All Chapters of Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM: Chapter 71 - Chapter 80
116 Chapters
Bertemu Mama
“Mau beli apa aja emang?” Mereka berdua berjalan berdampingan di supermarket. Keduanya berhenti di depan rak mie. Anak kos banget gak sih ini? Haha. “Pertama-tama kita harus stok mie,” ujar Angkasa melirik Kaila dan terkekeh. Kaila juga ikut tertawa. “Beneran gak sehat banget dah asli,” balas Kaila tapi tangannya mengambil beberapa mie goreng dan memasukkannya ke troli yang didorong oleh Angkasa. “Udah siangnya minum kopi mulu, tengah malam makan mie mulu juga,” ujar Angkasa. “Ngomongin diri sendiri kan, Pak?” Pemuda itu mengangguk. “Betul,” sahutnya. “Kurang-kurangin dah Sa,” ujar Kaila kemudian dan mengembalikan beberapa mie yang sudah mereka masukkan ke dalam troli. “Kenapa dibalikin?” tanya Angkasa. “Biar kita berdua gak keseringan makan mie,” jawab Kaila. “Karena kalo stok mie banyak, kita pasti bakalan sering makan mie,” lanjutnya. “Kalo laper malam gimana?” tanyanya. “Gue masakin nasi goreng,” sahut Kaila dan berjalan menuju rak selanjutnya. Angkasa tersenyum menden
Read more
Dikurung
“Ma, aku boleh pamit sama seseorang?” “Sama siapa?” tanya Mamanya yang berdiri di sisi seberang mobil. “Temen aku,” jawab Kaila tidak menatap Mamanya. Ia menatap ke arah pintu mal dan sedang terbayang akan Angkasa yang menunggunya di sana. “Gak boleh. Alasan kamu aja, pasti kamu mau kabur,” ujar Mamanya menolak dengan tegas. “Masuk!” suruhnya. “Enggak Ma, aku beneran harus ngomong ke dia,” balas Kaila menatap Mamanya dengan memohon. “Hapeku juga ada di dia.” “Masuk!” “Ma.. plis..” “Mama bilang masuk ya masuk,” ujar Mamanya menekankan tiap kalimatnya dengan mata yang tajam. Kaila masih berdiri di sana. Ia belum berniat untuk membuka pintu mobilnya. Dia kembali menatap pintu mal yang sedang dilewati oleh beberapa orang. Tanpa aba-aba, Kaila berlri menuju pintu itu dan membuat Mamanya berteriak dengan keras. “Pak, itu anak saya mau kabur. Tolong tahan!” Mamanya berteriak pada penjaga yang ada di depan pintu mal, dan teriakan itu berhasil membuat penjaga itu menghentikan langkah
Read more
Angkasa dan Kegelisahannya
“Ada Kaila gak?” Angkasa baru saja sampai di kafe tempat Kaila bekerja. Dia menghampiri Yansa yang sedang melayani seorang pelanggan, tapi dia tidak bisa menunggu. Dia langsung bertanya. Yansa melirik Angkasa di sana tapi tidak menjawabnya karena dia perlu mencatat pesanan pelanggan terlebih dahulu, baru menjawab pertanyaan Angkasa. Pemuda itu mengetuk-ngetukkan jari-jemarinya di meja sembari menunggu Yansa melayani pelanggan. Lima menit kemudian, Yansa menatap Angkasa. “Dia gak masuk, gue sama Popi juga gak tahu dia ke mana. Kita berdua telpon dia tapi gak diangkat,” ujar Yansa menjawab pertanyaan Angkasa yang sudah lima menit berlalu. Ah, Angkasa tidak tahu kalau ada telepon dari Yansa dan Popi di ponsel Kaila tadi karena ponsel gadis itu di-setting silent. “Lo punya kontak lain selain nomer Kaila gak?” tanya Angkasa. Yansa menggeleng. “Enggak, gue rasa lo tau setertutup apa Kaila kan,” jawab Yansa dan diiringi anggukan oleh Angkasa. Tentu saja dia tahu. Dia tinggal satu apa
Read more
Frustrasi
