All Chapters of SKANDAL PUTRI SAH PRESIDEN: Chapter 21 - Chapter 30
113 Chapters
DUA PULUH SATU
Pria itu meletakkan pisau plastik di dalam kotak setelah mengambil kue yang jatuh di atas meja dan membuangnya ke dalam plastik.Bora memperhatikan detail itu.Tidak hanya membuang kue yang sudah jatuh, tapi juga membersihkan meja yang kotor. Bora menjadi tidak salah dengan penilaiannya. Di masa depan, dia memang berencana untuk mengambil anjing terlantar untuk dianggap sebagai anak, dia terlalu takut memiliki anak di masa depan. Pria itu menatap serius Bora. "Anak kecil, aku tidak tahu nama kamu- dan bahkan aku juga tidak mengenal kamu. Tapi kenapa kamu malah melamar aku di sini? Apakah kamu sudah bosan hidup?""Karena di masa depan saya akan mati.""Apa?""Saat ini saya bertengkar dengan keluarga dan bahkan tidak terlalu dekat dengan mereka. Saya ingin bertahan hidup dan juga mencari seseorang yang bisa memahami perasaan saya.""Tunggu dulu, anak kecil! Bagaimana bisa kamu seyakin itu, aku bisa memahami pera
Read more
DUA PULUH DUA
Bora masuk ke dalam mobil sementara Efan mengomel di depan Ditya.Ditya terbelalak tidak percaya. "Bora mengatakan itu?""Ya, dia melamar langsung.""Gila! Apa sih yang ada di dalam pikirannya?"Efan mengangkat kedua bahu. Ditya menepuk pundak Efan dan mengucapkan terima kasih, lalu masuk ke dalam mobil. Mobil berjalan keluar penjara, Ditya bertanya pada Bora. "Kamu melamar-""Ya, aku ingin dia menikah denganku.""Bora.""Dokter, aku tidak tahu di masa depan apakah masih ada atau sudah pergi dari dunia ini- banyak yang tidak menyukai papa." Bora menjelaskan ke Ditya. "Mungkin saja aku akan mati lebih cepat."Ditya memukul kepala Bora. "Jangan bicara hal yang tidak masuk akal! Cepat tarik kembali!"Bora mengusap kepalanya yang dipukul dan menatap kesal Ditya. "Dokter tidak tahu apa yang aku lihat di masa depan!"Bora yang menyadari kesalahannya, sontak terdiam. Ditya mengarah
Read more
DUA PULUH TIGA
Fendi memiliki istri dan anak berjumlah dua belas orang. Banyak? Memang. Kata orang tua zaman dahulu, semakin banyak anak maka akan mendatangkan banyak rezeki.Fendi yang berpikiran kuno tidak pernah mempermasalahkannya, selama mampu menghidupi mereka semua. Dua atau tiga anak tertua merupakan anak bawaan dari istri, Fendi tidak pernah mengingatnya karena dia mau menerima anak-anak sebagai anak kandungnya sendiri. Yang menjadi masalah adalah kakak kedua Fendi yang bertengkar dengan istri Fendi. Tidak, lebih tepatnya murid kakak kedua Fendi yang bertengkar dan ditekan istri Fendi.Jika istrinya tidak membuat masalah, Fendi tidak akan pusing atau pun mulai curiga. Tapi-Fendi menghentikan langkahnya sambil menghabiskan boba rasa strawberry. Apa benar Rina sedang hamil sekarang?Otak cerdas Fendi yang awalnya jalan di tempat, mulai bisa digunakan seperti dulu. Fendi mulai berjalan sambil berpikir serius dan mem
Read more
DUA PULUH EMPAT
