All Chapters of DERITA ISTRI PERTAMA: Chapter 71 - Chapter 80
129 Chapters
71. Tuntutan Sang Mertua
“Katakan padaku Mi, tugas apa yang harus aku lakukan?” tanya Meyra lebih lugas.Wanita yang sering menyanggul rambutnya itu menelisik seluruh diri Meyra dengan tatapannya yang dalam.“Kamu memang harus dikasih tahu dulu baru tahu apa yang harus dilakukan.”Meyra langsung menunjukkan gestur tubuhnya yang gusar. Jelas hatinya menjadi meradang sekarang.Nehan bisa merasakan kegelisahan istrinya yang membuat lelaki itu mulai memberikan sentuhan lembut pada punggung tangan wanita yang selalu dicintainya itu.Sekar menangkap kedekatan mereka dengan kecemburuan yang tak terelakkan.Cyntia menegaskan kembali auranya yang mendominasi dengan memberikan tatapan yang semakin lugas pada menantu pertamanya yang sudah sekian lama meninggalkan rumahnya.Sementara Nehan memilih diam, selalu enggan untuk menginterupsi ibunya.“Berhubung kamu tak bisa memberikan keturunan untuk keluarga ini maka kamu harus melakukan tugas lain, yang harus kamu lakukan dengan baik.”Meyra menahan gejolak di dalam dirinya
Read more
72. SALING MENCEMBURUI
Meyra menegaskan tatapannya dengan memendam perasaan penuh kecamuk di dalam dirinya. Ia sama sekali tak menyangka jika ibu mertuanya yang dulu ia kenal bijak kini malah menjadi sangat pemaksa.Hati Meyra lebih dari kecewa menghadapi sikap sang mertua yang seakan kini menjadi sangat senang menyudutkannya.Semenjak kehadiran Sekar di dalam rumah ini, Meyra merasa segala yang dilakukannya akan menjadi sangat salah di mata ibu mertuanya itu.“Kenapa Mami sekarang memaksa aku untuk membantu Mas Nehan, bukannya dulu Mami pernah sangat mendukungku untuk menjadi seorang dokter?”Cyntia memasang wajah masam saat mendapati sang menantu pertama tetap terlihat enggan untuk memenuhi permintaannya.Melihat pertentangan antara Meyra dengan mertua mereka, Sekar tersenyum dalam hatinya.Wanita itu menjadi sangat senang dengan keretakan hubungan Meyra dengan mertua mereka, yang semakin membuatnya kian mendapat tempat di hati sang mertua.Sebaliknya Nehan menjadi sangat gelisah. Ia merasa terjepit di an
Read more
73. HATI MEYRA YANG MERADANG
Meyra menjadi sangat jengah ketika mendengar pertanyaan sang mertua. Untuk sekarang dan entah sampai kapan dirinya akan selalu mendengar kata-kata ibu dari suaminya itu yang akan membandingkan dirinya dengan Sekar.Termasuk saat ini kalimat Cyntia yang memancing kegeraman kala Meyra mendengar mertuanya itu menyebut dirinya sedang cemburu pada Sekar.“Kenapa kamu tak menginap di sini saja? Bukankah sudah lama kamu tak tidur di sini? Kalau kita tinggal bareng dan tampak rukun aku yakin mami pasti akan senang melihatnya.”Sekar kemudian melirik pada sang mertua yang selalu saja menampakkan aura pembelaannya pada dirinya.“Tak ada salahnya kalau kita berusaha untuk membuat mami bahagia. Jadi kamu mau kan menginap di sini?”Meyra masih bergeming dengan menahan kegeraman di dalam dadanya yang terasa sudah sangat membuncah. Tapi sampai detik ini Meyra masih tak menampakkan kekesalannya itu dengan lugas.Saat melihat Meyra masih saja membisu, Sekar malah mengartikan sikap itu sebagai sebuah p
Read more
74. TEKAD NEHAN
