All Chapters of ISTRIKU YANG MULAI MANDIRI: Chapter 31 - Chapter 40

47 Chapters

Bab.31 (POV FARIDA)

POV Farida🌹🌹🌹Aku pulang ke toko. Saat keluar dari rumah Mas Risfan tadi, Mila ternyata sudah ada di teras rumahnya. Lantas memboncengku dengan motor yang tadi kubawa sendiri. Sementara Abah dibonceng oleh Malik.Kini, aku berada di toko dengan Mila. Abah sepertinya masih bersama Malik, entah kemana. Aku duduk di tepi kasur bersama Mila. Ia merangkulku dan menyandarkan kepalaku dibahunya. Tiba-tiba, airmataku lolos begitu saja."Kalau kamu mau menangis. Menangislah! Tapi, jangan kamu menangisi si Risfan. Perpisahan memang menyakitkan. Tapi, lebih sakit jika kamu terus bertahan. Kamu masih muda. Masa depanmu masih panjang. Sekarang kamu hanya perlu menata hati dan hidup, Rida.Raih kebahagiaanmu. Karena bahagia itu kita yang ciptakan. Jika bersama Risfan, kamu memang tak mendapat kebahagiaan, maka lepas darinya sudah yang paling tepat!" ujar Mila.Tidak, aku tidak menangisi Mas Risfan. Aku hanya menyayangkan rumah tanggaku yang harus berakhir ini. Andai saja Mas Risfan mau sedikit
Read more

Bab 32.A

POV Risfan🍁🍁🍁Hanya 6 bulan saja, aku menyandang status sebagai duda. Pastinya, duren. Duda keren. Bahkan, sebelum surat cerai keluar. Aku sudah lebih dulu mendapatkan pengganti Farida. Hanya saja, baru satu bulan kemarin aku resmi menikah lagi.Safira. Perempuan cantik berkulit mulus. Rambutnya panjang bergelombang. Tingginya semampai sangat pas dengan bentuk tubuhnya yang aduhai. Ia tidak berjilbab seperti Farida. Aku mengenalnya lewat akun berlogo F milikku. Setelah aku menjatuhkan talak pada Farida, aku jadi lebih sering membuat story di akun media sosialku. Hingga aku menemukan akun Safira yang sering mengomentari postingan dan story-ku.Singkat cerita, aku dan Safira berpacaran. Ia tahu statusku dan ia hanya mau menikah jika surat cerai ku sudah keluar. Ia takut dibilang pelakor katanya.Setelah 6 bulan, surat itupun keluar. Akhirnya aku pun bisa menikahi Safira. Hanya menikah di KUA karena Safira tidak meminta diadakan pesta. Aku, ya senang saja. Menghemat biaya. Tentunya,
Read more

Bab 32.B

POV Farida🌼🌼🌼7 bulan sudah aku menyandang status baru dan bulan kemarin akta cerai baru keluar. Aku mengurus semuanya sendiri dibantu Mila dan juga Malik. Mas Risfan benar-benar tidak mau mengurusinya sedikitpun. Ia hanya terima beres.Aku menikmati kesendirian ini. Sendiri seperti sekarang, membuatku menjadi lebih dekat dengan Sang Pencipta. Aku dapat mengexplore hal-hal baru, seperti menciptakan kreasi menu-menu baru.Aku merasa lebih tenang dan santai dengan status baru ini. Tidak ada tekanan. Setiap hari Jumat, kedai sengaja tutup dan aku menyempatkan diri untuk ikut ke majelis pengajian.Setiap pagi, tidak ada lagi tuntutan pekerjaan. Mencuci, memasak, beberes rumah, menyiapkan sarapan, bekal, aku terlepas dari itu semua.Setiap pagi, aku hanya menyiapkan bahan-bahan untuk diolah. Malik membantuku dengan mengambil alih berbelanja. Malam hari, ia akan menelponku dan meminta catatan belanja. Aku terima beres. Tidak perlu pergi ke pasar. Hebatnya, ia bisa mendapatkan harga di b
Read more

Bab 33 (POV RISFAN)