Bima dan Donny adalah teman kuliah Ditya, mereka berdua mendapatkan beasiswa di bidang kedokteran hewan dari profesor Hendra secara langsung. Jadi, mereka berdua menjadi teman dekat Ditya, anak profesor. Sekaligus bawahan profesor langsung.Ditya menatap lurus Bima. "Ada yang ingin kamu tanyakan lagi?"Masih ada banyak pertanyaan di benak Bima, namun dia tidak akan mengutarakannya secara langsung di depan Ditya. "Tidak, terima kasih sudah bertanya."Ditya mengangguk lalu kembali ke ruangannya, meninggalkan Bima yang termenung.Hukum perlindungan hewan jarang atau kurang diperhatikan oleh masyarakat Indonesia. Hanya menyadarkan mereka dengan penyuluhan juga percuma. Masyarakat Indonesia kebanyakan malas membaca, satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah menegakkan aturan dengan keras.Tapi masalahnya adalah di Indonesia tidak populer jika membahas masalah perlindungan hewan. Bima kagum dengan langkah berani yang diambil profesor.***Di pagi hari, Bora pergi ke bagian keuangan dan
Read more
DUA PULUH LIMA
Edwin Federick, 49 tahun. Sangat mencintai Ike sejak kecil dan ingin menikahinya, namun harapan itu pupus ketika Ike tiba-tiba hamil dan menikah dengan teman kuliahnya. Edwin yang kecewa, menikah dengan wanita yang dijodohkan keluarganya. Untung saja, Edwin tidak memiliki anak sama sekali dengan mantan istrinya, sehingga ketika mendengar Ike kecewa karena suaminya selingkuh, Edwin langsung menceraikan istrinya. Edwin mudah menerima Harsa dan Genta, namun tidak bisa menerima Bora yang wajahnya sangat mirip dengan pria yang menghamili Ike. Sekitar tiga tahun lalu, Edwin memberikan pengaruh ke Ike saat wanita pujaannya sedang bingung karena teror dari mantan suaminya. "Berikan saja Bora, kenapa kamu bingung?"Ike menggeleng pelan. "Bora anakku, darah dagingku. Bagaimana bisa aku berikan kepada Aji? Dia sudah menikah dengan wanita yang memiliki anak sendiri, kamu tahu 'kan berita mengenai ibu tiri yang tidak suka kehadiran anak tirinya?"Edwin membelai kepala Ike. "Kenapa kamu harus p
Read more
DUA PULUH ENAM
PLAK!Suara tamparan terdengar keras di dalan ruangan, orang-orang yang menyaksikan pun hanya diam menyaksikan seorang ayah sedang mendidik keras putrinya yang nakal.Aji memijat keningnya, setelah menampar keras pipi Bora. "Bagaimana bisa aku memiliki anak seperti kamu, Bora? Apakah kamu tidak bisa diam saja sampai istirahat selesai?"Tangan Bora menyentuh pipi yang ditampar dan menundukkan kepala, rasa sakit di hati jauh lebih sakit daripada hukuman fisik yang diterimanya."Aku tidak pernah mendidik kamu seperti ini, Bora. Tapi kenapa kamu malah menjadi liar? Apa yang telah aku lakukan sampai kamu bersikap seperti ini kepadaku?"Semua orang dewasa, kecuali Hendra. Menatap simpati walikota kesayangan rakyat Indonesia. Bora pun terkenal sebagai anak nakal, di media sosial.Hendra melindungi Bora. "Walikota, tidak bisakah anda bertanya dulu kepada Bora? Apa yang sebenarnya terjadi?"Aji mengerutkan kening lalu menunjuk Bora dengan marah. "Tanpa diberitahu, aku sudah tahu perilaku buruk
Read more
DUA PULUH TUJUH
Fendi tidak bisa berkomentar banyak ketika melihat seorang perempuan muda, memakai baju rumah sakit berwarna merah muda dengan mulut cemberut, muka sembab dan kaca mata baca duduk di hadapannya, membawakan buah strawberry yang dimasukan ke dalam plastik mika dan sepertinya dijual di pinggir jalan. Fendi juga tidak bisa mengeluarkan kritikan tajam ketika melihat aura sedih di sekitarnya. "Jika kamu masih ingin istirahat, kamu tidak usah menjenguk aku."Bora menggeleng lalu mulai menangis sambil melepas kaca matanya.Fendi menjadi panik, tidak ada tisu ataupun sapu tangan, di dalam ruangan hanya ada mereka berdua. "Aku- tidak tahu kenapa kamu menangis, tapi aku-"Bora menggeleng lagi. "Tidak, aku tidak butuh hiburan. Aku hanya ingin menangis saja."Fendi menghela napas panjang. "Aku bukan pendengar yang baik, tapi jika kamu butuh teman untuk berkeluh kesah- aku tidak cocok melakukannya."Bora tertawa kecil, meskipun masih menangis. "Aku juga tidak mengharapkan penghiburan dari orang la
