All Chapters of Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM: Chapter 61 - Chapter 70
116 Chapters
Lari, Lari, Lari.
Angkasa tidak pernah menjadi secerewet ini sebelumnya. Dia tipe orang yang tidak begitu banyak bicara sebenarnya, tapi dia juga tidak sedingin itu. Dia berada di tengah-tengah. Namun, ini benr-benar kali pertama dirinya menceritakan tentang dirinya sendiri tanpa diminta. Biasanya orang-orang akan selalu penasaran tentang dirinya dan menanyakan banyak hal padanya. Bukannya sombong, tapi para gadis memang selalu mendekati dirinya, ditambah sekarang dia menjabat sebagai Ketua BEM. Bisa gila juga. Namun Kaila tidak menunjukkan ketertarikan pada Angkasa, dan itu semakin membuatnya penasaran dan menyukainya. “Gue mau denger,” ucap gadis itu. “Lo bisa ngomong apa aja, gue mau denger tentang lo.”Angkasa tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Dia tersenyum di tempatnya seraya menatap Kaila yang juga menatapnya. “Sejujurnya gue capek,” jawabnya kemudian. “Kuliah dan organisasi, keduanya sama-sama padat. Gue sering banget kewalahan,” lanjutnya seraya mengaduk mie ayamnya. "Ya iya, sa
Read more
Talking About Kiss
“Masih sakit gak perut lo?” tanya Angkasa dan duduk di samping Kaila.Sekarang mereka sudah berada di apartemen, tepatnya di depan televisi. Tadi Kaila hendak pergi ke balkon tapi dihentikan oleh Angkasa. Ia takut kalau Kakaknya Kaila masih ada di sekitar sini dan melihat mereka di balkon, meskipun mereka ada di lantai enam, tapi jaga-jaga saja.Kaila menggeleng. “Sakit bentaran doang karena lari,” jawabnya dan bersandar di sofa.Mereka memutuskan untuk menonton Netflix di televisi dan sekarang Kaila sedang mencari-cari apa yang harus mereka tonton sekarang, padahal jam sudah menunjukkan pukul dua belas lewat, tapi mereka baru mau mulai menonton.Kaila sedikit heran dengan dirinya. Otaknya terus-terusan menyuruhnya untuk menjaga jarak dengan Angkasa, tapi tindakannya melakukan yang sebaliknya. Dia malah duduk di sini dan hendak menonton film dengan Angkasa, menghabiskan malamnya dengan pemuda ini.“Mau nonton film horor gak?” tanya Angkasa karena melihat Kaila sedari tadi hanya mencar
Read more
Kiss
“Gue,” jawabnya. “Lo nyium gue.” Kaila tidak bereaksi selama beberapa detik. Dia mengerjapkan matanya dan kemudian mendorong pundak Angkasa. “Eii, jangan bohong deh,” sahutnya. Namun Angkasa tidak tertawa maupun mengubah ekspresinya. Dia masih menatap Kaila dengan serius dan seolah-olah kalau yang dia katakan memang apa adanya, bukan kebohongan belaka. Kaila merasakan dirinya mulai sedikit gugup melihat tatapan serius dari Angkasa. Dia mencoba untuk mengingat kejadian itu, tapi dia tidak bisa mengingatnya sama sekali. Sebelumnya ia tidak pernah semabuk ini sampai benar-benar hilang kesadaran. “Bohong, kan?” tanya Kaila yang sudah mulai sedikit ragu, tapi dia menolak mempercayai omongan Angkasa. Dia mencium Angkasa? Well, ini memang bukan kali pertama dia mencium orang karena dia tiap ke bar hampir selalu mencium orang yang ia temui di bar. Namun, ini jelas berbeda. Dia Angkasa. Ya, dia Angkasa. Jadi, ini sangat berbeda. “Emang kenapa? Lo mau ini bohong?” tanya Angkasa menatap
Read more
Gantian, dong.
