih, Kak! Ngeselin banget lepas nggak!” protesku.“Aku enggak akan lepas sampai kamu minta maaf sama aku dan kamu balikin rumah itu ke Emak lagi!” jawabnya.“Oh ... iya? Yakin?” jawabku seraya kusikut perut Kak siwi kuat sekali.“Aww sakit! Setan kamu, ya, Kayla!” jerit Ka Siwi. Dia memegangi perutnya sambil berjongkok.“Duh, maaf ya, Kak. Sengaja! Ha ha!” ucapku.“Emph! Emph!” Emak bersuara. Aku yakin dia sangat kesal padaku dan hendak mengumpatku, tapi karena Mak sudah kena stroke jadinya emak tidak bisa menyampaikan unek-uneknya.“Kenapa, Mak? Mau ngomong apa? Kasihan b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
575859606162
DMCA.com Protection Status