Read more
DUA PULUH DELAPAN
Opdon diambil dari kata Open Donasi. Shelter membutuhkan uang untuk biaya perawatan hewan terlantar dari Open Donasi, namun ada beberapa orang yang menyalahgunakan donasi dan tidak mendaftarkannya secara hukum, dan juga ada orang-orang yang berusaha menjatuhkan nama baik shelter. Sebagai orang awam, Bora tidak tahu mana yang benar dan tidak mau ikut campur masalah orang lain. Bora sendiri tidak pernah tahu perseteruan tentang shelter dengan masyarakat awam serta pecinta hewan, dia baru paham ketika membuka grup media sosial yang ditunjukan sistem. Di sana terlihat berbagai macam ejekan dan juga tuduhan orang-orang terhadap shelter, orang awam juga menampilkan kekerasan pada hewan dan mempostingnya dengan bangga.Open donasi-Shelter-Ejekan-Bora menghentikan langkah dan akhirnya mulai paham dengan cara kerja sistem yang diberikan Bern. "Dengan kata lain, informasi yang didapat berdasarkan internet ataupun gosip yang beredar, namun jika tidak ada info yang muncul di permukaan namun s
Read more
DUA PULUH SEMBILAN
Aji tidak tahu penyebab Bora berubah banyak, padahal dulu dia selalu menuruti semua perkataannya. "Kenapa sekarang kamu menjadi anak tidak baik? Apakah selama ini kamu sudah terpengaruh orang lain?"Secara tidak langsung, Aji menuduh Hendra.Bora menepis perkataan Aji. "Yang membuat aku berubah adalah Papa sendiri, apakah Papa tidak sadar bahwa terlalu bias dan menutup mata terhadap dua kakak tiri?""Mereka hanya iseng.""Papa bisa melihat dengan jelas, kakak tiri mendorong aku hingga jatuh dari tangga.""Dia menyesal dan sudah minta maaf, tidak perlu dibahas lagi.""Dia minta maaf ke siapa? Padahal dia tidak pernah menjenguk aku sama sekali.""Karena kami tidak diizinkan menjenguk kamu!" bentak Aji dengan frustasi.Bora menghela napas panjang. "Tidak penting dia minta maaf ke siapa, yang penting aku ingin semua warisan yang diberikan kakek dan nenek, yang diwalikan oleh Papa- dikembalikan kepadaku."Aji hendak menekan Bora, tapi Hendra bicara terlebih dahulu. "Bora, saya punya kenala
Read more
TIGA PULUH
Fendi yang sedang bermain lato-lato berwarna merah seperti buah strawberry di penjara karena bosan, tiba-tiba mendapat kunjungan dari istrinya, Rina. Kali ini Rina tidak minta ruang untuk pasangan, tapi lebih memilih ruang pertemuan khusus untuk keluarga yang menjenguk.Fendi menyipitkan kedua matanya ketika Rina muncul bersama anak bungsunya yang masih balita."Lihat, itu ayah." Tunjuk Rina.Fendi tidak menanggapi anak itu yang ketakutan melihat dirinya. Dihukum sepuluh tahun penjara karena kasus penipuan yang dilakukan Rina.Fendi masih ingat, bagaimana Rina menangis dan berlutut di kakinya lalu bersikeras mengatakan tidak bersalah.Fendi juga tidak sanggup membayar uang para korban Rina, dia lebih memilih masuk penjara daripada menghabiskan uang simpanan untuk anak-anak di luar negeri. Beruntungnya, Fendi tidak pernah cerita ke Rina maupun anak-anak mengenai harta di luar negeri, namun mereka menghabiskan harta Fendi yang ada di Indonesia.Berkat jatuhnya Fendi, Rina kembali bekerj
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status