All Chapters of Berbagi Apartemen dengan Ketua BEM: Chapter 81 - Chapter 90
116 Chapters
Kampus
“Whoa, lihat siapa yang datang.”Kaila baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelasnya, tapi dia sudah disambut oleh tatapan mata dari seluruh orang yang ada di kelas ini.“Berani juga ya lo ke kampus,” ujar Ghina menatap Kaila dari atas sampai bawah.Kaila mengabaikannya dan duduk di kursi yang kosong, sebenarnya dia ragu untuk datang ke kampus, bukan karena takut karena omongan teman sekelasnya melainkan ia takut kalau nanti Mamanya akan ke sini. Namun dipikir-pikir, tidak mungkin Mamanya akan ke sini terlebih ketika gosip mengenai dirinya menjadi simpanan Rektor sudah meluas.Kaila juga mendengar kalau istrinya sang Rektor juga sudah menggugat cerai suaminya karena ketahuan selingkuh. Hah, Kaila muak. Jangan seret Kaila dalam masalah orang tuanya, dia tidak ingin ikut campur.Alasan Kaila datang ke kampus karena mulai hari ini mereka ujian akhir semester dan Kaila harus datang.“Gue denger-denger lo kabur dari pertunangan sama om-om ya, Kai?” tanya seseorang. Riri, salah sat
Read more
Melarikan Diri
“Cukup ya, Kak?” Bumi mengatakan itu pada Ghina, nada suaranya terdengar pelan tapi Ghina dan Tania bisa merasakan kalau pemuda itu juga sudah sangat marah. Tatapan matanya juga sangat tajam. Ghina menarik tangannya dari genggaman Bumi. Gadis itu mengelus pelan pergelangan tangannya karena cengkeraman Bumi sangat kuat. “Ayo kita pergi,” ujar Ghina kemudian pada teman-temannya. “Kalian juga mending pergi,” ujar Bumi pada yang lainnya. “Dia pikir dia siapa ngusir-ngusir kita,” bisik seseorang yang berhasil didengar oleh Bumi. Pemuda itu menoleh dan menatap tiga kakak tingkatnya yang ada di sana. Bumi hanya menatapnya tapi tiga orang itu mengalihkan pandangannya dan pergi dari sana. Mereka semua pergi dari sana dan hanya tinggal Tania beserta Kaila yang masih terduduk di lantai. “Kai, you okay?” tanya Tania dan kembali berjongkok. Kaila mengangguk. “I’m okay,” sahutnya dan berusaha untuk berdiri tapi terjatuh karena kakinya terasa sakit dan gemetar. Kaila tidak pernah seperti in
Read more
Berhenti Membuat Khawatir
Semua mata lagi-lagi tertuju padanya.Hari ini Kaila kembali memutuskan untuk masuk kuliah. Dia tidak mungkin bolos di saat mereka sedang ujian akhir semester dan lari terlalu lama juga bukanlah Kaila, dia mungkin takut kemarin dan begitu juga dengan hari ini tapi dia bisa mengabaikan itu semua, lagipula ini bukan kali pertama.Dia sudah pernah mengalami ini ketika SMA, bahkan mungkin lebih buruk ketika waktu SMA.Semalam Kaila tidak pulang ke apartemen dan memilih untuk tidur di hotel bintang tiga yang berada tidak jauh dari taman tempatnya kemarin. Ia satu jam lebih jauh dari apartemennya.“Hei,” sapa Tania dengan menepuk pundak Kaila pelan.Kaila menoleh dan mengangguk.“Udah sarapan belum?” tanyanya.Kaila menggeleng. Dia belum makan sejak semalam, tadi pagi dia juga tidak sempat sarapan karena harus bangun pagi dan pergi ke kampus yang jaraknya jauh karena dia tidak tidur di apartemennya.“Pasti belum ya?” ujar Tania yang tidak mendapat jawaban dari Kaila.Tania mengeluarkan satu
Read more
Heboh
