All Chapters of Pembalasan Istri Kumal: Chapter 91 - Chapter 100
296 Chapters
Part 1 (Foto Lala)
"Lala!"Sri mengejar heli yang telah terbang jauh meninggalkan dia dan Satria, tubuhnya lunglai ke bawah, menangis memeluk angin bersama kemarahannya."Cari tau siapa di balik semua ini!"Ucapan Satria tak main-main, ia menutup kesal ponsel di tangan. Sekarang dia merasakan amarah dalam dadanya, siapapun yang berani bermain dengan keluarganya sekarang, akan berurusan dengan amarahnya."Tenang Sri, aku akan menemukan Lala segera."Tubuh Sri masih berguncang, ia menangis kencang dan menatap langit tempat heli itu terbang semakin menjauh."Bagaimana jika mereka menyakiti Lala Tri!" Kali ini Sri menatap sayu wajah lelaki yang hanya tinggal beberapa hari lagi menjadi suaminya itu.Satria merasa semakin sedak saat dua manik mata wanita yang ia cintai, menampakkan lara yang menyayat hatinya juga."Kita akan temukan Lala segera Sri, segera!" Ucapnya memeluk erat kembali tubuh kecil Sri dalam pelukannya.****Mereka kini ada di apartemen milik Satria. Erica, mami Satria hanya bisa memeluk Sri
Read more
Part 2 (Oprasi Senyap)
"Matahari Hitam?" Satria terkejut Mendengar nama itu di sebut, ia pernah mendengar nama itu dulu, namun tak pernah benar-benar berurusan dengan kelompok hitam itu."Ceritakan padaku man, siapakah mereka semua!" Ucap Satria sembari masuk ke dalam mobil bersama Arman."Mereka kelompok yang menjual semua barang terlarang tuan, termasuk menjual wanita untuk di perdagangkan.""Lantas apa hubungan mereka dengan Lala dan Sri?""Saya tidak tau. tuan Lim pernah berurusan dengan mereka, tapi dulu, saat tuan masih sangat muda, sekarang mereka tak lagi berhubungan."Satria terdiam sebentar, rasanya sangat mustahil jika tak ada api yang membuat asap keluar dan membumbung. Saat dirinya sedang memikirkan banyak hal, dan membuka ponsel Sri untuk mencari tau semuanya, Satria tak sengaja melihat pesan yang di kirim Fandi siang tadi."Jadi Sri ada janji dengan Fandi! Kita ke taman kota Karanganyar!" Ucap Satria pada supirnya dan segera mobil berputar menuju tempat yang Satria inginkan."Untuk apa kita t
Read more
Part 3 (Amarah Meilin)
"Tolong selamatkan putriku!" Satria berlari dari luar IGD, meletakkan tubuh Lala di atas ranjang rumah sakit dan melihat beberapa perawat segera mengelilingi gadis kecil itu untuk memeriksa keadaannya."Dia demam tinggi dan kehilangan kesadaran." Satria bicara pada Dokter yang sedang memeriksa Lala."Apa dia terbentur sesuatu? Jatuh mungkin?" Tangan dokter itu sembari membersihkan luka di sekujur tubuh gadis itu."Aku tak tau, putriku di bawa orang tak di kenal dan kami temukan dia di perbatasan menuju ke arah Jogja." Satria terpaksa harus berbohong, ia tak mungkin menceritakan semuanya pada pihak rumah sakit. Lagi pula tak akan ada yang percaya dengan kisah laga yang baru saja dia lakukan, bisa di bilang gila dia setelah itu.Dokter wanita itu menatap Satria sebentar, lalu kembali fokus melihat ke tempat Lala berbaring."Apa tak ada Pemeriksaan lengkap di sini? Putriku butuh pemeriksaan menyeluruh." Satria kembali bertanya seka
Read more
part 4