“Gue tahu lo pasti gak bakalan secepat ini tidurnya,” seru Angkasa dari luar. Dia masih berdiri di sana meskipun tidak mendapat jawaban dari Kaila, ia juga tahu kalau gadis itu sudah mematikan lampunya. Namun ia juga tahu kalau Kaila tidak akan tidur secepat itu, terlebih lagi setelah menciumnya. “Buka atau gue dobrak?” ancam Angkasa. “Mau ngapain sih? Gue mau tidur!” teriak Kaila dari dalam karena mendengar ancaman dari Angkasa barusan. "Udah nyium gue malah pergi, enak aja. Tanggung jawab!” Kaila menutup telinganya dengan bantal. Ia tidak ingin mendengar ucapan Angkasa karena dia benar-benar malu saat ini. Wajahnya mungkin sudah memerah saat ini. Dia memang sudah sering berciuman, tapi itu selalu dilakukan di saat dia mulai sedikit mabuk dan juga dilakukan pada orang yang bukan siapa-siapa. Namun kali ini jelas berbeda. Dia melakukannya dalam keadaan sadar, dan terlebih lagi dia melakukannya pada Angkasa. Sekali lagi, Angkasa berbeda. Dia punya sedikit perasaan pada pe
Read more
Sinting!
“Sinting!”Angkasa tertawa mendengarnya sedangkan Kaila menatap Angkasa tidak percaya. Dia sedikit mengerutkan dahinya juga yang membuat Angkasa dengan segera menepuk dahi Kaila dengan pelan, ia menepuknya alih-alih mengelusnya.“Boleh gak?” tanya Angkasa masih dengan senyum menyebalkan miliknya.“Gak!” sahut Kaila.Angkasa terkekeh. “Jam berapa pergi ke kafe hari ini?” tanyanya yang mengubah topik pembicaraan.Jujur saja, Kaila merasa sangat lega karena perubahan topik ini. Angkasa sepertinya tidak begitu buruk, dia memahami kalau Kaila malu setengah mati.Kaila melihat ke arah jam dinding mereka. “Jam dua kayaknya,” sahutnya dan kembali menatap Angkasa yang masih berdiri di depannya dengan senyuman itu.“Apa sih senyum-senyum mulu?” tanya Kaila yang mulai risih.“Gue sebenarnya penasaran,” ujar Angkasa. “Lo kenapa nyium gue semalam?” tanyanya lagi.Kaila baru saja berterima kasih karena Angkasa mengganti topik pembicaraan mereka, namun pemuda itu kembali membawa topik ini dan malah
Read more
Mau Jalan Sama Gue, Gak?
“Ngapain lo ke sini?” tanya Popi ketika ke depan dan mendapati Bumi ada di sana. Popi tidak tahu kalau Bumi melihat dirinya yang menangis, dan Bumi serta Kaila juga tidak ingin membicarakan itu. Mereka berdua tidak memberitahu Popi. “Lho, emang kenapa? Gak seneng lo?” sahut Bumi sedikit sewot, tapi bercanda. Popi dan Bumi sudah semakin akrab saja, pertama karena mereka berdua seumuran, dan kedua karena sudah sering bertemu dan karakter mereka juga cocok dengan satu sama lain. Sudah seperti teman yang sudah lama tidak bertemu. “Beberapa hari ini gak ke sini soalnya, kirain gak bakalan ke sini lagi,” ujar Popi. “Sibuk gue kemarin tuh,” sahut Bumi dan duduk di dekat Bang Yansa. “Kai,” panggil Angkasa. Kaila menoleh. “Apa?” sahutnya tidak ramah sama sekali. Ia juga tidak berjalan mendekat ke arah Angkasa. “Lho, kenapa nih? Kalian berdua berantem?” tanya Popi. Kaila menggeleng. “Gak kok, emang gak deket aja,” sahut Kaila dan Angkasa terkekeh mendengarnya. “Eh bang, gue gak ngelia
Read more
Night Drive
“Punya helm gak lo, Sa?” tanya Yansa ketika mereka berdua hendak menuju motor Angkasa.“Lho iya, ada satu doang, Bang,” sahutnya dan menepuk kepalanya pelan.“Nih, punya gue,” ujarnya dan melemparkan satu buah helm pada Angkasa yang untungnya bisa ditangkap oleh pemuda itu. “Helm buat cewek gue, tapi gak papa pake aja, besok balikin tapi.”“Siap bang, makasih ya,” ujarnya.“Makanya kalo ngajak cewek balik tuh ya siapin helm atuh bang,” sahut Altar yang sudah berada di dalam mobilnya dengan jendela yang terbuka.Angkasa mengangguk beberapa kali. “Siap siap,” ujarnya dan kemudian memberikan helm Yansa pada Kaila.Kaila menerimanya dan langsung memasangnya.“Hati-hati, Kak,” ujar Popi.“Ya, lo juga hati-hati,” sahut Kaila.Setelah itu, satu per satu dari mereka mulai pergi dari sana dan hanya menyisakan Angkasa serta Kaila yang entah kenapa butuh waktu yang lama untuk pergi dari sana.“Ayo naik, nunggu apaan emang?” tanya Angkasa karena Kaila tidak kunjung naik juga padahal tinggal merek
