All Chapters of KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU: Chapter 81 - Chapter 90
101 Chapters
Azha Dan Alma Hilang 2
Aku menyandarkan kepala di kursi,kupijit kepala yang kian semakin berdenyut. Siapa lagi yang harus kuhubungi? Mama dan Raffi juga tak mengetahui keberadaan Hanin. Kabar yang sempat kuberikan justru membuat Mama dan Raffi kebingungan. Beberapa kali mereka menghubungiku,menanyakan keberadaan Hanin, itu semakin membuatku bingung dan merasa bersalah. Bagaimana kalau ayah dan bunda tahu jika putri kesayangannya menghilang dan aku tak tau harus mencari ke mana?Aku memutuskan pulang setelah melaporkan hilangnya Hanin di kantor polisi. Mobil mama sudah terparkir rapi di halaman rumah ketika aku masuk gerbang. Mereka pasti khawatir dengan keadaan Hanin.“Bagaimana,Bayu? Kamu sudah tahu keberadaan Hanin,kan? Dia di mana? Masih di belakang,kan?” cecar Mama ketika aku melangkah mendekat.“Bayu belum menemukan Hanin,Ma. Semua teman Hanin tak tahu keberadaannya. Bayu juga sudah lapor pada pihak yang berwajib,semoga mereka bisa menemukan Hanin secepatnya.”Mama luruh di lantai,tangisnya pecah seket
Read more
Pilihan
Pov Bayu"Cepat, Bay! Kita harus segera ke apartemen. Mama harus memberi pelajaran pada wanita itu!" pekik Mama. "Belum tentu Nisa yang melakukan ini semua, Ma. Kita tak memiliki bukti yang mengatakan jika Nisa bersalah."Aku mencoba memadamkan api amarah di hati Mama mau pun Bunda. Namun kedua wanita itu justru semakin murka. Caci dan maki kembali keluar dari mulut mereka. "Kamu melindungi wanita itu, Bayu? Dia sudah menculik Hanin dan anak-anak. Buka mata kamu lebar-lebar!" Bunda mengepalkan tangan di samping. Dadanya naik turun, menahan amarah yang siap meledak. Selama menjadi menantunya baru kali ini aku melihat Bunda begitu murka. Entah ke mana perginya kelembutan dan tutur kata yang manis. Aku paham betul, Bunda takut terjadi apa-apa dengan Hanin dan kedua cucunya. Sebetulnya aku tak membela Nisa. Aku hanya tak percaya jika ia tega melakukan penculikan. Dia juga korban tapi kenapa bisa menjadi tersangka? "Nisa tak mungkin setega itu, Ma."Kedua wanita itu menatapku tajam. A
Read more
Pilihan 2
"Apa maksud Mama? Nisa tidak mengerti." Nisa menggeleng, dia tatap aku dan Mama bergantian. "Jangan playing victim! Kami sudah tidak percaya dengan wajah polosmu." Bunda mendekat, mencengkeram kuat lengan Nisa hingga membuat istri keduaku meringis kesakitan. Melihat Nisa menangis membuatku tak tega. Apa lagi kini dia tengah mengandung anakku. Dari sorot matanya terlihat ia tak tahu apa pun. Apa jangan-jangan bukan Nisa pelakunya? Lalu siapa? "Sudah, Bun. Kasihan Nisa, dia sedang hamil." Aku lepas tangan Bunda yang mencengkeram lengan istriku. "Kamu bela dia, Bayu!" Bunda menatapku tajam. Ya Allah, apa pun yang kulakuan selalu saja salah. Beginikah berada di tengah-tengah perdebatan? "Biarkan Nisa menjelaskan semuanya, Bun. Tolong jangan menggunakan kekerasan. Nisa tengah mengandung, tak seharusnya dia didzalimi seperti ini.""Bayu benar, masalah ini akan semakin rumit jika diselesaikan dengan amarah dan kekerasan." Mama dan Bunda mencebikkan bibir tapi tak mempu membantah ucapan
Read more
Melarikan Diri
