All Chapters of Istri yang Terpaksa Kau Nikahi: Chapter 31 - Chapter 40
286 Chapters
BAB 31 — GAWAT DARURAT
Mengapa sikap Gamma berubah?Itu adalah pertanyaan yang terlintas di benak Serra saat ini. Pertanyaan yang sampai saat ini belum ia temukan jawabannya. Ingin mengartikan sebagai cinta, tapi Gamma sudah memberikan ultimatum padanya jika lelaki itu tidak ingin melibatkan cinta pada pernikahan mereka.Lalu ia harus mengartikan ini sebagai apa? Salahkan ia berharap bahwa Gamma memiliki perasaan kepadanya?Terlebih beberapa hari terakhir, sikap Gamma sulit untuk ia mengerti. Meski lelaki itu mengatakan tidak akan pernah membuka hati dan tidak memberikan Serra kesempatan untuk menaruh hati padanya, tetapi sikap Gamma selalu membuat hatinya menghangat dan memicu getaran yang semakin hebat dalam dadanya.Sebelumnya Serra tidak memiliki perasaan seperti ini. Hatinya belum jatuh kepada pria manapun, karena ia memang tidak pernah dekat dengan lelaki manapun. Selama ini, ia hajya sibuk dengan hidupnya sendiri, bekerja dari pagi hingga pagi untuk memenuhi kebu
Read more
BAB 32 — OLAHRAGA MALAM?
"Apa? Kau bercanda? Ibuku tidak mungkin datang malam-malam begini!"Pria itu menunjukkan raut wajah masam, jelas belum percaya karena sang ibu sama sekali tak mengabarinya. Bahkan Saat ia memeriksa ponsel pun tidak ada pesan yang mengatakan bahwa ibunya akan datang. Bagaimana bisa Gamma percaya begitu saja?"Serius Gamma, kau dengar kan ketukan itu? Kalau tidak percaya turunlah. Ibu ada di luar. Aku tidak berbohong," jawab Serra yakin agar suaminya percaya.Lelaki itu mendecakkan bibirnya kasar, sesaat kemudian mengambil sandal yang terletak di rak sepatu dan segera berjalan menuruni tangga tanpa mengajak Serra bergabung bersamanya.***"Aku hanya menyuruhmu membawa Bi Sumi, bukan ibu juga!" Gamma meraup wajahnya kasar setelah melayangkan protes kepada William yang kini sedang berdiri di hadapannya. Kedua pria itu sedang berdiri di hadapan sebuah mobil yang bagasinya telah terbuka, berisi beberapa koper yang berbeda-beda warna.Ya, koper miliki Rom
Read more
BAB 33 — CEPAT GANTI BAJUMU!
“Gamma? Kau belum mau tidur?” Serra meletakkan segelas air putih di atas sebuah nakas yang berada tepat di samping kiri tempat tidurnya. Wanita itu masih berdiri di belakang suaminya yang sedang berkutat dengan pekerjaan. Sementara Gamma memilih sibuk dengan komputer jinjing yang menampilkan ribuan tinta digital yang telah di ketik dengan rapi. Sebuah laporan progress pembangunan sebuah hotel di bali yang baru saja ia terima melalui surel pribadinya. Sebenarnya malam ini Gamma tidak ingin melakukan pekerjaan apapun. Sungguh! Bahkan semua tugas penting sudah ia kerjakan bersama William sejak tadi sore. Pria itu hanya melakukan apa yang bisa membuatnya membuka mata dan bekerja.Ya! Duduk di depan laptop Itu hanyalah alibi agar pria itu tetap menyibukkan diri demi menghalau segala pikiran nakalnya malam ini. Sayangnya, lelaki tetap lelaki, sekeras apapun ia berusaha tetap saja semua otak mesumnya mengakuisisi. Sepotong kenangan bag
Read more
BAB 34 — PERIHAL PERCAYA