“Bisa gak jangan bikin gue khawatir terus?” Angkasa menatap Kaila dengan lelah, tapi bibirnya membentuk senyuman tipis di sana karena bagaimana pun juga dia senang karena Kaila masih ada di sini, di depannya. Tangan mereka berdua bertaut. Tidak, lebih tepatnya Angkasa yang menggenggam tangan Kaila di depan semua orang dan membuat semua orang yang ada di sana diam terpaku ketika melihat Angkasa yang datang ke fakultas mereka. Pasalnya, tidak ada kegiatan apa-apa mengenai BEM saat ini di fakultas Ekonomi, tapi Angkasa tiba-tiba datang, dan mereka juga mulai sadar kalau satu mingguan ini Angkasa sangat sering ke fakultas mereka. Kaila melengos dan melepaskan genggaman tangan Angkasa, tapi pemuda itu kembali menggenggamnya dengan cepat. Kaila menoleh dan menatap tajam Angkasa, ia berusaha melepaskannya lagi tapi kali ini Angkasa menolak. Dia menggenggam Kaila dengan erat. “Kak Asa.. kenapa?” tanya Ghina menatap Angkasa dan tangan yang berpaut di depannya saat ini. “Jangan ganggu dia
Read more
Pusat Perhatian
“Kamu ngehina Mama lagi?”Mama Kaila terlihat sangat marah. Angkasa bisa melihatnya dengan jelas, sejak kedatangan Mama Kaila dan sejak tamparan itu. Angkasa ingin mengatakan sesuatu tapi Kaila mungkin tidak akan menyukainya, gadis itu sudah menghentikannya tadi.“Aku cuma bilang fakta, Ma,” sahut Kaila. Dia sudah mulai lelah. “Mama tau gak kenapa orang-orang ngeliatin kita segininya?” tanya Kaila melirik ke kiri dan kanannya yang penuh dengan orang-orang yang memperhatikan mereka.Mamanya ikut melihat dan menyadari kalau orang-orang semakin banyak dari yang sebelumnya. Mereka semua berkumpul dan menatap ke arah dirinya dan anaknya dengan tatapan yang sulit untuk dijelaskan. Mereka menjadi pusat perhatian saat ini, termasuk Angkasa yang ada di sana.“Karena mereka semua tahu kalo Mama simpanan Rektor,” ujar Kaila menatap Mamanya dengan lekat. “Mereka semua sedang ngejudge kita berdua, Ma. Mama yang ngelakuin tapi aku juga yang kena.”Mamanya menatap Kaila balik.“Jadi please, jangan a
Read more
Gue Selalu Di Sini
Pintu apartemen terbuka. Angkasa keluar kamarnya secepat kilat ketika mendengar suara pintu terbuka. Dia melihat Kaila yang baru saja melepas sepatunya dan meletakkannya di rak. Wajahnya terlihat lesu dan tidak bersemangat sama sekali, tatapan matanya nyaris kosong. “Udah makan?” tanya Angkasa. Kaila tidak menjawab dan terus berjalan menuju kamarnya, tapi sebelum Kaila masuk ke kamarnya, Angkasa menahan tangan gadis itu. Kaila menatap Angkasa dengan lelah. “Udah makan belum?” tanya Angkasa lagi. “Lepas,” ujar Kaila. “Belum ya?” Angkasa mengabaikan ucapan Kaila barusan. “Gue tadi beli richeese, makan yuk. Gue juga belum makan nungguin lo,” lanjutnya dan mengajak Kaila untuk ke meja makan. “Gue bilang lepas, Sa,” ujar Kaila dengan penuh penekanan. “Kenapa? Lo mau ngurung diri di kamar? Mau ngehindarin dunia?” tanya Angkasa menatap gadis itu dengan lekat. Kaila tidak menjawab. Setelah pertemuannya dengan Mamanya dan Kak Eric di kampus tadi, Kaila pergi berjalan sendirian tanpa
Read more
Ucapan Jordan
“Kita belum buka ya.”Jordan mengatakannya pada orang yang baru masuk dan tidak begitu jelas siapa yang datang sampai orang itu mendekat. Jordan membulatkan matanya.“Lo ke mana aja anjir?!” serunya pada Kaila yang tersenyum tanpa rasa bersalah.“Kangen banget ya lo?” tanya Kaila dan duduk di kursi yang ada di seberang Jordan sementara pemuda itu melepaskan gelas dan juga sapu tangan yang sebelumnya ia gunakan untuk mengelap gelas.Jordan menjulurkan tangannya dan mengetuk kepala Kaila dengan cukup keras karena sebal.“Jawab. Lo ke mana aja? Bikin orang-orang khawatir tuh keahlian lo banget ya kayaknya,” ujar Jordan yang sebal karena gadis itu menghilang selama lebih dari satu minggu tanpa kabar apapun untuknya.Kaila mengelus kepalanya dan menatap Jordan dengan dahi yang berkerut. “Sakit tau,” sahutnya.“Bodo amat, lo layak dapet itu. Sekarang jawab, lo ke mana?”“Gue dikurung sama nyokap gue,” jawab Kaila dan meletakkan tangannya di atas meja.Sekarang masih jam tiga sore dan masih