Dengan menahan kegeramannya Meyra mendorong tubuh Nehan agar menjauhinya, sesuatu yang sangat tak diduga oleh Nehan.Nehan tersentak ketika mendapati sang istri pertama menolaknya dengan telak.“Ada apa Mey?” tanya Nehan tak mengerti.Bahkan sekarang ia melihat wajah cantik istrinya itu sudah bersimbah air mata.“Kamu bertanya ada apa Mas?” sergah Meyra memendam rasa kecewa.Tatapan wanita berambut indah itu kemudian mengedar ke seluruh ruangan kamar.“Kamu lihat kamar ini Mas, semuanya sudah berubah. Sepertinya aku merasa sudah tak lagi berarti untuk kamu Masa. Kamu bahkan sudah mengijinkan Sekar untuk ikut tidur di kamar ini.”Meyra mencecarkan semua gelisahnya dengan sangat gamblang mengabaikan perasaan sang suami yang bisa saja terluka karena cecaran kalimatnya yang lugas.“Kalau kamu sudah memiliki Sekar dan anak-anak kalian kenapa kamu tetap mempertahankan aku? Kenapa kamu tak melepaskan aku saja Mas? Kenapa kamu tak menceraikan aku saja?”Meyra benar-benar memuntahkan semua emo
Read more
75. PERMINTAAN YANG MELUKAI PERASAAN
“Mey, apa kamu mengijinkan aku untuk melihat anak-anak?” Nehan yang masih ragu masih meminta persetujuan pada sang istri pertama yang selalu tak pernah bisa ia abaikan.Untuk beberapa saat Meyra malah sangat bisa tercenung ketika mendengar permintaan sang suami.Meyra masih saja berdiri mematung, diam bergeming tak memberikan respon apapun.Hingga sejurus kemudian mereka malah mendengar tangisan yang lebih keras dari Ceria yang segera diiringi dengan seruan keras dari Cyntia di kamar bawah yang memanggil tegas Nehan untuk segera datang.“Nehan, cepat tenangkan anak kamu. Dia terus mencari kamu!” seru Cyntia terdengar kian tak sabar.Nehan melirik sejenak pada istri pertamanya, yang juga mulai menatapnya dengan lekat. Lelaki itu kini malah menjadi tersudut.Tanpa mengucapkan permohonannnya lagi Nehan segera melangkah ke luar kamar menyongsong anaknya yang menangis kian keras di kamar bawah.Saat mendapati Nehan berlalu dari hadapannya, ada rasa perih yang menyambar hati Meyra.Jelas Me
Read more
76. MEMBUJUK ACHA
“Apa masih ada pasien lagi, Sus?” tanya Meyra setelah ia baru saja menyelesaikan tugasnya yang terakhir.Wanita berpakaian serba putih yang selama ini membantunya di klinik, malah terlihat agak bimbang.“Di luar masih ada seorang anak yang sejak tadi menunggu, ingin bertemu dengan Dokter, tapi kelihatannya dia tidak sedang sakit.”Baru saja Meyra mendengar keterangan dari asistennya mendadak seorang gadis kecil sudah muncul dari balik pintu dengan membawa senyumnya.“Selamat sore, Dokter!” sapa gadis kecil berkuncir dua.Meyra sedikit terkejut melihat sosok menggemaskan itu, meski kemudian senyumnya segera terkembang lebar.“Acha, kamu datang sama siapa sayang?” tanya Meyra sembari tatapannya mengarah ke luar mencaritahu siapa yang mengantar salah satu pasien setianya itu.Gadis kecil berwajah manis itu malah menggelengkan kepalanya.“Aku nggak datang sama siapa-siapa,” jawab Acha ringan sembari duduk di kursi kecil yang biasanya selalu dilakukannya saat ia datang untuk memeriksakan k
Read more
77. TUDUHAN KEJI NEHAN
Meyra tak kuasa menolak kala gadis kecil yang tampak sedang galau itu merajuk kepadanya meminta untuk menyantap chicken steak di sebuah restoran.Akhirnya mereka bertiga duduk bersama dalam satu meja menikmati chicken steak yang menjadi permintaan Acha.Nyatanya kebersamaan mereka terlihat bagai sebuah keluarga bahagia, bila disaksikan oleh orang lain yang tak benar-benar memahami situasi mereka saat ini.Namun makan malam bersama itu dengan sangat jelas menghadirkan aura bahagia di wajah Acha yang sebelumnya lebih sering menghabiskan waktu makan malamnya hanya sendirian saja ditemani seorang nani yang hanya memberikan perhatian pada Acha dengan sekedarnya saja.“Dokter Meyra, Acha seneng banget ada Dokter di sini dan kita makan sama-sama. Apa Dokter seneng juga kayak Acha?”Meyra melemparkan senyumnya, dia memberikan perhatian lembut pada gadis kecil itu yang membuatnya malah merasakan bisa menyalurkan naluri keibuan di dalam dirinya.Meyra malah merasa senang, dengan sikap manja Ach