"Katakan sesuatu kak! Aku bisa gila sekarang, memikirkan bagaimana Lala bisa membuat aku gila dan sekarang kakak diam setiap kali aku bertanya, katakan sesuatu kak!"Air matanya kembali membasahi pipi, beberapa kali napasnya memburu dan segala hal pahit terbayang sudah dalam benaknya."Tuan Iyan menghubungiku dan dia hanya bilang Lala selamat bersamanya." Ucap Zui tak bisa menjelaskan apa yang di katakan Satria padanya di telepon."Berikan ponselmu kak, aku ingin menghubungi Satria!"Sri meminta ponsel Zui, dengan sedikit ragu Zui memberkan juga ponselnya.Sri nampak melihat layar dan tak lama meletakkan ponsel itu di telinganya."Kenapa dia tak mengangkatnya!" Ucapnya kesal dan kembali mencoba menghubungi nomor Iyan."Ark!" Teriaknya kesal, ia merasa begitu banyak tekanan dia dapat dan keadaan membuat segalanya terasa lebih berat."Tenanglah Mei, sebentar lagi kita akan tiba di rumah sakit, semoga Lala baik-baik saja."Zui mencoba menenangkan Sri, sementara Sri hanya bisa diam menata
Read more
Part 5
"Jangan bergerak!" Satria membawa Arman ke dalam kamar mandi, mendudukkan lelaki kekar itu di atas toilet dan memeriksa lagi lukanya yang terus mengeluarkan darah meski telah di basuh berkali-kali."Apa tak ada obat bius?" Dia mulai panik daat Satria menyiapkan segala peralatan yang dia punya."Tak ada." Ucapnya dengan senyum simpul dan membuat wajah pucat Arman tergambar jelas."Jangan sok manja, membawa luka begini saja kamu tak merasakan sakit, sekarang di tusuk jarum kecil saja kamu takut merasa sakit!"Dengan kesal Arman menatap wajah tuan muda di depanya itu. Jika saja dia tak menghormati Satria, sudah sejak tadi dia rampas benang dan jarum lalu menjahit juga mulut lelaki itu, sayangnya ia tak ada nyali."Tutup matamu!" Ucapnya tegas dan menunggu Arman menutup matanya.Satria menyuntikkan obat bius ke tubuh Arman, lelaki itu berteriak dan tercekat mencengkeram apapun yang ada di sekitarnya."Ark... Sudah mulai di jahit?""Ya, bagaimana rasanya?""Sakit sekali tuan, Ark!"Satria
Read more
Part 6 (Kedatangan tuan Lee)
Setelah dokter dan perawat itu keluar, Satria kembali memastikan Lala dalam keadaan baik-baik saja."Oh Tuhan!"Tubuh Sri luruh ke lantai, seakan ia baru saja lepas dari ikatan yang hampir juga membawanya kehilangan segalanya."Semua sudah baik-baik saja Sri, tenanglah." Satria mendekati wanita yang ia cintai itu, memapahnya berdiri dan duduk di sofa ruang itu."Tak bisakah kita membawa Lala ke rumah sakitmu Tri? Aku merasa mereka punya niat buruk pada kita.""Untuk sekarang itu terlalu berbahaya Sri, kita harus tunggu hingga besok untuk memastikan keadaan Lala setabil."Sri kembali menatap ke arah ranjang, mengingat lagi luka demi luka yang di dapatkan putrinya, hatiny merasa benar-benar sesak"Jika benar mereka melakukan kejahatan itu pada Lala Tri, aku tak akan bisa memaafkan mereka semua." Ucapnya bersama tangis yang tak lagi bisa di tahan."Aku tau, kita bisa membalas dan melakukan apapun nanti Sri, yang paling penting sekarang Lala sembuh lebih dulu."Sri dan Satria saling berp
Read more
Part 7
Pagi hari, setelah malam panjang penuh do'a dan pengharapan. Siapa yang talk ingin putri yang di kasihi kembali sehat? Membawa tawa penuh bahagia bersama lagi, siapa yang tak ingin bercanda dengan anak gadia ceria itu, bahkan pembantu di kastil tuan Lee saling berpelukan menangisi apa yang menimpa nona kecil mereka."Ini baju yang akan kamu pakai Mei." Zui memberikan kebaya putih pada Sri, dia sudah berdandan sebisanya saat hari sudah terlihat terang."Aku tak pernah menyangka kak akan menikah dalam keadaan di mana Lala bahkan tak bisa ikut merayakannya." Sri menatap ke ranjang Lala, gadis itu masih terbaring tanpa ada tanda akan segera sadar."Lala yang paling bahagia saat mendengar kabar pernikahan kami kak, dia tal berhenti mengatakan akan membawa gaun indah dan duduk tepat di hadapanku."Nyeri sudah rasa dalam diri Sri, dia harus kuat menerima kenyataan putrinya masih dalam kondisi tak sadar."Dia pasti ikut bahagia Sri, bukankah melihatmu bahagia adalah kebahagiaan Lala juga? Uc