Di sudut yang berbeda."Gamma, sakit! Gamma lepaskan!"Serra terus meronta, berusaha melepaskan diri dari cekalan tangan Gamma yang begitu kuat. suaminya itu belum melepaskannya sejak mereka beranjak dari meja makan. Namun semua usaha yang dilakukan wanita itu hanya sia-sia. Sekuat apapun ia melawan hanya berakhir menyakiti diri sendiri, Karena percuma, tenaga Gamma berkali lipat lebih besar darinya. "Apa yang kau katakan pada ibuku?"Masih dengan menarik Serra, Kalimat tanya itu diucapkan Gamma ketika tiba dalam kamar yang sejak semalam mereka gunakan untuk tidur bersama. Pria itu menutup pintu dengan sedikit keras, kemudian melepaskan tarikan tangannya dengan kasar membuat Serra yang tak siap menjadi kehilangan keseimbangan. Hampir saja ia terjatuh jika tidak terbentur bibir ranjang."Aw!" Serra memekik kecil tanpa suara.Wanita itu meringis, menahan ngilu yang ia rasakan pada pergelangan tangan dan tulang kering pada kakinya. Sedetik setelahnya kedua alisnya bertaut."Apa maksudmu,
Read more
BAB 35 — TERTIKAM RIBUAN BELATI
Romana spontan menutup mulut dengan kedua tangannya ketika melihat sepasang suami istri itu bercumbu. Rasa penasaran juga rasa curiga akan sesuatu yang terjadi antara putranya dengan Serra seketika lenyap begitu saja, tergantikan dengan rasa malu karena memergoki aktivitas sensual mereka.Bahkan Pipi yang telah mengeriput itu bersemu merah karena Salah tingkah. Wanita paruh baya itu menggigit bibirnya sendiri dan buru-buru menutup pintu bercorak putih itu. Detik berikutnya ia mengelus dadanya, lalu membuang napas beberapa kali dengan mulutnya.Ia pergi ke kamar Gamma dan Serra hanya berniat memastikan apa yang terjadi dengan kedua anaknya itu sehingga tak kunjung muncul di meja makan setelah berpamitan untuk berbicara sebentar. Juga suara bising yang terdengar seperti pintu terbanting keras dan gaduh orang berargumen yang membuat Romana memutuskan untuk meninjau mereka. Alih-alih mendapatkan pertengkaran, ia justru mendapat sebuah tontonan adega
Read more
BAB 36 — JUJURLAH PADAKU!
Saat sedang asik mengeja kalimat dalam sebuah buku pengetahuan seputar ibu hamil di ruang tengah,Serra tiba-tiba merasa perutnya menggerunjal. Ada sesuatu yang mendesak keluar dari lambungnya. Gegas ia menutup buku yang sedang dipegangnya dengan kasar, melemparkannya asal di atas sofa berwarna abu itu. Dengan segera ia berlari menuju wastafel yang berada di dapur, menundukkan kepala dan menumpahkan seluruh isi perutnya.Ia membutuhkan beberapa saat untuk mengeluarkan roti yang ia lahap saat sarapan bersama beberapa jam yang lalu. Kakinya terasa lemas bagai tak bertulang, sampai-sampai wanita itu harus berpegangan pada sebuah kabinet untuk menyangga tubuhnya agar tetap berdiri kokoh.Pening perlahan mulai menyerang kepalanya. Rasanya dunia berputar lebih lambat, membuat langkahnya terhuyung dan kehilangan keseimbangan. Kakinya tak sengaja terantuk sebuah kursi menimbulkan sebuah decitan cukup keras membuat Romana beserta Bi Sumi yang sedang berbincang di tempat cucian segera menoleh ke
Read more
BAB 37 — MASA LALU GAMMA
Romana masih menatap lekat kedua netra sang menantu. Sementara Serra yang ditatap sedemikian rupa menjadi kehilangan daya pikir untuk memberikan argumen apa yang meyakinkan sang mertua. Apa yang harus ia katakan? Ibu kandung Gamma ini terlalu kritis jika bertanya dan terlalu cermat dalam mengamati sesuatu. Perempuan itu juga memiliki analisis yang kuat."Jawab, Serra!" titah Romana lagi ketika Serra tak kunjung mendapatkan jawaban. "Ibu ..., jangan berpikiran negatif dulu. Gamma memang tidak menaruh barang-barangnya di kamarku. Tetapi dia selalu tidur di sini bersamaku. Gamma melarangku untuk naik tangga, karena khawatir dengan kehamilanku." Hanya alasan itu yang menurut Serra masuk akal di kepalanya. Perempuan itu berusaha mengatakan kalimat demi kalimat dengan tenang juga menyunggingkan senyumnya agar Romana semakin percaya."Serra—"Tangan kiri Serra terulur meraih jari-jari sang mertua, menggenggamnya erat, memberikan keyakinan pada wanita yang sudah ia anggap sebagai ibunya send
