Semua Bab AKHIRNYA ISTRIKU BERHENTI MEMINTA BANTUANKU: Bab 11 - Bab 20
40 Bab
Operasi Indah
#11#Deni"Gimana keadaannya Dok?" Aku segera menemui Dokter ketika beliau baru saja memeriksa keadaan pasien."Kita harus segera melakukan operasi, karena pendarahan pada rahimnya bisa membuat dia tidak bisa lagi punya keturunan," jelas dokter tersebut."Saya yang akan bertanggung jawab Dok," jawabku.Dokter itu nampak bingung, mungkin karena beliau tahu jika ibuku menemukan pasien ini tergeletak di jalanan dan tidak mungkin aku mengenalnya."Baiklah, ikut suster untuk mengurus persetujuan."Aku mengikuti langkah seorang perawat, tak ada lagi yang aku pikirkan kecuali keselamatan bagi satu nyawa manusia. Tidak mungkin aku tega melihat wanita itu harus semakin terpuruk ketika tahu rahimnya di angkat karena aku terlambat memberi keputusan operasi.Beberapa berkas aku tanda tangani, tepat sebelum menjelang subuhwanita itu masuk ruangan operasi. Sepertinya, tidak mungkin aku bekerja dalam keadaan seperti ini.Akhirnya aku segera menghubungi temanku di kantor untuk memberitahukan keadaan
Baca selengkapnya
Kedatangan Ibu Mertua
#12Setelah puas memanjakan perut yang teramat kamar dan mengenang masalalu di restoran tersebut, aku langsung memutuskan untuk kembali pulang ke rumah.Rasanya lelah sekali hari ini harus melakukan pencarian Indah dan anakku. Entah kemana lagi harus aku mencari mereka.Dalam perjalanan aku masih berharap bertemu dengan mereka di jalan, mungkin tengah berjalan atau tengah mampir di warung kecil.Sayangnya, tak ada tanda-tanda Indah di manapun. Hingga perasaan bersalah yang sebelumnya menghantuiku kini justru berubah menjadi perasaan kesal yang luar biasa.Kenapa sih harus pergi? Bukankah semua bisa di bicarakan baik-baik? Umpatku dalam hati. Mungkin lebih baik aku biarkan saja, nanti jika dia butuh pasti dia akan pulang, pikirku.Sampai di depan rumah, aku segera turun dan melihat ibuku sudah ada di teras rumahku. Entah apa yang sedang beliau lakukan.Apakah mungkin Indah pulang? Gegas aku turun dari mobil dan berjalan cepat ke rumah."Kamu dari mana sih?" bisik ibuku."Cari Indah lah
Baca selengkapnya
Orang-orang Baik Untuk Indah
#13#Deni"Gimana keadaan kamu?" tanyaku.Wanita yang aku yakini sebagai istri sahabatku itu nampak termenung, mungkin ia masih belum menyadari semuanya. Perlahan wanita itu menoleh ke arahku, tidak salah lagi. Wanita itu memang Indah, istri Bayu. Ya Allah, mengapa ia menjadi seperti ini?"Kamu siapa?" tanya wanita itu nampak kebingungan."Ibu aku nolongin kamu, kamu ... udah sehat?" tanyaku.Perlahan aku berusaha mengajaknya bicara, entah kemana ibu kini berada karena aku hanya mendapati ia sendiri di ruangan ini."Terima kasih."Indah menjawab singkat, kemudian ia kembalikan pandangannya pada sebuah jendela di samping ranjang tidurnya yang tepat mengarah pada lorong rumah sakit."Assalamualaikum," salam ibu sebelum beliau masuk."Ibu dari mana? Dia udah sadar," jelasku."Oh, syukur Alhamdulillah. Tadi dia sadar, lalu ibu panggil dokter. Semua perawat masuk, karena ibu harus nunggu di luar, jadi ibu memilih untuk salat ashar. Lagipula sudah masuk waktu ashar," jelas ibu.Aku segera
Baca selengkapnya
Titik Terang