POV Risfan🌹🌹🌹Malam ini aku baru pulang lembur. Safira menyambut kepulanganku di kursi ruang tamu dan dengan sigap Safira memijat pundakku. Ah, dia ini memang istriku yang terbaik.Sekarang awal bulan, gaji serta bonus bulan ini sudah masuk. Aku lalu menyerahkan uang nafkah kepada Safira."Dek, uang bulan ini, ya," ucapku sambil memberikan 15 lembar uang merah, yang sengaja kuambil dulu sebelum pulang.Safira menerimanya. "Makasih, Mas," balasnya. Ia kemudian melanjutkan pijatannya."Mas, aku boleh tanya sesuatu?" tanya Safira dengan suara lembutnya."Bolehlah, mau tanya apa, Dek?" jawabku."Pasti uang tabungan, Mas banyak ya?" ucapnya sambil terus memijat. Kini, pijatannya turun ke lengan."Banyak. Memang kenapa? Kamu mau uang bulananmu ditambah?" tuduhku. Tumben sekali ia bertanya hal itu.Pernikahanku dengan Safira sudah berjalan 3 bulan. Selama ini, ia tidak pernah menanyakan uangku.Safira menggeleng cepat. "Enggak, Mas. Ini sudah lebih dari cukup, kok.""Terus, kenapa kamu m
Read more

Bab 34

Aku mengerjapkan mata. Di mana ini? Ruangan ini tidak kukenal. Lantas aku mengedarkan pandangan ke sekeliling. Pak RT, Bu RT ada disini."Mas, sudah sadar?" Pak RT menyentuh pundakku."Di mana ini, Pak?" tanyaku dengan suara lemah."Di Klinik Pratama. Mas lagi-lagi pingsan membuat kami khawatir. Jadi kami bawa kemari saja. Takut Mas kenapa-kenapa," jelas Pak RT.Aku kemudian mengingat-ingat kejadian yang kualami. Dimulai dari aku pulang lembur. Lalu memberikan uang bulanan pada Safira.Setelah itu, Safira menanyakan jumlah tabunganku dan aku langsung menunjukkan saldo di m-banking.Selanjutnya aku mandi lalu makan. Menontonn tv dan tidur setelah meminum susu jahe yang diberikan Safira.Aku bangun kesiangan dengan keadaan sakit kepala yang hebat dan Safira sudah tidak ada.Aku kembali memejam. Mengingat selembar kertas yang tadi kubaca. Safira pergi membawa motor dan sejumlah uang."Apa perlu sesuatu, Mas Risfan?" tanya Bu RT kali ini.Aku menggeleng. Aku hanya perlu uangku kembali."M
Read more

Bab 35 (POV MALIK)

POV Malik🌹🌹🌹🌹🌹Sore ini aku kebagian pulang lebih awal. Jam 4 sudah keluar pabrik. Hampir setiap sore aku pergi ke kedai Farida.Sore ini, aku ingin mengajak Farida sekadar jalan-jalan. Sekalian malam mingguan. Begitu aku sampai di depan kedainya. Ternyata sudah tutup. Terlihat Farida sedang mengeluarkan motor.Rupanya, Farida mendapat kabar dari Mbak Eka, kalau Risfan sedang sakit dan dirawat. Mbak Eka meminta Farida datang ke klinik tempat Risfan dirawat.Tadinya, Farida akan pergi dengan motornya, tapi aku tidak akan membiarkan Farida pergi sendiri. Aku pun mengantar Farida dengan motorku.Sesampainya di klinik, hanya ada Mbak Eka yang menemani Risfan. Farida lantas duduk di sebelah Mbak Eka. Sementara aku, berdiri di ujung ranjang.Entah sakit apa yang menyerang Risfan, hingga dengan manjanya ia ingin disuapi. Benar-benar tidak tahu diri. Aku yang berdiri di ujung sini, dapat melihat tatapan Risfan pada Farida.Melihat Farida mau menyuapi Risfan, membuat hatiku panas. Kalau
Read more

Bab 36

POV Risfan🌹🌹🌹🌹🌹3 bulan terakhir ini, aku menjalani hidup tanpa gairah. Bagaimana tidak? Pekerjaanku sebagai staff administrasi, kini telah berganti menjadi office boy.Aku terkena sanksi, karena tidak disiplin waktu dalam bekerja. Sebagaimana perjanjian yang telah disepakati saat tekan kontrak staff 1 tahun ke belakang.Aku bisa saja keluar dan mencari pekerjaan di tempat lain. Namun, aku harus membayar denda pada pabrik jika aku mengambil opsi ini.Sedangkan, uangku sudah tak bersisa. Motorpun melayang. Tinggal rumah ini yang aku miliki. Darimana jika harus membayar denda?Kedua kakakku hanya kompak memberiku pinjaman uang masing-masing lima ratus ribu. Jadi, aku hanya memiliki uang satu juta. Sementara untuk membayar denda, aku diharuskan membayar 5 juta. Uang dari mana? Mau tidak mau, aku jalani saja.Gaji sebagai office boy, hanya 2 juta tiap bulan. Padahal pekerjaan ini sangat melelahkan. Jika 6 bulan setelah sanksi ini berlaku dan aku bisa kembali disiplin meski sebagai o
Read more