Read more
Under The Rain
“What should i do with this feeling, Sa?” Angkasa menoleh. “Hah?” Kaila terkejut. Perasaannya dia mengatakan itu di dalam hatinya, kenapa Angkasa bisa mendengarnya? Jangan bilang kalau dirinya baru saja mengatakannya lewat mulutnya? “Apa?” tanya Kaila pura-pura tenang, padahal jantungnya sudah berdegup dengan sangat kencang saat ini. Dia ingin sekali memukul mulutnya karena sudah menyuarakan isi hatinya yang hanya untuk disimpan sendiri. Kejadian bodoh apa lagi ini, Kaila? Otaknya seakan memberontak. Logika itu kembali muncul. “What feeling?” tanya pemuda itu. Damn. Dia benar-benar mendenganya. “Your feeling towards me?” tanyanya lagi. “Ya, gue mau nabok lo soalnya. Perasaan pengen nabok,” sahut Kaila cepat. Angkasa menaikkan alisnya mendengar jawaban Kaila barusan. Tidak masuk akal dan sedikit aneh, tapi Angkasa tidak memperpanjangnya. Mungkin Kaila memang sudah sangat mengantuk dan kesadarannya sudah tersisa sedikit, makanya ngomong ngawur. “Hujannya makin deres nih keknya
Read more
Ketiga Kalinya
“Langsung mandi sana, tar demam.” Kaila hanya menatap Angkasa yang berjalan menuju kamarnya setelah mengatakan itu. Kaila mengangguk perlahan lalu masuk ke kamarnya dan mengambil handuk. Bajunya basah karena mereka menerabas hujan. Kaila tidak mengerti dengan tingkah Angkasa. Sebelumnya dia mengatakan kalau tidak boleh motoran hujan-hujanan, tapi kemudian dia malah mengajak Kaila untuk pulang saat itu juga, di tengah hujan yang deras. Dia berjalan menuju kamar mandi dengan kebingungan yang ada di dalam otaknya saat ini. Dia dan Angkasa sepertinya memang sama-sama complicated. --- “Kai?” Kaila mendengar ketukan dan suara Angkasa dari luar kamarnya. “Ya?” sahutnya tapi masih belum berangkat dari kasurnya karena dia sedikit lelah. Selesai mandi tadi, Kaila langsung membaringkan tubuhnya di kasurnya yang empuk. Rambutnya masih basah dan ia tutup dengan handuk. “Gue mau masak mie, mau gak?” tanyanya. Kaila melihat jam di ponselnya yang sedang ia mainkan. Jam sudah menunjukkan ham
Read more
That Was Good
Ciuman kali ini berbeda. Kaila tidak menarik dirinya dengan cepat seperti yang sebelumnya. Dia masih dengan posisinya yang semula dengan kepala yang bersandar di sofa sedangkan Angkasa duduk di sampingnya dengan wajah yang tentu saja ada di depan Kaila. Tangan Kaila mengelus tengkuk Angkasa dengan pelan dengan ciuman yang juga semakin dalam. Angkasa such a good kisser. Shit. Tangan Angkasa perlahan meraih pipi Kaila dan mengelusnya menggunakan ibu jarinya. Mereka saling menyambut ciuman satu sama lain hingga Angkasa melepas ciuman mereka. Angkasa menyatukan dahinya dan dahi Kaila. Napas mereka memburu. Kedua mata mereka terpejam dan merasakan napas satu sama lain. “Kenapa berhenti?” tanya Kaila di sela-sela napasnya. Angkasa terkekeh pelan. “You need sleep, Kai,” jawabnya masih dengan posisi mereka berdua dengan dahi yang bersentuhan. “Right, gue butuh tidur,” ujarnya dan mengangguk. Angkasa masih ada di posisinya, dia menyuruh Kaila untuk tidur tapi sepertinya dia tidak ingin
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status