#14#DeniTiga puluh menit sudah kami bertiga terdiam di depan ruang rawat inap Indah. Kami hanya saling berharap jika Indah tidak akan mengalami trauma berkepanjangan."Kita masuk ya," ajakku.Hanya saja Pak Danang melarangku, ia meminta izin untuk masuk terlebih dahulu. Kemudian disusul aku dan Bu Farida."Hey Indah, sudah jauh lebih baik?" tanya Pak Dokter.Indah mengusap air mata yang masih tersisa di pipinya. Kemudian, ia tersenyum seraya melirik ke arahku."Ia Dok, sudah jauh lebih baik," ucapnya.Kemudian, manik hitamnya berbinar ketika melihat Bu Farida masuk ke ruangan tersebut. Bibirnya mengucap lirih nama dokter tersebut."Bu Farida ...."Mereka saling berpelukan dan menangis, "Betapa kuatnya hati kamu Indah, teruslah menjadi wanita kuat dan bangkitlah secepat mungkin. Tunjukan pada orang-orang yang sudah memberikan luka ini bahwa kamu pantas bahagia," ucap Bu Farida.Akhirnya, kami semua duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut. Entah bagaimana awalnya, tapi aku membuat
Baca selengkapnya
#15
#15#Deni"Hati-hati. Kalau butuh bantuan, kamu bisa panggil aku, ibu atau Mbak Sari asisten rumah tangga disini," ucapku.Hari ini adalah hari pertama aku membawa Indah pulang ke rumah, setelah menjelaskan semua pada ibu akhirnya beliau menyetujui tentang rencana ini.Meski ibu masih tidak percaya jika Bayu melakukan kejahatan seperti yang di ceritakan Indah, tapi aku berusaha untuk tidak mengungkitnya.Aku tidak ingin keadaan Indah yang mulai stabil akan kembali terganggu karena pertanyaan-pertanyaan yang membuat dia harus mengingat kembali semua kejadian buruk itu."Makasih ya Den," ucap Indah sebelum aku keluar dari kamarnya.Aku mengangguk dan tersenyum, kemudian aku segera pergi menemui ibu di kamarnya."Bu, Indah sudah aku antar. Ibu istirahat ya," ucapku."Den, apa mungkin Indah berbohong? Bayu yang ibu kenal adalah anak lelaki yang baik. Sama seperti kamu, ibu ragu kalau wanita itu benar-benar mengatakan kejujuran," ungkap ibu.Aku mendekat ke arah beliau, duduk di samping be
Baca selengkapnya
#16
#16Hari ini adalah hari pertama aku masuk kantor setelah dua hari mengambil cuti untuk mencari keberadaan Indah.Meskipun hasilnya tidak memuaskan, tapi setidaknya aku sudah mencarinya ke beberapa tempat yang memungkinkan ada Indah."Hey, Den? Mau kemana lu? Kok beres-beres gitu?" tanyaku setelah melihat Deni membereskan meja kerjanya."Gue mau resign," jawabnya singkat."Kenapa?" tanyaku penasaran."Nggak apa-apa, udah saatnya gue nerusin usaha bokap gue yang emang dari dulu gue tinggalin."Entah mengapa Deni terlihat seperti menghindar dariku, ia bahkan tidak menatapku saat berbicara. Aku kenal betul Deni bukan pria yang cuek dan tidak perduli dengan oranglain.Namun, apa yang membuat ia menjadi seperti ini? Apa mungkin ia tengah jatuh cinta? "Mo nikah ya lu? Sama siapa? Sita?" Kali ini Deni menghentikan aktifitasnya. Ia menoleh dan menatapku dengan sorot mata tajam, mungkin aku salah? Padahal, aku tahu betul wanita yang mengejarnya adalah teman satu kantor kami, yaitu Sita.Hany
Baca selengkapnya
#17
#17"Assalamualaikum, Bu," ucapku ketika melihat ibunya Deni pulang entah darimana.Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya sang pemilik rumah pun sampai di rumahnya dan aku bisa menanyakan keadaan beliau.Namun, dari penglihatanku. Aku sama sekali tidak melihat jika beliau dalam keadaan sakit. Beliau nampak sehat, bahkan jauh lebih sehat daripada terkahir aku bertemu dengan beliau."Waalaikumsalam, eh. Bayu?" Wajah beliau nampak terkejut saat melihatku, bahkan beliau sempat melihat ke arah belakang dan memastikan sesuatu. Hanya saja aku tak bisa menanyakan apa yang membuat beliau begitu terkejut."Ibu sudah sehat?" tanyaku.Ibunya Deni nampak berpikir sejenak, seolah memang ada yang di sembunyikan oleh beliau. Hanya saja, beliau dengan cepat menjawab bahwa beliau baik-baik saja.Meski terlintas pikiran ragu, aku tetap mengabaikan perasaan tersebut karena disini aku datang untuk meminta maaf pada Deni."Ini buah buat Ibu, oh iya Deni ada Bu?"Aku berusaha untuk bertanya dengan nada