“Mau ke mana, Sa?” tanya Altar ketika melihat Angkasa langsung keluar kelas hampir berbarengan dengan dosen mereka yang juga baru keluar. “Iya nih, buru-buru banget gue liat,” sahut Dimas, teman sekelasnya Angkasa, salah satu anggota BEM juga. “Punya urusan gue,” balasnya dan pergi dari sana. Angkasa tidak bisa fokus dalam kelasnya karena masih terus memikirkan keberadaan Kaila yang tidak ia ketahui ada di mana. Apa gadis itu baik-baik saja? Ia sangat berharap kalau Kaila akan baik-baik saja. “Sa, mau ke mana?” tanya Henni ketika Angkasa melewati dirinya. Angkasa tidak menggubrisnya dan berjalan lurus menuju parkiran. Namun bukan Henni kalau tidak membuat Angkasa kesal. “Sa, mau ke mana sih buru-buru banget? Aku kan nanya,” ujar Henni yang menahan tangan Angkasa dengan cepat. Angkasa menghempaskan tangan Henni dengan kasar. Henni sampai terkejut dengan perlakuan Angkasa barusan karena ini kali pertama Angkasa seperti ini. Dia memang sering kesal dengan Henni, tapi ini memang ka
Read more
Jordan
Sudah lima hari sejak Kaila menghilang. Angkasa sudah berusaha semampuanya untuk mencari tahu tentang Kaila, namun karena keterbatasan yang ia ketahui tentang gadis itu membuat dirinya tidak mendapatkan hasil apa-apa. Apartemennya terasa sepi sekarang, dan ia baru menyadari kalau kehadiran Kaila memang berdampak besar pada hidupnya beberapa bulan terakhir. Ocehan, keluhan, dan juga sikap dingin Kaila, ia merindukan itu. Ia bahkan merasa tidak masalah kalau Kaila mengabaikannya seharian, asal dia masih bisa melihat gadis itu di sini. Duduk di balkon dan menikmati serealnya di pagi hari, atau duduk di depan televisi dengan satu mangkok mie di tangan, atau juga mengeluh pada Angkasa karena tidak mencuci piring setelah masak. “Kamar lo dingin Kai,” ujar Angkasa menatap kasur yang sudah lama tidak ditiduri oleh Kaila. Meskipun Kaila sudah pergi selama lima hari, Angkasa tidak pernah sama sekali mencari-cari sesuatu di kamar Kaila. Ia hanya akan masuk dan menatap sekeliling saja dan se
Read more
Pertunangan
Rasanya Kaila ingin teriak. Sekarang dia sudah berada di dalam mobil dan menuju ballroom tempat dirinya dan Om Tua itu akan bertunangan. Sinting. Semuanya sudah sinting. Setelah dikurung selama lima hari di dalam kamarnya, ini kali pertama Kaila keluar rumah dan bukan main, dia malah sudah akan bertunangan dengan seseorang. Diumurnya yang baru sembilan belas tahun, ia sudah akan bertunangan dengan orang tua yang umurnya sudah hampir setengah abad. “Ma, kalo mau nyuruh aku nikah sama orang kaya, minimal kasih yang ganteng dan muda,” ujar Kaila pada Mamanya. Dia mungkin tidak akan menolak kalau dijodohkan dengan orang yang masih berumur dua puluhan dan ganteng, tapi dengan orang tua itu.. hah. “Siapa yang bakalan suka sama cewek nakal kayak kamu, Kai? Ini untung ada yang mau,” sahut Mamanya acuh tak acuh. Kaila tersenyum miring. “Maksud Mama, siapa yang bakalan suka sama cewek yang orang tuanya punya skandal masing-masing?” ujar Kaila menatap Mamanya yang ada di sampingnya. “Tuka
Read more
Kabur
Angkasa berjalan menjauh dari pintu, diikuti oleh Altar. Mereka berdua berhenti di dekat kedua motor mereka yang terparkir di sana. Angkasa terlihat senang tapi juga tidak sepenuhnya senang karena artinya dia kembali kehilangan Kaila. Gadis itu kabur dan dia tidak tahu Kaila ada di mana saat ini, tapi dia juga senang karena gadis itu berhasil menghindari pertunangan yang tidak ia inginkan ini. “Kaila kabur, Sa,” ujar Altar. Angkasa mengangguk. “Tapi kabur ke mana?” “Tapi sebelum itu, jelasin dulu ke gue,” ujar Altar dan duduk di jok motornya menatap Angkasa dengan lekat. Angkasa menaikkan alisnya. “Apaan? Buru, soalnya kita perlu nyari Kaila juga, jangan sampe dia ketangkep sama orang-orang itu.” “Lo tau dari mana kalo Kaila tunangan? Dan kenapa dia tunangan sama orang tua?” tanyanya. Angkasa cukup terkejut dengan pertanyaan kedua dari Altar. “Lo tau dari mana?” tanyanya. “Tadi gue ngintip ke dalam dan gue bisa lihat calon tunangan Kaila itu mungkin seumuran bokap gue,” jawabn
