Share

Titik Terang

#14

#Deni

Tiga puluh menit sudah kami bertiga terdiam di depan ruang rawat inap Indah. Kami hanya saling berharap jika Indah tidak akan mengalami trauma berkepanjangan.

"Kita masuk ya," ajakku.

Hanya saja Pak Danang melarangku, ia meminta izin untuk masuk terlebih dahulu. Kemudian disusul aku dan Bu Farida.

"Hey Indah, sudah jauh lebih baik?" tanya Pak Dokter.

Indah mengusap air mata yang masih tersisa di pipinya. Kemudian, ia tersenyum seraya melirik ke arahku.

"Ia Dok, sudah jauh lebih baik," ucapnya.

Kemudian, manik hitamnya berbinar ketika melihat Bu Farida masuk ke ruangan tersebut. Bibirnya mengucap lirih nama dokter tersebut.

"Bu Farida ...."

Mereka saling berpelukan dan menangis, "Betapa kuatnya hati kamu Indah, teruslah menjadi wanita kuat dan bangkitlah secepat mungkin. Tunjukan pada orang-orang yang sudah memberikan luka ini bahwa kamu pantas bahagia," ucap Bu Farida.

Akhirnya, kami semua duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut. Entah bagaimana awalnya, tapi aku membuat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status