Read more
78. KECEWA YANG MERAJAM
Meyra terkesiap setelah tangannya mendarat dengan sangat keras pada pipi kanan Nehan.Nehan juga tak kalah terperanjatnya, hingga tatapannya membeliak tajam pada sang istri pertama yang baru saja sudah menamparnya.Meyra yang hatinya masih meradang saat mendengar tuduhan keji sang suami juga stigma yang terlontar dari mulut sosok lelaki yang bergelar suami itu, membuatnya segera menampakkan ekspresi tegas tanpa penyesalan.“Kamu sudah sangat merendahkan harga diriku. Jika di matamu aku sudah begitu buruk, kenapa kamu masih saja mempertahankan aku?”Nehan segera tersentak ketika mendengar kata-kata istri pertamanya yang menguarkan kekecewaan yang sangat lugas.Di dalam hatinya yang paling dalam Nehan mulai menyesali apa yang sudah diucapkannya. Dirinya terbawa dalam arus emosi dan kecemburuan yang terlalu besar membuatnya tak bisa mengontrol diri.“Aku memang wanita yang mandul, tapi bukan berarti aku akan menyeret diriku dalam perbuatan yang rendah.”Kedua mata Meyra sudah memerah mem
Read more
79. MASIHKAH ADA KITA?
Meyra masih membeku saat sang suami yang sudah berada di belakang setir kemudi bertanya tentang tujuannya.“Sayang, katakan saja kamu ingin kita pergi ke mana sekarang?”Nehan kemudian mengarahkan separuh badannya pada Meyra yang masih terlihat mengabaikannya dan tetap menatap ke depan, tampak sangat enggan menanggapi sang suami yang sedang mengajaknya berbicara.“Mey, aku tahu kamu masih marah soal semalam, sungguh aku minta maaf. Sekarang katakan padaku apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahanku?"Meyra masih tak bergeming.Nehan menarik nafas panjang menampakkan kegusarannya yang semakin lugas terunggah.“Mey, kumohon katakan sesuatu.”Meyra tetap saja bisu.Nehan semakin canggung bahkan tak tahu harus melakukan apa menghadapi kebekuan Meyra yang terlihat begitu telak.Rasa bersalah kian menggerogoti batin lelaki itu.“Bagaimana kalau kita pergi ke sebuah butik, sudah lama aku tak membelikan kamu pakaian dan aksesoris lain?”Nehan berusaha keras untuk mengambil hati istri
Read more
80. Sebuah Sandaran
“Mey, maukah kamu mendampingiku untuk menemani Sekar melahirkan?”Nehan mengungkapkan permintaannya terlalu lugas hingga membuat Meyra merasa sangat terrsudut dengan hati yang tercabik.Namun sebelum Meyra mengatakan apa yang ada dalam hatinya dengan cepat Nehan sudah menarik tangan wanita yang masih berstatus sebagai istrinya ke dalam mobil bahkan sebelum sempat Meyra mengatakan pendapatnya.Meyra menjadi tak bisa mengelak kala Nehan segera melarikan mobilnya dengan mengunggah gurat kecemasan yang sangat nyata.Ada perih yang kembali hadir. Nyatanya bukan dirinya yang sedang dicemaskan sang suami saat ini, tapi istri lain yang sedang mengandung keturunan keluarga Asmoro selanjutnya.Selama bertahun-tahun mimpi seperti ini bertahta di dalam pikirannya bahwa suatu saat nanti akan tiba giliran bagi dirinya bahwa ia akan merasakan sebuah perjuangan untuk menghadirkan sebuah kehidupan baru ke dunia.Tapi saat vonis dokter itu terpampang nyata di hadapannya, Meyra seakan dipaksa untuk meng
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status