Read more
Hangat
Kaila merasakan pelukan Angkasa yang begitu erat. Pemuda itu memeluknya seakan-akan ia tidak akan melepaskan Kaila lagi, ia takut kalau ia melepaskannya, Kaila akan pergi darinya lagi. Tangan Angkasa mengelus pelan punggung Kaila, sementara Kaila menyandarkan kepalanya di dada bidang milik pemuda itu. Hangat. Hanya itu yang bisa Kaila rasakan dari pelukan Angkasa malam ini. Hangat dan nyaman. “Udah berapa lama nunggu di sini?” tanya Angkasa tanpa melepaskan pelukannya. Angkasa bisa merasakan kalau pipi gadis itu dingin, begitu juga dengan lengannya. Bagaimana tidak, Kaila memakai gaun tanpa lengan yang membuat gadis itu pasti kedinginan duduk di luar sini sendirian. “Dari jam lima,” jawabnya dengan suara teredam karena wajah Kaila benar-benar terbenam di dada Angkasa. Ia juga tidak berniat untuk bergerak menjauh, ia merasa nyaman dengan posisi ini. “Astaga Kai.” Angkasa hendak melepaskan pelukannya dan berniat untuk melihat wajah gadis itu, tapi Kaila menahan tangan Angkasa. “
Read more
I Really Do
Akhir-akhir ini, hujan selalu turun di tengah malam. Saat ini, Kaila berada di kamarnya sendirian setelah berbicara beberapa hal dengan Angkasa. Ia sudah mengganti bajunya dengan baju tidur tapi ia masih tidak bisa tidur meskipun jam sudah menunjukkan pukul satu lewat beberapa menit. Terdengar suara ketukan di pintu. "Ya?" sahut Kaila."Gue boleh masuk?" tanya Angkasa dari luar. "Boleh," sahutnya lagi. "Masuk aja, belum gue kunci."Setelah mendengar itu, Angkasa membuka pintu. Dia melihat Kaila yang sudang duduk menyandar di ranjangnya. Mata gadis itu terlihat sayu, tapi dia tersenyum. "Kenapa?" tanya Kaila. Angkasa masih berdiri di dekat pintu, dengan pintu yang sengaja ia biarkan terbuka. "Lo gak laper?" tanyanya. Tepat setelah Angkasa mengajukan pertanyaan itu, Kaila mendengar suara perutnya yang berbunyi. Kaila menunduk melihat perutnya kemudian terkekeh dan melihat Angkasa yang juga ikut terkekeh. "Mau gue masakin nasi goreng gak?" tanya Angkasa. Kaila mengerutkan dahin
Read more
Jangan
“I miss you. I Really do.”Kaila mengatakannya dengan nada biasa, tapi Angkasa bisa melihat mata Kaila yang menatapnya dengan lekat. Pandangan mereka bertemu dan Kaila bisa merasakan ucapan tulus itu yang keluar dari mulut Kaila.Kaila juga tidak tahu kenapa dia mengatakan ini, padahal sebelumnya dia tidak ingin membahas sesuatu yang menyangkut perasaan mereka berdua. Namun sepertinya perasaannya tidak bisa dibohongi, Kaila benar-benar merindukan Kaila. Ia tidak pernah menyangka kalau ia merindukan kehadiran Angkasa.Angkasa tidak mengatakan apa-apa dan hanya menatap Kaila.“Gue gak nyangka kalo gue bakalan kangen sama suara lo,” ujar Kaila lagi. “Mungkin karena beberapa bulan ini selalu denger suara lo kali ya,” lanjutnya yang mencoba untuk tidak terlalu serius apalagi ketika Angkasa hanya diam dan menatap dirinya dalam diam.“Beneran kangen gue?” tanya Angkasa kemudian.Kaila mengangguk. “Iya, gak boleh ya? Yaudah kangen sama balkon aja deh,” ujar Kaila sedikit terkekeh, dia mencoba
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status