Read more
Part 8 (Kabar dari Lia)
Tiba-tiba saja terdengar suara dari sisi belakang Sri dan saat dirinya berbalik, Sri begitu terkejut melihat Lia berdiri dan menatapnya."Mbak Lia!" Sri berdiri dan menghambur ke dalam pelukan wanita itu."Kenapa mbak ada di sini, kenapa bisa di sini?""Kamu yang kenapa Sri, aku ini kakakmukan? Kita sudah jadi saudara kan Sri? Katakan,kenapa kamu tak mau berbagi rasa sakit? Kamu jahat Sri!".Lia memukul pelan punggung Sri, meski dia merasa kecewa dan marah, tak akan mungkin dirinya tega benar-benar menyakiti Sri."Maafkan aku mbak, kejadian ini begitu cepat, aku bahkan masih berharap ini hanya mimpi burukku." Sri berucap dengan tangis yang masih tak bisa di tahan."Katakan Sri, apa yang terjadi sebenarnya? Kemarilah, kita duduk dulu."Lia membawa Sri duduk kembali, dia tau Sri juga sedang kacau sekarang, bahkan mungkin dirinya tak akan bisa kuat bila ada di posisi Sri."Sudah Sri, jangan menangis begini, mbak benar-benar sedih melihatmu begini. Bagaimana Lala bisa di bawa orang tidak
Read more
Bab 9
Pemeriksaan Lala di lakukan, gadis kecil itu menjalani serangkaian tes dengan alat seadanya, setelah menunggu beberapa jam, seorang dokter berperawakan tinggi masuk ke dalam ruangan Lala."Apa hasilnya sudah keluar?" Satria langsung bertanya.Dokter bernama Ibra itu di kenalnya dengan baik, Satria juga tak menyangka mereka akan bertemu di rumah sakit ini saat pemeriksaan akan di lakukan."Ya, tapi kami harus lalukan scan kepala untuk melihat kenapa dia belum juga sadar." Satria diam, ia sudah tau ini akan terjadi, namun rumah sakit ini tidak memiliki peralatan yang lengkap, sehingga untuk beberapa pemeriksaan mereka akan membawa pasien ke rumah sakit lain. Masalahnya adalah kondisi Lala tidak memungkinkan untuk di bawa menggunakan ambulan ke rumah sakit lain. Lala belum siap untuk itu."Kita tunggu dua hari, jika saturasi napasnya bagus dan kondisinya tidak menurun, saya akan pindah rumah sakit dokter."Satria menjelaskan apa yang akan dia lakukan pada dokter yang dia kenal itu."Ya,
Read more
part 10
Sampai ke dalam rumah sakit, tak perlu menunggu lama Lala segera di bawa untuk melakukan CT Scan, sebab hanya itu satu-satunya cara mengetahui ada masalah apa di dalam kepala gadis kecil itu.Hingga menjelang sore mereks masih menunggu hasil Scan dan seorang doker wanita masuk bersama perawat."Halo dokter Rion." Sapa wanita berhijab besar itu pada Satria."Halo, dokter Mira, lama tidak berjumpa."Dokter Mir tersenyum melihat Satria dan setelahnya ia kembali melihat Lala. Dokter Mira memeriksa setiap detail keadaan Lala dan tersenyum melihat bagaimana keadaan gadis itu."Hasil scan sudah keluar dokter Rion dan kita akan membacanya bersama." Dokter bernama Mira itu mengambil rekam medis Lala dan mencatatkan benerapa hal."Apa dokter Mira sudah melihatnya?" "Iya, tapi lebih baik orang tua pasien sendiri melihat dan mendapat penjelasan, bisa kita bicara di ruangan depan?"Kali ini Sri berdiri dan menggandeng tangan Satria." Akan ikut!" Bisiknya di telinga sang suami.Satria tak memberi
Read more
PREV
1
...
89101112
...
30
DMCA.com Protection Status