Pov Hanin“Jaga mereka baik-baik. Jangan sampai mereka kabur,mengerti!” ucap seorang lelaki di depan kamar tapi suaranya masih terdengar jelas di telingaku. Itu karena aku belum bisa tidur.“Memangnya Bos dan kalian mau ke mana?” jawab seseorang tapi aku tak tahu siapa.“Mobil yang membawa dua tawanan mogok di jalan raya,bisa bahaya jika polisi atau penduduk mengetahuinya.”“Baik,aku menjaga mereka dengan baik.”Setelah itu aku tak mendengar pembicaraan lagi,hanya suara langkah kaki yang semakin menjauh. mereka sudah pergi meninggalkan depan kamar. DEEER!Syahla melonjak kaget mendengar pintu ditendang dari luar,aku sendiri refleks duduk. Kami beradu pandang sambil terus bergandengan ketika seorang lelaki bertubuh gempal masuk. Jantung kian berdetak kencang melihat tatapannya ke arah kami,terlebih ke arah sahabatku. Dia seperti singa yang kelaparan,sementara kami dua ekor domba tersesat.“Mau apa kamu?” tanya Syahla sambil terus bergeser hingga aku hampir terjatuh.Lelaki itu tak men
Read more
Melarikan Diri 2
"Baiklah, Sayang." Lelaki itu mulai melepas kancing celana jeans. Dalam hitungan detik benda berwarna biru itu tergeletak di lantai begitu saja. "Dalam hitungan tiga, kita tendang terongnya!" Syahla mengangguk, syukurlah kali ini dia paham. "Aku sudah siap, Baby." Lelaki itu semakin mendekat, hanya tinggal tiga langkah dari kami. Aku dan Syahla sudah bersiap untuk memberikannya kejutan mematikan dan tidak terlupakan seumur hidup. "Satu ... Dua ... Tiga...."Kakiku dan Syahla melayang bersamaan hingga mengenai benda keramat miliknya. Lelaki gempal itu mundur beberapa langkah kemudian tersungkur di lantai. Kedua tangannya menempel pada benda pusaka miliknya. Ternyata sebuah novel yang kubaca di aplikasi online memang benar, benda pusaka lelaki adalah titik terlemah dalam tubuhnya. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Syahla segera berlari menuju pintu. "Terkunci, Nin."Terburu-buru membuatku lupa jika kunci masih ada di saku celana lelaki itu. Tanpa pikir panjang aku segera membalikkan
Read more
Rencana Natasya
Pov HaninJantung semakin berpacu seiring langkah kaki yang kian mendekat. Rasa takut bercampur amarah melebur menjadi satu. Natasya tega menyakiti kedua anakku. Tidak cukupkah ia menyiksaku? "Mbak Hanin." Wajahnya menegang melihatku berdiri di hadapannya. "Bunda!"Azha dan Alma menerobos berlari ke arahku. Mereka memeluk tubuh ini erat, menghilangkan ketakutan bahkan mencari perlindungan. Berdiri mensejajarkan tinggi Azha dan Alma,kuciumi kedua anakku yang sangat ketakutan. Bulir demi bulir terus jatuh hingga membanjiri pipi putih mereka.“Ayo pulang,Bun! Alma takut,” rengeknya sambil memegang kuat lengan kananku.“Tante bohong,Bun. Katanya mau antar pulang tapi Azha dan Alma malah dimarahi,” ucap Azha.“Tenang,ada bunda di sini. Kak Azha dan Kak Alma,kan anak-anak hebat,ya. Jadi tidak boleh menangis,” ucapku menenangkan.Sebagai seorang ibu,aku berusaha kuat dan meyakinkan mereka bahwa semua akan baik-baik saja. Kututupi rasa takut ini. Jika aku kabur bersama Syahla,entah bagaima
Read more
Rencana Natasya 2
Aku tak mengerti dengan keinginan gilanya. Terlalu mencintai ciptaan Tuhan membuat ia tak terima jika Mas Bayu dimiliki orang lain. "Pernikahan itu bukan hal main-main, Natasya,tidak semudah itu mengucapkan kata perceraian."PLAAKLagi dia menampar pipiku. Nyeri teramat nyeri tapi jauh lebih sakit mengetahui kenyataan di depan mata. Wanita yang sudah aku anggap sebagai adik kandung justru menusukku dari belakang. Kukira semua cerita ini hanya ada di dalam novel fiksi tapi aku salah justru novel menggambarkan kehidupan nyata yang dirangkai dalam kata. "Kamu mau cerai atau melihat Azha dan Alma terluka? Atau mau kamu dan bayi yang ada di dalam kandungan kamu mati?" tanyanya lagi. Aku masih diam tak mampu menjawab apa. Mulut yang terkunci justru membuat Natasya kian meradang. Dia menatapku tajam, giginya gemeretak dengan wajah merah padam. "Kamu pilih mana, Hanin?" tanyanya penuh penekanan.Ini jauh lebih berat daripada mengikhlaskan Mas Bayu menikah lagi. Aku tak bisa memilih satu d