Read more
BAB 38 —HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Serra menanti penjelasan dari Romana tentang siapa wanita yang berada dalam foto itu. Jika sebelumnya tidak memiliki hubungan spesial, emngapa perempuan manis itu berani bergelayut manja pada lengan suaminya? Bukan bermaksud cemburu, hanya bermaksud menanyakan apa status perempuan itu kepada Gamma, suaminya. Agar tidak ada kesalahpahaman di kemudian hari. "Itu ...."Akan tetapi, sebelum Romana membuka suara dan menjelaskan panjang lebar mengenai hal itu, rasa mual yang sebelumnya reda muncul kembali, mengaduk-aduk isi perut Serra tanpa ampun membuat perempuan itu spontan menutup mulutnya dan berlari menuju kamar mandi.Sayangnya yang ia muntahkan hanya air saja.Fokus mereka pecah, berganti pada kekhawatiran akan kondisi Serra."Serra? Apa yang kau rasakan? Astaga, kenapa kau seperti ini?" tanya Romana begitu tiba di kamar mandi. Sang mertua itu mengusap-usap tengkuknya, memberikan dukungan kepada Serra yang kini tampak lemas."
Read more
BAB 39 — PEACH SODA!
"Maaf, Pak, untuk minuman soda merk tersebut kami tidak memiliki stok lagi. Kami sudah melakukan restock tetapi semua barang masih dalam proses pengiriman,d an diperkirakan tiba hari lusa, Pak."Gamma mendesah lelah kala seorang pramuniaga memberikan informasi terkait stok barang yang baru saja ia tanyakan. Lelaki yang tengah mengenakan kaos berkerah warna biru dongker dan celana coklat putih susu itu sedang prustasi karena tak bisa menemukan barang yang Serra minta. Kepala pria itu mulai berdenyut nyeri membuat tangan kanannya kini bergerak mengurut dahi sendiri, sementara lengan kirinya membawa keranjang belanjaan yang belum berisi satupun barang. Tangan kiri pria itu juga menggenggam sebuah ponsel dengan layar yang menyala menampilkan sebuah panggilan yang sudah berlangsung selama 30 menit lamanya.Sambungan telepon dengan seorang wanita. Serra.Istrinya itu sukses membuatnya pusing tujuh keliling, pasca meminta dibelikan sesuatu olehnya tadi siang.Bagaimana tidak pusing?Sudah
Read more
BAB 40 — KEINGINAN YANG TIDAK TERCAPAI
Gamma melangkahkan kakinya dengan hati-hati. Derap kedua kaki jenjangnya terdengar pelan menyusuri sebuah ruangan dengan penerangan yang remang-remang. Lelaki itu mengendap-endap bagai pencuri padahal ia sedang menapaki jajaran ubin pada rumahnya sendiri.Sebisa mungkin tidak membuat suara gaduh karena ia tiba di rumah tepat pukul satu pagi. Semua karena ide gila William. Adik angkatnya itu mengajaknya pergi ke gudang sebuah grosir minuman yang cukup jauh dari rumahnya. Mungkin, sekitar 50 km jaraknya, sementara waktu yang mereka tempuh kurang lebih 2,5 jam hanya untuk sekali jalan.Walau perjalanan itu cukup jauh dan membuat tubuhnya pegal bagai terkena amukan masal, Gamma cukup bersyukur karena minuman kaleng yang mereka cari tersedia. Jika tidak, Mungkin ia akan mengamuk kepada William, karena ia telah mengorbankan waktu dan tenanganya hanya untuk mencari minuman terkutuk itu. Dan, mungkin juga ia dalam masalah cukup rumit. Serra pasti akan mengadu pada Romana. Tidak terbayang bag
Read more
PREV
123456
...
29
DMCA.com Protection Status