Baca selengkapnya
#18
#18#Indah"Kita makan dulu yuk!" ajak Deni setelah aku mendapatkan beberapa helai pakaian yang akan aku gunakan untuk bekerja besok di rumah sakit milik keluarga Deni.Akhirnya aku menyetujui keinginan Deni untuk makan terlebih dahulu. Meskipun waktu masih cukup sore untuk makan malam, tapi kami memang belum sempat makan siang jadi, kami tetap memutuskan untuk pergi ke restoran."Mo makan apa?" tanya Deni."Samain aja lah sama kamu, aku belakangan ini nggak ngerti sama diriku sendiri. Makan masih berasa nggak ada selera gitu Den," jawabku."Ayam bakar disini enak banget, apalagi sambelnya. Kamu harus coba sih, pasti nafsu makan kamu naik deh," ucap Deni antusias.Ia segera memesan makanan yang baru saja ia tawarkan padaku. Masih saja ada rasa kagum pada pria ini, padahal ia sama sekali belum memiliki istri.Namun, dia sangat pandai memperlakukan istri dengan sangat baik. Aku tak mengerti mengapa sampai sekarang ia masih sendiri.Aku yakin banyak wanita yang menyukai dia, tapi ia masi
Baca selengkapnya
#19
#19#IndahAku berjalan perlahan, takut jika orang yang tengah menungguku di luar adalah orang yang benar-benar tidak aku harapkan ia berada disini."Yuk aku temenin," ucap Deni seraya berjalan di sebelahku.Entah mengapa, akhir-akhir ini aku merasa ia selalu memberikan aku kekuatan lebih di saat aku benar-benar merasa terjatuh dan membutuhkan semangat lebih.Saat Deni membuka pintu, seorang wanita paruh baya langsung menoleh dan berhambur memeluk tubuhku."Indah ...."Beliau langsung menangis di pelukanku, wanita yang telah melahirkan aku dengan penuh perjuangan itu tiba-tiba ada di depan mataku.Aku bahkan tak percaya, beliau bisa ada disini dan memelukku. Sedangkan ayah kandungku menatapku dengan mata berkaca-kaca.Lima belas menit kami berada dalam posisi yang sama, setelah itu aku melepaskan pelukan dan meminta beliau masuk ke dalam rumah Deni.Bersamaan dengan itu, azan subuh berkumandang sehingga kami melaksanakan salat subuh berjamaah. Deni menjadi imam untuk kami semua, terma
Baca selengkapnya
#20
#20Satu bulan telah berlalu semenjak Indah pergi dari rumah. Aku telah benar-benar dekat dengan Nindy dan kami saling menjalin hubungan.Aku tidak menyangka jika gadis secantik dia bahkan mau menjadi pendampingku, dan memikah siri denganku karena pengadilan belum juga memutuskan perceraianku dengan Indah.Karena itu juga, Nindy tidak ingin aku bertemu dengan keluarganya terlebih dahulu. Tak ada yang menjadi saksi pernikahan kami dari pihak Nindy.Apalagi, karena ayah Nindy sudah meninggal jadi wali nikah bisa di serahkan pada wali hakim.Proses memang masih terlalu panjang, tapi hatiku telah berpindah pada Nindy. Aku benar-benar mencintai dia dan ingin menjadikan dia ratu di hatiku.Aku tak ingin ia pergi seperti Indah meninggalkan aku. Sebisa mungkin, aku berusaha untuk memberikan perhatiannya dan yang utama aku jauhkan Nindy dari ibu dan dua adik Perempuanku.Aku benar-benar tidak ingin Nindy mengalami nasib yang sama seperti Indah. Masalalu yang benar-benar menyakitkan untukku.Sa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status