Read more
Menceritakan Pada Bayu
Pov SyahlaAku terus berlari menerjang semua halangan di depan mata. Tak perduli betapa sakit kakiku ini. Aku harus bisa lolos untuk menyelamatkan Hanin dan kedua anaknya. "Cari wanita itu!"Aku semakin mempercepat langkah meski harus menahan perih di bagian mata kaki. Hampir saja aku terjatuh karena menendang batu. Hanya sinar rembulan yang menuntunku terus berjalan. Hingga aku tak dapat melihat dengan jelas apa yang ada di depan mata. Rumah itu terletak di tengah kebun jati. Di sekitar sini hanya di penuhi pepohonan. Tak kulihat rumah lain. Entah di mana aku sekarang. "Ke mana hilangnya wanita itu?" Samar terdengar suara seorang lelaki. Mendadak tubuhku terasa lemas, bayang kembali dikurung menari di pelupuk mata. Tuhan, apa aku akan tertangkap? Tolong selamatkan aku.Dalam hati aku terus berdoa dan meminta kepada Illahi Robbi agar membantuku keluar dari sini. Dengan langkah hati-hati aku berjalan menuju pohon besar. Jangan sampai menimbulkan suara agar mereka tak mengetahui ke
Read more
Menceritakan Pada Bayu 2
“Pakai sabuk pengaman!” Aku menoleh kemudian dengan cepat memasang sefty belt.Kendaraan roda empat miliknya melaju dengan kecepatan tinggi. Gerakan mobil yang tiba-tiba membuat salah seorang lelaki yang mengejarku tersungkur hingga mencium aspal. Sudut bibirku tertarik ke atas melihat dia jatuh, meski aku belum puas sepenuhnya.Hening,lelaki itu fokus mengendarai mobil sementara aku bingung bagaimana cara membantu Hanin dan anak-anaknya. Situasi ini terlalu rumit.“Kok bau gak enak,ya?” celetuk lelaki itu.Aku mulai mengendus mobil dan sekitarnya,mencari bau aneh yang lelaki itu maksud. Perlahan aku menundukkan kepala,mataku melotot melihat bagian bawah basah. Astaga, aku sampai lupa jika mengompol. Bagaimana ini?Dengan sedikit ragu aku menoleh ke sebelah kanan,lelaki itu menatap tajam ke arahku. Bukan,lebih tepatnya melihat bagian bawah. Sial,dia tahu celanaku basah. Apa yang harus aku katakan padanya.“Tolong antar aku ke perumahan mawar,ini menyangkut hidup dan mati seseorang,” u
Read more
Memberitahu Bayu
Pov Syahla"Siapa dalangnya, Mbak?"Mataku melotot melihat Nayasta sudah berdiri di pintu. Ya Tuhan, kenapa dia sudah ada di sini? Bukankah dia masih berada di rumah itu? Ah, tunangan Raffi pasti langsung pergi setelah membawa Azha dan Alma ke rumah itu. Dasar wanita kejam! "Siapa dalangnya, La?" tanya Bayu sambil menatapku dengan penuh tanda tanya. "Wanita itu dalangnya, Bay. Dia yang telah menculik Azha, Alma dan Hanin. Aku juga ikut dikurung agar rencananya berhasil dengan baik. Semua ia lakukan karena terobsesi padamu. Dia mencintai kamu, Bayu!" ucapku tapi lagi dan lagi hanya di dalam hati. Aku tak cukup bukti untuk mengatakan kebenaran ini. "Apa Syahla? Jangan buat aku penasaran?" tanya Bayu lagi. Suara langkah kaki Natasya semakin terdengar jelas di telingaku. Tubuhku terasa basah. Bukan karena kencing di celana, melainkan rasa takut yang mendominasi hati. Tuhan, apa yang harus aku lakukan? "Em... Aku yakin dalang penculikan itu adalah orang terdekat kamu. Tidak mungkin i
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status