Bab 37

Bab.37POV Farida*********Malam ini, aku sedang di dandani oleh Naira. Padahal malam ini hanya opening kafe, tapi Naira bersikeras mau mendandaniku."Selesai," ucapnya. Nada suaranya terdengar sumringah..Aku lalu membuka mata. Melihat pantulan wajahku di depan cermin besar di kamar Naira."Ra, kok menor banget ini? Hapus ajalah.""Dih, ini udah make-up paling soft, Rida. Walau sebenernya, tanpa make-up juga kamu udah cantik, sih," ujarnya terkekeh."Kalau udah cantik mah, gak perlu dandan?""Ya kan malam ini ada acara. Sekali sekali dandan gak papa, biar keliatan uwow gitu.""Tapi ini kemenoran Naira.""Menor gimana ih? Ini udah paling soft, tenang aja. Kamu meragukan kemampuan MUA-ku?""Bukan gitu. Nanti malah kelihatan kayak badut ancol gimana?""Eits, enak aja! Udah ah, jangan protes. Sekarang kita harus segera ke kafe. Ayok!"Naira tak acuh dengan protesku. Ia malah memegang pergelangan tanganku dan menarikku keluar dari kamarnya.Suami Naira belum pulang dari kantornya. Suamin
Read more

Bab 38

Istriku Yang Mulai MandiriBab.38******Hatiku terbakar hebat. Di depan sana, Malik berlutut di hadapan Farida dengan kotak kecil di tangannya. Setelah sebelumnya, ia bernyanyi dengan petikan gitarnya.Farida belum bereaksi. Ia masih diam di tempatnya. Aku berharap, dia tidak menerima Malik. Karena aku di sini kembali untuknya.Para tamu undangan bersorak, agar Farida menerima Malik. Hanya aku dan Santo yang masih terkejut dengan semua ini.Terlihat Mila berbisik pada Farida. Namun, untuk beberapa saat, Farida masih terdiam.Aku hendak beranjak. Namun, belum sempat tubuhku tegak, Santo menahan pergerakanku."Lu mau ke mana?" tanyanya pelan."Ke sana, To.""Mau apa? Duduk! Lu jangan coba-coba bikin kacau!" sergahnya.Aku kembali menghempaskan bobotku di kursi. Aku mendengkus. "Ini gak bisa dibiarin, To.""Kenapa gak bisa?""Farida itu mantan istri gue, To. Si Malik itu, temen kita. Temen gue. Walaupun sekarang, sih, emang udah kayak orang asing. Tapi, kita dulu temenan, To. Temen ba i
Read more

Bab 39

POV Risfan🌹🌹🌹Pagi ini aku sedang mengepel di pantry area. Sudah 4 bulan aku menjalani pekerjaan ini. Rasanya sudah seperti setahun. Mungkin Tuhan sedang menguji kesabaranku lewat pekerjaan ini.Beberapa orang karyawan yang tengah dalam masa pelatihan, sedang berkumpul dan menikmati sarapan pagi mereka di teras pantry. Karena bagian dalamnya masih aku pel.Melihat mereka dengan seragam pelatihan, membuatku terpaksa mengingat Rindu. Setelah saat itu aku memblok akunnya, aku tidak lagi berinteraksi dengannya.Saat aku mencarinya untuk membuat perhitungan karena dia penyebab keributan rumah tanggaku dulu. Namun, ia sudah tidak lagi nampak di pabrik ini.Kutanyakan pada beberapa karyawan lain, ternyata Rindu keluar tanpa kabar dan tanpa surat pengunduran diri. Mereka tidak tahu alasan Rindu keluar dari pabrik.Lantas aku mencarinya ke rumah yang katanya ditempati oleh Rindu. Nihil, rumah itu juga kosong. Para tetangga bilang, Rindu ditarik paksa oleh seorang lelaki yang mengaku sebaga
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status