Read more
Pengunjung Kafe
Setelah dari bar, Kaila memutuskan untuk pergi ke kafenya. Namun kali ini bukan sebagai pekerja, melainkan sebagai pengunjung. “Halo selamat da—” Sapaan itu terpotong ketika Yansa melihat siapa yang baru saja masuk ke kafe. Matanya melebar sesaat kemudian menjadi teduh dan menghela napas pelan menatap Kaila yang baru saja masuk ke dalam kafe. Kaila memasang senyum yang jarang sekali ia keluarkan selama beberapa tahun ini, namun mulai saat ini dia ingin kembali membiasakan senyum itu. Ia ingin belajar tersenyum lagi. “Kak Kaiiiiii!” seru Popi dan berlari memeluk Kaila. Kaila tertawa dan menepuk-nepuk pelan bahu Popi. Ia masih terlihat canggung dan bingung harus membalas pelukan Popi apa tidak, jadi yang ia lakukan sekarang hanyalah menepuk-nepuk pundak gadis itu. Seruan Popi barusan menarik perhatian para pelanggan, termasuk Bumi yang ada di ujung sana dan juga Angkasa serta Altar yang ada di tempat mereka biasanya. Angkasa duduk di sana dan tersenyum melihat Kaila yang mendapat
Read more
Bertahan
“Eh iya gue juga pernah denger tuh Bang, itu sekolah lo ya?”Altar mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Bumi. “Iya, gue sama Angkasa sekolah di sana dan waktu itu kita berdua kelas sebelas,” sahutnya.“Terus kalian ikut tawuran?” timpal Kaila.“Enggak, kita diajak tapi ya ngapain,” jawab Altar lagi.Di sisi lain Angkasa hanya mengangguk, menyetujui semua ucapan yang dikatakan oleh Altar. Pemuda itu menyesap abis es americano miliknya.“Bang, mau satu gelas lagi dong,” serunya mengangkat tangannya pada Yansa yang ada di sana dan dibalas anggukan dari Yansa.“Udah abis berapa gelas? Gak inget lambung?” Kaila menatap Angkasa sekilas.Angkasa menggaruk pelipisnya dan kembali mengangkat tangannya. “Gak jadi bang, es tawar aja deh,” ujarnya pada Yansa.“Gimana sih? Batal nih jadi?” seru Yansa. Angkasa terkekeh dan mengangguk.Altar sedikit memutar bola matanya dan menggelengkan kepalanya kecil, sedangkan Bumi di sana masih bingung dengan keadaan ini, dia tidak tahu apa-apa
Read more
Sedang Berusaha
“Mau pulang bareng gak?”Kaila menoleh dan mendapati Bumi yang tersenyum ke arahnya. Pemuda itu berdiri di samping Kaila yang sedang berdiri di depan pintu kafe, menunggu teman-temannya yang lain yang masih ada di dalam sana.Malam semakin larut dan dingin, namun keadaan di luar tidak sesepi itu. Kota ini seakan tidak pernah tidur, semua orang masih berkeliaran di hampir jam dua belas malam. Begitu pula dengan Kaila dan teman-temannya.“Ayo pulang,” ujar Angkasa yang tiba-tiba datang di antara mereka berdua.Kaila dan Bumi menatap satu sama lain, kemudian menatap Angkasa yang juga menatapnya. Mereka berdua tidak berjanji untuk pulang bersama, tapi Angkasa langsung mengajaknya untuk pulang.“Oh, kalian mau pulang bareng?” Bumi menatap Kaila dan Angkasa bergantian.Kaila hanya diam saja dan saat itu Angkasa baru tahu kalau ternyata Bumi baru saja mengajak Kaila untuk pulang bareng.“Gue pulang sendiri aja,” sahut Kaila dan mengeluarkan ponselnya untuk memesan ojek online tapi langsung d
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status